PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SEKOLAH DASAR SWASTA MUHAMMADIYAH 01 KOTA PEMATANGSIANTAR.

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SEKOLAH DASAR

SWASTA MUHAMMADIYAH 01 KOTA PEMATANGSIANTAR

TESIS

DiajukanGunaMemenuhiSalah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program StudiPendidikanDasar

Oleh :

ERLINAWATI DAMANIK NIM. 8146182008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

i ABSTRAK

Erlinawati Damanik, NIM. 8146182008, Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hasil Belajar Ilmu Pengetahun Alam peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang diajarkan dengan dengan pendekatan pembelajaran konvensional; (2) Perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahun Alam peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah; (3) Interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahun Alam peserta didik. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar. Teknik penggunaan sampel pada penelitian ini adalah Random Sampling. Sampel penelitian berjumlah 90 peserta didik dimana 45 peserta didik kelas IVa sebagai kelompok eksperimen yang diajakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan 45 peserta didik kelas IVb sebagai kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian ini dengan menggunakan angket motivasi belajar dan tes hasil belajar Ilmu Pengetahun Alam peserta didik. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain faktorial 2 x 2, dimana teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Anova dua jalur pada taraf signifikan α = 0,05 atau 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Hasil belajar Ilmu Pengetahun Alam peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan pebelajaran kontekstual lebih tinggi dibandingan dengan yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional ( ̅ = 84,22 > ̅= 68,67), (2) Terdapat perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahun Alam peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah ( ̅ = 82,22 > ̅ = 70,67), (3) Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik, hal ini terlihat dari Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik yang diajar dengan pembelajaran kontekstual yakni kelompok tinggi ̅ = 88,04, dan kelompok rendah ̅ = 80,23, lebih besar jika dibandingkan dengan peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional yaitu kelompok tinggi ̅ = 76,14, dan kelompok rendah ̅ = 61,52. Kata Kunci : Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Motivasi Belajar.


(3)

ii ABSTRACT

Erlinawati Damanik, NIM. 8146182008, The Effect of Contextual Learning Approach and Motivation to Learn into Students Learning Performance on Natural Science Subject 4th Grade Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar

This research aims to analyze: (1) Students Learning Performance on Natural Science Subject using Contextual Learning Approach compared to Students Learning Performance using Conventional Learning Approach; (2) The differences of Learning Performance on Natural Science Subject between the students with High Motivation to Learn and Low Motivation to Learn; (3) The interaction between Learning Approach and Motivation to Learn into Students Learning Performance on Natural Science Subject. The population in this research was every 4th grade student of Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar. The sample technique that were used is Random Sampling. The samples were consisted of 90 students, whereas 45 students of A class become the experimenting group that learning using Contextual Learning Approach, and another 45 students of B class become the controlling group that learning using Conventional Learning Approach. The instrument of this research was motivation to learn questionnaire and the test results of students learning performance on natural science subject. The method of this research was pseudo experiment with 2 x 2 factorial design, whereas data analysis technique that used was 2 path anova test with significancy of α = 0,05 or 5 %. The results of the research showed that (1) Contextual Learning Approach improves Students Learning Performance on Natural Science Subject, and it statistically higher than ones that using Conventional Learning Approach ( ̅ = 84,22 > ̅ = 68,67), (2) There were differences that implied on Students Learning Performance on Natural Science Subject that has High Motivation to Learn and Low Motivation to Learn ( ̅= 82,22 > ̅ = 70,67), (3) There was a sign of interaction between Learning Approach and Motivation to Learn into Students Learning Performance on Natural Science Subject, this was proved by the test results of students learning performance on natural science subject using Contextual Learning. The score is as follows; top group ̅ = 88,04 and the bottom group ̅ = 80,23, which is significantly higher than the test results of students learning performance on natural science subject using Conventional Learning who has; top group ̅ = 76,14, and bottom group ̅ = 61,52.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan proposal Tesis yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Peserta didik dalam Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 kota Pematangsiantar”. Tesis ini merupakan syarat untuk memperolah gelar Magister Pendidikan pada Program Pendidikan Dasar Kosentrasi Ilmu Pengetahuan Alam Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan studi Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan Dasar di Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Ibunda Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Ketua Prodi Dikdas Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(5)

iv

4. Bapak Dr. Daulat Saragih, M.Hum selaku Sekrestaris Prodi Dikdas Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Dr. H. Hasruddin, M.Pd. dan Bapak Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan II yang telah banyak mendampingi, membimbing, serta memotivasi penulis dari sejak awal penulisan Tesis sampai selesainya Tesis ini dengan baik sesuai yang diharapkan.

6. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si sebagai narasumber I, Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, sebagai narasumber II, Dr. Deny Setiawan, M.Si sebagai narasumber III yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun demi penyempurnaan Tesis ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Dasar PPs dan Kosentrasi IPA yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran, dan motivasi kepada penulis selama di dalam maupun di luar perkuliahan.

8. Kepada Seluruh Staff Pegawai PPs UNIMED terkhusus Bang Hizrah Syahputra Harahap yang telah banyak membantu penulis dalam kemudahan pengolahan dan pengumpulan berkas-berkas.

9. Ibu Syahmawati Purba, S.Pd selaku Kepala Sekolah Sekolah Dasar SwastaMuhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian ,bimbingan, dan semangat serta Guru Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam Bapak Horas Iman Sitindaon dan Ibu Sariana S.Pd di Kelas IV Sekolah Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar yang telah banyak memberikan bantuan serta kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut.


(6)

v

10. Siswa-siswi tercinta Sekolah Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar yang telah banyak menginspirasi penulis dan memberikan pengalaman nyata bagi penulis dalam mengemban tugas menjadi guru.

11. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada Ayahanda Saifuddin Damanik, BA dan Ibunda Hj. Ranimah Purba, atas segala pengorbanan demi kesuksesan anak-anaknya dan dukungan serta doa-doa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.

12. Terkhusus buat saudara sekandung seperjuangan penulis, Abang Darmawansyah Damanik, Adek Afridayani Damanik, SE/suami, Adek Sariahman Damanik, S.HI/istri dan buat Adek Saifurnama Damanik, S.Sos tercinta yang dengan penuh kasih sayang, perhatian, motivasi, kesabaran dan dukungan moril maupun materi dalam menuntun penulis untuk selalu bersabar dan tawakal mengahadapi rintangan dalam penulisan Tesis ini. 13. Ucapan terima kasih yang tulus buat suami tercinta dan anak yang sangat

penulis sayangi Anton Rasidin Batubara dan Azis Anwar Rasidin Batubara dengan pengertian, kesabaran, dan dukungan yang diberikan selama ini kepada penulis dan yang menghiasi hari-hari penulis dengan canda tawanya, tangisannya, pelukannya disaat letih dan lelah dalam menyelesaikan perkuliahan ini serta penulisan Tesis ini.

14. Terkasih kepada teman-teman kelas B-2 Ekstensen angkatan 25 tahun 2014 yang telah berbagi suka maupun duka bersama penulis selama mengikuti perkuliahan dari semester satu sampai selesai. Khususnya teman-teman


(7)

vi

yang sangat membantu dalam penelitian ini Kak Hanifah, Kak July, Kak Hawati, Kak Mardiah, Kak Nurlila, Adek Tari, Rosida, Pak Budi, Pak Abdi, Amos, Eliadi dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

15. Terkasih kepada teman-teman kelas Konsentrasi IPA tahun 2015 yang telah berbagi suka maupun duka bersama penulis selama mengikuti perkuliahan di semester tiga sampai selesai. Khususnya teman-teman yang sangat membantu dalam penelitian ini Kak Murniati Nasution, Kak Friska, Kak Samira, Pak Julesman Naibaho, Pak Herman, Emafidi, Winda, Linda, Suci Perwita Sari, Rasya, Putri, Saut Simamora dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

16. Terkhusus buat abangnda Indon Sinaga SH, M.H dengan kesabarannya dan motivasinya dalam membantu penulis untuk penyusunan Tesis ini.

17. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam penyelesaian Tesis ini. Semoga kebaikan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.

Penulis menyadari masih belum sempurna baik isi maupun penulisan di dalam Tesis ini. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Atas segala bantuan, bimbingan dan semangat yang telah penulis terima dari berbagai pihak, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya. Akhir kata


(8)

vii

semoga Tesis ini bermanfaat bagi penulis serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.

Medan, Agustus 2016 Penulis


(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 10

1.3. Batasan Masalah ... 1

1.4. Rumusan Masalah ... 12

1.5. Tujuan Penelitian ... 13

1.6. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 16

2.1. Kerangka Teoritis ... 16

2.1.1.Hakikat Belajar ... 16

2.1.1.1. Pengertian Belajar ... 16

2.1.1.2. Karakteristik Dan Ciri-Ciri Belajar ... 19

2.1.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 20

2.1.2.Hakikat Motivasi Belajar... 22

2.1.2.1. Pengertian Motivasi Belajar ... 22

2.1.2.2. Elemen Motivasi Belajar ... 26

2.1.2.3. Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... 27

2.1.2.4. Fungsi Motivasi Belajar ... 28

2.1.2.5. Jenis-Jenis Motivasi Belajar ... 28

2.1.2.6. Strategi Motivasi Belajar ... 29


(10)

ix

2.1.2.8. Indikator Motivasi Belajar ... 31

2.1.3.Hakikat Hasil Belajar ... 32

2.1.3.1. Pengertian Hasil Belajar ... 32

2.1.3.2. Indikator Hasil Belajar... 34

2.1.3.3. Taksonomi Hasil Belajar ... 35

2.1.3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 40

2.1.4.Hakikat Pendekatan Pembelajaran ... 41

2.1.4.1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ... 41

2.1.4.2. Fungsi Pendekatan Pembelajaran ... 43

2.1.4.3. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran... 43

2.1.5.Hakikat Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 45

2.1.5.1. Pengertian, Konsep, Karakteristik, Komponen, Prinsip, Ciri Pendekatanpembelajaran Kontekstual ... 45

2.1.5.2. Teori Belajar Yang Melandasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 52

2.1.5.3. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Kontekstual ... 54

2.1.5.4. Peran Guru Dalam Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 55

2.1.5.5. Sintaks Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 59 2.1.5.6. Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 59

2.1.6.Hakikat PendekatanPembelajaran Konvensional ... 61

2.1.6.1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Konvensional ... 61

2.1.6.2. Karakteristik Dan Ciri Pendekatan Pembelajaran Konvensional ... 63

2.1.6.3. Kelebihan Dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Konvensional... 65 2.1.6.4. Sintaks Pendekatan Pembelajaran Konvensional 66 2.1.6.5. Pelakasanaan Pendekatan Pembelajaran


(11)

x

Konvensional ... 67

2.1.7.Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 68

2.1.7.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 68

2.1.7.2. Karakteristik Utama Ilmu Pengetahuan Alam . 69 2.1.7.3. Tujuan Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam .. 70

2.1.7.4. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar ... 72

2.1.8.Karakteristik Peserta Didik Kelas Iv Sekolah Dasar ... 73

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 74

2.3. Kerangka Berpikir ... 81

2.3.1.Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Di Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar ... 81

2.3.2.Pengaruh Motivasi Belajar Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar ... 85

2.3.3.Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Di Sekolah Dasar ... 86

2.3. Hipotesis Penelitian ... 88

BAB III METODE PENELITIAN ... 89

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 89

3.1.1.Lokasi Penelitian ... 89

3.1.2.Waktu Penelitian ... 89

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 89

3.2.1.Populasi Penelitian ... 89

3.2.2.Sampel Penelitian ... 90

3.3. Metode dan Desain Penelitian ... 91

3.3.1.Metode Penelitian ... 91


(12)

xi

3.4. Validitas isi ... 93

3.5. Prosedur Penelitian ... 94

3.6. Pengontrolan Perlakuan ... 97

3.6.1.Validitas Eskternal ... 97

3.6.2.Validitas Internal ... 98

3.7. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 99

3.7.1.Variabel Penelitian ... 99

3.7.2.Defenisi Operasional Variabel ... 99

3.8. Instrumen Penelitian ... 101

3.8.1.Tes Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ... 102

3.8.2.Instrumen Motivasi Belajar ... 104

3.9. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 106

3.9.1.Validitas (Kesahihan) Tes ... 106

3.9.2.Keajengan Rehabilitas Tes ... 107

3.9.3.Daya Beda ... 108

3.9.4.Indeks Tingkat Kesukaran Tes ... 109

3.9.5.Distraktor (Pengecoh) ... 110

3.10. UjiInstrumenAngket ... 111

3.10.1.Validitas ... 111

3.10.2.Reliabilitas/Keterhandalan ... 111

3.11. Teknik Analisa Data ... 112

3.12. Hipotesis Statistik ... 115

BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 117

4.1. Diskripsi Data Penelitian ... 117

4.1.1 Hasil Angket Motivasi Peserta Didik ... 117

4.1.2 Pre-Tes Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam PesertaDidik ... 119

4.1.3 Perlakuan ... 123

4.1.4 Pos-Test Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 125

4.1.5 Analisis Hasil Penelitian ... 126 4.1.5.1 Analisis Data Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan


(13)

xii

Alam Peserta Didik ... 126 4.1.5.2 Analisis Hasil Pos-Test Berdasarkan

Motivasi Belajar ... 127 4.2 Pengujian Hipotesis ... 130 4.3 Pembahasan ... 140

4.3.1 Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontektual Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Peserta Didik ... 140 4.3.2 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 146 4.3.3 Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran

Dengan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 147 4.4 Keterbatasan Penelitian ... 149 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 151 5.2 Implikasi ... 152

5.2.1 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Aalam Peserta Didik Dengan Menggunakan Pendekatan

Pembelajaran Kontekstual ... 152 5.2.2 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik

Yang Memiliki Motivasi Belajar ... 154 5.2.3 Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dan

Motivasi Belajar Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ... 156 5.3 Saran ... 157 DAFTAR PUSTAKA ... 160


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Perbandingan Nilai Rata-Rata UTS Semester Genap Ilmu

Pengetahuan Alam Peserta Didik Kelas IV SD Swasta

Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar ... 5

Tabel2.1. Sintaks Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 59

Tabel 2.2. Kegiatan GurudenganMenggunakanPendekatan Pembelajaran Kontekstual ... ... 60

Tabel 2.2. Sintak Pendekatan Pembelajaran Konvensional ... 66

Tabel 2.4. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual DenganPendekatanPembelajaranKonvensional ... 83

Tabel 3.1. Jumlah Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar ... 90

Tabel 3.2. Desain Penelitian Anava, Faktorial 2x2 ... 93

Tabel 3.3. Diagram Alur Penelitian ... 96

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Penilaian Hasil Belajar IPA ... 103

Tabel 3.5. Kategori Pemberian Skor Hasil Belajar IPA ... 104

Tabel 3.6. Kategori Ketuntasan Hasil Belajar IPA ... 104

Tabel 3.7. Kategori Pemberian Skor Motivasi Belajar ... 105

Tabel 3.8. Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar ... 105

Tabel 4.1 Data Hasil Angket Motivasi Peserta Didik ... 117

Tabel 4.2 Pengelompokan Peserta Didik Berdasarkan Motivasi Belajar .. 118

Tabel 4.3 Data Pre-Tes Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 119

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Pre-Tes ... 120

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Pre-Tes ... 123

Tabel 4.6 Data Pos-Test Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 125

Tabel 4.7 Pengelompokan Nilai Pos-Test Peserta Didik Berdasarkan Tingkat Motivasi ... 127


(15)

xiv

Tabel 4.9 Desain Faktorial Rerata 2x2 ... 131

Tabel 4.10 Data Faktor Antar Subjek ... 131

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Pos-Test Peserta Didik ... 132

Tabel 4.12 Uji Homogenitas Antar Kelompok ... 133

Tabel 4.13 Hasil Uji Anava Dua Jalur ... 133


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Normal Pre-Tes Kelas Kontekstual ... 121

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Normal Pre-Tes Kelas Konvensional ... 121

Gambar 4.3 Grafik Q-Q Plot Pre-Tes Kontekstual ... 122

Gambar 4.4 Grafik Q-Q Plot Pre-Tes Konvensional ... 122

Gambar 4.5 Diagram Pre-Test – Pos-Test Kelas Kontektual Dan Konvensional ... 126

Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Berdasarkan Motivasi Belajar ... 130

Gambar 4.7 Histogram Distribusi Normal Pos-Test ... 132

Gambar 4.8 Grafik Interaksi Pendekatan Pembelajaran Kontektual Dan Konpensional Dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 136


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1A Rencana Pelaksana Pembelajaran Kontekstual ... 164

Lampiran 1B Rencana Pelaksana Pembelajaran Kontekstual ... 169

Lampiran 1C Rencana Pelaksana Pembelajaran Kontekstual ... 174

Lampiran 1D Rencana Pelaksana Pembelajaran Kontekstual ... 179

Lampiran 2A Rencana Pelaksana Pembelajaran Konvensional ... 184

Lampiran 2B Rencana Pelaksana Pembelajaran Konvensional ... 188

Lampiran 2C Rencana Pelaksana Pembelajaran Konvensional ... 192

Lampiran 2D Rencana Pelaksana Pembelajaran Konvensional ... 196

Lampiran 3 Tes Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ... 200

Lampiran 4A Lembar Kerja Siswa ... 206

Lampiran 4B Lembar Kerja Siswa ... 209

Lampiran 4C Lembar Kerja Siswa ... 211

Lampiran 4D Lembar Kerja Siswa ... 213

Lampiran 5 Angket Motivasi Belajar ... 215

Lampiran 6 Hasil Uji Coba Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 218

Lampiran 7 Analisis Validitas Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 220

Lampiran 8 Analisis Indeks Kesukaran (P) Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 221

Lampiran 9 Analisis Daya Pembeda Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 222

Lampiran 10 Analisis Reliabilitas Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 223

Lampiran 11 Analisis Pengecoh Tes Ilmu Pengetahuan Alam ... 224

Lampiran 12 Analisis Validitas Angket Motivasi Belajar Peserta Didik ... 227

Lampiran 13 Analisis Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Peserta Didik ... 229

Lampiran 14 Analisis Data Angket Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik ... 230

Lampiran 15 Analisis Stastistik Nilai Pre-tes Peserta Didik ... 233

Lampiran 16 Analisis Stastistik Angket Motivasi Belajar Peserta Didik ... 236


(18)

xvii

Lampiran 18 Kesimpulan Uji Coba Tes Hasil Belajar Peserta Didik diKelas VSekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01Kota

Pematangsiantar ... 242 Lampiran 19 Materi Pembelajaran ... 243 Dokumentasi Penelitian ... 246


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua individu dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan ketika masih dalam kandungan) hingga ke liang lahat. Belajar juga merupakan suatu kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam jenjang pendidikan, dimana keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada pencapaian keberhasilan proses belajar peserta didik di Sekolah dan dilingkungan sekitarnya.

“Belajar adalah suatu proses aktif dimana peserta didik membangun pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki” (Brunner dalam Trianto, 15 : 2011). Dalam pandangan konstruktivisme “Belajar bukanlah semata – mata mentransfer pengetahuan yanga ada di luar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterprestasikan pengalaman yang baru dengan pengalaman yang sudah dimilikinya dalam format yang baru” (Trianto, 16 : 2011).

Aliran psikologi kognitif memandang bahwa belajar adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh berbagai informasi, peserta didik harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut, dan guru bukan mengontrol stimulus, tapi menjadi partner peserta didik dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang mereka bahas dan kaji bersama.


(20)

2

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik, salah satunya adalah kemampuan seorang guru dalam mengelolah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan, strategi, metode, model dan teknik pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan meteri yang cocok digunakan di Sekolah Dasar. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, seorang guru dituntut untuk melakukan pembelajaran secara maksimal yang bertujuan agar hasil belajar peserta didik maksimal, bertambahnya ilmu pengetahuan peserta didik, sikap serta keterampilan peserta didik yang berkaitan dengan materi-materi pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru.

Faktor rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, namun secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor inter (faktor yang berasal dari diri sendiri). Faktor inter meliputi rendahnya bakat peserta didik, kurangnya rasa percaya diri peserta didik, kurangnya minat peserta didik, rendahnya keinginan peserta didik mencapai suatu tujuan atau cita-cita. Sedangkan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri sendiri). Faktor ekstern peserta didik bisa dari keluarga meliputi rendahnya motivasi orang tua, hubungan orang tua dan peserta didik tidak harmonis, rendahnya kehidupan ekonomi keluarga, lingkungan teman sepermainan (peer group) yang nakal dan lingkungan sekolah yang meliputi kondisi kelas yang kurang nyaman atau kondusif, pendekatan dan metode digunakan kurang bervariasi, kurangnya perangkat instrumen pendidikan dan alat-alat pendukung sarana belajar yang berkualitas rendah. Muliani (Tesis, 2015 : 4)

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Kompetensi Ilmu Pegetahuan Alam seperti yang


(21)

3

ditetapkan dalam tujuan nasional Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP, dapat diwujudkan melalui pembelajaran yang menekankan pada bagaimana peserta didik belajar dan bukan pada apa yang dipelajari peserta didik. Pembelajaran harus diubah dari metode transfer pengetahuan menjadi bagaimana peserta didik itu belajar dan menyusun pengetahuannya sendiri. Hal ini guru dapat mewujudkan dengan menciptakan kegiatan belajar yang inovatif, menyenangkan, bermakna dan akan menempatkan guru sebagai fasilitator, mediator, penilaian dan pengarahan dalam pembelajaran.

Dalam fungsinya, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting diberikan kepada peserta didik mulai dari jenjang pendidikan dasar. Hal ini untuk melatih daya pikir peserta didik sehingga mereka dapat menggunakan pengetahuan tentang Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar dalam mempelajari bidang Ilmu Pengetahuan Alam itu sendiri di jenjang pendidikan yang paling tinggi.

Ilmu Pengetahuan Alam adalah pembelajaran yang membutuhkan interaksi langsung antara peserta didik dengan apa yang dipelajarinya sehingga peserta didik lebih memahami dan memaknai pembelajaran yang berlangsung yang sangat erat kaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam membutuhkan suatu percobaan-percobaan dengan menghasilkan penemuan-penemuan agar peserta didik lebih mengingat dan merasa tertarik dalam belajar Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam juga berhubungan dengan kehidupan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya, guru hanya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, latihan, demontrasi dan penugasan serta tidak adanya media


(22)

4

yang digunakan dalam belajar. Hal ini akan membuat peserta didik merasa bosan, main – main di dalam kelas, tidak merasa tertarik dalam belajar atau motivasi belajar peserta didik menjadi rendah, serta peserta didik lebih cepat lupa terhadap materi pembelajaran yang baru dipelajarinya.

Darmojo (dalam jurnal Gede, 2013) menyatakan secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Sementara menurut pendapat Sumatowa (dalam jurnal Gede, 2013) ada beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam memperdayakan anak melalui pembelajaran IPA yaitu: (1) Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajarannya, anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari; (2) Aktivitas anak melalu berbagai kegiatan nyata dengan alam dengan menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA; (3) Bertanya menjadi bagian yang penting dalam setiap pembelajaran IPA, bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran; (4) Pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

Pembelajaran konvensional menurut Basuki Widodo (1991 : 3) “Merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengkombinasikan bermacam-macam metode pembelajaran”. Dalam prakteknya metode ini berpusat pada guru (teacher centered) atau guru lebih banyak berdominasi kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan berupa metode ceramah, diskusi, pemberian tugas dan tanya jawab. www.Pendidikanekonmi.com/2013/06/pembelajaran-konvansional dalam.html, diaskespada tanggal 3 Maret 2016.


(23)

5

Pendekatan pembelajaran konvesional ini memeiliki keunggulan yang efesien baik dari segi penggunaan waktu ataupun penyelesaian materi pelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional peserta didik mampu merekam informasi sebanyak mungkin dari penjelasan guru, tetapi akhirnya peserta didik tidak mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari sehingga pelajaran yang diterima peserta didik tidak bermakna. Peserta didik hanya berhasil mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali diri mereka dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu ada perubahan pendekatan pembelajaran yang lebih bermakna sehingga dapat membekali peserta didik dalam menghadapi permasalahan hidup yang dihadapi sekarang maupun yang akan datang.

Berdasarkan observasi dilapangan ditemukan nilai rata-rata ujian tengah semester (UTS) masih tergolong rendah dari nilai KKM yang telah ditetapkan oleh Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar. Hal ini di buktikan dengan Tabel 1.1 nilai rata-rata UTS semester genap Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar dari Tahun Pelajaran 2011/2012 sampai 2014/2015, yaitu:

Tabel 1.1. Perbandingan nilai rata-rata UTS Semester Genap Ilmu Pengetahuan Alam

peserta didik kelas IV SD Swasta Muhammadiyah 01 Kota

Pematangsiantar.

No Tahun

Pelajaran Nilai KKM UTS IPA Nilai Terendah (NTR) IPA Nilai Tertinggi (NTT) IPA Nilai Rata-rata UTS IPA

1 2011/2012 70 42,7 80,2 64,45

2 2012/2013 70 46,7 80,5 63,60

3 2012/2014 70 57,8 85,7 71,75

4 2014/2015 70 20,8 83,6 67,20


(24)

6

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar diperoleh nilai rata-rata UTS semester genap pertahun pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak memenuhi ketuntasan KKM yang telah ditetapkan, yakni pada tahun pelajaran 2011/2012 nilai rata-ratanya 64,45 sementara KKM 70 (belum tuntas). Pada tahun pelajaran 2012/2013 nilai rata-ratanya 63,60 sementara KKM 70 (belum tuntas). Pada tahun pelajaran 2013/2014 nilai rata-ratanya 71,75 sementara KKM 70 (tuntas). Pada tahun pelajaran 2014/2015 nilai rata-ratanya 67,20 sementara KKM 70 (belum tuntas). Rendahnya nilai rata-rata UTS pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini sangat mempengaruhi mutu pendidikan di Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar.

Joyce & Weil (Rusman, 2012 : 133) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Pendekatan pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi peserta didik yaitu “Pendekatan pembelajaran kontekstual”.

Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah salah satu cara pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karna peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan


(25)

7

model yang memungkinkan peserta didik untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan kehidupan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Selain itu, peserta didik dilatih untuk dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam suatu situasi, misalnya dalam bentuk simulasi, dan masalah yang memang ada di dunia nyata.

Ada sejumlah alasan mengapa pendekatan pembelajaran kontekstual dikembangkan sekarang ini. Sejumlah alasan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut; (1) Penerapan konteks budaya dalam mengembangkan silabus, penyusunan buku pedoman guru, dan buku teks akan mendorong sebagian besar peserta didik untuk tetap tertarik dan terlibat dalam kegiatan pendidikan; (2) Penerapan konteks sosial dalam pengembangan silabus, penyusunana buku pedoman, dan buku teks yang dapat meningkatkan kekuatan masyarakat memungkinkan banyak anggota masyarakat untuk mendiskusikan berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat; (3) Penerapan konteks personal yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, akan membantu lebih banyak peserta didik untuk secara penuh terlibat dalam kegiatan pendidikan dan masyarakat; (4) Penerapan konteks ekonomi akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan sosial; (5) Penerapan konteks politik dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat. Pendekatan pembelajaran konstektual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.


(26)

8

Dalam pendekatan pembelajaran kontekstual, guru bukan lagi seseorang yang paling tahu, guru layak untuk mendengarkan peserta didiknya. Guru bukan lagi satu-satunya penentu kemajuan peserta didiknya. Guru adalah seorang pendamping peserta didik dalam pencapaian kompetensi dasar. Dengan demikian, paradigma bahwa guru adalah satu-satunya sumber ilmu harus diubah. Pembelajaran kontekstual mengakui bahwa belajar merupakan sesuatu yang kompleks dan multi dimensional yang jauh melampaui berbagai metodologi yang hanyaberorientasi pada latihan dan rangsangan atau tanggapan (stimulus/respons).

Hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan, berpikir kritis, dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya. Dalam konteks itu, peserta didik perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.

Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual akan sangat membantu guru untuk menghubungkan materi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotifasi peserta didik untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan pekerja. Pendekatan pembelajaran kontekstual mendorong para guru untuk memilih dan mendesain lingkungan belajar yang memungkinkan untuk mengaitkan berbagai bentuk pengalaman sosial, budaya, dan fisik.

Pendekatan pembelajaran kontestual merupakan kosep belajar yang berangggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara


(27)

9

alamiah artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta didik bekerja dan mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar “mengetahui”. Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan transfer of knowledge dari pendidik kepada peserta didik, tetapi bagaimana peserta didik mampu memaknai apa yang dipelajari itu. Pembelajaran kontestual akan mendorong peserta didik lebih kearah belajar yang secara berpikir kritis dan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik di Sekolah Dasar.

Sardiman (2011 : 73) mengatakan bahwa “Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di luar induvidu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”. Inti dari motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsung dan memberikan arah kegiatan, sehingga dapat mencapai tujuan dalam belajar.

Menurut Suyanto dan Djihad (Istarani dan Pulungan, 2013:70-71) “Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dengan efektif”. Memberi motivasi kepada seseorang peserta didik, sberarti menggerakkan peserta didik untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan si subjek akan merasa belajar itu merupakan kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik, sehingga untuk mengetahui suatu pekerjaan berhasil atau tidak berhasil diperlukan suatu pengukuran. Hasil penelitian tersebut


(28)

10

masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan peserta didik. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan peserta didik maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar.

Menurut peneliti penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual akan sangat berkesan dan bermakna kepada peserta didik karena proses pendidikannya yang bertujuan membantu peserta didik melihat makna dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan kehidupan sehari-hari, akan mampu membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dalam proses kognitif pengenalan peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna, sekolah lebih dekat dengan lingkungan. Hasil belajar dan motivasi peserta didik akan semakin meningkat.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Maka peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh pendekatan pembelajaran kontekstual dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas penulis mengindentifikasi masalah yang berhubungan dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam, antara lain:


(29)

11

1. Masih rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar.

2. Motivasi belajar peserta didik di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar masih rendah.

3. Dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional (metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan latihan), peserta didik kurang aktif di dalam kelas sehingga pembelajaran kurang menyenangkan dan bermakna.

4. Dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda dan motivasi belajar akan memperoleh hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang berbeda.

5. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan dengan pendekatan kontekstual berbeda dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional.

6. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar dengan sub materi energi panas.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas IVa dan IVb Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar.


(30)

12

2. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang diteliti adalah hasil belajar peserta didik kelas IVa dan IVb, pada aspek kognitif berdasarkan Taksnomi Bloom C1 sampai dengan C4 pada sub materi “Energi Panas” semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016.

3. Motivasi belajar peserta didik mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Pembelajaran dilakukan pada peserta didik kelas IVa dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan IVb dengan pendekatan pembelajaran konvensional di Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas?

2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV


(31)

13

Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara keseluruhan adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas.

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas.

3. Mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan, masyarakat dan mahasiswa/i calon guru. Manfaatnya secara teoritis maupun praktis yaitu:

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, secara teoritis mampu menambahkan khasanahIlmu Pengetahuan Alam khususnya teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan yang positif mengenai pengaruhpendekatanpembelajaran kontekstual dan motivasi


(32)

14

belajarterhadap hasil belajar peserta didik khususnya pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar.

3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan pemikiran kepada guru-guru khususnya guru-guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam mencari alternatif pendekatan pembelajaran untuk menciptakan situasi kelas yang menyenangkan dan bermakna dalam proses belajar mengajar. Hasil penelitian ini juga dapat meningkatkan motivasi dan berpikir kritis peserta didik untuk menggunakanpendekatanpembelajaran yang bervariasai dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar maupun lanjutannya.

4. Hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi lembaga pendidikan, sehingga lembaga pendidikan memiliki gambaran tentang penggunaaan pendekatanpembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik di Sekolah-sekolah Dasar terutama Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar khususnya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

5. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas kelulusan di Sekolah Dasar Khususnya Ilmu Pengetahuan Alam.

Manfaat penelitian ini secara praktis sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti, bermanfaat untuk memperkaya khasanah pemikiran dan memperluas wawasan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual di Sekolah Dasar sebagai bahan untuk bisa menyelesaikan proposal tesis dalam rangka untuk menyelesaikan program pascasarjana jurusan DIKDAS Kosentarasi IPA Universitas Negeri Medan (UNIMED).


(33)

15

2. Hasil penelitian ini dapat memperkenalkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar yang bermanfaat untuk memperbaiki proses hasil belajar dan terciptanya suasana kelas yang bermakna bagi peserta didik di Sekolah Dasar.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bisa menjadi bahan pertimbangan bagi guru maupun calon guru terutama guru Ilmu Pengetahuan Alam dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik di Sekolah Dasar.

4. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi ada atau tidak adanya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar.

5. Hasil penelitian ini diharapkan bagi peserta didik dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam belajar terutama pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar sehingga hasil belajarnya dapat meningkat.

6. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peserta didik dimana pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi yang dipelajarin dan menghubungkannya serta menerapkannya dalam kehidupan nyata. Dengan demikian diharapkan peserta didik tidak lagi menganut budaya belajar yang menghafal, menyelesaikan tugas, dan mencatat, tetapi berubah menjadi belajar yang bermakna.


(34)

151 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, hal ini terlihat dari rerata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual mencapai ̅ = 84,22, sedangkan kelompok peserta didik yang diajar dengan pendekatan pembelajaran konvensional mencapai ̅ = 68,67.

2. Terdapat pengaruh motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar pada sub materi energi panas. Hasil belajar peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh rerata hasil belajar yang lebih tinggi daripada peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah, hal ini terlihat dari rerata hasil belajar peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi mencapai ̅ = 82,22, sedangkan rerata hasil belajar peserta didik yang memilik motivasi belajar rendah hanya mencapai ̅ = 70,67.


(35)

152

3. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bagi kelompok peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh nilai hasil belajar lebih tinggi bagi yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan bagi peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah memperoleh nilai hasil belajar lebih tinggi bagi yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.

5.2 Implikasi

5.2.1 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik yang Diajarkan dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik yang Diajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Konvensional dengan Sub Materi Energi Panas di Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual memiliki hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensioanal.

Kesiapan guru dalam mengelola pembelajaran dengan kedua pendekatan pembelajaran tersebut tidaklah kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar peserta didik , karena setiap guru memiliki gaya mengajar yang berbeda-beda. Idealnya, setiap guru memiliki kompetensi untuk membawakan pembelajaran dengan berbagai pendekatan, metode, model maupun strategi yang bervariasai dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Namun kenyataanya, masih banyak guru memiliki kesiapan yang kurang memadai untuk membawakan setiap


(36)

153

pendekatan pembelajaran. Guru sering hanya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional saja, dengan metode ceramah sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai secara maksimal.

Kelebihan ataupun keunggulan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran yaitu : (1) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik terlibat dalam proses belajar mengajar (PBM); (2) Peserta didik dapat berpikir kritis dan kreaktif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreaktif; (3) Menyadari peserta didik tentag apa yang mereka pelajari; (4) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan peserta didik tidak ditentukan oleh guru; (5) Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan; (6) Membantu peserta didik bekerja dengan efektif dalam kelompok; (7) Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.

Walaupun demikian dalam menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, dibutuhkan keterampilan yang lebih baik dalam mengelolahnya. Oleh karena itu, diharapkan agar guru di Sekolah Dasar memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pendekatan pembelajaran kontekstual dan mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran yang dilakukan karena pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatakan, yaitu (1) Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik; (2) Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam; (3) Kemampuan peserta didik mengkontruksikan sendiri pengetahuannya, dan melakukan proses penemuan


(37)

154

jawaban dari suatu permasalahan, merupakan salah satu karakteristik pendekatan pembelajaran kontekstual diharapkan dapat terus berkembang kearah yang lebih baik lagi.

Menurut Sabri (2010 : 40) Pendekatan pembelajaran konvensional memiliki kelebihan atau keunggulan sebagai berikut: (1) Guru mudah menguasai kelas; (2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas; (3) dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar; (4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya, guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik; (5) lebih ekonomis dalam hal waktu; (6) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik; (7) Memberi kesempatan kepada guru untuk menggunakan pengalaman; (8) Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas; (9) Membantu siswa untuk mendengarkan secara akurat, kritis, dan penuh perhatian; (10) Jika digunakan dengan tepat waktu maka akan dapat menstimuladikan dan meningkatkan keinginan belajar peserta didik dalam bidang akedemik; (11) Dapat menguatkan bacaan dan belajar peserta didik dari beberapa sumber lain.

Penggunaan pendekatan pembelajaran konvensional lebih mudah dan lebih sering digunakan sehingga dengan karakteristik dan latar belakang peserta didik yang pandai maupun yang kurang pandai dapat memahami maupun mengikuti pembelajaran.

5.2.2 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta didik yang Memiliki Motivasi Tinggi lebih Tinggi dari pada Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah pada Sub Materi Energi Panas di Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Peserta didik dengan


(38)

155

motivasi belajar tinggi secara rata-rata mempunyai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa motivasi belajar signifikan memberi pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi lebih memiliki keinginan dan kemampuan dalam berkomunikasi dengan teman-temannya untuk menemukan solusi ataupun penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelajaran, sehingga pada hakekatnya, peserta didik akan terbiasa dan terlatih untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dengan motivasi belajar yang tinggi cenderung lebih tinggi tingkat pencapaian hasil belajarnya.

Konsekuensi logis dari pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam berimplikasi kepada guru pengampu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk melakukan indentifikasi dan prediksi di dalam menentukan motivasi belajar yang dimiliki peserta didik. Apabila motivasi belajar peserta didik dapat dikelompokkan maka guru dapat menerapkan rencana-rencana dan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Disamping itu juga guru dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi diberikan latihan-latihan dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Bagi peserta didik yang memiliki motivasi yang rendah diberikan remedial yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penguasan terhadap materi yang telah


(39)

156

dipelajari. Dengan demikian, peserta didik dapat membangun dan menemukan sendiri pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan persoalan dalam belajar untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

5.2.3 Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta didik pada Sub Materi Energi Panas di Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar peserta didik. Bagi peserta didik yang memilkimotivasi belajar tinggi lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan bagi peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional, guru dapat menentukan tingkah laku yang bagaimana yang akan diperankan dalam merancang suatu pembelajaran dengan menggunakan berbagai pendekatan sihingga dapat membentuk karakter peserta didik yang akan memberi dampak ke arah positif bagi diri peserta didik dalam menjalankan nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada peserta didik dengan motivasi belajar tinggi akan lebih efektif hal ini disebabkan partisipasi peserta didik dalam bekerja sama akan memperoleh hasil belajar yang baik. Guru harus berperan aktif sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran, terutama dalam mempersiapkan rencana pembelajaran (RPP), alat ataupun media dalam pembelajaran yang dapat mendukung penuh dalam penerapan pendekatan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya kesesuaian antara pendekatan


(40)

157

pembelajaran yang akan diterapkan dalam karakteristik peserta didik khususnya motivasi belajar peserta didik.

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan nyata kepada peserta didik sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik sehingga hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang akan diperoleh lebih baik dari sebelumnya. Meskipun demikian, perlu disadari tidak ada satupun pendekatan pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun karakteristik pada materi pembelajaran terutama pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru maupun calon guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dan dapat disesuaikan dengan alokasi waktu dalam mengajarkan materi-materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sehingga materi yang disampaikan dapat diterima peserta didik dengan baik dan optimal, pembelajarannya dapat bermakna bagi peserta didik yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada kesimpulan hasil penelitian di atas, maka berikut ini disarankan beberapa hal antara lain :

1. Berdasarkan hasil temuan penelitian bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual lebih unggul dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, oleh karena itu diharapkan guru mengajar Ilmu Pengetahuan


(41)

158

Alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan langkah-langkah yaitu : (1) Kontruktivisme; (2) Inquiry (menemukan); (3) Questioning (bertanya); (4) Learning Community (masyarakat belajar); (5)

Modeling (pemodelan); (6) Reflection (refleksi); (7) Auhentic Assesmen

(penilaian authentik).

2. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan indentifikasi terhadap karakteristik, kebutuhan terutama kemampuan motivasi belajar peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar sangat mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik, guru harus memberikan perhatian penuh kepada peserta didik dalam meningkatkan maupun menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.

3. Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pelajaran yang tak lepas dari berbagai hal yang ada di sekitar lingkungan dan makhluk hidup, maka disarankan bagi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam lebih menguasai terlebih dahulu inti dari pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan mengunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang menggugah keaktifan peserta didik dalam memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sehingga Ilmu Pengetahuan Alam dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

4. Disarankan bagi sekolah untuk mengikutsertakan para guru dalam kegiatan seminar, workshop ataupun pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan profesional guru dalam menunjang efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan


(42)

159

belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan-pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran.

5. Disarankan bagi peserta didik agar terbiasa dalam menerima materi pelajaran dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang berbeda. Peserta didik dapat menyiapkan perlengkapan dan sumber belajar. Peserta didik diharapkan lebih perhatian, semangat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak ada takut untuk bertanya kepada guru maupun teman jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, dapat bekerjasama dengan teman maupun kelompok, berani mengungkapkan ide ataupun pendapat, saling menghargai pendapat orang lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik juga meningkat.

6. Disarankan bagi peneliti lain agar dapat menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran dengan menggunakan variabel yang berbeda dan sampel yang lebih luas lagi.


(1)

jawaban dari suatu permasalahan, merupakan salah satu karakteristik pendekatan pembelajaran kontekstual diharapkan dapat terus berkembang kearah yang lebih baik lagi.

Menurut Sabri (2010 : 40) Pendekatan pembelajaran konvensional memiliki kelebihan atau keunggulan sebagai berikut: (1) Guru mudah menguasai kelas; (2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas; (3) dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar; (4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya, guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik; (5) lebih ekonomis dalam hal waktu; (6) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik; (7) Memberi kesempatan kepada guru untuk menggunakan pengalaman; (8) Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas; (9) Membantu siswa untuk mendengarkan secara akurat, kritis, dan penuh perhatian; (10) Jika digunakan dengan tepat waktu maka akan dapat menstimuladikan dan meningkatkan keinginan belajar peserta didik dalam bidang akedemik; (11) Dapat menguatkan bacaan dan belajar peserta didik dari beberapa sumber lain.

Penggunaan pendekatan pembelajaran konvensional lebih mudah dan lebih sering digunakan sehingga dengan karakteristik dan latar belakang peserta didik yang pandai maupun yang kurang pandai dapat memahami maupun mengikuti pembelajaran.

5.2.2 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta didik yang Memiliki Motivasi Tinggi lebih Tinggi dari pada Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah pada Sub Materi Energi Panas di Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Peserta didik dengan


(2)

motivasi belajar tinggi secara rata-rata mempunyai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa motivasi belajar signifikan memberi pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi lebih memiliki keinginan dan kemampuan dalam berkomunikasi dengan teman-temannya untuk menemukan solusi ataupun penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelajaran, sehingga pada hakekatnya, peserta didik akan terbiasa dan terlatih untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dengan motivasi belajar yang tinggi cenderung lebih tinggi tingkat pencapaian hasil belajarnya.

Konsekuensi logis dari pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam berimplikasi kepada guru pengampu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk melakukan indentifikasi dan prediksi di dalam menentukan motivasi belajar yang dimiliki peserta didik. Apabila motivasi belajar peserta didik dapat dikelompokkan maka guru dapat menerapkan rencana-rencana dan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Disamping itu juga guru dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi diberikan latihan-latihan dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Bagi peserta didik yang memiliki motivasi yang rendah diberikan remedial yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penguasan terhadap materi yang telah


(3)

dipelajari. Dengan demikian, peserta didik dapat membangun dan menemukan sendiri pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan persoalan dalam belajar untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

5.2.3 Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta didik pada Sub Materi Energi Panas di Kelas IV Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 01 Kota Pematangsiantar

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar peserta didik. Bagi peserta didik yang memilkimotivasi belajar tinggi lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan bagi peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional, guru dapat menentukan tingkah laku yang bagaimana yang akan diperankan dalam merancang suatu pembelajaran dengan menggunakan berbagai pendekatan sihingga dapat membentuk karakter peserta didik yang akan memberi dampak ke arah positif bagi diri peserta didik dalam menjalankan nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada peserta didik dengan motivasi belajar tinggi akan lebih efektif hal ini disebabkan partisipasi peserta didik dalam bekerja sama akan memperoleh hasil belajar yang baik. Guru harus berperan aktif sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran, terutama dalam mempersiapkan rencana pembelajaran (RPP), alat ataupun media dalam pembelajaran yang dapat mendukung penuh dalam penerapan pendekatan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya kesesuaian antara pendekatan


(4)

pembelajaran yang akan diterapkan dalam karakteristik peserta didik khususnya motivasi belajar peserta didik.

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan nyata kepada peserta didik sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik sehingga hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang akan diperoleh lebih baik dari sebelumnya. Meskipun demikian, perlu disadari tidak ada satupun pendekatan pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan karakteristik peserta didik maupun karakteristik pada materi pembelajaran terutama pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru maupun calon guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dan dapat disesuaikan dengan alokasi waktu dalam mengajarkan materi-materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sehingga materi yang disampaikan dapat diterima peserta didik dengan baik dan optimal, pembelajarannya dapat bermakna bagi peserta didik yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada kesimpulan hasil penelitian di atas, maka berikut ini disarankan beberapa hal antara lain :

1. Berdasarkan hasil temuan penelitian bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual lebih unggul dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, oleh karena itu diharapkan guru mengajar Ilmu Pengetahuan


(5)

Alam dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan langkah-langkah yaitu : (1) Kontruktivisme; (2) Inquiry (menemukan); (3) Questioning (bertanya); (4) Learning Community (masyarakat belajar); (5) Modeling (pemodelan); (6) Reflection (refleksi); (7) Auhentic Assesmen (penilaian authentik).

2. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan indentifikasi terhadap karakteristik, kebutuhan terutama kemampuan motivasi belajar peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar sangat mempengaruhi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik, guru harus memberikan perhatian penuh kepada peserta didik dalam meningkatkan maupun menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.

3. Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pelajaran yang tak lepas dari berbagai hal yang ada di sekitar lingkungan dan makhluk hidup, maka disarankan bagi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam lebih menguasai terlebih dahulu inti dari pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan mengunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang menggugah keaktifan peserta didik dalam memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sehingga Ilmu Pengetahuan Alam dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

4. Disarankan bagi sekolah untuk mengikutsertakan para guru dalam kegiatan seminar, workshop ataupun pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan profesional guru dalam menunjang efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan


(6)

belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan-pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran.

5. Disarankan bagi peserta didik agar terbiasa dalam menerima materi pelajaran dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang berbeda. Peserta didik dapat menyiapkan perlengkapan dan sumber belajar. Peserta didik diharapkan lebih perhatian, semangat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak ada takut untuk bertanya kepada guru maupun teman jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, dapat bekerjasama dengan teman maupun kelompok, berani mengungkapkan ide ataupun pendapat, saling menghargai pendapat orang lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik juga meningkat.

6. Disarankan bagi peneliti lain agar dapat menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran dengan menggunakan variabel yang berbeda dan sampel yang lebih luas lagi.