Buku Si swa Kela s X I I 118
MARI MENGKAJI MEMAHAMI
1. Q.S. ÂLI `IMRÂN [3]: 159
ُفْعاَف َكِلْوَح ْنِم او ُضَفْن َ
ل ِب ْ
لَق ْ
لا َظيِلَغ ا ًظَف َتْنُك ْوَلَو ْمُهَل َتْ ِل ِ َلا َنِم ٍةَ ْحَر اَمِبَف َيِِّكَوَتُمْلا ُبِ ُي َ َلا َنِإ ِ َلا َ َع ْ َكَوَتَف َتْمَزَع اَذِإَف ِرْم
َ ْ لا ِف ْمُهْرِواَشَو ْمُه
َل ْرِفْغَتْساَو ْمُهْنَع
a. Arti Kosa Kata
Dari sisimu sekelilingmu
َكِلْوَح ْنِم
Rahmat Allah
ٍةَ ْحَر
Maka maafkanlah
ُفْعاَف
Berlaku lemah lembut
َتْ ِل
Bermusyawarahlah dengan mereka
ْمُهْرِواَش
sikap keras
ا ًظَف
membulatkan tekad
َتْمَزَع
berhati kasar
ِب ْ
لَق ْ
لا َظيِلَغ
Maka bertawakkallah
ْ َكَوَتَف
Menjauhlari
او ُضَفْنا
b. Terjemah Artinya
: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
http:ppwalisongo.or.id http:infohumas.ub.ac.id
Di unduh dari : Bukupaket.com
119
Al-Quran Hadis Kurikulum 2013
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”.
c. Penjelasan
Ayat ini diturunkan setelah perang Uhud. Perang Uhud termasuk salah satu perang yang memberi kesan mendalam, bisa dibilang sangat menyakitkan bagi nabi Muhammad
saw karena sikap umatnya yang tidak mengikuti tuntunannya sehingga mengalami banyak kerugian.
Masalah pertama adalah ketika rasulullah berpendapat untuk bertahan di dalam kota Madinah, tetapi para sahabat banyak yang berkeinginan untuk berperang di luar kota
Madinah. Masalah kedua yang muncul di dalam perjalanan menuju Uhud, Abdullah bin Ubai bin Salul melakukan penggembosan kekuatan Umat Islam, yang akhirnya sepertiga
kekuatan pasukan mundur dari peperangan. Masalah ketiga muncul dari pemanah yang ditugasi mengendalikan situasi dari bukit, tetapi ditengah-tengah perang kebanyakan
dari mereka tidak mengindahkan perintah nabi dan turun dari bukit, sehingga nabi dan pasukannya terluka serta mengalami kekalahan. Masalah keempat muncul dari
beberapa pasukan yang lari dari medan pertempuran karena mendengar rasulullah saw telah tewas.
Peristiwa-peristiwa semacam ini tentunya memberikan kesan yang menyakitkan di dalam diri rasulullah saw, tetapi tabiat beliau yang pemaaf, lemah lembut, dan kasih
sayang terhadap semua makhluk mengalahkan itu semua. Selain itu, ayat ini juga merupakan landasan bagi praktek dakwah yang rahmatan
lil `âlamîn. Dakwah harus memberikan kesan damai dan mencerahkan, dan jangan melakukan dakwah dengan cara-cara yang menyeramkan. Ketika rasulullah saw
mendapatkan perlakuan yang menyakitkan dari kaumnya, beliau didatangi malaikat yang bertugas menjaga gunung yang siap menerima perintah nabi untuk memilih gunung
yang mana yang ingin ditimpakan kepada kaumnya. Nabi menolak tawaran tersebut seraya berkata: “saya masih menyimpan harapan akan munculnya anak-keturunan
mereka yang menyembah Allah SWT. Betapa sejuknya dakwah Islam kalau pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rahmatan lil `alamin..
َيِمَلاَعْلِل ًةَ ْحَر َلِإ َكاَنْلَسْر َ
أ اَمَو
Artinya
: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”
Q.S. al-Anbiya [21]: 107 Perang Uhud memberi palajaran penting bagi umat Islam. Strategi yang diterapkan
di perang Uhud merupakan hasil dari musyawarah yang dilakukan nabi dengan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Buku Si swa Kela s X I I 120
para sahabat, tetapi perang Uhud menyisakan kepahitan. Meskipun demikian nabi Muhammad dilarang untuk menghilangkan tradisi musyawarah, dan perintah untuk
selalu mengembangkan tradisi musyawarah dituangkan di ayat ini dalam bentuk perintah;
ِرْم َ ْ
لا ِف ْمُهْرِواَشَو
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Maka setelah perang Uhud ini umat Islam selalu meraih kemenangan besar di dalam
dakwahnya. Kemenangan pertama setelah Uhud adalah perang Ahzab. Seperti biasanya
rasulullah saw juga bermusyawarah dengan para sahabat tentang strategi yang akan dilakukan di dalam pertempuran nanti, dan rasulullah menyetujui usulan Salman al-
Farisi untuk menggali parit sekitar Madinah sebagai pertahanan kota. Dan begitu selanjutnya rasulullah saw selalu mengajak para sahabatnya untuk bermusyawarah
dalam menghadapi masalah.
Supaya musyawarah berjalan dengan lancar dan tertib, ada beberapa sikap yang harus dilakukan sesuai dengan apa yang terdapat di ayat di atas: Pertama, musyawarah
harus dilakukan dengan sikap yang lemah lembut, dan menghindari tutur kata yang kasar dan terkesan keras kepala. Kedua, Terbuka dan Pemaaf, karena sangat mungkin
di tengah-tengah musyawarah tutur kata dan sikap yang menyingung perasaan lawan bicaranya. Ketiga, beristighfar, untuk mencapai hasil yang baik dan melaksanakan hasil
musyawarah dengan komitmen tinggi, maka hubungan dengan lawan bicara harus tetap terjaga, dan begitu pula hubungan dengan Allah, caranya saling mendoakan dan saling
memohonkan ampunan.
2. Q.S. AL-SYÛRÂ [42]: 38