Perancangan alat pengukur berat badan ideal terintegrasi dengan website berbasis mikrokontroler BS2P40

(1)

(2)

(3)

(4)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Oki Tri Suswanto

Tempat & Tanggal Lahir : Belinyu, 03 Oktober 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Jenderal Sudirman RT010/004 Belinyu – Bangka 33254

Telepon : 0813 7777 5695

PENDIDIKAN FORMAL

- SD Negeri 56 Belinyu (Sekarang SD Negeri 1) lulus pada tahun 2002 - SLTP Negeri 1 Belinyu lulus pada tahun 2005

- SMA Negeri 1 Belinyu lulus pada tahun 2008

- Diploma Tiga Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) lulus pada tahun 2013

PENGALAMAN KERJA Praktek Kerja Lapangan :

Praktek Kerja di : PT. Timah Tbk

Periode : Agustus 2010 – September 2010 Posisi : Sistem Informasi dan Manajemen

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Bandung, September 2013


(5)

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR BERAT BADAN IDEAL

TERINTEGRASI DENGAN WEBSITE BERBASIS

MIKROKONTROLER BS2P40

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada

Program Studi Teknik Komputer Diploma Tiga di Jurusan Teknik Komputer

Oleh Oki Tri Suswanto

(10808014)

Pembimbing Agus Mulyana, M.T

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2013


(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan bagi junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Dengan segala hormat berkat ridho dan rakhmat Yang Maha Kuasa pula Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Atas ridho dan rahmat Allah SWT., akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Tugas akhir ini bukan sebuah akhir dari proses pembelajaran, kita harus menyadari bahwa kita harus tetap belajar selamanya. Sesungguhnya dengan terselesaikannya tugas akhir ini bukanlah kerja individual, melainkan dengan bantuan banyak pihak. Untuk itu pula pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak terutama kepada:

1. Ayah Usman Romli dan Ibu Rusnani beserta keluarga besar yang sudah memberikan banyak dukungan baik moril maupun materi, terima kasih atas semua do’a, nasihat, semangat, dan kepercayaan yang terus diberikan kepada penulis.

2. Ibu Zustini dan Syifa Aulia beserta seluruh keluarganya yang telah banyak memberikan nasihat, semangat, dukungan, serta motivasinya untuk penulis.

3. Bapak Dr. Wendi Zarman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Komputer.

4. Bapak Agus Mulyana, M.T., selaku Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Wali 08 TK-04 yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, arahan serta saran kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat, wawasan, motivasi, serta bimbingan kepada penulis. 6. Seluruh staff administrasi di Jurusan Teknik Komputer, terima


(7)

vi

7. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Teknik Komputer, khususnya kelas 08 TK-04, terima kasih atas segala kebersamaannya. Pahit dan manis telah kita lalui bersama, semoga kita bisa terus menjaga tali silaturahim ini.

8. Teman-teman asisten Lab. Elektronika Jurusan Teknik Komputer, Awal Arif, Fauzan M. Iqbal, Ardi Kurniawan, Heri dan yang lainnya. Terima kasih atas segala dukungan, motivasi, dan kebersamaannya.

9. Teman-teman seperjuangan dari perantauan Bangka Belitung, terima kasih atas segala dukungan serta motivasinya.

10.Teman akrab penulis, Ryan Febriandy, A.Md., Serli Wirdiansi, A.M.K.L., Violita Nurvianty, A.Md.Keb., Herwin Susastra, S.H., Anggih Pratama, S.I.Kom dan Nugroho Webisono, terima kasih atas segala semangat, motivasi, diskusi, dan kebersamaannya. 11.Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis akhirnya menyadari sepenuhnya bahwa dengan ilmu dan keterbatasan yang dimiliki, penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu dengan senang hati penulis akan menerima segala kritik dan saran demi membangun tugas akhir ini lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat, khususnya disiplin keilmuan yang penulis dalami.

Bandung, Agustus 2013


(8)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3 Rumusan Masalah ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metode Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Teori Berat Badan Ideal ... 5

2.2 Jenis-jenis Timbangan ... 6

2.2.1 Timbangan Mekanik ... 7

2.2.2 Timbangan Digital ... 8

2.3 Teori Jembatan Wheatstone ... 8

2.4 Komunikasi Serial RS232 ... 10

2.5 Mikrokontroler Basic Stamp ... 11

2.5.1 Konfigurasi PIN Mikro Basic Stamp ... 12

2.5.2 Basic Stamp Editor ... 13

2.5.3 Memprogram Basic stamp ... 15

2.6 Penyearah ( Rectifier ) ... 17

2.6.1 Penyearah Setengah Gelombang ... 17

2.6.2 Penyearah Gelombang Penuh Sistem CT ... 18


(9)

viii

2.6.4 Penyearah Teregulasi... 19

2.7 Regulator ... 19

2.8 Penguat Operasional ( OP – AMP ) ... 21

2.8.1 Penguat Non - Inverting... 21

2.8.2 Penguat Inverting ... 23

2.9 Motor DC ... 25

2.10 Konversi ADC (Analog to Digital Conventer)... 26

2.11 Sensor Jarak ... 28

2.12 Pengenalan Visual Basic 6.0 ... 29

2.12.1 Pengkodean pada Visual Basic 6.0 ... 30

2.12.2 Operator Pada Visual Basic ... 32

2.12.3 Komunikasi serial Visual Basic 6.0 ... 34

2.13 Bahasa Pemrograman PHP... 36

2.14 Bahasa Pemrograman MySQL ... 38

BAB III PERANCANGAN ... 40

3.1 Perancangan Secara Umum ... 40

3.1.1 Diagram Blok Sistem ... 40

3.1.2 Penjelasan Diagram Blok Sistem ... 41

3.2 Perancangan Perangkat Keras ... 42

3.2.1 Dimensi Mekanik ... 42

3.2.2 Bahan Mekanik ... 42

3.2.3 Mikrokontroler BS2P40 ... 43

3.2.4 Sensor Ultrasonik ... 44

3.2.5 Sensor Tekanan (Load Cell) ... 45

3.2.6 Penguat Sinyal ... 46

3.2.7 Analog to Digital Converter... 46

3.2.8 Driver Motor ... 47

3.2.9 Komunikasi Serial RS232 ... 47

3.2.10 Catu Daya ... 48

3.3 Perancangan Perangkat Lunak ... 49

3.3.1 Program Antarmuka Visual Basic 6.0 ... 49


(10)

ix

4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) ... 53

4.1.1 Catu Daya ... 53

4.1.2 Pengujian Load Cell ... 53

4.1.3 Pengujian Sensor PING ... 54

4.2 Pengujian Perangkat Lunak (Software) ... 54

4.3 Analisa ... 55

4.3.1 Catu Daya ... 55

4.3.2 Load Cell ... 56

4.3.3 Sensor Ultrasonik ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Kesimpulan... 57

5.2 Saran ... 57


(11)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam ilmu kesehatan perlu dipantau perkembangan gizi seseorang agar selalu terpantau, tidak kekurangan serta tidak kelebihan. Untuk memantau perkembangan gizi tersebut diperlukan sebuah pengukuran yaitu antara tinggi badan dan berat badan yang akan dimasukkan dalam sebuah rumus sehingga didapat berat badan ideal. Selama ini pemantauan dilakukan secara manual, perhitungan berat badan ideal ini pun di lakukan secara manual pula. Sehingga cukup mempersulit bidang yang bersangkutan untuk melakukan riset mereka. Ditambah lagi dengan sulitnya menjangkau lokasi yang terpencil, sehingga laporan dari daerah terpencil itu lama sampai ke pusat dan riset pun akan berlangsung lama. Dalam BAB ini akan dijelaskan beberapa teori tentang perancangan alat pengukur berat badan ideal sehingga mempercepat proses riset serta pengambilan data. Termasuk juga tentang perancangan hardware dan software yang digunakan.

2.1 Teori Berat Badan Ideal

Pengertian berat badan ideal adalah seseorang yang mempunyai bentuk tubuhnya tidak terlalu kurus , tidak terlalu gemuk terlihat serasi antara berat badan dan tinggi badan. Untuk menunjang kehidupan, di dalam tubuh harus ada lemak minimal 3% dari berat badan ideal baik pada wanita maupun pria, yang disebut sebagai lemak esensial. Lemak dalam tubuh yang jumlahnya melebihi 3% dari berat badan dianggap sebagai timbunan lemak (Budiyanto,2002). Secara medis postur tubuh ideal dapat dinilai dari pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT). Antropometri adalah ilmu yang berkaitan dengan pengukuran manusia, termasuk di dalamnya cara menghitung berat badan ideal.


(12)

(2.1) Cara lain yang lebih mudah adalah menggunakan perhitungan BB ideal menggunakan metode Brocca. Brocca membuat definisi berat badan ideal dengan rumus: (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100). Cara pengukuran metode brocca ini sudah terkenal di kalangan orang awam karena paling mudah dimengerti dan digunakan. Batas ambang berat badan ideal adalah jika kelebihan berat badannya ± 10% dari berat badan ideal. Bila > 10% dikatakan mengalami kegemukan dan bila diatas 20% sudah terjadi obesitas (Depkes,2004).

Tabel II.1 Kriteria Status Gizi berdasarkan Index Massa Tubuh (Despkes,2004)

Status Gizi Wanita Laki-laki

Normal 17 -23 18 –25

Kegemukan 23 – 27 25 – 27

Obesitas > 27 > 27

2.2 Jenis-jenis Timbangan

Timbangan merupakan sebuah alat ukur yang menghitung massa atau berat suatu benda. Timbangan dibagi dalam beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Timbangan dalam skala kecil digunakan untuk mengukur benda yang maksimum beratnya sesuai dengan timbangannya. Timbangan dalam skala besar disesuaikan dengan benda yang akan diukur dan dibuat dengan daya tahan yang besar pula.

IMT = ( ) × ( )

BB = Berat Badan TB = Tinggi badan


(13)

2.2.1 Timbangan Mekanik

Timbangan/neraca mekanik biasanya menggunakan pegas sebagai mekanik utamanya. Salah satu contoh timbangan adalah neraca pegas (dinamometer). Neraca pegas adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca pegas (seperti timbangan badan) mengukur berat, defleksi pegasnya ditampilkan dalam skala massa (label angkanya sudah dibagi gravitasi).

Persamaan matematis suatu neraca pegas dinyatakan dalam:

k × X = m × g (2.2)

dengan

k = konstanta pegas X = defleksi

m = massa g = gravitasi

Neraca/timbangan dengan bandul pemberat (seperti yang terdapat di pasar ikan/sayur) menimbang massa. Biasanya menggunakan massa pembanding yang lebih kecil dengan lever (tuas) yg panjang. Mengikuti hukum tuas (persamaan momen).

m1 × g × L1 = m2 × g × L2 (2.3)

dengan

m1,m2 = massa benda pertama, massa benda kedua L1,L2 = panjang tuas pertama, panjang tuas kedua g = gravitasi

Neraca pegas menunjukkan angka yang berbeda di bumi dan bulan, atau di daerah yang gravitasinya berbeda. Timbangan bandul menunjukkan angka yg sama di mana pun, asal masih ada gravitasi untuk menggerakkan timbangan.


(14)

2.2.2 Timbangan Digital

Seiring dengan perkembangan teknologi yang membutuhkan keakuratan dan presisi yang tinggi, maka timbangan pun ikut masuk kedalamnya. Timbangan digital dibuat dengan sensor tekanan yang sebelumnya telah dikalibrasi dengan timbangan mekanik. Banyak jenis timbangan digital yang ada dipasaran dan juga sesuai dengan kebutuhannya. Itu juga didukung dengan sensor yang beragam dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Keunggulan timbangan digital ini mampu menghitung massa dengan ukuran yang kecil dan akurat. Pada beberapa aplikasi timbangan digital mampu mengukur massa dengan hitungan skala 0.001 Kg bahkan lebih kecil lagi. Sehingga keakuratan pengukuran juga akan tercapai dengan baik.

2.3 Teori Jembatan Wheatstone

Prinsip dasar dari jembatan wheatstone adalah keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah arus akan mengalir menuju polaritas yang lebih rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara kedua titik maka arus tidak akan mengalir dari kedua titik tersebut. Dalam rangkaian dasar jembatan wheatstone penghubung kedua titik tadi disebut sebagai jembatan wheatstone.


(15)

Dari gambar di atas jembatan wheatstone terhubung dari dua buah rangkaian pembagi tegangan. Masing-masing menggunakan satu buah potensio sebagai pengatur pembagian tegangan. Besar tegangan pada titik jembatan pertama (titik A) adalah (75K / (75K + 10K)) × 9 volt = (75/85) 9 volt = 7.94 volt. Kemudian besar tegangan pada titik B adalah ((65K / (65K+10K)) × 9 volt = (65/75) × 9 volt = 7.8 volt. Maka dapat dari perhitungan tersebut dapat dipastikan bahwa arus mengalir dari titik A pada rangkaian pertama ke titik B pada jembatan rangkaian kedua, dikarenakan tegangan pada titik A lebih besar dari tegangan pada titik B. Jika kita pasang sebuah beban pada jembatan wheatstone maka untuk menentukan besar tegangan yang jatuh pada beban tersebut adalah selisih tegangan antara kedua titik jembatan tersebut ( 7.94 – 7.8 = 0.14 volt). Arus yang mengalir pada beban tersebut = 0.14 volt / Rbeban.

Analisa dari rangkaian diatas adalah : VAB = VA-VB = 7.94 – 7.8 = 0.14 volt VBA = VB-VA = 7.8 – 7.94 = - 0.14 volt

VA = VAB + VB (dikarenakan terhubung seri) = 0.14 + 7.8 = 7.94 volt VB = VBA + VA (dikarenakan terhubung seri) = - 0.14 + 7.94 = 7.8 volt Keterangan :

VAB : Tegangan yang diukur pada titik A dan B VBA : Tegangan yang diukur pada titik B dan A VA : Tegangan yang diukur pada titik A dan Ground VB : Tegangan yang diukur pada titik B dan Ground.

Kesimpulan yang bisa kita tarik dari teori jembatan wheatstone adalah :

1. Tegangan yang diukur pada dua titik yang mempunyai polaritas yang sama adalah 0 volt.

2. Tegangan pada jembatan adalah selisih tegangan antara kedua polaritas tersebut.


(16)

3. Arus akan mengalir dari titik jembatan yang berpolaritas tinggi ke titik yang berpolaritas rendah.

Arus yang mengalir pada dua titik yang mempunyai polaritasyang sama adalah 0 ampere.

2.4 Komunikasi Serial RS232

Komunikasi serial merupakan hal yang penting dalam sistem embedded, karena dengan komunikasi serial kita dapat dengan mudah menghubungkan mikrokontroler dengan peralatan lainnya. Port serial pada mikrokontroler terdiri atas dua pin yaitu RXD dan TXD. RXD berfungsi untuk menerima data dari komputer atau perangkat lainnya, TXD berfungsi untuk mengirim data ke komputer atau perangkat lainnya. Standar komunikasi serial untuk komputer ialah RS-232. RS-232 mempunyai standar tegangan yang berbeda dengan serial port mikrokontroler, sehingga agar sesuai dengan RS-232 maka di butuhkan suatu rangkaian level converter, IC yang digunakan bermacam-macam, tetapi yang paling mudah dan sering digunakan ialah IC MAX232.

RS-232 merupakan standar komunikasi serial yang didefinisikan sebagai antarmuka antara perangkat terminal data (data terminal equipment) atau DTE dan perangkat komunikasi data (data communications equipment) atau DCE menggunakan pertukaran data biner secara serial. Standar RS232 ditetapkan oleh Electronic Industry Association and Telecomunication Industry Association pada tahun 1962. Nama lengkapnya adalah EIA/TIA-232 Interface Between Data Terminal Equipment and Data Circuit-Terminating Equipment Employing Serial Binary Data Interchange. Meskipun namanya cukup panjang tetapi standar ini hanya menyangkut komunikasi data antara komputer dengan alat-alat pelengkap komputer.


(17)

2.5 Mikrokontroler Basic Stamp

Mikrokontroler adalah sebuah IC yang berfungsi sebagai pengendali perangkat-perangkat yang terhubung dengan mikrokontroler tersebut. Basic stamp adalah mikrokontroler yang dikembangkan oleh Parallax Inc yang mudah diprogram menggunakan format bahasa pemrograman basic. Program yang dibuat diunduh melalui port serial dengan menggunakan konverter USB to Serial untuk komputer yang tidak memiliki port serial, serta membutuhkan power supply saat mengunduh program.

Beberapa macam versi dari basic stamp yaitu, basic stamp 1, basic stamp 2, basic stamp 1e, basic stamp 2P, basic stamp 2Pe dan basic stamp 2sx. Basic stamp bekerja pada tegangan DC 5 volt sampai 15 volt. Basic stamp yang di pakai adalah basic stamp BS2P40 yang mempunyai 40 pin I/O. Berikut adalah gambar dari basic stamp BS2P40.

Gambar II.2 Modul Basic Stamp (BS2P40)

Pada mikrokontroler basic stamp ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Mikrokontroler basic stamp BS2P40 Interpreter Chip (PBASIC48W/P40) 2. 8 x 2Kbyte EEPROM yang mampu menampung hingga 4000 instruksi. 3. Kecepatan prosesor 20MHz Turbo dengan kecepatan eksekusi program

hingga 12000 instruksi per detik.

4. RAM sebesar 38byte (12 I/O, 26 variabel) dengan Scratch Pad sebesar 128 byte.

5. Jalur input / output sebanyak 32 pin.


(18)

7. Tegangan input 9 – 12 VDC dengan tegangan output 5 VDC. 2.5.1 Konfigurasi PIN Mikro Basic Stamp

Berikut ini adalah alokasi pin yang terdapat pada mikrokontroler BS2P40.

Gambar II.3 Konfigurasi PIN Mikrokontroler Basic Stamp Tabel II.2 Diskripsi Pin BS2P40

Pin Nama Keterangan

1 SOUT serial out untuk pemrograman yang terkoneksi ke PC pada port di pin RX(DB9 PIN2/DB25 PIN3) 2 SIN serial input untuk pemrograman yang terkoneksi

ke PC pada port di pin TX(DB9 PIN3/DB25 PIN2)

3 ATN serial data untuk pemrograman yang terkoneksi ke PC pada port di pin DTR (DB9 PIN4/DB25 PIN20)

4 VSS serial data untuk pemrograman yang terkoneksi ke PC pada port di pin DTR (DB9 PIN5/DB25 PIN7) 5-20 P0-P15 PIN I/O dimana logika high = 5 V dan Low= 0V


(19)

21-36 X0-X15 PIN I/O sekunder (Auxiliary) dimana logika high = 5 V dan Low = 0 V

21&37 VDD pin input tegangan sebesar 5V 22 & 38 RES PIN reset

23 & 39 VSS PIN Ground mikrokontroler

24 & 40 VIN PIN input tegangan yang dilewatkan regulator 5V, membutuhkan sumber sebesar 5,5 -12VDC

2.5.2 Basic Stamp Editor

Perangkat lunak ini merupakan algoritma gerak dan tugas flying robot dalam bentuk listing program yang disimpan kedalam mikrokontroler. Mikrokontroler BS2P40 menggunakan bahasa pemrograman basic. Software yang digunakan adalah basic stamp editor. Basic stamp editor adalah sebuah editor yang dibuat oleh Paralax Inc untuk menulis program, menjalankan dan mengunduhnya ke mikrokontroler keluarga basic stamp. Program ini memungkinkan penggunanya memprogram basic stamp dengan bahasa basic yang relatif ringan dibandingkan bahasa pemrograman lainnya. Berikut ini beberapa instruksi-instruksi dasar yang dapat digunakan pada mikrokontroler basic stamp.

Tabel II.3 Beberapa instruksi dasar basic stamp

Instruksi Keterangan DO...LOOP Perulangan

GOSUB Memanggil prosedur IF..THEN Percabangan


(20)

FOR...NEXT Perulangan

PAUSE Waktu tunda milidetik IF...THEN Perbandingan

PULSOUT Pembangkit pulsa PULSIN Menerima pulsa

GOTO Loncat ke alamat memori tertentu HIGH Membuat pin I/O menjadi logika 1 LOW Membuat pin I/O menjadi logika 0

PWM Konversi suatu nilai digital ke keluaran analog lewat pulse width modulation


(21)

Gambar II.4 Tampilan Basic Stamp Editor 2.5.3 Memprogram Basic stamp

1. Directive

Directive ditulis di awal program. Bagian ini menentukan tipe prosesor yang digunakan dan versi dari compiler PBASIC yang digunakan untuk mengkompile bahasa basic menjadi bahasa mesin. Tampilannya adalah seperti gambar berikut :

Gambar II.5 Tampilan bagian directive 2. Menentukan Variabel

Menentukan PIN mikrokontroler yang digunakan serta membuat variabel. Ada beberapa ketentuan untuk mendeklarasikan variabel yaitu :


(22)

1. PIN : PIN dari mikrokontroler (0-15) 2. VAR : Variabel

3. CON : Konstanta

PIN yang digunakan sudah ditentukan sesuai dengan konfigurasi hardware /mainboard yang digunakan adalah BS2P40. Selain itu dapat membuat variabel bebas yang nantinya dapat digunakan untuk keperluan perulangan atau yang lainnya.

Setelah menentukan variabel dan PIN yang digunakan, selanjutnya membuat program utama. Pada bagian program utama bisa melakukan dua mode program, yaitu program dengan pengetikan langsung atau program dengan pemanggilan prosedur. Program pengetikan lebih efektif jika program tidak terlalu banyak dan hanya untuk menangani kasus yang sederhana. Sedangkan untuk program yang banyak, rumit dan lebih dari satu slot, maka sebaiknya menggunakan program prosedur.

3. Memeriksa Sintaks Program

Memeriksa sintaks program lakukan untuk memastikan semua sintaks sudah benar. Untuk memeriksa sintaks ini bisa pilih menu RUN, Cek Sintaks atau kombinasi tombol CTRL+T. Tampilan jika listing program yang kita buat sudah benar.

Gambar II.6 Hasil pemeriksaan sintak yang sukses (Tokenize Successful) 4. Menjalankan Program

Setelah program selesai, program siap di unduh ke modul basic stamp. Cara untuk menjalankan program dapat memilih menu RUN atau kombinasi tombol CTR+R. Tampilan jika pengunduhan program sukses.


(23)

Gambar II.7 Tampilan jika pengunduhan program sukses

2.6 Penyearah ( Rectifier )

Penyearah adalah proses merubah atau menyearahkan arus bolak-balik menjadi arus searah. Arus bolak balik-balik ini berasal dari tegangan jala-jala. Secara umum penyearah dibagi menjadi tiga kategori yaitu :

1. Penyearah setengah gelombang

2. Penyearah gelombang penuh sistem CT 3. Penyearah gelombang penuh sistem jembatan

Sedangkan komponen utama yang diperlukan dalam penyearahan adalah transformator,dioda dan kapasitor elektrolit.

2.6.1 Penyearah Setengah Gelombang

Penyearah ini bekerja dengan menggunakan satu dioda, sehingga hanya pulsa positif yang dapat terambil . Penyerah ini praktis sederhana, tetapi kekurangannya adalah bahwa gelombang keluaran bukan gelombang penuh sehingga rentan sekali akan ripple.


(24)

Gambar II.8 Penyearah setengah gelombang 2.6.2 Penyearah Gelombang Penuh Sistem CT

Penyearah ini menggunakan transformator jenis CT dengan dua buah dioda sebagai penyearah. Dioda bekerja secara bergantian untuk mengambil pulsa positif dan negatif, sehingga keluaran berupa gelombang penuh.

Gambar II.9 Penyearah sistem CT 2.6.3 Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan

Penyearah ini menggunakan 4 buah dioda sebagai penyearah. Pada siklus pertama dua dioda bekerja untuk menyearahkan atau mengambil pulsa positif. Siklus selanjutnya dua dioda berikutnya yang bekerja untuk mengambil pulsa negatif. Keuntungan penyearah ini adalah bahwa keluaran berupa gelombang penuh dan jika salah satu dioda rusak, maka dioda yang satunya lagi akan tetap bekerja.


(25)

Gambar II.10 Penyearah sistem jembatan 2.6.4 Penyearah Teregulasi

Tegangan hasil penyearah belum tentu stabil pada satu titik yang diinginkan, untuk itu harus ada proses untuk menstabilkan tegangan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan komponen pada keluaran penyearah, diantaranya menggunakan dioda zener, penguat operasional atau dengan IC regulator.

Gambar II.11 Penyearah teregulasi menggunakan IC

2.7 Regulator

Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil, namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan keluarannya juga akan naik/turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan


(26)

ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.

Saat ini sudah banyak dikenal komponen seri 78XX sebagai regulator tegangan tetap positif dan seri 79XX yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negatif. Bahkan komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan juga pembatas suhu (thermal shutdown). Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan baik.

Gambar II.12 IC Regulator 78xx/79xx

Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt, 7812 regulator tegangan 12 volt dan seterusnya. Sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan negatif 5 dan negatif 12 volt.

Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan LM337 untuk regulator variable negatif. Bedanya resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal tersebut.

Hanya saja perlu diketahui supaya rangkaian regulator dengan IC tersebut bisa bekerja, tengangan input harus lebih besar dari tegangan output regulator-nya. Biasanya perbedaan tegangan VIN terhadap VOUT yang direkomendasikan ada di dalam datasheet komponen tersebut. Pemakaian heatshink (aluminium


(27)

pendingin) dianjurkan jika komponen ini dipakai untuk men-catu arus yang besar. Di dalam datasheet, komponen seperti ini maksimum bisa dilewati arus mencapai 1 A.

2.8 Penguat Operasional ( OP – AMP )

Penguat sinyal berfungsi untuk menguatkan sinyal dari tingkat sebelumnya agar keluaran dari bagian penguat ini dapat diterima oleh tingkat selanjutnya. Terdapat beberapa teknik untuk membentuk sebuah penguat sinyal, misalnya dengan menggunakan transistor atau IC, dalam hal ini penguat sinyal dibentuk oleh penguat operasional (Operational Amplifier). Terdapat dua teknik penguatan sinyal di dalam penguat operasional , yaitu dengan penguatan inverting dan penguatan non–inverting. Masing – masing konfigurasi memiliki kekurangan serta kelebihan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan rangkaian. Cara kerja dari masing- masing konfigurasi adalah sebagai berikut .

2.8.1 Penguat Non - Inverting

Penguat non-inverting mempunyai impedansi input yang tinggi, impedansi output yang rendah dan penguatan tegangan yang stabil.

= + 1 (2.4)

( Untuk VOUT dan VIN digunakan huruf besar karena penguat operatif dapat bekerja secara langsung dengan sinyal DC). Penguat non-inverting dapat populer karena penguat tersebut mendekati penguat tegangan ideal.


(28)

Gambar II.13 Penguat non-inverting

Gambar II.14 adalah pengikut tegangan, yang banyak digunakan karena kualitas buffer-nya yang baik sekali , dimana memiliki impedansi input ekstrim tinggi, impedansi output ekstrim rendah dan penguatan tegangan unity. Karena dalam sebuah pengikut tegangan umpan balik negatif adalah maksimum, maka lebar pita sama dengan ƒunity

Gambar II.14 Pengikut tegangan

Pada kondisi tertentu ada kemungkinan perlu memberi arus dalam jumlah yang tetap melalui beban. Gambar II.15 menunjukkan satu cara untuk melakukan hal tersebut. Karena tegangan kesalahan kecil dapat diabaikan, pada dasarnya semua muncul pada R yang menimbulkan arus.


(29)

Gambar II.15 Sumber arus

= (2.5)

Semua arus ini harus mengalir melalui beban, karena arus yang dapat diabaikan mengalir ke dalam input inverting dari penguat operatif. Tergantung pada penggunaan, beban dapat berupa resistor, kapasitor, induktor atau gabungan. 2.8.2 Penguat Inverting

Gambar II.16 menunjukkan penguat inverting, rangkaian penguat operatif yang sangat populer. Terminal inverting pada pertanahan semu ( virtual ground ) yang berarti tegangan terhadap tanah mendekati nol. Tetapi karena pertanahan semu tidak dapat melepaskan arus, semua arus input didorong melalui R2.


(30)

Gambar II.16 Penguat inverting

= × (2.6)

= × (2.7)

Tanda minus terjadi karena inversi. Dengan mengambil rasio kedua persamaan diatas, diperoleh penguatan tegangan :

= − (2.8)


(31)

Pentanahan semua impedansi input adalah

= (2.9)

Salah satu sebab kepopuleran dari penguat inverting adalah penguat tersebut memungkinkan kita men-set satu harga yang tepat dari impedansi input, demikian juga penguatan tegangan. Banyak penggunanan dimana kita ingin memastikan impedansi input bersama dengan penguatan tegangan. Sebagai contoh, misalkan kita memerlukan impedansi input sebesar 2 KΩ dan penguatan tegangan sebesar 100. Maka tugas ini dapat dilakukan oleh rangkaian seperti gambar II.17. Gambar II.18 berikut menunjukkan penguat inverting yang digunakan ke sumber arus melalui beban.

= (2.10)

Gambar II.18 Sumber Arus

2.9 Motor DC

Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor


(32)

sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor.

Motor DC memiliki 2 bagian dasar :

1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektro magnet) ataupun magnet permanen.

2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir.

Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub utara ke kutub selatan

Gambar II.19 Motor DC

2.10 Konversi ADC (Analog to Digital Conventer)

Sebagian besar sinyal di alam ini adalah berbentuk sinyal kontinu (analog), misal : sinyal suara, sinyal seismik, sinyal radar, sinyal sonar, sinyal komunikasi audio dan video, dan lain-lain. Untuk memproses sinyal analog dengan peralatan


(33)

digital , maka perlu mengkonversikan ke dalam bentuk digital atau yang lazim disebut konversi analog ke digital (ADC)

Pengkonversi data pada elektronika adalah suatu alat yang mengubah besaran sinyal dari analog ke digital atau sebaliknya. Umunya, sinyal analog berasal dari suatu sensor. Sinyal DC/AC lemah yang biasanya diperkuat oleh Op-Amp dan diubah menjadi sinyal digital oleh perangkat pengkonversi data (ADC) atau sinyal digital yang umumnya sekitar 8-32 bit yang diubah menjadi sinyal analog (DAC) untuk tujuan tertentu, misalnya pada pemutar musik MP4.

Gambar II.20 Bagian Dasar ADC Ada 3 langkah konversi ADC seperti pada gambar II.20

1. Pencuplikan : konversi suatu sinyal fungsi waktu- kontinu menjadi suatu sinyal fungsi waktu –diskrit.

2. Kuantisasi : konversi sinyal yang bernilai-kontinu fungsi waktu diskrit menjadi sinyal bernilai-diskrit (digital 1 atau 0) fungsi waktu diskrit. 3. Pengkodean : dalam proses pengkodean, setiap nilai diskrit


(34)

Gambar II.21 Pencuplikan dengan saklar

2.11 Sensor Jarak

Sensor jarak merupakan sensor yang dipakai untuk menghitung jarak antara modul sensor dengan bidang/benda yang ada dalam jangkauannya. Salah satu sensor jarak yang dipakai antara lain adalah sensor ultrasonik. Gelombang ultrasonik adalah gelombang dengan besar frekuensi diatas frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz. Sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak terhadap benda di depannya (bidang pantul).

Prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :


(35)

Gambar II.22 Prinsip kerja sensor ultrasonik Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut :

1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20KHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40KHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.

2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.

3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya.

2.12 Pengenalan Visual Basic 6.0

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman komputer. Di dalamVisual Basic 6.0 menyediakan sintak-sintak dalam pembuatan suatu aplikasi. Dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dapat menghasilkan berbagai macam jenis program. Aplikasi yang dibuat dapat diintegrasikan dengan database, hardware lain (interface) dan sebagainya.


(36)

Gambar II.23 Tampilan awal Visual Basic 6.0

Visual Basic 6.0 menyediakan banyak jenis modul aplikasi. Untuk memulai program standar pilihlah Standar EXE, kemudian klik open. Setelah itu akan muncul tampilan seperti berikut ini, yang menunjukan bagian-bagian dari IDE (Integrated Development Environment) yang akan digunakan.

Gambar II.24 Tampilan lembar kerja Visual Basic 6.0 2.12.1 Pengkodean pada Visual Basic 6.0


(37)

Tipe data memiliki ciri – ciri tersendiri. Berikut bentuk dan ukuran dari tipe data:

Tabel II.4 Ukuran dan Tipe Data

Tipe Data

Ukuran Storage Jangkauan

Byte 1 Byte 0 s/d 255

Boolean 2 Byte True atau False Integer 2 Byte -32768 s/d 32767

Long 4 Byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647 Single 4 Byte -3,40282e38 s/d -1,401296e-45 (-)

1,401296e-45 s/d 3,402823e38 (+)

Double 8 Byte -1,797691348623e308 s/d -4,9406564844127 Currency 8 Byte -922.337.203.685.477,5808 s/d

922.337.203.685.477,5807 Decimal 14 Byte 7,92E+028

Date 8 Byte 1 Januari 100 s/d 31 desember 9999 Object 4 Byte Mangacu pada objek tertentu String Panjang dari

string

1 sampai ± 65400

Variant 16 Byte Sembarang angka sampai jangkauan jenis double atau string


(38)

2. Variabel

Variabel digunakan untuk menampung nilai sementara di memori. Untuk membuat sebuah variabel terdapat ketentuan sebagai berikut :

a. Harus dimulai dengan suatu huruf

b. Tidak dapat mengandung titik atau spesial karakter c. Tidak dapat lebih dari 255 huruf

d. Tidak dapat sama dengan keyword dari visual basic

e. Tidak membedakan huruf besar dan huruf kecil (no case sensitive) Cara mendeklarasi variabel adalah sebagai berikut :

Public akan membuat suatu variabel dapat diakses dari segala tempat di dalam project, sedangkan Dim dan Private akan membuat suatu variabel yang hanya dapat diakses di dalam modul dimana variabel tersebut dideklarasikan.

2.12.2 Operator Pada Visual Basic

Visual basic menyediakan operator aritmatika, komparasi dan logika, salah satu hal yang harus dipahami adalah tata urut dari masing–masing operator, sehingga mampu membuat ekspresi yang akan menghasilkan nilai yang benar. a. Operator aritmatika

Tabel II.5 Operator Aritmatika

Nama Operator Tanda Operator

Pangkat ^

Dim [nama variabel] As [tipe data] atau Public [nama variabel] As [tipe data] atau


(39)

Negatif - Kali dan Bagi * , / Pembagian Bulat \

Sisa Bagi Mod

Tambah dan Kurang + , - Penggabungan string &

b. Operator Komparasi

Tabel II.6 Operator Komparasi Nama Operator Tanda Operator

Sama =

Tidak Sama <> Kurang dari < Lebih dari > Kurang dari sama <= Lebih dari sama >=

Like Like


(40)

Tabel II.7 Operator Logika Nama Operator Tanda Operator

Not Not

And And

Or Or

Xor Xor

2.12.3 Komunikasi serial Visual Basic 6.0

Visual Basic 6.0 menyediakan komponen MS Comm Control 6.0, sebagai media komunikasi. Untuk menambahkan komponen ini pada Visual Basic, pilih Project ->Components. Setelah itu akan muncul tampilan sebagai berikut:


(41)

Untuk mengadakan suatu komunikasi serial antara 2 peralatan, kita harus melakukan beberapa langkah.

1. Membuka Serial Port

Pada komunikasi serial, bit-bit data yang masuk dari dunia luar ke dalam komputer melalui serial port akan ditampung dulu di receive buffer sebelum akan dieksekusi oleh main controller. Demikian pula sebelum dikirimkan ke luar, data akan ditampung dulu di transmit buffer. Gambar skema lengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Sebelum membuka serial port, dilakukan pengaturan protokol komunikasi serial dengan property MSComm. Menentukan nomor port komunikasi menggunakan CommPort dan menentukan baud rate, parity, data bits, stop bits mengguankan property setting. Sedangkan untuk membuka serial port cukup menggunakan perintah Port Open. Sehingga kode program akan tertulis sebagai berikut

MSComm1.ComPort = 2

MSComm1.Settings = “9600,N,8,1” MSComm1.PortOpen = True 2. Mengatur Serial Device

Pada tahap ini kita perlu memastikan bahwa pengaturan protokol komunikasi serial yang digunakan pada peralatan lain yang kita akses, sesuai dengan pengaturan pada komputer yang kita pakai.

3. Setting Receive dan Transmit Buffer Properties

Ada beberapa property dari receive buffer dan transmit buffer (porperty dari MSComm) yang perlu kita atur.

a. InBufferSize : mengatur ukuran receive buffer b. OutBuffer Size : mengatur ukuran transmit buffer

c. Rthreshold : menentukan jumlah karakter yang diterima oleh receive buffer sebelum OnComm event dipicu


(42)

d. Sthreshold : menentukan jumlah karakter yang diterima oleh transmit buffer sebelum OnComm event dipicu. Nilai 0 berarti tidak pernah dipicu, sedangkan nilai 1 berarti dipicu setiap satu karakter.

e. InputLen : menentukan jumlah karakter yang dibaca CPU dari receive buffer

f. InputMode : menentukan tipe data input yang akan dibaca CPU. Com Input Mode Text untuk data string/teks dan com Input Mode Binary untuk data biner.

4. Managing Receive dan Transmit Buffer

Untuk menampilkan data dari peralatan lain ke dalam aplikasi VB, digunakan properti Input, sedangkan untuk mengirim data dari aplikasi VB ke peralatan lain digunakan poperti Output. Contoh struktur kode untuk Input dan Output.

2.13 Bahasa Pemrograman PHP

PHP Merupakan salah satu bahasa pemrograman skrip yang dirancang untuk membangun aplikasi web. Ketika dipanggil dari web browser, program yang ditulis dengan PHP akan di-parsing di dalam web server oleh interpreter PHP dan diterjemahkan ke dalam dokumen HTML, yang selanjutnya akan di tampilkan kembali ke web browser, karena pemrosesan program PHP dilakukan di lingkungan web server (Server-side), oleh sebab ituu seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, kode PHP tidak akan terlihat pada saat user memilih perintah “View Source” pada web browser yang digunakan. [Budi Raharjo, Imam Heryanto, Enjang R.K (2010).”Modul Pemrograman Web (HTML,PHP,MySQL)”

Cara Kerja Aplikasi Web yang ditulis dengan PHP dapat di ilustrasikan dengan gambar dibawah ini.

TxtDisplay.Text = MSComm1.Input ( Contoh Input ) MSComm1.Output = “Data String” ( Contoh Output )


(43)

Gambar II.26 Aplikasi Web Pada PHP Keterangan dari gambar diatas:

1. User Menulis www.local.com/catalog.php kedalam address bar dari web browser (IE, Mozilla Firefox, Opera, dll).

2. Web Browser mengirimkan pesan di atas ke komputer server (www.local.com) melalui internet, meminta halaman catalog.php.

3. Web Server (Misalnya Apache), program yang berjalan di komputer server, akan menangkap pesan tersebut, lalu meminta interpreter PHP (program lain yang juga berjalan di komputer server) untuk mencari file catalog.php dalam disk drive.

4. Interpreter PHP membaca file catalog.php dari disk drive.

5. Interpreter PHP akan menjalankan perintah-perintah atau kode PHP yang ada dalam file catalog.php. Jika kode file catalog.php melibatkan akses terhadap database (misalnya MySQL) maka interpreter PHP juga akan berhubungan dengan MySQL untuk melaksanakan perintah-perintah yang berkaitan dengan database.

6. Interpreter PHP mengirimkan halaman dalam bentuk HTML ke Apache. 7. Melalui internet, Apache mengirimkan halaman yang diperoleh dari

interpreter PHP ke komputer user sebagai respon atas permintaan yang diberikan.

8. Web browser dalam komputer user akan menampilkan halaman yang dikirimkan oleh Apache.


(44)

<?

echo “Hello World!”; ?>

Keterangan: Perintah echo di dalam PHP berguna untuk mencetak nilai, baik teks maupun numeric ke dalam web browser. Setiap perintah atau statemen didalam kode PHP harus diakhiri dengan tanda titik koma (;).

2.14 Bahasa Pemrograman MySQL

MySQL merupakan sistem database yang banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi web. Alasannya mungkin karena gratis, pengelolaan datanya sederhana, memiliki tingkat keamanan yang bagus, mudah diperoleh, dan lain-lain. [Budi Raharjo, Imam Heryanto, Enjang R.K (2010).”Modul Pemrograman Web (HTML,PHP,MySQL)”

Selain itu MySQL juga memiliki beberapa keistimewaan, antara lain : 1. Portability

MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.

2. Open Source

MySQL didistribusikan secara open source (gratis), dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma.

3. Multiuser

MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

4. Performance Tuning

MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.


(45)

\MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain.

6. Command dan Functions

MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam Query.

7. Security

MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta password terenkripsi.

8. Scalability dan Limits

MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 9. Connectivity

MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

10.Localisation

MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada client dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk didalamnya.

11.Interface

MySQL memiliki interface (antarmuka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).

12.Clients dan Tools

MySQL dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk administrasi database.


(46)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembuatan dan pengujian yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan yang bisa menggambarkan tentang alat ini. Kesimpulan tersebut antara lain seperti berikut ini:

1. Aplikasi load cell untuk mengukur berat badan sudah berfungsi dan bisa mengukur berat badan sebagaimana mestinya.

2. Penerapan rumus yang dimasukkan sudah cukup efektif untuk menghitung berat badan ideal seseorang.

3. Aplikasi Sensor Ultrasonik sebagai pengukur tinggi badan sudah berjalan dengan baik. Dapat mengukur dengan ketelitian hingga sampai 1cm. Sudah cukup baik jika aplikasi sensor digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang.

4. Aplikasi software untuk menampilkan informasi hasil pengukuran serta penyimpanan database sudah berjalan sebagaimana mestinya.

5. Tampilan ke web juga sudah bisa ditampilkan sesuai dengan harapan, sehingga informasi yang dikirim dapat diterima dan dilihat oleh siapa saja yang membutuhkan data tersebut.

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis untuk pengembangan alat ini selanjutnya adalah sebagai berikut ini:

1. Masukan nama, alamat dan umur masih dilakukan secara manual sehingga disarankan untuk menggunakan semacam identitas elektronik seperti tag RFID atau pada sistem E-KTP yang sekarang sedang berjalan.

2. Pengukuran alat ini juga baru bisa mengukur berat badan ideal orang dewasa atau remaja, ibu hamil, serta anak-anak diatas 5 tahun. Diharapkan


(47)

dalam pengembangan selanjutnya bisa mengukur berat badan bayi, sehingga kekurangan gizi bisa dideteksi lebih dini sejak kelahirannya. 3. Mekanik untuk mengukur tinggi badan juga masih manual, diharapkan lagi

bisa dikembangkan dengan mekanika otomatis sehingga semua masalah bisa terbantu.


(48)

59

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

[1] Budi Raharjo, Imam Heryanto, Enjang R.K (2010).”Modul Pemrograman Web

(HTML,PHP,MySQL)"

[2] Mangkulo, Hengky Alexander. (2011). Membuat Aplikasi Database dengan Visual

Basic 6.0. Jakarta: Elex Media Komputindo

[3] Bahtiar, Agus. (2008). Php/Script/Most Wanted. Yogyakarta: Penerbit Andi

[4] Putra, A. E. (2003). Belajar Mikrokontroller. Yogyakarta: GAVA MEDIA

[5] Daryanto. (2010). Teknik Mekatronika. Bandung: Satu Nusa

[6] William D., C. (1994). Intrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta:

Erlangga

[7] A, Azrul. (2010). Tubuh Sehat Ideal dari Segi Kesehatan. www.gizi.depkes.go.id.

Diakses pada tanggal 25 Maret 2013

[8] Suhata, S. (2005). VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik. Jakarta: PT


(49)

1

Agus Mulyana 1), Oki Tri Suswanto 2), 12

Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung

1

bagus081@gmail.com,

2

okay.balinew@ymail.com

ABSTRAK

Berat badan ideal ialah berat badan tubuh yang memiliki proporsi seimbang dengan tinggi badan. Tubuh ideal secara fisik dapat terlihat dan ternilai dari penampilan luar (Supariasa, 2007). Dari berat badan ideal ini pula dapat kita tentukan status gizi seseorang, apakah orang tersebut kekurangan gizi, cukup atau kelebihan. Berat badan ideal bisa kita hitung sendiri dengan rumus sederahana dari Brocca yaitu BBI=(TB-100)-((TB-100)x10%). Selama ini berat badan ideal untuk menentukan status gizi seseorang hanya dihitung secara manual dan memakan waktu yang cukup lama. Hal ini pula yang mendorong terciptanya pemikiran untuk membuat semuanya jadi lebih mudah. Untuk itu terciptalah sebuah alat pengukur Berat Badan Ideal Terintegrasi dengan Website Berbasis Mikrokontroler BS2P40. Menggunakan beberapa sensor seperti sensor Load Cell, Ultrasonik (Parallax PING), dan Mikrokontroler sebagai pengolah data. Selain itu dipakai juga motor DC dan driver motor sebagai penggerak otomatisasi pengukur tinggi badan. Hasil pengujian dari sensor yang digunakan masing-masing sudah cukup baik. Dari sensor ultrasonik yaitu sebesar 99% berhasil, sensor tekanan load cell sebesar 95% berhasil, dan Driver Motor sebesar 97% dinyatakan berhasil.

Kata kunci: Mikrokontroller, Load Cell, Ultrasonik, BS2P40 dan Berat Badan Ideal. 1. PENDAHULUAN

Setiap manusia pasti ingin memiliki berat badan ideal agar tidak terlalu gemuk atau tidak terlalu kurus. Untuk mewujudkan hal itu berbagai macam cara dilakukan dari mulai mengatur pola makan, olahraga, sampai meminum obat. Semua itu dilakukan agar berat badan ideal tercapai dan tubuh akan terlihat lebih indah.

Kita dapat mengetahui berat badan ideal kita dengan sedikit perhitungan yang sederhana. Untuk perhitungan berat badan ideal biasanya diukur seperti berikut ini: Rumus = (TB - 100) - (TB - 100) x 10% atau

Rumus = (TB - 100) x 90% 2. PERANCANGAN

Perancangan yang dilakukan terdiri dari

perancangan

mekanik,

perancangan

perangkat keras dan perancangan perangkat

lunak.

2.1 Perancangan Mekanik

Penempatan dan desain bentuk dari alat pengukur berat badan ideal harus disesuaikan untuk mengefisienkan tempat yang dipakai. Alat ini akan ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan tidak jauh dengan komputer. Dimensi alat yang dibuat yaitu panjang 50 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 200 cm.


(50)

2

Gambar 1. Gambar 3D Pengukur Berat Badan

Ideal

2.2 Perancangan Perangkat Keras 2.2.1 Perancangan Sistem

Untuk mendapatkan hasil pengujian dari masing-masing sensor, di perlukan sebuah perancangan sistem yang mumpuni. Adapun sistem yang dirancang bisa dilihat seperti dibawah ini.

Gambar 2. Blok Diagram Keterangan:

1. Mikrokontroler Basic Stamp berfungsi sebagai unit kontrol yang akan mengontrol

serta mengolah semua perangkat yang ada pada alat dan melakukan perhitungan data yang masuk. Mikrokontroler ini merupakan produksi parallax dimana mikro tersebut hanya bisa diprogam dengan program basic stamp editor menggunakan bahasa basic. 2. Sensor ultrasonik disini digunakan sebagai

pengukur tinggi badan. Jarak antara letak sensor ultrasonik dikurangi dengan jarak sisa setelah diukur akan di dapat tinggi badan model yang diukur. Data keluaran dari sensor ultrasonik sudah merupakan sinyal digital sehingga bias langsung diolah di mikrokontroler. Digunakan sensor ultrasonik dari parallax yaitu Ping.

Gambar 3. Sensor Ultrasonik PING 3. Sensor berat badan atau sensor tekanan

disini digunakan untuk mengukur berat badan model yang diukur. Sensor tekanan yang digunakan adalah timbangan digital yang dimodifikasi dan diambil hanya sensornya saja yaitu sensor tekanan (load cell).

Gambar 4. Timbangan digital yg diambil sensor dan dudukannya

4. Penguat sinyal disini berperan penting karena sinyal yang keluar dari sensor tekanan ini sangat kecil sekali (Dalam satuan mV). Digunakan penguat sinyal tipe AD620 karena penguatannya yang bagus dan rendah akan noise. Berikut ini skematik penguat sinyal yang digunakan:


(51)

3

Gambar 5. Skematik penguat sinyal

5. Analog to Digital Converter atau disingkat ADC berfungsi sebagai pengubah sinyal analog yang masuk menjadi sinyal digital pada keluarannya. ADC yang dipakai dalam perancangan kali ini adalah tipe ADC0832. ADC0832 mempunyai kapasitas 8 bit, mempunyai 2 chanel masukan dan 2 chanel keluaran. Skematik rangkaian ADC ini bisa dilihat seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 6. Analog to Digital Converter 6. Komputer berfungsi untuk mengambil dan

menyimpan data yang diperlukan ke dalam database. Komputer juga berfungsi mengirim data ke server website yang dipakai.

7. Website berfungsi untuk menampilkan data yang telah diambil pada halaman yang telah ditentukan.

8. Sistem membutuhkan power supply sebesar 5V DC yang akan dibagi untuk Mikrokontroller, ADC, dan RS232. Sedangkan OpAmp membutuhkan tegangan sebesar 12V DC. Sumber berasal dari regulator dan berikut adalah gambar sekematik rangkaian regulator.

Gambar 7. Rangkaian Catu Daya

2.2.2 Jembatan Wheatstone

Prinsip dasar dari jembatan wheatstone adalah keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah arus akan mengalir menuju polaritas yang lebih rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara kedua titik maka arus tidak akan mengalir dari kedua titik tersebut. Dalam rangkaian dasar jembatan wheatstone penghubung kedua titik tadi disebut sebagai jembatan wheatstone.

Gambar 8. Teori Jembatan Wheatstone 2.3 Perancangan Perangkat Lunak 2.3.1 Algoritma Sistem Keseluruhan

Algoritma atau tahapan proses diperlukan untuk mengetahui lebih jelas alur kerja pada sistem yang telah dibuat. Algoritma tersebut bisa dilihat seperti dibawah ini.


(52)

4

Gambar 9. Diagram Alir Sistem Keseluruhan

Keterangan

dari Flowchart diatas dijelaskan sebagai berikut:

1. Memulai proses.

2. Pengguna mengisi data yang diperlukan untuk dimasukkan kedalam database. 3. Memilih kategori yang diukur sesuai

dengan kenyataan dilapangan.

4. Membaca data yang dikirimkan oleh mikrokontroler sebagai acuan tinggi dan berat badan model yang diukur.

5. Apakah kategori yang diukur adalah Anak-anak?

6. Apakah kategori yang diukur adalah Remaja/Dewasa?

7. Jika model yang diukur adalah anak-anak, maka akan langsung dihitung berat badan idealnya dengan rumus BBI = (Umur + 2) x 8

8. Jika model yang diukur adalah Remaja/Dewasa, maka akan langsung dihitung berat badan idealnya dengan rumus BBI = (TB – 100) – ((TB – 100) x 10%)

9. Lanjut ke proses selanjutnya. 10. Lanjutan dari proses selanjutnya.

11. Catat nama, alamat, umur, berat badan, tinggi badan, dan berat badan ideal untuk kemudian dilakukan penyimpanan

ke database yang berguna untuk laporan.

12. Unggah database yang telah dicatat tersebut ke web server yang telah ditentukan sebagai laporan pencatatan data.

13. Keseluruhan proses selesai 2.3.2 Perancangan Interface

Untuk bisa menampilkan hasil yang telah didapatkan dari mikrokontroler diperlukan sebuah perancangan interface yang mudah dan nyaman digunakan. Untuk itu dirancang sebuah interface seperti dibawah ini.

Gambar 10. Perancangan Interface untuk pengguna

2.3.3 Pengenalan Basic Stamp Editor Basic stamp editor adalah sebuah editor yang dibuat oleh Paralax Inc untuk menulis program, meng-kompile dan mengunduhnya ke mikrokontroler keluarga basic stamp. Program ini memungkinkan penggunanya memprogram basic stamp dengan bahasa basic yang relatif mudah dibandingkan bahasa pemrograman lainnya.

2.3.4 Bahasa Pemrograman PHP

PHP Merupakan salah satu bahasa pemrograman skrip yang dirancang untuk membangun aplikasi web. Ketika dipanggil dari web browser, program yang ditulis dengan PHP akan di-parsing di dalam web server oleh interpreter PHP dan diterjemahkan ke dalam dokumen HTML, yang selanjutnya akan di tampilkan kembali ke web browser, karena


(53)

5

pemrosesan program PHP dilakukan di lingkungan web server (Server-side), oleh sebab itu seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, kode PHP tidak akan terlihat pada saat user memilih perintah “View Source” pada web browser yang digunakan.

2.3.5 Program Antarmuka Visual Basic 6.0 Dalam membuat program antarmuka (interface) antara user dengan komponen perangkat keras digunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Pada perancangan perangkat lunak ini dirancang agar dapat melakukan pengiriman data secara otomatis. Pengiriman data secara otomatis mengirimkan sejumlah data sesuai dengan pewaktuan dan value yang telah ditentukan. Dalam program Visual Basic 6.0 terdapat banyak piranti atau komponen yang dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan sebagai kontrol dan pengiriman data.

3. Pengujian Dan Analisa

3.1 Pengujian perangkat keras (hardware) 3.3.1 Catu Daya

Catu daya adalah suplai daya yang berfungsi untuk memberikan daya sehingga perangkat eletronik dapat berfungsi. Berikut tabel pengujian:

Tabel 1. Hasil Pengukuran Catu Daya Ic Regulator Teoritis Pengukuran

IC 7805 5 4,89

IC 7812 12 11,78

3.3.2 Pengujian sensor tekanan Load Cell Load cell adalah sensor yang digunakan untuk mengukur berat badan. Setelah dikalibrasi dengan timbangan digital yang lainnya, hasil pengukuran dari sensor load cell ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil pengujian Load Cell

Nama Umur

Timbangan Digital (Kg) Sensor Load Cell (Kg) Selisih Oki Tri

S. 22 43.3 43 0.3

John

Adler 38 58.7 58 0.7

Andri 25 45.8 46 0.2

Ardi K. 22 59.6 60 0.6

Fauzan M. Iqbal

22 52 52 0

Awal

Arif 22 59.7 60 0.3

Ridwan 21 73.3 73 0.3

3.3.3 Pengujian Sensor PING

Sensor PING atau sensor ultrasonik digunakan untuk mengukur tinggi badan yang akan mendeteksi secara langsung melalui gelombang ultrasonik. Dari hasil pengujian yang di lakukan, di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil pengujian sensor ping

Nama Umur

Ukuran Sebenar nya (Cm) Hasil ukur sensor PING (Cm) Selisih

Oki Tri S. 22 162 162 0

John Adler

38 179 179 0

Andri 25 161 161 0

Ardi Kurniawa

n

22 169 169 0

Fauzan M. Iqbal

22 167 167 0

Awal Arif 22 161 161 0


(54)

6

3.2 Pengujian Perangkat Lunak (software)

Pengujian software juga dilakukan guna mengetahui informasi yang akan ditampilkan dari alat tersebut. Pengujian itu bisa dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar 11. Pengujian Interface 3.3 Analisa

Dari data hasil pengujian di atas maka penulis melakukan analisis untuk mengetahui apakah kualitas dan tujuan dari alat tersebut telah tercapai atau tidak. Adapun analisa yang penulis lakukan adalah sebagai berikut

3.3.1 Catu Daya

Pada pengukuran output IC regulator adalah 4,89 Volt yang berarti output kurang dari 5 Volt. Biasanya terdapat toleransi beberapa persen sehingga output yang dikeluarkan tidak genap nilainya atau tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan dari hasil pengujian di atas dapat diketahui nilai persen error (%error) adalah sebagai berikut:

1. 5V

= 100%

= , 100%

= 0.11

5 100% = 0.022 100% = 0.022%

2. 12V

= 100%

= , 100%

= 0.22

12 100% = 0.018 100%

= 1.8%

Dari perhitungan error di atas, kesalahan tegangan output 5 volt adalah sebesar 2.2% dan tegangan 12 volt sebesar 1.8%. Hal ini masih diabaikan kerena nilai kesalahannya tidak melebihi toleransi yaitu (5%).

3.3.2 Load Cell

Dari hasil pengujian, load cell sudah bisa mengukur berat badan mendekati hasil aslinya. Masih terdapat sedikit selisih antara timbangan digital pasaran dengan sensor tekanan ini. Namun pada setiap perancangan alat terdapat toleransi pengukuran. Selisih pengukurannya yaitu sebesar 0,4 dan itu masih masuk dalam toleransi pengukuran jika aplikasi pengukurannya itu untuk mengukur berat badan. 3.3.3 Sensor Ultrasonik

Perhitungan antara jarak pancar gelombang suara ultrasonik serta jarak pantul nya menghasilkan jarak yang dapat diukur seberapa jauh perjalanan gelombang ultrasonik itu berjalan. Dari hasil pengujian yang dilakukan, sudah berhasil mengukur dengan resolusi 1 cm. Sudah cukup baik jika aplikasi nya untuk mengukur tinggi badan seseorang. 4. Kesimpulan dan saran

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembuatan dan pengujian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi load cell dan sensor ultrasonik sudah berfungsi dengan baik. Penerapan rumus yang di masukkan juga sudah cukup efektif untuk menghitung berat badan ideal dari seseorang.

2. Aplikasi software untuk menampilkan hasil pengukuran serta menyimpan


(55)

7

database sudah berjalan sebagaimana mestinya.

3. Selisih hasil yang didapat tersebut karena keluaran dari sensor load cell tidak stabil, itu diakibatkan oleh noise yang ikut naik ketika dilakukan penguatan sinyal.

4. Dalam pemilihan komponen juga berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat.

4.2 Saran

Adapun saran dari penulis atau perbaikan lebih lanjut dapat dilakukan dengan cara:

1. Masukan pada nama, alamat dan umur masih dilakukan secara manual sehingga disarankan untuk menggunakan tag otomatis seperti RFID untuk pengembangan lebih lanjutnya.

2. Pengukuran alat ini bisa ditambahkan fungsinya dengan pengukuran berat badan ibu hamil, bayi dan balita. Dengan begitu diharapkan status gizi penduduk dapat dideteksi sejak dini.

3. Pemilihan komponen juga disarankan lebih baik lagi untuk bisa menghasilkan data yang lebih sensitif dan akurat. 5. Daftar Pustaka

[1] Budi Raharjo, Imam Heryanto, Enjang R.K (2010).”Modul Pemrograman Web (HTML,PHP,MySQL)"

[2] Mangkulo, Hengky Alexander. (2011). Membuat Aplikasi Database dengan Visual Basic 6.0. Jakarta: Elex Media Komputindo

[3] Bahtiar, Agus. (2008). Php/Script/Most Wanted. Yogyakarta: Penerbit Andi [4] Putra, A. E. (2003). Belajar

Mikrokontroller. Yogyakarta: GAVA MEDIA

[5]

Daryanto. (2010).

Teknik Mekatronika.

Bandung: Satu Nusa

[6] William D., C. (1994). Intrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Erlangga

[7] A, Azrul. (2010). Tubuh Sehat Ideal dari Segi Kesehatan. www.gizi.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 25 Maret 2013 [8] Suhata, S. (2005). VB Sebagai Pusat

Kendali Peralatan Elektronik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.


(1)

2

Gambar 1. Gambar 3D Pengukur Berat Badan

Ideal

2.2 Perancangan Perangkat Keras 2.2.1 Perancangan Sistem

Untuk mendapatkan hasil pengujian dari masing-masing sensor, di perlukan sebuah perancangan sistem yang mumpuni. Adapun sistem yang dirancang bisa dilihat seperti dibawah ini.

Gambar 2. Blok Diagram Keterangan:

1. Mikrokontroler Basic Stamp berfungsi sebagai unit kontrol yang akan mengontrol

pada alat dan melakukan perhitungan data yang masuk. Mikrokontroler ini merupakan produksi parallax dimana mikro tersebut hanya bisa diprogam dengan program basic stamp editor menggunakan bahasa basic. 2. Sensor ultrasonik disini digunakan sebagai

pengukur tinggi badan. Jarak antara letak sensor ultrasonik dikurangi dengan jarak sisa setelah diukur akan di dapat tinggi badan model yang diukur. Data keluaran dari sensor ultrasonik sudah merupakan sinyal digital sehingga bias langsung diolah di mikrokontroler. Digunakan sensor ultrasonik dari parallax yaitu Ping.

Gambar 3. Sensor Ultrasonik PING 3. Sensor berat badan atau sensor tekanan

disini digunakan untuk mengukur berat badan model yang diukur. Sensor tekanan yang digunakan adalah timbangan digital yang dimodifikasi dan diambil hanya sensornya saja yaitu sensor tekanan (load cell).

Gambar 4. Timbangan digital yg diambil sensor dan dudukannya

4. Penguat sinyal disini berperan penting karena sinyal yang keluar dari sensor tekanan ini sangat kecil sekali (Dalam satuan mV). Digunakan penguat sinyal tipe AD620 karena penguatannya yang bagus dan rendah akan noise. Berikut ini skematik penguat sinyal yang digunakan:


(2)

3

Gambar 5. Skematik penguat sinyal

5. Analog to Digital Converter atau disingkat ADC berfungsi sebagai pengubah sinyal analog yang masuk menjadi sinyal digital pada keluarannya. ADC yang dipakai dalam perancangan kali ini adalah tipe ADC0832. ADC0832 mempunyai kapasitas 8 bit, mempunyai 2 chanel masukan dan 2 chanel keluaran. Skematik rangkaian ADC ini bisa dilihat seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 6. Analog to Digital Converter 6. Komputer berfungsi untuk mengambil dan

menyimpan data yang diperlukan ke dalam database. Komputer juga berfungsi mengirim data ke server website yang dipakai.

7. Website berfungsi untuk menampilkan data yang telah diambil pada halaman yang telah ditentukan.

8. Sistem membutuhkan power supply sebesar 5V DC yang akan dibagi untuk Mikrokontroller, ADC, dan RS232. Sedangkan OpAmp membutuhkan tegangan sebesar 12V DC. Sumber berasal dari regulator dan berikut adalah gambar sekematik rangkaian regulator.

Gambar 7. Rangkaian Catu Daya

2.2.2 Jembatan Wheatstone

Prinsip dasar dari jembatan wheatstone adalah keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah arus akan mengalir menuju polaritas yang lebih rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara kedua titik maka arus tidak akan mengalir dari kedua titik tersebut. Dalam rangkaian dasar jembatan wheatstone penghubung kedua titik tadi disebut sebagai jembatan wheatstone.

Gambar 8. Teori Jembatan Wheatstone

2.3 Perancangan Perangkat Lunak 2.3.1 Algoritma Sistem Keseluruhan

Algoritma atau tahapan proses diperlukan untuk mengetahui lebih jelas alur kerja pada sistem yang telah dibuat. Algoritma tersebut bisa dilihat seperti dibawah ini.


(3)

4

Gambar 9. Diagram Alir Sistem Keseluruhan

Keterangan

dari Flowchart diatas dijelaskan sebagai berikut:

1. Memulai proses.

2. Pengguna mengisi data yang diperlukan untuk dimasukkan kedalam database. 3. Memilih kategori yang diukur sesuai

dengan kenyataan dilapangan.

4. Membaca data yang dikirimkan oleh mikrokontroler sebagai acuan tinggi dan berat badan model yang diukur.

5. Apakah kategori yang diukur adalah Anak-anak?

6. Apakah kategori yang diukur adalah Remaja/Dewasa?

7. Jika model yang diukur adalah anak-anak, maka akan langsung dihitung berat badan idealnya dengan rumus BBI = (Umur + 2) x 8

8. Jika model yang diukur adalah Remaja/Dewasa, maka akan langsung dihitung berat badan idealnya dengan rumus BBI = (TB – 100) – ((TB – 100) x 10%)

9. Lanjut ke proses selanjutnya. 10. Lanjutan dari proses selanjutnya.

11. Catat nama, alamat, umur, berat badan, tinggi badan, dan berat badan ideal untuk kemudian dilakukan penyimpanan

laporan.

12. Unggah database yang telah dicatat tersebut ke web server yang telah ditentukan sebagai laporan pencatatan data.

13. Keseluruhan proses selesai 2.3.2 Perancangan Interface

Untuk bisa menampilkan hasil yang telah didapatkan dari mikrokontroler diperlukan sebuah perancangan interface yang mudah dan nyaman digunakan. Untuk itu dirancang sebuah interface seperti dibawah ini.

Gambar 10. Perancangan Interface untuk pengguna

2.3.3 Pengenalan Basic Stamp Editor Basic stamp editor adalah sebuah editor yang dibuat oleh Paralax Inc untuk menulis program, meng-kompile dan mengunduhnya ke mikrokontroler keluarga basic stamp. Program ini memungkinkan penggunanya memprogram basic stamp dengan bahasa basic yang relatif mudah dibandingkan bahasa pemrograman lainnya.

2.3.4 Bahasa Pemrograman PHP

PHP Merupakan salah satu bahasa pemrograman skrip yang dirancang untuk membangun aplikasi web. Ketika dipanggil dari web browser, program yang ditulis dengan PHP akan di-parsing di dalam web server oleh interpreter PHP dan diterjemahkan ke dalam dokumen HTML, yang selanjutnya akan di tampilkan kembali ke web browser, karena


(4)

5

pemrosesan program PHP dilakukan di lingkungan web server (Server-side), oleh sebab itu seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, kode PHP tidak akan terlihat pada saat user memilih perintah “View Source” pada web browser yang digunakan.

2.3.5 Program Antarmuka Visual Basic 6.0 Dalam membuat program antarmuka (interface) antara user dengan komponen perangkat keras digunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Pada perancangan perangkat lunak ini dirancang agar dapat melakukan pengiriman data secara otomatis. Pengiriman data secara otomatis mengirimkan sejumlah data sesuai dengan pewaktuan dan value yang telah ditentukan. Dalam program Visual Basic 6.0 terdapat banyak piranti atau komponen yang dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan sebagai kontrol dan pengiriman data.

3. Pengujian Dan Analisa

3.1 Pengujian perangkat keras (hardware) 3.3.1 Catu Daya

Catu daya adalah suplai daya yang berfungsi untuk memberikan daya sehingga perangkat eletronik dapat berfungsi. Berikut tabel pengujian:

Tabel 1. Hasil Pengukuran Catu Daya Ic Regulator Teoritis Pengukuran

IC 7805 5 4,89

IC 7812 12 11,78

3.3.2 Pengujian sensor tekanan Load Cell Load cell adalah sensor yang digunakan untuk mengukur berat badan. Setelah dikalibrasi dengan timbangan digital yang lainnya, hasil pengukuran dari sensor load cell ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil pengujian Load Cell Nama Umur

Timbangan Digital

(Kg)

Sensor Load

Cell (Kg)

Selisih Oki Tri

S. 22 43.3 43 0.3

John

Adler 38 58.7 58 0.7

Andri 25 45.8 46 0.2

Ardi K. 22 59.6 60 0.6

Fauzan M. Iqbal

22 52 52 0

Awal

Arif 22 59.7 60 0.3

Ridwan 21 73.3 73 0.3

3.3.3 Pengujian Sensor PING

Sensor PING atau sensor ultrasonik digunakan untuk mengukur tinggi badan yang akan mendeteksi secara langsung melalui gelombang ultrasonik. Dari hasil pengujian yang di lakukan, di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil pengujian sensor ping

Nama Umur

Ukuran Sebenar nya (Cm)

Hasil ukur sensor

PING (Cm)

Selisih

Oki Tri S. 22 162 162 0

John Adler

38 179 179 0

Andri 25 161 161 0

Ardi Kurniawa

n

22 169 169 0

Fauzan M. Iqbal

22 167 167 0

Awal Arif 22 161 161 0


(5)

6

Pengujian software juga dilakukan guna mengetahui informasi yang akan ditampilkan dari alat tersebut. Pengujian itu bisa dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar 11. Pengujian Interface 3.3 Analisa

Dari data hasil pengujian di atas maka penulis melakukan analisis untuk mengetahui apakah kualitas dan tujuan dari alat tersebut telah tercapai atau tidak. Adapun analisa yang penulis lakukan adalah sebagai berikut

3.3.1 Catu Daya

Pada pengukuran output IC regulator adalah 4,89 Volt yang berarti output kurang dari 5 Volt. Biasanya terdapat toleransi beberapa persen sehingga output yang dikeluarkan tidak genap nilainya atau tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan dari hasil pengujian di atas dapat diketahui nilai persen error (%error) adalah sebagai berikut:

1. 5V

= 100%

= , 100%

= 0.11

5 100%

= 0.022 100% = 0.022%

2. 12V

= , 100%

= 0.22

12 100% = 0.018 100%

= 1.8%

Dari perhitungan error di atas, kesalahan tegangan output 5 volt adalah sebesar 2.2% dan tegangan 12 volt sebesar 1.8%. Hal ini masih diabaikan kerena nilai kesalahannya tidak melebihi toleransi yaitu (5%).

3.3.2 Load Cell

Dari hasil pengujian, load cell sudah bisa mengukur berat badan mendekati hasil aslinya. Masih terdapat sedikit selisih antara timbangan digital pasaran dengan sensor tekanan ini. Namun pada setiap perancangan alat terdapat toleransi pengukuran. Selisih pengukurannya yaitu sebesar 0,4 dan itu masih masuk dalam toleransi pengukuran jika aplikasi pengukurannya itu untuk mengukur berat badan. 3.3.3 Sensor Ultrasonik

Perhitungan antara jarak pancar gelombang suara ultrasonik serta jarak pantul nya menghasilkan jarak yang dapat diukur seberapa jauh perjalanan gelombang ultrasonik itu berjalan. Dari hasil pengujian yang dilakukan, sudah berhasil mengukur dengan resolusi 1 cm. Sudah cukup baik jika aplikasi nya untuk mengukur tinggi badan seseorang. 4. Kesimpulan dan saran

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembuatan dan pengujian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi load cell dan sensor ultrasonik sudah berfungsi dengan baik. Penerapan rumus yang di masukkan juga sudah cukup efektif untuk menghitung berat badan ideal dari seseorang.

2. Aplikasi software untuk menampilkan hasil pengukuran serta menyimpan


(6)

7

database sudah berjalan sebagaimana mestinya.

3. Selisih hasil yang didapat tersebut karena keluaran dari sensor load cell tidak stabil, itu diakibatkan oleh noise yang ikut naik ketika dilakukan penguatan sinyal.

4. Dalam pemilihan komponen juga berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat.

4.2 Saran

Adapun saran dari penulis atau perbaikan lebih lanjut dapat dilakukan dengan cara:

1. Masukan pada nama, alamat dan umur masih dilakukan secara manual sehingga disarankan untuk menggunakan tag otomatis seperti RFID untuk pengembangan lebih lanjutnya.

2. Pengukuran alat ini bisa ditambahkan fungsinya dengan pengukuran berat badan ibu hamil, bayi dan balita. Dengan begitu diharapkan status gizi penduduk dapat dideteksi sejak dini.

3. Pemilihan komponen juga disarankan lebih baik lagi untuk bisa menghasilkan data yang lebih sensitif dan akurat. 5. Daftar Pustaka

[1] Budi Raharjo, Imam Heryanto, Enjang R.K (2010).”Modul Pemrograman Web (HTML,PHP,MySQL)"

[2] Mangkulo, Hengky Alexander. (2011). Membuat Aplikasi Database dengan Visual Basic 6.0. Jakarta: Elex Media Komputindo

[3] Bahtiar, Agus. (2008). Php/Script/Most Wanted. Yogyakarta: Penerbit Andi [4] Putra, A. E. (2003). Belajar

Mikrokontroller. Yogyakarta: GAVA MEDIA

[5]

Daryanto. (2010).

Teknik Mekatronika.

Bandung: Satu Nusa

[6] William D., C. (1994). Intrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Erlangga

[7] A, Azrul. (2010). Tubuh Sehat Ideal dari Segi Kesehatan. www.gizi.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 25 Maret 2013 [8] Suhata, S. (2005). VB Sebagai Pusat

Kendali Peralatan Elektronik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.