Bagi diri sendiri Macam-macam Daya Marah

Buku Si swa Kela s X I I 56 perbuatan-perbuatan maksiat merupakan jembatan menuju kekufuran. perbuatan nifak akan mendatangkan keburukan baik bagi pelaku nifak itu sendiri ataupun bagi orang lain.

1. Bagi diri sendiri

a. Tercela dalam pandangan Allah Swt.. 1 Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya. 2 Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari 3 Mempersempit jalan untuk memperoleh Rizki 4 Mendapat siksa yang berat di hari akhir

2. Bagi orang lain

1. Menimbulkan kekecewaan hati, merusak hubungan persahabatan dan dapat terjadi tindakan anarkis. 2. Membuka peluang munculnya fitnah 3. Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat.

B. KERAS HATI PEMARAH 1. Pengertian Keras Hati Ghadab marah

Ghadab secara etimologi berarti marah. Marah dalam pengertian ghadab bersifat negatif. Dalam kamus bahasa Indonesia marah berarti merasa atau perasaan tidak senang dan panas karena dihina atau diperlakukan kurang baik dan lain sebagainya. Marah secara umum mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri di dalam kehidupan dan marah merupakan penyakit jiwa yang ada di dalam diri manusia. Dalam hal ini terdapat hadis dari Abu Hurairah: : َلاَق ، ِن ِصْو َ أ :َمَلَسَو ِهُي َلَع ُها َل َص ِ ِب َنلِل َلاَق ًاُجَر َنَأ,ُهْنَع ُها َ ِضَر َةَرْيَرُه ِب َ أ ْنَع . ْب َضْغَت َل : َلاَق ،ًاراَرِم َدَدَرَف . ْب َضْغَت َل “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki­laki berkata: “Berilah aku pesan”. Rasulullah Saw bersabad: “Jangan marah”. Laki­laki itu mengulang permintaannya agar Rasulullah Saw memberinya pesan, namun Rasulullah Saw tetap bersabda: “Jangan marah”. HR. Bukhari Marah adalah lawan kata dari ridha. Marah dari manusia berarti ada sesuatu yang telah merasuki hati mereka. Marah ada yang terpuji dan ada yang tercela. Marah yang tercela adalah marah padahal dirinya bersalah dan marah yang terpuji 57 Akidah Akhlak Kurikulum 2013 adalah marah karena kebenaran. Adapun kemarahan dari Allah berupa pengingkaran Allah Swt kepada orang yang bermaksiat kepadanya lalu Ia menyiksanya. Al-Quran memerintahkan setiap muslim untuk menahan marah dan akan memperoleh ampunan dari Allah Swt. Allah Swt berfirman: َنِقَتُم ْ لِل ْتَدِع ُ أ ُضْرلاَو ُتاَواَم َسلا اَه ُضْرَع ٍةَنَجَو ْمُكِّبَر ْنِم ٍةَرِفْغَم َ لِإ اوُعِراَسَو ُ َلاَو ِساَنا ِنَع َنِفاَع ْ لاَو َظْيَغ ْ لا َنِمِظ َك ْ لاَو ِءاَ َضلاَو ِءاَ َسلا ِف َنوُقِفْنُي َنيِ َ لا ٣ َنِنِسْحُمْلا ُبِ ُي “Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan hartanya di waktu lapang atau susah, dan orang­orang yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orang­ orang yang berbuat baik” Q.S Ali Imran3:133­134

2. Macam-macam Daya Marah

Menurut al-Ghazali kekuatan marah terdapat pada jantung dan yang dimaksud dengan marah yaitu ketika darah yang berada di sekitar jantung mendidih dan tersebar ke seluruh pembuluh darah lalu naik ke atas tubuh sebagaimana api dan air yang mendidih saat di masak di tungku. Oleh karena itu ketika orang marah darah akan naik ke atas wajah lalu wajah, mata dan kulit menjadi merah. Hal itu menggambarkan warna darah di baliknya sebagaimana kaca menggambarkan warna sesuatu yang bercermin padanya. Kondisi marah pada diri seseorang terbagi menjadi tiga: Tidak ada atau lemah, berlebihan dan sedang.

a. Tidak Memiliki Daya Marah atau lemah

Kurang baik ketika seseorang tidak dapat marah atau memiliki tingkat kemarahan yang lemah. Dengan tingkat daya marah yang lemah seseorang akan memiliki harga diri yang rendah dan hina yang berdampak pada tidak melakukan tindakan apa-apa atau hanya diam terhadap hal-hal yang haram atau hal-hal yang bersifat munkar. Hal ini digambarkan oleh al-Qur’an dalam masalah perzinahan. Allah Swt berfirman: ِ َلٱ ِنيِد ِف ٞةَفۡأَر اَمِهِب مُكۡذُخۡأَت َلَو ٖۖةَۡلَج َةَئْاِم اَمُهۡنِّم ٖدِحَٰو َ ُك ْاوُِلۡجٱَف ِناَزلٱَو ُةَيِناَزلٱ ٢ َنِنِمۡؤُم ۡ لٱ َنِّم ٞةَفِئ ٓاَط اَمُهَباَذَع ۡدَهۡشَيۡلَو ِۖرِخٓٱ ِمۡوَ ۡلٱَو ِ َلٱِب َنوُنِمۡؤُت ۡمُتنُك نِإ Buku Si swa Kela s X I I 58 “Perempuan yang berzina dan laki­laki yang berzina, Maka deralah tiap­tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang­orang yang beriman”.QS. Al­Nur24:2 Pengertian janganlah belas kasihan kepada keduanya berarti tetap bersifat keras atau tidak lunak terhadap masalah perzinahan. Para sahabat nabi dijuluki oleh al Quran adalah orang-orang yang keras dan keras itu dalam arti dapat marah jika diperlukan. Allah Swt berfirman: ِنيِد ِف ٞةَفۡأَر اَمِهِب مُكۡذُخۡأَت َلَو ٖۖةَۡلَج َةَئْاِم اَمُهۡنِّم ٖدِحَٰو َ ُك ْاوُِلۡجٱَف ِناَزلٱَو ُةَيِناَزلٱ ٢ َنِنِمۡؤُم ۡ لٱ َنِّم ٞةَفِئ ٓاَط اَمُهَباَذَعۡدَهۡشَيۡلَو ِۖرِخٓٱ ِمۡوَ ۡلٱَو ِ َلٱِب َنوُنِمۡؤُت ۡمُتنُك نِإ ِ َلٱ “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang­orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan­Nya, tanda­ tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat­sifat mereka dalam Taurat dan sifat­sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan kekuatan orang­orang mukmin. Allah menjanjikan kepada orang­orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”. QS. Al­ Fath49:29

b. Daya Marah yang Berlebihan

Daya marah berlebihan adalah daya marah yang keluar dari diri seseorang sehingga seseorang keluar dari kontrol akal dan agama. Saat seseorang marah seperti ini, maka nurani dan daya pikir warasnya sudah hilang. Di sini seseorang memiliki posisi seperti orang yang berada di dalam posisi terpaksa yang tidak memiliki pilihan lain untuk melakukan tindakan kecuali mengikuti hawa nafsunya. Posisi marah seperti ini tentu saja bersifat negatif dan memiliki dampak terhadap anggota tubuh sebagai berikut:

1. Pertama, jasad