PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN IPA BERVISI KONSERVASI MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 2 WATUKUMPUL

(1)

i

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN IPA

BERVISI KONSERVASI MATERI PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 2 WATUKUMPUL

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

Heru Susilo

0402513055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

(3)

(4)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Pendidikan konservasi dapat mengembangkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan pada siswa”

“Childrens should be engaged to the nature to gain environmental attitude”

PERSEMBAHAN

Tesis ini penulis persembahkan untuk prodi pendidikan IPA konsentrasi pendidikan biologi pascasarjana Universitas Negeri Semarang


(5)

v ABSTRAK

Susilo, Heru. 2015. “Pengembangan Desain Pembelajaran IPA Bervisi Konservasi Materi Pencemaran Lingkungan di SMP Negeri 2 Watukumpul”. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo M.Ed., Pembimbing II Dr. Sri Ngabekti, M.S.

Kata Kunci: desain pembelajaran; pendidikan konservasi; pengembangan

SMP Negeri 2 Watukumpul merupakan salah satu sekolah menengah pertama di Pemalang. Siswa-siswa di sekolah tersebut tidak mengenal ancaman kerusakan lingkungan akibat pencemaran bahan kimia di lingkungan sekitar mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain pembelajaran biologi bervisi konservasi berdasarkan analisis kebutuhan dan mengevaluasi pengaruh penggunaan desain pembelajaran terhadap pengetahuan dan sikap peduli lingkungan. Desain pembelajaran dikembangkan menggunakan pendekatan researh and development (R&D) dengan tahap analisis kebutuhan, pengembangan draf, validasi draft, dan ujicoba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sekolah belum mendorong guru untuk mengembangkan desain pembelajaran biologi untuk pendidikan konservasi. Sekolah belum mengintegrasikan pendidikan konservasi dalam pengajaran biologi; (2) desain pembelajaran yang didokumentasikan dalam bentuk silabus dan RPP dikembangkan dengan mengikuti 8 learning management question dinyatakan valid oleh 5 validator (skor penilaian > 80%); (3) penggunaan desain pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan dan sikap peduli lingkungan. Uji Kruskal-Walls menunjukkan terdapat perbedaan skor pengetahuan maupun sikap peduli lingkungan pada ketiga kelompok ( =20,24; p<0,05 dan =16,94; p<0,05). ̅ pengetahuan adalah 41,78; 61,68; 79,82 sedangkan ̅ sikap adalah 69,21; 75,74; 81,78. Temuan lain adalah pengetahuan berkorelasi positif terhadap sikap peduli lingkungan dengan R2 sebesar 35%.


(6)

vi ABSTRACT

Susilo, Heru. 2015. “Developing Science Learning Design Grounded in Conservation at SMP Negeri 2 Watukumpul”. Thesis. Post Graduate Program Of Science Education. Semarang State University. First supervisor Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo M.Ed., second supervisor Dr. Sri Ngabekti, M.S.

Keyword: conservation education; developing; learning design

Watukumpul Yunior High School is one of the secondary schools at Pemalang whose students are not familiar with environmental threat caused by chemical poisons from their surroundings. This research was aimed at developing new biology learning design grounded in conservation education, based on their needs

analysis, and examining the effect of the use of the learning design on students’

understanding and environmental attitudes. The learning design was developed through research and development (R&D) approaches, starting from needs analysis, draft development, and field testing.The findings showed that (1) the school did not yet previously encourage teachers to develop the biology learning design for conservation education. The school did not yet integrate biology teaching with conservation education; (2) the learning design, in the form of lesson plan and sylabus, focused on 8 key questions, was validly assessed by five validators (got score more than 80% respectively). (3) the use of the learning design brought a significant effect on student knowledge and environmental attitude. Kruskal-Walls test showed the significant difference of knowledge and environmental attitudes among three groups ( =20,24; p<0,05 and =16,94; p<0,05 respectively). ̅ of knowledge were 41,78; 61,68; 79,82 respectively while ̅ of environmental attitudes were 69,21; 75,74; 81,78 respectively. Other finding also indicated that knowledge had positive correlation with environmental attitudes, with contribution (R2) 35%.


(7)

vii PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“Pengembangan Desain Pembelajaran IPA Bervisi Konservasi Materi Pencemaran Lingkungan di SMP N 2 Watukumpul”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Pada kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Untuk itu saya sampaikan terima kasih kepada:

1. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah berkenan memberikan tugas menyusun tesis dan memintakan izin penelitian. 2. Prof. Nathan Hindarto, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan IPA

Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberi petunjuk dan nasihat.

3. Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo M.Ed (Pembimbing I) dan Dr. Sri Ngabekti, M.S (Pembimbing II) yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan penulisan tesis, dan memberi motivasi sehingga memperlancar penulisan tesis ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan IPA Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberi bekal ilmu.

5. Kepala sekolah dan guru IPA SMP Negeri 2 Watukumpul yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.


(8)

viii

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya ini bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN UJIAN TESIS ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Cakupan Masalah ... 3

1.4Rumusan Masalah ... 3

1.5Tujuan Penelitian ... 4

1.6Penegasan Istilah ... 4

1.7Manfaat Penelitian ... 6

1.8Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 7

1.9Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Konservasi ... 9

2.1.2 Pendidikan Konservasi ... 9

2.1.3 Desain Pembelajaran IPA Bervisi Konservasi ... 11

2.1.4 Pengetahuan dan sikap lingkungan ... 15

2.2 Kerangka Teoritik ... 17


(10)

x BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 20

3.2 Prosedur Pengembangan ... 20

3.3 Sumber Data Penelitian ... 23

3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 23

3.6 Teknik analisis data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Desain Pembelajaran Materi Pencemaran Lingkungan di SMP N 2 Watukumpul ... 28

4.2 Desain Pembelajaran IPA Bervisi Konservasi ... 39

4.3 Validasi Desain Pembelajaran IPA Bervisi Konservasi ... 32

4.4 Pengaruh Desain Pembelajaran IPA Bervisi Konservasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Peduli Lingkungan ... 34

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 43

5.2 Implikasi ... 43

5.3 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Spesifikasi produk desain pembelajaran bervisi konservasi ... 7

2. Prosedur Pengembangan desain Pembelajaran berdasarkan 8-LMQ ... 14

3. Sumber data penelitian ... 23

4. Instrumen dan teknik pengumpulan data ... 23

5. Kriteria kelayakan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi ... 25

6. Hasil studi dokumentasi desain pembelajaran materi pencemaran di SMP N 2 Watukumpul ... 28

7. Hasil pengembangan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi…… 30

8. Hasil uji Kruskal-Walls ... 34

9. Rata-rata dan standar deviasi skor pengetahuan dan sikap peduli lingkungan ... 34


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Petani menggunakan pupuk kimia dan pestisida ... 9

2. Skema hubungan pembejaran IPA bervisi konservasi, pengetahuan, sikap, dan perilaku ... 18

3. Kerangka pikir penelitian ... 19

4. Rancangan uji coba desain pembelajaran IPA bervisi konservasi ... 22

5. Hasil validasi desain pembelajaran IPA bervisi konservasi ... 33

6. Scaterplot hubungan variabel pengetahuan dan sikap peduli lingkungan ... 39


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus ... 50

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ... 52

3. Rekapitulasi validasi desain pembelajaran IPA bervisi konservasi ... 57

4. Daftar hadir dan daftar nilai pengetahuan dan sikap peduli lingkungan 68 5. Hasil analisis butir soal pengetahuan dan angket sikap peduli lingkungan ... 69

6. Hasil uji Kruskal-Walls dan Uji Mann-Whitney ... 76

7. Hasil uji regresi pengetahuan terhadap sikap peduli lingkungan ... 78

8. Dokumentasi ... 79

9. Hasil pekerjaan siswa ... 82

10. Rekapitulasi sikap siswa terhadap penggunaan pupuk kimia dan pestisida ... 90

11. Soal uji coba ... 91

12. Soal yang digunakan ... 93

13. Angket sikap peduli lingkungan (uji coba) ... 99

14. Angket sikap peduli lingkungan yang digunakan ... 102


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Watukumpul dihadapkan dengan masalah kerusakan lingkungan akibat pencemaran bahan kimia. Penggunaan bahan kimia dalam kegiatan pertanian berupa pupuk dan pestisida memberikan dampak negatif pada sumberdaya alam baik tanah, air, maupun udara. Pupuk kimia menyebabkan kerusakan pada tanah akibat perubahan pH, berkurangnya populasi organisme tanah (Savci, 2012), serta meningkatkan kadar nitrogen dan fosfat di perairan (Divya & Belagaly, 2012). Lebih lanjut senyawa dalam pupuk dan pestisida kimia juga berkontribusi dalam peristiwa pemanasan global. Hal ini menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Konservasi menjadi agenda penting dalam menyikapi permasalahan kerusakan lingkungan. UU no 32 tahun 2009 menegaskan bahwa pemerintah mendorong konservasi sebagai usaha pengelolaan sumber daya alam sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Konservasi juga menjadi agenda untuk menyelamatkan sistem penyangga kehidupan seperti lahan pertanian, hutan, dan perairan (IUCN, 1980).

Usaha untuk mendorong kegiatan konservasi hanya dapat dilakukan dengan mengubah perilaku manusia (Schultz, 2014). Artinya, perilaku manusia terhadap lingkungan (environmental behavior) menjadi faktor penentu kelestarian sumber daya alam. Namun demikian, mengubah perilaku manusia bukan hal yang mudah (Jacobson et al., 2006). Perilaku tidak dapat diubah dalam waktu yang singkat, sehingga perlu upaya yang berkelanjutan.


(15)

2

Pendidikan konservasi merupakan usaha untuk membentuk manusia yang pro terhadap alam. Pendidikan konservasi bertujuan untuk menyadarkan dan meningkatkan kepedulian tentang alam serta mendorong perlindungan dan pemulihan atas alam. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan konservasi telah banyak diintegrasikan dalam pembelajaran formal di sekolah. Integrasi pendidikan konservasi dalam pembelajaran di sekolah bertujuan untuk menciptakan generasi masa depan yang memiliki perilaku positif terhadap lingkungan. Pelaksanaan pendidikan konservasi di sekolah menunjukkan pengaruh positif terhadap pengetahuan dan sikap lingkungan (El Salam et al., 2009) serta perilaku (Wiliams, 2011).

Guru memiliki peran sentral dalam melaksanakan pendidikan konservasi yang efektif di sekolah. Peran guru dapat diwujudkan melalui kegiatan mendesain pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan konservasi. Persoalan nyata di sekolah adalah masih sedikit desain pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan konservasi. 92% dari 27 silabus dan RPP di Semarang dan sekitarnya belum secara tegas mengimplementasikan pendidikan konservasi dalam pembelajaran biologi (Prasetyo, 2013).

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, perlu pengembangan desain pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan konservasi. Hal ini bertujuan untuk menanamkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan. Sikap merupakan prediktor bagi perilaku manusia. Seseorang yang memiliki sikap peduli terhadap lingkungan akan cenderung berperilaku positif terhadap lingkungan. Lebih lanjut, Eilam & Taman (2012) menyatakan bahwa pembentukan sikap peduli lingkungan menjadi prioritas dalam melaksanakan pendidikan konservasi lingkungan. Oleh


(16)

3

karena itu, penelitian ini akan mengembangkan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi untuk membentuk pengetahuan dan sikap peduli lingkungan pada siswa SMP Negeri 2 Watukumpul.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Aktivitas pertanian berupa penggunaan pupuk kimia dan pestisida menimbulkan ancaman pencemaran lahan pertanian dan perairan di sekitarnya.

2. Masih sedikit desain pembelajaran yang secara tegas menekankan nilai konservasi lingkungan.

1.3Cakupan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pengembangan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan untuk siswa SMP N 2 Watukumpul.

1.4Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. bagaimana desain pembelajaran materi pencemaran lingkungan yang digunakan guru SMP Negeri 2 Watukumpul?

2. bagaimana mengembangkan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan?

3. bagaimana validitas desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan berdasarkan penilaian pakar?


(17)

4

4. apakah desain pembelajaran IPA bervisi konservasi berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap peduli lingkungan?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. menganalisis desain pembelajaran materi pencemaran lingkungan di SMP

Negeri 2 Watukumpul sebagai pondasi pengembangan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi.

2. menghasilkan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan.

3. mengevaluasi validitas desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan berdasarkan penilaian pakar.

4. mengevaluasi pengaruh desain pembelajaran IPA bervisi konservasi terhadap pengetahuan dan sikap peduli lingkungan.

1.6Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami istilah kunci pada penelitian, dibuat penjelasan terhadap istilah-istilah berikut.

1. Desain Pembelajaran IPA bervisi konservasi

Desain pembelajaran merupakan deskripsi proses belajar mengajar pada suatu unit pembelajaran (Koper, 2006). Lynch (2008) mendefinisikan desain pembelajaran sebagai perencanaan pembelajaran. Merujuk pada dua definisi tersebut, penelitian ini mendefinisikan desain pembelajaran sebagai perencanaan


(18)

5

pembelajaran yang terwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Desain pembelajaran IPA bervisi konservasi diartikan sebagai perencanaan pembelajaran IPA yang mengintegrasikan hakikat pendidikan IPA dan pendidikan konservasi. Hakikat pendidikan IPA adalah inkuiri tentang alam, siswa belajar secara ilmiah tentang fenomena alam melalui proses penyelidikan. Hakikat konservasi adalah caring, protecting, repairing. Pendidikan konservasi adalah pendidikan yang (1) menyadarkan dan meningkatkan kepedulian tentang alam (caring), (2) mendorong perlindungan atas alam (protecting), dan (3) mendorong usaha pemulihan atas alam (repairing). Menurut Palmer (1998) pendidikan konservasi diwujudkan melalui belajar tentang alam (learning about environment), di alam (learning in environment) dan untuk alam (learning for environment). Oleh sebab itu, desain pembelajaran IPA yang bervisi konservasi diwujudkan sebagai langkah-langkah pembelajaran IPA yang mendorong siswa belajar secara ilmiah (inkuiri) tentang alam dan belajar untuk mendorong usaha perlindungan terhadap alam. Desain pembelajaran IPA bervisi konservasi dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai skor keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA yang diukur melalui jumlah kehadiran siswa selama implementasi desain pembelajaran.

2. Pengetahuan lingkungan

Pengetahuan lingkungan merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai lingkungan dan permasalahannya. Pengetahuan lingkungan dalam


(19)

6

penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai skor pengetahuan tentang materi pencemaran lingkungan yang diukur dengan soal tes tertulis.

3. Sikap peduli lingkungan

Milfont (2009) mendefinisikan sikap peduli lingkungan sebagai kecenderungan psikologi yang diwujudkan dalam bentuk respon evaluatif mengenai persepsi terhadap lingkungan dan permasalahannya dengan tingkatan suka (favour) atau tidak suka (disfavour). Sikap peduli lingkungan memiliki tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif (Schultz et al., 2004 & Yin, 1999). Sikap peduli lingkungan dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai skor yang diperoleh melalui ekspresi pendapat (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju) mengenai pernyataan (item) dalam skala sikap peduli lingkungan. Skala sikap peduli lingkungan dirancang dengan pertimbangan keyakinan mengenai lingkungan (kognitif), afek/perasaan terhadap lingkungan (afektif), dan niat untuk berbuat (konatif).

1.7Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Mengembangkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan bagi siswa di SMP

Negeri 2 Watukumpul

2. Menambah informasi bagi guru IPA SMP Negeri 2 Watukumpul mengenai pembelajaran yang mencerminkan pendidikan konservasi.

3. Sekolah dapat mensosialisasikan penggunaan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan


(20)

7

1.8Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk hasil pengembangan disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Spesifikasi Produk Desain Pembelajaran Bervisi Konservasi Komponen Konsep Pengembangan

Indikator - Melibatkan pencapaian aspek pengetahuan dan sikap peduli lingkungan

Kegiatan belajar

- Berisi kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan hakikat pembelajaran IPA (proses inkuiri) dan hakikat pendidikan konservasi

Materi ajar - Topik yang didiskusikan adalah isu konservasi di wilayah pedesaan terkait kerusakan lahan pertanian akibat penggnaan pupuk dan pestisida kimia.

Penilaian - Menggunakan penilaian autentik

1.9Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1.9.1 Asumsi Pengembangan

Pengembangan desain pembelajaran pada penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa 1) Pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan dapat membentuk pengetahuan siswa dengan baik (Minner et al., 2009). Interaksi dengan lingkungan dapat menumbuhkan sikap peduli lingkungan. 2) Pendidikan konservasi merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk populasi manusia yang memiliki kesadaran, pengetahuan, sikap, skill, dan motivasi terhadap pelestarian lingkungan. 3) Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan menggunakan delapan Learning Management Question (8LMQ) seperti yang dilakukan oleh Smith et al. (2005)

1.9.2 Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan pengembangan pada penelitian ini adalah: 1) pengembangan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi terbatas pada permasalahan yang


(21)

8

terjadi di Watukumpul yaitu pencemaran lingkungan baik air, tanah dan udara yang disebabkan oleh pupuk kimia dan pestisida. 2) uji coba produk hasil pengembangan masih terbatas pada skala kecil. Desain ujicoba juga belum menggunakan kontrol sebagai pembanding. Akibatnya simpulan dalam penelitian ini belum dapat digeneralisasikan di sekolah-sekolah lain.


(1)

karena itu, penelitian ini akan mengembangkan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi untuk membentuk pengetahuan dan sikap peduli lingkungan pada siswa SMP Negeri 2 Watukumpul.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Aktivitas pertanian berupa penggunaan pupuk kimia dan pestisida menimbulkan ancaman pencemaran lahan pertanian dan perairan di sekitarnya.

2. Masih sedikit desain pembelajaran yang secara tegas menekankan nilai konservasi lingkungan.

1.3Cakupan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pengembangan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan untuk siswa SMP N 2 Watukumpul.

1.4Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. bagaimana desain pembelajaran materi pencemaran lingkungan yang digunakan guru SMP Negeri 2 Watukumpul?

2. bagaimana mengembangkan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan?

3. bagaimana validitas desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan berdasarkan penilaian pakar?


(2)

4. apakah desain pembelajaran IPA bervisi konservasi berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap peduli lingkungan?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. menganalisis desain pembelajaran materi pencemaran lingkungan di SMP

Negeri 2 Watukumpul sebagai pondasi pengembangan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi.

2. menghasilkan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan.

3. mengevaluasi validitas desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan berdasarkan penilaian pakar.

4. mengevaluasi pengaruh desain pembelajaran IPA bervisi konservasi terhadap pengetahuan dan sikap peduli lingkungan.

1.6Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami istilah kunci pada penelitian, dibuat penjelasan terhadap istilah-istilah berikut.

1. Desain Pembelajaran IPA bervisi konservasi

Desain pembelajaran merupakan deskripsi proses belajar mengajar pada suatu unit pembelajaran (Koper, 2006). Lynch (2008) mendefinisikan desain pembelajaran sebagai perencanaan pembelajaran. Merujuk pada dua definisi tersebut, penelitian ini mendefinisikan desain pembelajaran sebagai perencanaan


(3)

pembelajaran yang terwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Desain pembelajaran IPA bervisi konservasi diartikan sebagai perencanaan pembelajaran IPA yang mengintegrasikan hakikat pendidikan IPA dan pendidikan konservasi. Hakikat pendidikan IPA adalah inkuiri tentang alam, siswa belajar secara ilmiah tentang fenomena alam melalui proses penyelidikan. Hakikat konservasi adalah caring, protecting, repairing. Pendidikan konservasi adalah pendidikan yang (1) menyadarkan dan meningkatkan kepedulian tentang alam (caring), (2) mendorong perlindungan atas alam (protecting), dan (3) mendorong usaha pemulihan atas alam (repairing). Menurut Palmer (1998) pendidikan konservasi diwujudkan melalui belajar tentang alam (learning about environment), di alam (learning in environment) dan untuk alam (learning for environment). Oleh sebab itu, desain pembelajaran IPA yang bervisi konservasi diwujudkan sebagai langkah-langkah pembelajaran IPA yang mendorong siswa belajar secara ilmiah (inkuiri) tentang alam dan belajar untuk mendorong usaha perlindungan terhadap alam. Desain pembelajaran IPA bervisi konservasi dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai skor keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA yang diukur melalui jumlah kehadiran siswa selama implementasi desain pembelajaran.

2. Pengetahuan lingkungan

Pengetahuan lingkungan merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai lingkungan dan permasalahannya. Pengetahuan lingkungan dalam


(4)

penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai skor pengetahuan tentang materi pencemaran lingkungan yang diukur dengan soal tes tertulis.

3. Sikap peduli lingkungan

Milfont (2009) mendefinisikan sikap peduli lingkungan sebagai kecenderungan psikologi yang diwujudkan dalam bentuk respon evaluatif mengenai persepsi terhadap lingkungan dan permasalahannya dengan tingkatan suka (favour) atau tidak suka (disfavour). Sikap peduli lingkungan memiliki tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif (Schultz et al., 2004 & Yin, 1999). Sikap peduli lingkungan dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai skor yang diperoleh melalui ekspresi pendapat (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju) mengenai pernyataan (item) dalam skala sikap peduli lingkungan. Skala sikap peduli lingkungan dirancang dengan pertimbangan keyakinan mengenai lingkungan (kognitif), afek/perasaan terhadap lingkungan (afektif), dan niat untuk berbuat (konatif).

1.7Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Mengembangkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan bagi siswa di SMP

Negeri 2 Watukumpul

2. Menambah informasi bagi guru IPA SMP Negeri 2 Watukumpul mengenai pembelajaran yang mencerminkan pendidikan konservasi.

3. Sekolah dapat mensosialisasikan penggunaan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi materi pencemaran lingkungan


(5)

1.8Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk hasil pengembangan disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Spesifikasi Produk Desain Pembelajaran Bervisi Konservasi Komponen Konsep Pengembangan

Indikator - Melibatkan pencapaian aspek pengetahuan dan sikap peduli lingkungan

Kegiatan belajar

- Berisi kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan hakikat pembelajaran IPA (proses inkuiri) dan hakikat pendidikan konservasi

Materi ajar - Topik yang didiskusikan adalah isu konservasi di wilayah pedesaan terkait kerusakan lahan pertanian akibat penggnaan pupuk dan pestisida kimia.

Penilaian - Menggunakan penilaian autentik

1.9Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1.9.1 Asumsi Pengembangan

Pengembangan desain pembelajaran pada penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa 1) Pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan dapat membentuk pengetahuan siswa dengan baik (Minner et al., 2009). Interaksi dengan lingkungan dapat menumbuhkan sikap peduli lingkungan. 2) Pendidikan konservasi merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk populasi manusia yang memiliki kesadaran, pengetahuan, sikap, skill, dan motivasi terhadap pelestarian lingkungan. 3) Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan menggunakan delapan Learning Management Question (8LMQ) seperti yang dilakukan oleh Smith et al. (2005)

1.9.2 Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan pengembangan pada penelitian ini adalah: 1) pengembangan desain pembelajaran IPA bervisi konservasi terbatas pada permasalahan yang


(6)

terjadi di Watukumpul yaitu pencemaran lingkungan baik air, tanah dan udara yang disebabkan oleh pupuk kimia dan pestisida. 2) uji coba produk hasil pengembangan masih terbatas pada skala kecil. Desain ujicoba juga belum menggunakan kontrol sebagai pembanding. Akibatnya simpulan dalam penelitian ini belum dapat digeneralisasikan di sekolah-sekolah lain.