BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat KKN-PPM adalah salah satu program yang wajib dilakukan Mahasiswa UNUD. Pada kegiatan ini, setiap peserta
yang berasal dari semua Fakultas akan merealisasikan ilmu yang diperoleh dari jurusan masing-masing. Tiap peserta KKN-PPM akan membantu permasalahan yang ada di desa
binaan kami yaitu di desa Bayunggede kecamatan Kintamani kabupaten Bangli. Salah satu program yang menjadi unggulan dari KKN-PPM UNUD adalah Program Pendampingan
Keluarga PPK. PPK merupakan program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap peserta KKN-PPM UNUD. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat di desa
Bayunggede yang kurang mampu. Dalam menentukan Keluarga dampingan di tentukan oleh bapak kepala desa
Bayunggede. Desa Bayunggede terdiri dari 1 desa dan 2 banjar yaitu banjar Bayunggede dan banjar Pludu. Keluarga yang didampingi mahasiswa sebagai peserta KKN-PPM periode XIII
adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga pra –sejahtera.
Di keluarga dampingan ini, peserta akan membantu mencarikan solusi permasalahan yang ada di keluarga tersebut
.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Adapun profil Keluarga Dampingan yang didampingi selama KKN periode 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Profil KK Dampingan
No. Nama
Status Umur Pendidikan Pekerjaan
Ket.
1. I Wayan
Gunaksa Kawin 57thn
SD PetaniPekebun
Kepala Keluarga
2. Ni Nengah
Damping Kawin 49thn
SD Mengurus
Rumah Tangga Istri
3. I Nengah
Darsa Belum
Kawin 27thn
SD PetaniPekebun
Anak I Ketut
Rana Kawin 24thn
SD PetaniPekebun
Anak Ni Wayan
Rapi Kawin 22thn
SLTP PetaniPekebun
Anak
Ni Nyoman Ranci
Kawin 17thn SD
Pegawai Swasta
Anak
I Wayan Gunaksa bertempat tinggal di desa Bayunggede dengan luas tanah 1,5 are. Dengan luas tanah 1,5 are tersebut Bapak I Wayan Gunaksa membaginya dengan 1 bangunan
yang merupakan sebagai tempat tidur sekaligus menjadi kamar tamu, bangunan ini hanya berdinding batako, lantai dari bangunan ini hanya menggunakan semen. 1 bangunan
digunakan untuk menyimpan prabotan, 1 dapur, 1 sanggah atau merajan, dan 1 toilet. Orangtua dari I Wayan Gunaksa sudah meninggal. I Wayan Gunaksa tinggal bersama
istrinya yaitu Ni Nengah Damping dan 1 anak pertamanya I Nengah Darsa. Mata pencaharian dari Bapak I Wayan Gunaksa petani dan mata pencaharian dari istrinya Ni Nengah Damping
adalah sebagai pedagang bubur di pasar dan anaknya I Nengah Darsa juga sebagai petani. 2 anak dari Bapak I Wayan Gunaksa dan Ni Nengah Damping kini telah berkeluarga dan sudah
tidak tinggal bersama.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan Keluarga I Wayan Gunaksa berasal dari hasil kerja pada kebun orang, begitunya juga dengan anaknya I Nengah Darsa dan istrinya mendapat pendapatan dari
berjualan bubur. I Wayan Gunaksa sekeluarga membiayai seluruh kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan yang sangat kecil dan tidak menentu. Bapak I Wayan Gunaksa dan
anaknya I Nengah Darsa tidak memiliki kebun sendiri dan hanya menggarap kebun milik orang lain di Desa Bayunggede. Jenis tanaman yang digarap di kebun adalah tanaman jeruk.
Dengan menggarap kebun milik orang lain Bapak I Wayan Gunaksa mendapatkan upah sebesar Rp.70.000 dan anaknya I Nengah Darsa juga mendapat Rp.70.000 setiap bekerjanya.
Sedangkan ibu Ni Nengah Damping dengan berjualan bubur mendapatkan Rp.150.000 setiap berjualan.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Sedangkan untuk pengeluaran dari keluarga Bapak I Wayan Gunaksa berasal dari kebutuhan sehari - hari, kesehatan, dan sosial:
a. Kebutuhan sehari – hari