Rangkaian ADC Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay menjadi terbuka, sehingga hubungan sumber tegangan 12 volt ke buzzer alarm akan terhubung dan alarm akan menyala. Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P1.0 adalah rendah low maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay terputus, sehingga sumber tegangan 12 volt dengan pompaalarm ataupun kipas tidak menyala.

3.5. Rangkaian ADC

Rangkaian ADC ini berfungsi untuk merubah data analog yang dihasilkan oleh sensor LDR menjadi bilangan digital. Output dari ADC dihubungkan ke mikrokontroler. Sehingga mikrokontroler dapat mengetahui perbedaan intensitas warna yang dibaca oleh sensor. Dengan demikian proses pembacaan warna dapat dilakukan. Gambar rangkaian ADC ditunjukkan pada gambar di bawah ini : Gambar 3.5 Rangkaian ADC Input ADC dihubungkan ke sensor LDR, sehingga setiap perubahan tegangan pada sensor LDR akan dideteksi oleh ADC. Agar output yang dihasilkan oleh ADC bagus, maka tegangan refrensi ADC harus benar-benar stabil, karena perubahan tegangan refrensi pada ADC akan merubah output ADC tersebut. Oleh sebab itu pada rangkaian ADC di atas tegangan masukan 12 volt dimasukkan ke dalam IC regulator tegangan 9 volt 7809 agar keluarannya menjadi 9 volt, kemudian keluaran 9 volt ini dimasukkan kedalam regulator tegangan 5 volt 7805, sehingga keluarannya menjadi 5 volt. Tegangan 5 volt inilah yang menjadi tegangan refrensi ADC. Dengan demikian walaupun tegangan masukan turun setengahnya, yaitu dari 12 volt menjadi 6 volt, tegangan refrensi ADC tetap 5 volt. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler AT89S51 ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51 dengan power supply sebagai sumber tegangan. Kaki 40 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 Volt, sedangkan kaki 20 dihubungkan dengan ground. Rangkaian pengujian mikrokontroller AT89S51 dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini : Gambar 4.1 pengujian rangkaian mikrokontroller AT89S51 Dari rangkaian, tegangan pada kaki 40 diukur dengan menggunakan Voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 40 sebesar 4,9 Volt. Langkah selanjutnya adalah dengan cara menghubungkan pin 39 P0.0 dan pin 37 P0.2 dengan sebuah LED indikator. LED indikator pada rangkaian berfungsi sebagai output dari program yang diisikan ke dalam mikrokontroller AT89S51. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa mikrokontroller AT89S51 dapat mengesekusi program dengan baik. Selanjutnya program sederhana diisikan pada mikrokontroler AT89S51. Program yang diisikan adalah sebagai berikut : Loop: Setb P0.0 Clr P0.2 Call delay Clr P0.0 setb P0.2 Call delay Jmp loop Delay: Mov r7,255 Dly: Mov r6,255 Djnz r6, Djnz r7,dly Ret End Program di atas bertujuan untuk menyalakan mematikan LED yang terhubung ke P0.0 dan P0.2 Secara bergantian flip - flop. Perintah Setb P0.0 akan menjadikan P0.0 berlogika high yang menyebabkan LED tidak mendapat hubungan dengan ground sehingga LED akan mati. Perintah Clr P0.2 akan menjadikan P0.2 berlogika low yang menyebabkan LED terhubung dengan ground sehingga LED akan menyala. Call delay akan menyebabkan LED ini menyala dan mati selama beberapa saat. Perintah jmp Loop akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak LED tersebut menyala secara bergantian flip – flop . Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroller AT89S51, kemudian mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian minimum mikrokontroller AT89S52 telah bekerja dengan baik.

4.2. Pengujian Rangkaian Display Seven Segmen