Kajian Pustaka TINJAUAN PUSTAKA

kegiatan mekanik, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz Hz dan amplitude atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desible. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran udara atau medium lain, sampai kegendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira- kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitude umum dengan berbagai variasi dalam kurva responya suara diatas 20 kHz disebut ultrasonic dan dibawah 20 Hz disebut infrasonik.

2.2.2 Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan KepMenLH No.48 Tahun 1996. Desible adalah satuan dari taraf intensitas bunyi. Telinga normal manusia hanya dapat mendengar bunyi mulai dari intensitas 10-12 wattm2 yang sering disebut intensitas ambang pendengaran. Yang dimaksud dengan taraf intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan antara intensitas bunyi dengan intensitas ambang pendengaran. Secara matematis dirumuskan: 2.1 Dengan keterangan TI = taraf intensitas bunyi dB decibel I = intensitas bunyi wattm2 Io = intensitas ambang pendengaran Io = 10-12 wattm-2 Rumus Hitung.Com, 2013.

2.2.3 Standar Kebisingan

Setelah kebisingan ditimbulkan dan agar intensitas kebisingan dapat terkontol, maka perlu dianalisis apakah kebisingan tersebut dapat diterima oleh telinga. Berikut adalah standart kebisingan yang ditetapkan oleh berbagai pihak : Keputusan Menteri Negara Tenaga kerja No.KEP-51MEN1999 tentang nilai ambang batas kebisingan dan berdasar kan waktu pemaparan, satuan dan intensitas desible nilai ambang batas kebisingan ditunjukan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Nilai ambang batas kebisingan Waktu Pemaparan Satuan Intensitas Db 8 Jam 85 4 88 2 91 1 94 30 Menit 97 15 100 7,5 103 3,75 106 1,88 109 0,94 112 28,12 Detik 115 14,06 118 7,03 121 3,52 124 1,75 127 0,88 130 0,44 133 0,22 136 0,11 139