Anthurium merupakan salah satu tanaman hias tropis yang banyak diminati masyarakat karena memiliki daya tarik tersendiri. Tanaman ini dapat
tumbuh dengan baik pada daerah dataran tinggi. Namun pada daerah dataran rendahpun tanaman ini juga dapat hidup namun faktor lingkungan tumbuh juga
harus diperhatikan. Jenis tanaman hias yang ada di pasar domestik sangat beragam, salah satunya adalah anthurium gelombang cinta
Anthurium plowmanii
. Rukmana, 1997. Padahal masih banyak jenis yang lain, yaitu :
Anthurium variegate, Anthurium jemanii
dan
Anthurium hookeri
.
B. Media Tanam Anthurium
Penanaman Anthurium dalam pot atau plastik polibag membutuhkan medium tumbuh yang mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1. Bersifat porous atau mudah merembeskan air yang berlebihan dan menahan
air secukupnya untuk tanaman ; 2.
Subur, gembur dan tidak mengandung atau penyakit tular tanah ; 3.
Bersifat ringan dan dapat menjaga kelembaban media tumbuh sepanjang waktu.
Rukmana, 1997 Komposisi media yang digunakan untuk setiap nursery berbeda-beda,
tergantung kondisi iklim setempat. Campuran media tanam yang dapat digunakan diantaranya berupa arang sekam dan pakis 4 : 1 ; arang sekam dan pupuk
kandang yang telah difermentasi 1 : 1 ; cacahan batang pakis matang dan kadaka 1 : 1 ; atau humus, pakis, dan pupuk kandang steril 1 : 1 : 1. Alternatif
lain berupa humus, pupuk kandang, dan pasir malang yang telah diayak dicampur dengan perbandingan 5 : 5 : 2 Budhiprawira dan Saraswati, 2002.
Sekam padi merupakan limbah dengan sifat antara lain : ringan, drainase, dan aerasinya baik, tidak mempengaruhi pH, larutan garam dan ketersediaan hara
dan tahan dekomposisi, ada ketersediaan hara, antara lain : N 1 dan K25 . Pada sisi lain jika dibakar menjadi arang sekam yang berwarna hitam, banyak
digunakan sebagai media hidroponik secara komersial. Arang sekam mempunyai karakteristik ringan Berat Jenis 0,2, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi
kapasitas menahan air tinggi, berwarna hitam sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif. Arang sekam bersifat higrokopis, rongganya banyak
sehingga akan baik aerasi dan drainasenya, sedangkan akar akan mudah bergerak di antara butiran arang sekam tersebut. Arang sekam mempunyai daya melapuk
yang lambat dan dianggap dapat bertahan kira-kira satu tahun. Dalam pembuatannya suhunya cukup tinggi arang sekam steril dan tidak memerlukan
desinfektasi dengan kemikalia apapun Wuryaningsih, 1996. Media tumbuh untuk tanaman Anthurium dalam pot dalam campuran
bahan organik, misalnya cacahan batang pakis dengan akar kadaka 1 : 1, atau humus, pakis dan pupuk kandang 1 : 1 : 1, atau bahan organik lain dengan
komposisi yang berimbang. Bila menggunakan pupuk kandang atau komposisi yang berimbang. Bila menggunakan pupuk kandang atau kompos harus benar-
benar sudah matang jadi. Ciri-ciri pupuk kandang sudah matang. Ciri-ciri pupuk kandang sudah matang adalah berwarna coklat atau hitam, tidak berbau
menyengat hidung, dan keadaannya dingin Smith, 1990. Menurut Susanto 2002, pilihan jenis media tanam ditentukan oleh jenis
tanaman yang akan ditanam. Media yang dipilih harus dapat memberikan pengaruh positif untuk proses budidaya. Jenis media substrat yang dapat
digunakan antara lain kerikil, pasir, serbuk, gergaji, sabut kelapa, pakis, batu bata, arang kayu, dan arang sekam.
Media tanam untuk pot dipilih dari bahan yang mudah didapat, mempunyai data pegang air yang kuat, ringan dan murah hal ini agar budidaya
tanaman pot mudah dilakukan dan juga tidak terlalu boros menggunakan air serta apabila sekaligus diberikan hara dalam bentuk larutan maka hara tersebut mampu
bertahan pada media Sitawati
et al
, 1998. Kelebihan penggunaan medium arang menurut Santi dan Kusumo 1992
adalah tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri tetapi sukar mengikat air dan miskin hara.
Berbagai komposisi media tanam diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kebutuhan akan unsur hara tersebut dapat dicukupi melalui
pemupukan dengan pupuk daun Nugrahani
et al
, 2001.
Arang sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak mudah menggumpal, harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, sudah
steril dan mempunyai porositas yang baik Prihmanto dan Indriani, 2003. Arang sekam merupakan hasil pembakaran sekam padi yang berwarna
hitam, banyak digunakan sebagai media hidroponik secara komersial di Indonesia. Arang sekam mengandung N 0,32, P 0,15, K 0,3, Ca 0,55 dan
Fe 180 ppm, Mn 80 ppm, Zn 14,1 ppm, dan pH 6,8. karakteristik lain dari arang sekam adalah ringan berat jenis 0,2 kgliter sirkulasi udara tinggi, kapasitas
menahan air tinggi, berwarna kehitaman sehingga dapat mengadsorbsi sinar matahari dengan efektif Wuryaningsih, 1996.
C. Pemupukan