Pendidikan Kesehatan Sosial GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1 3 I Gede Putu Darmayasa Belum Kawin 31 tahun SD Tidak Bekerja Anak KK 4 I Made Adi Putra Belum Kawin 22 tahun Tamat SMA Serabutan Anak KK

1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga a. Sumber Penghasilan

Penghasilan Bapak I Gede Mustika sebagai buruh bangunan berkisar Rp. 60.000,00 per hari dan istri beliau yang bekerja di pabrik kue reta sebesar Rp. 40.000,00 per hari dan bekerja hingga 8 jam per harinya. Pendapatan keluarga sebagian besar berasal dari penghasilan Bapak I Gede Mustika yang berprofesi sebagai buruh bangunan. Penghasilan tambahan lain yaitu sebagai petani yang menggarap ubi madu di lahan milik orang lain. Profesi beliau sebagai petani ini dikatakan dapat menyambung kehidupannya sehari-hari. Kemudian, isti beliau Ni Luh Gereh bekerja sebagai pembuat jajan reta yang bekerja di pabrik dekat dengan rumahnya untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Profesi Bapak I Gede Mustika sebagai buruh bangunan bekerja ketika ada proyek, sehingga penghasilannya pun tidak tetap dalam sebulan.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Kebutuhan dari keluarga Bapak I Gede Mustika sebagian besar pada pemenuhan kebutuhan pokok atau kebutuhan primer seperti kebutuhan konsumsi, pendidikan, kesehatan, kerohanian dan sosial. a. Kebutuhan sehari-hari Keluarga Bapak I Gede Mustika memerlukan biaya sekitar Rp 20.000,00 per hari untuk kebutuhan sehari-hari yaitu lauk pauk, sayur dan bumbu, kebutuhan beras dipenuhi dengan memperoleh beras miskin raskin dari pemerintah. Untuk biaya listrik dan air per bulannya Bapak I Gede Mustika rata – rata mengeluarkan biaya sebesar Rp 20.000,00.

b. Pendidikan

Untuk bidang pendidikan, keluarga Bapak I Gede Mustika tidak mengeluarkan biaya pendidikan untuk saat ini. Anak pertama beliau tidak menamatkan jenjang 1 Sekolah Dasar SD karena menderita epilepsi, namun anak kedua beliau yang baru tamat SMK memiliki utang sebesar Rp.1.300.000 untuk biaya ujian akhir dan administrasi lainnya.

c. Kesehatan

Untuk bidang kesehatan, Bapak I Gede Mustika beserta seluruh keluarga memiliki jaminan kesehatan dari pemerintah berupa kartu BPJS. Putra sulung beliau memerlukan pengobatan rutin sebulan sekali ke rumah sakit di Kota Klungkung karena menderita epilepsi Jika anggota mengalami sakit biasanya Bapak I Gede Mustika mengajak berobat ke puskesmas pembantu yang jaraknya hanya 1 km dari tempat tinggal beliau. Untuk penyakit ringan biasanya beliau dan keluarga mengupayakan untuk berobat dirumah saja dengan cara istirahat cukup dan pemberian obat tradisional. d. Kerohanian Keluarga Bapak I Gede Mustika yang memeluk agama Hindu biasanya mengeluarkan biaya untuk upakara sembahyang harian serta hari raya keagamaan tertentu untuk membuat upakara persembahyangan. Rata – rata pengeluaran harian untuk kerohanian adalah Rp. 5.000,00 – Rp. 10.000,00 untuk membeli canang. Ketika hari raya keagamaan tertentu biaya yang dihabiskan mencapai hingga ratusan ribu rupiah.

e. Sosial

Untuk bidang sosial, keluarga Bapak Gede Mustika yang merupakan warga dusun Sekar diwajibkan untuk mebanjar dan mengikuti segala aturan di banjar tersebut seperti ngayah, rapat ke banjar, dan lain sebagainya. Terdapat beberapa pengeluaran sosial yang merupakan iuran rutin banjar yaitu sebesar Rp 50.000,00 per bulan. Jika tidak mengikuti ngayah di banjar dikenakan denda sebesar Rp.5.000,00. Biaya ini belum termasuk biaya ketika ada kematian, pernikahan dan upacara adat lainnya yang tidak diduga.

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi keluarga Bapak I Gede Mustika, diperlukan pendekatan terlebih dahulu melalui perbincangan yang dilakukan secara intensif. Pertemuan dimulai pada tanggal 30 Juli 2015 untuk berkenalan dan melihat kondisi yang dialami serta memperoleh data. Setelah beberapa kali kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan dengan KK dampingan yaitu: 2.1 Permasalahan Keluarga

2.1.1 Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi Bapak I Gede Mustika bergantung pada gaji sebagai buruh bangunan serta penghasilan yang diperoleh sebagai petani penggarap di lahan milik orang lain. Maka dari itu, penghasilan yang diperoleh jumlahnya tidak menentu. Kemudian, istri beliau bekerja di pabrik kue reta untuk membantu menafkahi keluarga. Upah yang diterima oleh Ibu Ni Luh Gereh ini diperoleh berdasarkan jumlah pesanan kue reta. Biasanya pesanan kue reta meningkat ketika menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. Maka dari itu, penghasilan yang diperoleh ini tidak menentu setiap harinya. Ibu Ni Luh Gereh menjual beberapa hasil kebun milik tetangga yang dirawatnya seperti daun pisang dan lain sebagainya serta, beliau juga merawat anak sapi yang dimiliki tetangga. Anak sapi tersebut ketika dijual ke pasar, hasil penjualannya akan dibagi dengan pemilik sapi dan Ibu Ni Luh Gereh. Namun, penghasilan ini belum bisa memenuhi kebutuhan keluarganya karena sifatnya tidak tetap. Kedua putra Bapak I Gede Mustika belum memiliki pekerjaan. Putra sulung beliau yang menderita epilepsi tidak mampu bekerja dan putra keduanya belum memperoleh pekerjaan yang tetap sehingga belum memiliki penghasilan sendiri untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.