METODE PENELITIAN 30 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 KESIMPULAN DAN SARAN 68

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42

4.1. Hasil Penelitian 42 4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 42 4.1.1.1. Permasalahan I 42 4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 43 4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 44 4.1.1.4. Tahap Observasi I 47 4.1.1.5. Analisis Data I 49 4.1.1.5.1 Tes Hasil Belajar I 49 4.1.1.6. Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I 52 4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 53 4.1.2.1. Permasalahan II 53 4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II 53 4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 54 4.1.2.4. Tahap Observasi II 57 4.1.2.5. Analisis Data II 59 4.1.2.5.1 Tes Hasil Belajar II 59 4.1.2.6. Refleksi II 62 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 68

5.1. Kesimpulan 68 5.2. Saran 68 DAFTAR PUSTAKA 70 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 32 Gambar 4.1 Deskripsi Kemampuan Siswa pada Tes Diagnostik 43 Gambar 4.2 Deskripsi Kemampuan Siswa pada Tes Hasil Belajar I 51 Gambar 4.3 Deskripsi Kemampuan Siswa pada Tes Hasil Belajar II 61 Gambar 4.4 Deskripsi Hasil Observasi 63 Gambar 4.5 Deskripsi Nilai Rata-rata Kelas Tiap Siklus 64 Gambar 4.6 Deskripsi Peningkatan Belajar Siswa Tiap Siklus 65 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing 22 Tabel 3.1 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 39 Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan Siswa 39 Tabel 4.1 Tingkat Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Diagnostik 42 Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I 47 Tabel 4.3 Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-rata Siswa Berdasarkan Nilai Tes Hasil Belajar I 50 Tabel 4.4 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Hasil Belajar I 50 Tabel 4.5 Tingkat Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I 51 Tabel 4.6 Hasil observasi kegiatan guru siklus II 57 Tabel 4.7 Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-rata Siswa Berdasarkan Nilai Tes Hasil Belajar II 60 Tabel 4.8 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Hasil Belajar II 60 Tabel 4.9 Tingkat Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II 61 Tabel 4.10 Hasil Refleksi Siklus II 62 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 72 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 77 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 83 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 89 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa LAS I 94 Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian LAS I 97 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa LAS II 100 Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LAS II 104 Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa LAS III 108 Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS III 111 Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa LAS IV 114 Lampiran 12 Kisi-kisi Tes Diagnostik 116 Lampiran 13 Tes Diagnostik 117 Lampiran 14 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 118 Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 119 Lampiran 16 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 120 Lampiran 17 Tes Hasil Belajar I 121 Lampiran 18 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 123 Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 125 Lampiran 20 Tes Hasil Belajar II 126 Lampiran 21 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 128 Lampiran 22 Lembar Validitas Tes Diagnostik 129 Lampiran 23 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 130 Lampiran 24 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 131 Lampiran 25 Lembar Observasi Guru 132 Lampiran 26 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Diagnostik 140 Lampiran 27 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Diagnostik 142 Lampiran 28 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada THB I 144 Lampiran 29 Tingkat Penguasaan Siswa Pada THB I 146 Lampiran 30 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada THB II 148 Lampiran 31 Tingkat Penguasaan Siswa Pada THB II 150 Lampiran 32 Dokumentasi 152 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk bekerja lebih baik dalam menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan pendidikan yang ada di negara kita. Kegiatan proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Baik buruknya suatu proses pembelajaran adalah salah satu faktor dominan dalam menentukan kualitas pendidikan. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat 3 menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi. Perubahan ini diperlukan untuk mensukseskan pendidikan. Sehingga perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi dalam menghadapi masa depan. Banyak cara dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK. Semua perbaikan yang dilakukan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan persentase hasil belajar siswa, salah satunya yaitu meningkatkan aspek kognitif siswa. Di dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari matematika. Mulai dari benda-benda sekitar yang erat hubungannya dengan matematika seperti jam, timbangan dan lain-lain, hingga aktivitas-aktivitas yang menggunakan matematika misalnya saja kegiatan jual beli. Oleh karena itu matematika mempunyai peran yang amat penting dalam kehidupan. Matematika merupakan pelajaran di sekolah yang dipandang penting dan dipelajari oleh setiap peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas dan bahkan juga perguruan tinggi. Penyebab utama pentingnya matematika adalah kemampuan siswa bermatematika merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk dapat melatih siswa berpikir dengan jelas, logis, sistematis, serta memiliki kepribadian dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius dalam Abdurrahman, 2012:253 mengemukakan: Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: 1 sarana berpikir yang jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, 3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4 sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah pembelajaran matematika selalu merupakan permasalahan yang sepertinya tidak kunjung terpecahkan. Pemahaman matematika senantiasa dipandang atau dirasakan sukar, baik oleh yang belajar dan tidak jarang juga oleh pengajarnya. Sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar matematika. Ini terjadi disetiap jenjang pendidikan di Indonesia. Guru mengeluhkan bahwa anak didik tidak bersemangat bahkan kadang-kadang