Sistem Otomasi Suhu Ruangan Menggunakan Sensor PIR dan LM35

(1)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Diagram Blok Rangkaian

Pada bab ini akan dibahas perancangan dan pembuatan dari perangkat keras dan perangkat lunak sistem otomasi lampu dan kipas, dimana diharapkan dengan adanya sistem otomasi ini dapat menjadi upaya alternatif untuk menghemat penggunaan energi listrik dan memudahkan pekerjaan rumah tangga. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat yang akan dirancang :

Gambar 3.1 Blok Diagram Rangkaian Sensor PIR Sensor Suhu LM35 Mikrokontro ller ATmega8535 Rangkaian Relay Rangkaian Relay Lampu Pendingin ruangan (Kipas) Display (LCD) LED


(2)

Sensor PIR akan mendeteksi pergerakan manusia, apabila terdeteksi adanya gerakan manusia dalam ruangan, maka mikrokontroler akan mengirimkan logika untuk menyalakan relay yang selanjutnya akan menyalakan kipas dan lampu.

3.2 Rangkaian PIR

Gambar 3.2 Rangkaian PIR

Pada rangkaian sensor PIR ini, pin 3 (O/P) dihubungkan langsung ke pin 1 mikrokontroller (Port B.0) , sedangkan pin V+ dihubungkan ke +5 V PSA dan pin 1 (GND) dihubungkan ke GND PSA .


(3)

3.3 Rangkaian Sensor Suhu LM35

Gambar 3.3 Rangkaian LM35

Pin 1 (+Vs) dihubungkan ke catudaya 5 V dan pin 3 (GND) dihubungkan ke GND PSA, Sedangkan pin 2 (Vout) dihubungkan ke port A.0 (ADC 0) mikrokontroller . Tegangan dari sensor LM35 ini masih dalam bentuk analog, kemudian dengan ADC diubah menjadi digital sehingga terbaca dengan mikrokontroller tegangan sebesar 0-5 V . Namun karena setiap kenaikan 1

ͦ

C tegangan output dari LM35 sebesar 10 mV (0,01V) maka dalam program tegangan output yang terbaca dikalikan 100 sehingga tiap 10mV menunjukkan temperatur sebesar 1

ͦ

C.


(4)

3.4 Rangkaian Mikrokontroller ATmega8535

Gambar 3.4 Rangkaian ATmega8535

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke crystal 12MHz dan 2 buah kapasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler ATMega8535 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 5 – 9 dihubungkan ke modul ISP downloader. Pin 9 dihubungkan ke rangkaian reset (active high). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan mereset mikrokontroler ini. Pin 10 dihubungkan ke +5V catu daya dan pin 11 dihubungkan ke 0V atau ground catu daya.


(5)

3.5 Rangkaian LCD

Modul LCD berukuran 16 karakter x 2 baris dengan fasilitas back lighting memiliki 16 pin yang terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur control dan jalur – jalur catu daya.

Gambar 3.5 Rangkaian LCD

Keterangan sambungan pin LCD : 1. Pin 1 dan 2

Merupakan sambungan catu daya, VCC, dan GND. Pin 2 dihubungkan dengan tegangan +5V catu daya, dan pin 1 pada 0V atau ground.

2. Pin 3

Merupakan pin control untuk mengatur kecerahan display LCD. Pin ini dihubungkan ke potensiometer 10 K.


(6)

3. Pin 4

Merupakan register select (RS) dihubungkan ke PORT C.5 mikrokontroler.

4. Pin 5

Read/Write (R/W) dihubungkan ke GND karena kita hanya butuh menulis karakter ke LCD.

5. Pin 6

Enable (E) dihubungkan ke PORT C.4 mikrokontroler. 6. Pin 7 – pin 14

Merupakan jalur data. Data yang digunakan pada pengiriman sebanyak 4 bit. Pin D4 – D7 dihubungkan ke PORT C.0 – PORT C.7 mikrokontroler. 7. Pin 15 dan pin 16


(7)

3.6 Rangkaian Seluruh Sistem


(8)

3.7 Flowchart Rangkaian start Ada Manusia? Suhu > setpoint? Kipas OFF Kipas ON

Delay Habis ?

Lampu dan Kipas OFF Lampu ON Suhu < setpoint? Ya No Ya Ya No Ya Ya No No

Keterangan Flowchart :

- Alat dihidupkan, sensor PIR mendeteksi apakah ada manusia atau tidak. - Jika ada maka lampu hidup otomatis karena terdeteksi oleh sensor PIR, dan

suhu dicek apakah melenihi suhu yang ditetapkan. - Jika suhu diatas >34 maka kipas otomatis hidup


(9)

- Jika suhu sama dengan atau < 32 maka kipas mati . - Waktu lampu hidup diatur selama 10 detik.

- Jika tidak ada manusia terdeteksi dan suhu <32, maka lampu dan kipas mati secara otomatis.


(10)

BAB IV

PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA RANGKAIAN

4.1 Pengujian Rangkaian PIR

No Jarak ( cm ) Pendeteksi Gerakan Manusia

1 30 Terdeteksi

2 60 Terdeteksi

3 90 Terdeteksi

4 120 Terdeteksi

5 150 Terdeteksi

6 180 Terdeteksi

7 210 Terdeteksi

8 240 Terdeteksi

9 270 Terdeteksi

10 300 Terdeteksi

11 330 Terdeteksi

12 360 Terdeteksi

13 390 Terdeteksi

14 420 Terdeteksi

15 450 Terdeteksi

16 480 Terdeteksi

17 510 Tidak Terdeteksi

18 540 Tidak Terdeteksi

19 570 Tidak Terdeteksi

20 600 Tidak Terdeteksi

Dari data diatas dapat diketahui bahwa PIR dapat mendeteksi gerakan manusia hingga jarak 480 cm atau 4,8 m dan mulai tidak dapat mendeteksi


(11)

gerakan manusia lebih dari 510 cm atau 5,1 m. Dalam pengujian sensor PIR harus terlebih dahulu dilakukan pemanasan sekitar 30 detik agar sensor dapat bekerja dengan normal dan stabil.

4.2 Pengujian Rangkaian LM35 No Suhu Terukur

LM35 ( C )

Tegangan LM35 (mV)

Suhu Terukur Termometer( C)

Error (%)

1 27 267 27,2 0,74

2 29 287 29,3 1,02

3 31 307 31,3 0.96

4 33 324 32,8 0,61

5 35 345 34,9 0,29

6 37 361 36,4 1,65

7 39 380 39,2 0,51

8 41 397 40,6 0,97

9 43 415 42,8 0,46

10 45 431 45,1 0,22

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa antara suhu yang terukur dengan LM35 dan thermometer tidak jauh berbeda, error yang terjadi tidak lebih besar dari 5 %. Berdasarkan perhitungan, rata-rata error yang terjadi adalah , error yang paling besar 1,65 % , error yang paling kecil 0,22 %. Ini memmbuktikan LM35 ini bekerja dengan baik untuk mengukur suhu ruangan yang akan menjadi pertimbangan dalam menghidupkan atau mematikan kipas .


(12)

4.3 Analisa Program Config Portb.0 = Input Pir Alias Pinb.0

Config Portd.4 = Output Lampu Alias Portd.4 Config Portd.5 = Output Kipas Alias Portd.5

Config Portd.7 = Output Led_kipas Alias Portd.7 Config Lcd = 16 * 2

Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.3 , Db5 = Portc.2 , Db6 = Portc.1 , Db7 = Portc.0 , E = Portc.4 , Rs = Portc.5

Config Lcdbus = 4 Cursor Off

Deflcdchar 0 , 14 , 10 , 14 , 32 , 32 , 32 , 32 , 32 Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc Dim Suhu_ref As Word , Suhu As Word , Suhu_d As Byte Start Adc

Do

Gosub Kondisi2 If Pir = 1 Then Portd.4 = 1 Locate 1 , 2

Lcd "---Ada Orang---" Waitms 200

Gosub Kondisi Wait 2


(13)

Gosub Kondisi Wait 2 Gosub Kondisi Wait 2 Gosub Kondisi Wait 2 Gosub Kondisi Wait 2 Gosub Kondisi Portd.4 = 0 Elseif Pir = 0 Then Locate 1 , 2

Lcd "Tidak Ada Orang" Gosub Kondisi2

Portd.4 = 0 End If

Loop Kondisi:

Suhu_ref = Getadc(0) Suhu = Suhu_ref * 5 Suhu_d = Suhu Mod 10 Suhu = Suhu / 10 Locate 2 , 3 Lcd "Suhu=" Locate 2 , 9

Lcd Suhu ; "," ; Suhu_d Locate 2 , 14

Lcd Chr(0) ; "C" If Suhu > 34 Then Portd.5 = 1 Portd.7 = 1


(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Sensor PIR ( Passive Infra Red )

Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.

Gambar 2.1 sensor PIR

Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal:


(15)

dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.

Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu : - Lensa Fresnel

- Penyaring Infra Merah - Sensor Pyroelektrik - Penguat Amplifier - Komparator

2.1.1.Cara Kerja Sensor PIR

Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3). Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah


(16)

dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR.

2.1.2 Jarak pancar sensor PIR

Sensor PIR memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung karakteristik sensor. Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5 meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector.

Sensor gerak PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang berfungsi untuk pendeteksi gerakan yang bekerja dengan cara mendeteksi adanya perbedaan/perubahan suhu sekarang dan sebelumnya. Sensor gerak menggunakan modul pir sangat simpel dan mudah diaplikasikan karena Modul PIR hanya membutuhkan tegangan input DC 5V cukup efektif untuk mendeteksi gerakan hingga jarak 5 meter. Ketika tidak mendeteksi gerakan, keluaran modul adalah LOW. Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan berubah menjadi HIGH. Adapun lebar pulsa HIGH adalah ±0,5 detik.

Sensitifitas Modul PIR yang mampu mendeteksi adanya gerakan pada jarak 5 meter memungkinkan kita membuat suatu alat pendeteksi gerak dengan keberhasilan lebih besar. Dengan output yang hanya memberikan 2 logika High dan Low ini kita dapat membuat aplikasi sensor gerak yang berfariatif. Misal kita ingin langsung aplikasikan pada alarm, kita tinggal membuat rangkaian driver untuk mengaktifkan alarm tersebut. Atau misal ingin digunakan untuk mengaktifkan lampu, maka tinggal di buat driver untuk memberikan sumber tegangan ke lampu. Modul sensor gerak PIR memiliki output yang langsung bisa


(17)

di hubungkan dengan komponen digital TTL atau CMOS dan juga dapat lansung dihubungkan ke mikrokontroler.

Efektifitas pendeteksian gerakan menggunakan sensor gerak ini dipengaruhi oleh faktor penempatan sensor gerak PIR tersebut. Posisi sensor gerak harus diletakan pada lokasi yang dapat membaca semua gerakan yang ada dalam ruangan atau daerah yang dimonitor oleh sensor gerak PIR.

2.1.3 Bagian-bagian dari Sensor PIR 1. Fresnel Lens

Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun

kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya.

2. IR Filter

IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini


(18)

saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.

3. Pyroelectric sensor

Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium

nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

4. Amplifier

Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.

5. Comparator

Seterlah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh comparator sehingga mengahasilkan output.


(19)

2.2.Sensor Suhu LM35

Sensor suhu LM35 bentuknya semacam transistor dengan tiga kaki dan masing-masing kaki berfungsi sebagai input dan output. Berdasarkan gambar, dari kiri ke kanan, kaki-kaki tersebut berfungsi sebagai VCC – OUPUT – GND.

Gambar 2.2 Bentuk fisik LM35

Sensor ini bisa mendeteksi suhu 0-100 derajat Celcius dengan karakteristik 10mV pada output mewakili 1 derajat Celcius. Jika tegangan ouput 300mV berarti suhu adalah 30 derajad Celcius, jika tegangan ouput 230mV berarti suhu 23 derajat Celcius. Penggunaan AVO digital di sini untuk lebih mempermudah pembacaan ouput voltase pada sensor. Untuk percobaan, ujung kaki kiri (+5vdc) dihubungkan dengan penjepit plus dengan kabel merah pada power supply, kaki tengah dihubungkan dengan pin plus dengan kabel merah pada AVO meter (ini sebagai output votase pada sensor), kemudian kaki kanan dihubungkan dengan ground, yaitu pin dan jepitan yang berwarna hitam pada AVO dan power supply.


(20)

2.2.1.Cara Kerja Sensor LM35

Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan

100°C setara dengan 1 volt.

Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control yang sangat mudah. IC LM35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.

IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan. Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor.

Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah : 1. Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.


(21)

3.Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang. 4.Range +2 º C – 150 º C.

5.Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V. 6.Arus yang mengalir kurang dari 60 Μa

2.2.2.Kelebihan dan Kelemahan Sensors LM35 Kelebihan:

a.Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150oC b.Low self-heating, sebesar 0.08oC

c.Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V d.Rangkaian tidak rumit

e.Tidak memerlukan pengkondisian sinyal •Kekurangan:

Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi

LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor (TO-92). Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100 derajad Celcius. Dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad Celcius, maka komponen ini sangat cocok untuk digunakan sebagai teman eksperimen kita, atau bahkan untuk aplikasi-aplikasi seperti termometer ruang digital, mesin pasteurisasi, atau termometer badan digital. LM35 dapat disuplai dengan tegangan mulai 4V-30V DC dengan arus pengurasan 60 mikroampere.


(22)

2.3 Mikrokontroler Atmega8535

Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika.

Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika, mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.

Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dll. Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini memungkinkan kita belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien, serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan mikrokontroler ATmega8535.

Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai berikut:


(23)

2. ADC internal sebanyak 8 saluran.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan. 4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. SRAM sebesar 512 byte.

6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write. 7. Port antarmuka SPI

8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 9. Antarmuka komparator analog.

10. Port USART untuk komunikasi serial.

11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.

12. Dan lain-lainnya.

2.3.1.Konstruksi ATmega8535

Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program, memori data dan memori EEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah.

a. Memori program

ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8 Kbyte yang terpetakan dari alamat 0000h – 0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki lebar data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program boot dan bagian program aplikasi.


(24)

b. Memori data

ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM. ATmega8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register I/O yang dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM (menggunakan instuksi LD atau ST) atau dapat juga diakses sebagai I/O (menggunakan instruksi IN atau OUT), dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM.

c. Memori EEPROM

ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM Address, register EEPROM Data, dan register EEPROM Control. Untuk mengakses memori EEPROM ini diperlakukan seperti mengakses data eksternal, sehingga waktu eksekusinya relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mengakses data dari SRAM.

ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATmega8535 dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain itu, ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri.


(25)

ATmega8535 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah timer/counter 8 bit dan 1 buah timer/counter 16 bit. Ketiga modul timer/counter ini dapat diatur dalam mode yang berbeda secara individu dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, semua timer/counter juga dapat difungsikan sebagai sumber interupsi. Masing-masing timer/counter ini memiliki register tertentu yang digunakan untuk mengatur mode dan cara kerjanya.

Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi serial syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega8535. Universal Syncrhronous and Asyncrhronous Serial Receiver and Transmitter (USART) juga merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATmega8535. USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART.

USART memungkinkan transmisi data baik secara syncrhronous maupun asyncrhronous, sehingga dengan memiliki USART pasti kompatibel dengan UART. Pada ATmega8535, secara umum pengaturan mode syncrhronous maupun asyncrhronous adalah sama. Perbedaannya hanyalah terletak pada sumber clock saja. Jika pada mode asyncrhronous masing-masing peripheral memiliki sumber clock sendiri, maka pada mode syncrhronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan secara bersama-sama. Dengan demikian, secara hardware untuk mode asyncrhronous hanya membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD, sedangkan untuk mode syncrhronous harus 3 pin yaitu TXD, RXD dan XCK.


(26)

2.3.2.Port I/O ATMega8535

Port I/O pada mikrokontroler ATMega8535 dapat difungsikan sebagai input ataupun dengan keluaran high atau low. Untuk mengatur fungsi port I/O sebagai input ataupun output perlu dilakukan setting pada DDR dan Port. Berikut tabel pengaturan port I/O.

Dari tabel di atas, menyeting input/output adalah : 1. Input ; DDr bit 0 dan Port bit 1

2. Output High ; DDR bit 1 dan Port bit 1 3. Output Low ; DDR bit 1 dan Port bit 0

Logika port I/O dapat berubah-ubah dalam program secara byte atau hanya bit tertentu. Mengubah sebuah keluaran bit I/O dapat dilakukan menggunakan perintah cbi (clear bit I/O) untuk menghasilkan output low atau perintah sbi (set bit I/O) untuk menghasilkan output high. Perubahan secara byte dilakukan dengan perintah in atau out yang menggunakan register bantu.

Port I/O sebagai output hanya memberikan arus sourcing sebesar 20mA sehingga untuk menggerakkan motor atau kendali alat elektronis yang lain, perlu diberikan penguat tambahan atau dapat juga dengan konfigurasi port sebagai sinking current, seperti pada port yang digunakan untuk menyalakan LED, yang akan menyala saat port diberikan logika low dan mati saat port logika high.

2.3.3 Konfigurasi Pin ATMega8535

Mikrokontroler ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya digunakan sebagai port paralel. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga jumlah port pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A, port B, port C dan port D.


(27)

Sebagai contoh adalah port A memiliki pin antara port A.0 sampai dengan port A.7, demikian selanjutnya untuk port B, port C, port D.

Gambar 2.3 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8535

a. Port A

Pin 33 sampai dengan pin 40 merupakan pin dari port A. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin pada port A juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti tabel dibawah ini :


(28)

Tabel 2.1 Tabel Pin Pada Port A

Pin Keterangan

PA7 ADC7 (ADC Input Channel 7)

PA6 ADC6 (ADC Input Channel 6)

PA5 ADC7 (ADC Input Channel 5)

PA5 ADC4 (ADC Input Channel 4)

PA3 ADC3 (ADC Input Channel 3)

PA2 ADC2 (ADC Input Channel 2)

PA1 ADC1 (ADC Input Channel 1)

PA0 ADC0 (ADC Input Channel 0)

b. Port B

Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB.Selain itu, pin-pin port B juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.2 berikut ini


(29)

Tabel 2.2 Tabel Pin Pada Port B

Pin Keterangan

PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB6 VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output) PB5 VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input) PB4 SS (SPI SlaveSelect Input)

PB3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input) OCC (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)

PB2 ‘AIN0 (Analog Comparator Positive Input) INT2

(External Interrupt2 Input)

PB1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)

PB0 T0 (Timer/Counter0 External Counter Input) XCK (JSART External Clock Input/Output)

c. Port C

Pin 22 sampai dengan pin 29 merupakan pin dari port C. Port C sendiri merupakan port input atau output. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port


(30)

D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut ini:

Tabel 2.3 Tabel Pin Pada Port C

Pin Keterangan

PC7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2) PC6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)

PC1 SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line) PC0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

d. Port D

Pin 14 sampai dengan pin 20 merupakan pin dari port D. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:


(31)

Tabel 2.4 Tabel Pin Pada Port D

Pin Keterangan

PD0 RDX (UART input line) PD1 TDX (UART output line)

PD2 INT0 (external interrupt 0 input) PD3 INT1 (external interrupt 1 input)

PD4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output) PD5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output) PD6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)

PD7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)

Pemrograman mikrokontroler ATmega8535 dapat menggunakan low level language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, JAVA,dll) tergantung compiler yang digunakan. Bahasa Assembler mikrokontroler AVR memiliki kesamaan instruksi, sehingga jika pemrograman satu jenis mikrokontroler AVR sudah dikuasai, maka akan dengan mudah menguasai pemrograman keseluruhan mikrokontroler jenis mikrokontroler AVR.

Namun bahasa assembler relatif lebih sulit dipelajari dari pada bahasa C. Untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan memakan waktu yang lama serta penulisan programnya akan panjang. Sedangkan bahasa C memiliki keunggulan dibanding bahasa assembler yaitu independent terhadap hardware serta lebih mudah untuk menangani project yang besar. Bahasa C memiliki keuntungan-keuntungan yang dimiliki bahasa assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dapat dilakukan dengan bahasa


(32)

C dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa C terletak diantara bahasa pemrograman tingkat tinggi dan assembly .

2.4.LCD (Liquid Cristal Display)

Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit.

LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik. Material LCD (Liquid Cristal Display) LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor.

Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan. Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan register.


(33)

Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :

a.DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter yang akan ditampilkan berada.

b. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.

c.CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.

Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah: 1.Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display) dapat dibaca pada saat pembacaan data.

2. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau keDDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut keDDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.

Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display) diantaranya adalah :


(34)

a.Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.

b.Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.

c.Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkan high baca data.

d.Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.

e.Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.

2.4.1 Cara Kerja LCD Secara Umum

Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4-bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table diskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8-bit dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode


(35)

4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-8-bit MSB lalu 4-8-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus.

Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat (tergantung pada datasheet LCD), dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query (pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting.

Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk


(36)

kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit (3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.


(37)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didunia, manusia membuat alat otomatis untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah dan efisien.

Pengendali peralatan secara manual dianggap kurang efisien, jika ada banyak peralatan yang akan dikendalikan dan letaknya berlainan, tentu ini akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk mengendalikan ( menghidup dan mematikan) setiap peralatan. Terkadang manusia buru-buru pergi meninggalkan rumah sehingga lupa mematikan peralatan elektronika yang masih aktif, ini termasuk pemborosan listrik.

Berdasarkan masalah tersebut, penulis membuat serta mendesain suatu alat yang dapat mengendalikan lampu dan kipas didalam suatu ruangan secara otomatis. Perancangan alat ini menggunakan mikrokontroler ATmega8535 sebagai pengolah data dan memanfaatkan sensor PIR dan LM35 sebagai pendeteksi input,dengan mendeteksi ada tidak nya manusia yang memasuki ruangan tersebut berdasarkan perubahan panas dari radiasi panas yang dipancarkan manusia yang masuk dan keluar.


(38)

1.2 Perumusan Masalah

Berlatar belakang diatas , penulis tertarik merumuskan permasalahan tentang bagaimana membuat program otomatis lampu dan pendingin ruangan berdasarkan ada atau tidaknya manusia yang memasuki ruangan tersebut dengan menggunakan Sensor PIR dan LM35 berbasis Mikrokontroler ATmega8535.

1.3TujuanPenulisan

Adapun tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma Tiga (D-III) Metrologidan Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara. 2. Merancang dan membuat alat yang dapat menghidupkan serta mematikan lampu dan pendingin ruangan secara otomatis.

3. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari perkuliahan terhadap realita.

4. Membuat dan mengetahui cara kerja sensor PIR dan LM35 dengan pengendali ATmega8535.

1.4 Batasan Masalah

Pembahasan masalah dalam laporan tugas akhir ini hanya mencakup masalah-masalah sebagai berikut:

1. Cara kerja rangkaian yang meliputi analisis rangkaian pada tiap blok, serta menguraikan secara umum fungsi masing-masing blok.

2. Sensor gerak yang digunakan adalah Sensor PIR ( Passive Infra Red ) 3. Mikrokontroler yang digunakan yaitu ATmega8535.


(39)

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Pustaka

Mencari data-data yang berkaitan dengan alat yang akan dibuat, dari literatur buku-buku, jurnal-jurnal, majalah-majalah elektronika, dan situs-situs internet untuk mempelajari hal-hal sebagai berikut:

1. Karakteristik ATmega8535

2. Karakteristik sensor PIR dan LM35

b. Metode Perancangan dan pembahasan alat

Membahas tentang langkah-langkah membuat alat yang dirancang secara keseluruhan dimulai dari perancangan hardware, perancangan software pada mikrokontroler .

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang projek akhir, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, metode penelitan, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.


(40)

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang ATmega8535, bahasa program yang dipergunakan, serta cara kerja dari sensor PIR, LM35 dan komponen pendukung.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas secara detail tentang perancangan, konstruksi alat, sistem mikrokontroler, beserta program pengolah data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian rangkaian dan sistem kerja alat tersebut.

BAB V : PENUTUP

Sebagai bab terakhir penulisan, penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dari uraian bab-bab sebelumnya dan penulis akan berusaha memberikan saran yang mungkin bermanfaat.


(41)

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk membuat suatu alat yang dirancang otomatis untuk menghidupkan dan mematikan lampu dan kipas secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan LM35. Selain perangkat keras berupa rangkaian rangkaian, alat ini menggunakan bahasa program Bascom sebagai perangkat lunaknya. Objektif utama dari kajian ini adalah pembuatan suatu alat yang memiliki sistem otomatis yang dapat membantu manusia untuk menghemat pemakaian listrik .


(42)

SISTEM OTOMASI SUHU RUANGAN MENGGUNAKAN

SENSOR PIR DAN LM35

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

SALLYE HANDAYANI BR NAINGGOLAN

132411063

PROGRAM STUDI D-III METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(43)

SISTEM OTOMASI SUHU RUANGAN MENGGUNAKAN

SENSOR PIR DAN LM35

TUGAS AKHIR

SALLYE HANDAYANI BR NAINGGOLAN

132411063

PROGRAM STUDI D-III METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(44)

PERSETUJUAN

Judul : Sistem Otomasi Suhu Ruangan Menggunakan Sensor PIR dan LM35

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Sallye Handayani br Nainggolan

Nomor Induk Mahasiswa : 132411063

Program Studi : Diploma (D-3) Metrologi Dan Instrumentasi

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2016

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Metrologi dan Instrumentasi,

Dr.Diana Alemin Barus, M.Sc Dr.Kerista Tarigan,M.Eng.Sc NIP.196607291992032002 NIP.196002031986011001


(45)

PERNYATAAN

SISTEM OTOMASI DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN

SENSOR PIR DAN LM35

TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing di sebut sumbernya

Medan, 25 Januari 2016

Sallye Handayani Br Nainggolan

132411063


(46)

PENGHARGAAN

Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan selesai pada waktunya. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan laporan projek ini.

2. Yth. Bapak Dekan Kerista Sebayang M.Si beserta jajarannya di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Ibu Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc, selaku Ketua Program Studi D-3 Metrologi dan Instrumentasi FMIPA USU.

5. Kerista Tarigan selaku dosen pembimbing telah memberikan banyak solusi, motivasi dan juga arahannya.

6. Kerista Sebayang selaku penguji yang telah memberikan banyak solusi dan motivasi.

7. Teman teman seperjuangan yang tak pernah lelah memberi motivasi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dalam penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Medan, Juli 2016 Penulis,


(47)

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk membuat suatu alat yang dirancang otomatis untuk menghidupkan dan mematikan lampu dan kipas secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan LM35. Selain perangkat keras berupa rangkaian rangkaian, alat ini menggunakan bahasa program Bascom sebagai perangkat lunaknya. Objektif utama dari kajian ini adalah pembuatan suatu alat yang memiliki sistem otomatis yang dapat membantu manusia untuk menghemat pemakaian listrik .


(48)

DAFTAR ISI

Halaman

Penghargaan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar... vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Batasan masalah ... 2

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Sensor PIR ... 5

2.1.1 Cara Kerja Sensor PIR ... 6

2.1.2 Jarak Pancar Sensor PIR ... 7

2.1.3 Bagian-bagian Sensor PIR ... 8

2.2 Sensor LM35………..………..….10

2.2.1 Cara Kerja LM35………...…..11

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan LM35…..………..12

2.3 Mikrokontroller ATMega8535………..…13

2.3.1 Konstruksi ATMega8535.………...…..14

2.3.2 Port I/O ATMega8535…………. …..………..17


(49)

2.4 LCD……….…..………..23

2.4.1 Cara Kerja LCD………...…..………..25

BAB III. PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian ... 28

3.2 Rangkaian PIR ... 29

3.3 Rangkaian LM35 ... 30

3.4 Rangkaian Mikrokontroler AT8535 ... 31

3.5 Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD) ... 32

3.2 Rangkaian Seluruh Sistem ... 34

3.7 Flowchart ... 35

BAB IV. PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Pengujian Rangkaian PIR ... 37

4.2 Pengujian Rangkaian LM35………...38 4.3 Analisa Program…… ... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 41

5.2.Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(50)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.5.Tabel Pin Pada Port A………19

Tabel 2.5.Tabel Pin Pada Port B………20

Tabel 2.5.Tabel Pin Pada Port C………21

Tabel 2.5.Tabel Pin Pada Port D………..……..22

Tabel 4.1 Hasil Pengujian PIR……... ..37


(51)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bentuk fisik sensor PIR ... 5

Gambar 2.2 Bentuk fisik LM35 ... 10

Gambar 2.3. Konfigurasi pin Mitrokontroler………18

Gambar 2.4. Skematik LCD………...………..27

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian ... 28

Gambar 3.2. Rangkaian PIR ... 29

Gambar 3.3. Rangkaian LM35………..………..……….30

Gambar 3.4 . Rangkaian ATMega8535.………....31

Gambar 3.5 . Rangkaian LCD………...………....32

Gambar 3.6 . Rangkaian Seluruh Sistem.………..……....34


(1)

PENGHARGAAN

Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan selesai pada waktunya. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan laporan projek ini.

2. Yth. Bapak Dekan Kerista Sebayang M.Si beserta jajarannya di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Ibu Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc, selaku Ketua Program Studi D-3 Metrologi dan Instrumentasi FMIPA USU.

5. Kerista Tarigan selaku dosen pembimbing telah memberikan banyak solusi, motivasi dan juga arahannya.

6. Kerista Sebayang selaku penguji yang telah memberikan banyak solusi dan motivasi.

7. Teman teman seperjuangan yang tak pernah lelah memberi motivasi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dalam penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.


(2)

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk membuat suatu alat yang dirancang otomatis untuk menghidupkan dan mematikan lampu dan kipas secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan LM35. Selain perangkat keras berupa rangkaian rangkaian, alat ini menggunakan bahasa program Bascom sebagai perangkat lunaknya. Objektif utama dari kajian ini adalah pembuatan suatu alat yang memiliki sistem otomatis yang dapat membantu manusia untuk menghemat pemakaian listrik .


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Penghargaan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar... vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Batasan masalah ... 2

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Sensor PIR ... 5

2.1.1 Cara Kerja Sensor PIR ... 6

2.1.2 Jarak Pancar Sensor PIR ... 7

2.1.3 Bagian-bagian Sensor PIR ... 8


(4)

2.4 LCD……….…..………..23

2.4.1 Cara Kerja LCD………...…..………..25

BAB III. PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian ... 28

3.2 Rangkaian PIR ... 29

3.3 Rangkaian LM35 ... 30

3.4 Rangkaian Mikrokontroler AT8535 ... 31

3.5 Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD) ... 32

3.2 Rangkaian Seluruh Sistem ... 34

3.7 Flowchart ... 35

BAB IV. PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Pengujian Rangkaian PIR ... 37

4.2 Pengujian Rangkaian LM35………...38 4.3 Analisa Program…… ... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 41

5.2.Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.5.Tabel Pin Pada Port A………19

Tabel 2.5.Tabel Pin Pada Port B………20

Tabel 2.5.Tabel Pin Pada Port C………21

Tabel 2.5.Tabel Pin Pada Port D………..……..22

Tabel 4.1 Hasil Pengujian PIR……... ..37


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bentuk fisik sensor PIR ... 5

Gambar 2.2 Bentuk fisik LM35 ... 10

Gambar 2.3. Konfigurasi pin Mitrokontroler………18

Gambar 2.4. Skematik LCD………...………..27

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian ... 28

Gambar 3.2. Rangkaian PIR ... 29

Gambar 3.3. Rangkaian LM35………..………..……….30

Gambar 3.4 . Rangkaian ATMega8535.………....31

Gambar 3.5 . Rangkaian LCD………...………....32

Gambar 3.6 . Rangkaian Seluruh Sistem.………..……....34