Landasan Pacu Landasan Hubung

14

2.2 Konfigurasi Bandara

Konfigurasi lapangan terbang adalah jumlah dan arah orientasi dari landasan serta penempatan bangunan terminal, termasuk lapangan parkirnya yang berkaitan dengan landasan tersebut. Jumlah landasan tergantung pada volume lalu lintas, dan orientasi landasan tergantung pada arah angin dominan yang bertiup, tetapi terkadang luas lahan yang tersedia juga berpengaruh pada orientasi landasan. Bangunan terminal ditempatkan berdekatan dengan landasan, sehingga penumpang dapat dengan mudah mengaksesnya. Basuki, 1986

2.2.1 Landasan Pacu

Landasan pacu merupakan hal penting dalam pengadaan bandara, karena landasan pacu adalah tempat untuk pesawat terbang mendarat maupun tinggal landas. Pada dasarnya landasan pacu dan landasan penghubung diatur untuk: - Memenuhi persyaratan “Separation”, pemisah lalu lintas udara. - Gangguan operasi satu pesawat dengan lainnya, serta penundaan di dalam pendaratan, lepas landas, dan landasan hubung menjadi minimal - Pembuatan landasan hubung dari bangunan terminal menuju ujung landasan untuk lepas landas diusahakan untuk memiliki jalur yang pendek. - Pembuatan landasan hubung memenuhi kebutuhan hingga pendaratan pesawat dapat secepatnya mencapai bangunan terminal. Landasan pacu memiliki beberapa konfigurasi dasar, kebanyakan landasan pacu yang ada menggunakan konfigurai dasar sebagai berikut: - Landasan Tunggal single runway - Landasan Sejajar paralel runway - Landasan Dua Jalur - Landasan Berpotongan intersecting runway 15 - Landasan V terbuka opening V runway Gambar 2. 1 Konfigurasi Landasan Pacu sumber: Merancang, Merencana Lapangan Terbang, 1986 16

2.2.2 Landasan Hubung

Fungsi utama dari landasan hubung atau taxiway adalah sebagai jalan ke luar masuk pesawat dari landasan pacu ke terminal atau ke hanggar pemeliharaan maupun sebaliknya. Landasan hubung diatur sedemikian rupa hingga pesawat yang baru mendarat tidak mengganggu pesawat lain yang sedang bersiap untuk lepas landas. Di bandara yang sibuk dengan lalu lintas pesawatnya dibutuhkan taxiway yang paralel. Dilihat dari segi pendaratan, pembuatan taxiway harus bisa dipakai oleh pesawat secepatnya untuk keluar landasan, sehingga landasan bisa dipakai oleh pesawat lainnya tanpa menunggu lama. Jalur ini disebut exit taxiway atau turn off. Di banyak bandara, taxiway dibuat dengan sudut siku-siku dengan landasan, maka pesawat yang akan mendarat harus diperlambat sampai kecepatan yang sangat rendah sebelum belok masuk ke taxiway. Landasan hubung dirancang sehingga memungkinkan pesawat untuk berbelok dengan kecepatan lebih tinggi, dan mengurangi waktu yang diperlukan pesawat untuk meninggalkan landasan pacu. Hal ini menyebabkan selang waktu yang lebih pendek, sehingga pesawat berikutnya dapat melakukan pendaratan maupun untuk lepas landas dengan lebih cepat.

2.2.3 Apron Tunggu