Sistem informasi geografis rencana tataruang wilayah (RTRW) Kabupaten Subang berbasis desktop

(1)

PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, 27 Agustus 2013

Penulis, Kepala Sekolah

SMA Bina Dharma 2 Bandung

Cahya Khomarudin Radi Abdul Azis, S.T., M.T.

NIM. 10108556 NIP. 196809111997031003

Mengetahui, Pembimbing

Irawan Afrianto, S.T., M.T. NIP. 41277006009


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. Data Pribadi

Nama : Cahya Khomarudin Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Lahir : Subang Tanggal Lahir : 23 Juli 1990 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jln Rawameneng no 49 Blanakan,Subang Alamat di Bandung : Tubagus Ismail Dalam no 44 Dipatiukur Telepon : 081910226477/085722169364

Email : cahya.khom@gmail.com .

2. Riwayat Pendidikan :

NAMA SEKOLAH TAHUN MASUK - LULUS

TK ISLAM AL-MU’AWANAH CIMALAYA

KARAWANG 1994-1996

SD N 5 CIMLAYA KARAWANG 1996-2002

SMP N 1 CIMALAYA KARAWANG 2002-2005

SMA N 1 LEMBANG BANDUNG 2005-2008

STRATA SATU (S1) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMASTIKA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

2008 - 2013

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Bandung, Agustus 2013


(7)

DESKTOP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

CAHYA KHOMARUDIN

10108642

JURUSAN STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(8)

iii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN SUBANG BERBASIS DESKTOP. Tak lupa shalawat serta salam penulis panjatkan pada Rasulullah Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibuku yang tak henti-henti nya memanjatkan doa nya sepanjang siang dan malam untuk keberhasilanku dan juga kepada ayah dan adik-adikku yang selalu memberikan dukungan.

2. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia dan juga pembimbing tugas akhir yang memberikan banyak ilmu dan masukannya untuk penulis. 3. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T. sebagai reviewer seminar tugas akhir yang

banyak memberikan arahan dan saran yang membangun untuk penulis. 4. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., Selaku Rektor UNIKOM. 5. Bapak Ir. Taryana Suryana, M.Kom. selaku dosen wali.

6. Mas Mahfud A.G. yang selalu membimbing penulis dan membantu penulis disaat susah.

7. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menyemangati disaat susah yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya.

Penulis menyadari bahwa Laporan penelitian tugas akhir yang penulis buat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dalam penulisan Laporan ini selanjutnya dapat penulis selesaikan dengan baik.


(9)

iv penulis sendiri khususnya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi keberkahan untuk semuanya. Amiin Yaa Raabbal’alamiin.

Bandung, 27 Agustus 2013


(10)

v

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Metodologi Penelitian ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Tinjauan Umum Kabupaten Subang ... 11

2.2 Teori Dasar... 14

2.2.1 Sistem Informasi ... 14

2.2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 18

2.2.2.1 Komponen Sistem (Subsistem) SIG ... 21


(11)

vi

2.2.2.5 Model Data... 27

2.2.2.6 Prinsip Kerja SIG ... 30

2.2.3 Sistem Basis Data ... 31

2.2.3.1 Pengertian Sistem Basis Data ... 31

2.2.3.2 Syarat Basis Data ... 32

2.2.3.3 Tujuan Basis Data ... 33

2.2.3.4 Komponen Basis Data... 33

2.2.3.5 Perancangan Basis Data ... 33

2.2.4 Rekayasa Perangkat Lunak ... 34

2.2.4.1 Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak ... 35

2.2.4.2 Flow Map (Bagan Alir) ... 35

2.2.4.3 Diagram Konteks ... 35

2.2.4.4 Diagram Aliran Data (DFD) ... 35

2.2.4.5 Kamus Data ... 36

2.2.5 Metode Skala Likert ... 37

2.3 Software Pendukung ... 38

2.3.1 MapInfo Professional 8.0 ... 38

2.3.2 MapInfo MapX 5.0 ... 39

2.3.3 Visual Basic .NET 2008 ... 41

2.3.4 Crystal Report ... 41

2.3.5 Microsoft SQL Server 2008 ... 42

2.4 Jaringan Komputer ... 43


(12)

vii

2.4.3 Sistem Operasi Jaringan ... 47

2.4.3.1 Jaringan Client-Server ... 47

2.4.3.2 Jaringan Peer to Peer ... 48

2.4 Keamanan Data ... 49

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 51

3.1 Analisis Sistem ... 51

3.1.1 Analisis Masalah ... 51

3.1.2 Analisis Prosedur yang Sedang berjalan ... 52

3.1.2.1 Flowmap yang Sedang berjalan ... 53

3.1.3 Gambaran Sistem yang Akan Dibangun ... 56

3.1.4 Analisis Dokumen ... 56

3.1.5 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 57

3.1.5.1 Analisis Perangkat Keras ... 57

3.1.5.2 Analisis Perangkat Lunak ... 58

3.1.5.3 Analisis Pengguna ... 59

3.1.5.4 Analisis Jaringan ... 60

3.1.6 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 61

3.1.6.1 ERD (Entity Relationship Diagram) ... 61

3.1.6.2 Diagram Konteks (Contex Diagram) ... 63

3.1.6.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 64

3.1.6.4 Spesifikasi Proses... 71

3.1.6.5 Kamus Data ... 77

3.2 Perancangan Sistem ... 79


(13)

viii

3.2.4 Perancangan Jaringan... 86

3.2.5 Perancangan Antar-Muka (User Interface) ... 88

3.2.5.1 Perancangan Struktur Menu ... 89

3.2.5.2 Perancangan Form Antar-Muka ... 92

3.2.5.3 Perancangan Tampilan Antar-Muka Pesan ... 100

3.2.5.4 Jaringan Semantik ... 101

3.2.6 Perancangan Prosedural ... 102

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 107

4.1 Implementasi ... 107

4.1.1 Implementasi Perangkat Keras ... 107

4.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 107

4.1.3 Implementasi Perangkat Basis Data... 108

4.1.4 Implementasi Form ... 114

4.1.5 Implementasi Jaringan ... 117

4.2 Pengujian... 118

4.2.1 Rencana Pengujian ... 118

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian Alpha ... 120

4.2.2.1 Pengujian Login ... 120

4.2.2.2 Pengujian Pengolahan Pengguna ... 121

4.2.2.3 Pengujian Pengolahan Dokumen ... 122

4.2.2.4 Pengujian Pengolahan Regulasi ... 123

4.2.2.5 Pengujian Pengolahan Sungai ... 124


(14)

ix

4.2.2.8 Pengujian Pengolahan Tanah Kosong ... 127

4.2.2.9 Pengujian Pengolahan Perkebunan ... 128

4.2.2.10 Pengujian Pengolahan Jalan ... 129

4.2.2.11 Pengujian Pengolahan Kehutanan... 130

4.2.2.12 Pengujian Lupa Password... 131

4.2.2.13 Kesimpulan Hasil Uji Alpha ... 131

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian Betha ... 132

4.2.2.1 Skenario Pengujian Betha ... 132

4.2.2.2 Kuesioner Pengguna ... 133

4.2.2.3 Kesimpulan Hasil Uji Betha ... 141

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 143

5.1 Kesimpulan ... 143

5.2 Saran ... 144


(15)

145 Sumber Buku

[1] Riyanto, Indelarko, Prilnali (2009), Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi

Geografis Berbasis Dekstop dan Web, Yogyakarta.

[2] Prahasta, Eddy. 2006. Sistem Informasi Geografis Membangun Aplikasi

Web-based GIS dengan MapServer. Informatika. Bandung.

[3] Kristanto, Andri. 2007. Perancangan Sistem Informasi Dan Aplikasinya. Gava Media. Klaten.

[4] Bin Ladjamudin, Al Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Tangerang

Sumber Internet

[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis, 4 Oktober 2012 12:45 WIB

[6] Website resmi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Subang http://bappeda.subang.go.id, 13 Juni 10.09 WIB

[7]doktafia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30525/SISTEM+INFORMASI+G EOGRAFIS+-+1.pdf


(16)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara geografis, wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni wilayah pada bagian selatan berupa Perkebunan, hutan dan lokasi Pariwisata. Pada bagian tengah wilayahnya berkembang perkebunan karet, tebu dan buah-buahan dibidang pertanian dan pabrik-pabrik dibidang Industri, selain perumahan dan pusat pemerintahan. Pada bagian utara wilayahnya berupa sawah berpengairan teknis dan tambak serta pantai. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan penjabaran dari konsep dan strategi pengembangan wilayah yang meliputi rencana pemanfaatan ruang dan rencana pengembangan kawasan prioritas. Sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Subang maka strategi pengembangannya difokuskan pada sektor Perkebunan, Kehutanan, Permukiman, sungai, jalan, tanah kosong dan Pola Ruang.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, yang menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah diberbagai bidang terutama di bidang perencanaan tata ruang. BAPPEDA memiliki data yang lengkap, namun data yang ada masih dalam bentuk dokumen yang belum terintegrasi dengan database. Peta yang ada saat ini juga masih dalam bentuk print-out yang hanya sebatas tampilan gambar dan legendanya saja tanpa menyertakan detail informasi yang menunjukan atribut dari setiap objek yang ada, sehingga peta yang dibaca kurang memberikan informasi yang lengkap dan akurat. Dalam proses pengelolaan informasinya seperti proses pengarsipan (dokumen/peta, pengelolaan data spasial dan non-spasial dan proses pembuatan laporan) dilakukan secara konvensional seperti masih dalam bentuk dokumen-dokumen dan dinilai tidak efektif. Sistem tersebut menyulitkan pegawai BAPPEDA untuk melakukan pencarian data, serta menyulitkan update data jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Melihat berbagai kendala dan masalah yang ada,


(17)

maka BAPPEDA Kabupaten Subang membutuhkan suatu Sistem yang mampu mengelola informasi geografis dari data-data yang ada.

Untuk memudahkan dalam pengolahan data tersebut, dapat dilakukan dengan sebuah sistem pemetaan yang berbasis komputer, yaitu dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG ini dirancang untuk proses mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek data geografis. SIG dapat mengintegrasikan data spasial (peta vektor dan citra digital), atribut (tabel basis data), dan lain sebagainya. Kemampuan tersebutlah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lain, dan membuat SIG lebih bermanfaat dalam memberikan informasi geografis yang mendekati kondisi dunia nyata, dan untuk perencanaan strategis. Dengan adanya SIG ini diharapkan dapat memudahkan dalam proses pengelolaan informasinya, misalnya seperti proses pengarsipan dokumen/peta, pengelolaan data spasial dan non-spasial dan proses pembuatan laporan dapat dilakukan secara digital, selain itu juga akan memudahkan dalam pencarian data serta perubahan datanya.

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui, mempelajari lebih jauh serta merancang sebuah sistem informasi geografis khususnya yang mengenai RTRW Kabupaten Subang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada, terdapat beberapa masalah yang timbul diantaranya sebagai berikut :

1. Belum tersedianya sistem informasi yang menyediakan data rencana tata ruang dan wilayah secara jelas dan terperinci dalam bentuk visualisasi geografis dalam peta.

2. Data masih dalam bentuk dokumen yang belum terintegrasi dengan database yang meliputi data penataan ruang yaitu Jalan, Sungai, Kehutanan, Permukiman, Tanah Kosong, Perkebunan dan Pola Ruang.


(18)

3. Peta yang ada saat ini masih dalam bentuk print-out yang hanya sebatas tampilan gambar dan legendanya saja tanpa menyertakan detail informasi yang menunjukan atribut dari setiap objek yang ada di peta.

4. Proses pengelolaan informasinya seperti proses pengarsipan (dokumen / peta, pengelolaan data spasial dan non-spasial dan proses pembuatan laporan) dilakukan secara konvensional seperti masih dalam bentuk dokumen-dokumen serta sulit dalam memperoleh informasi seperti melakukan pencarian data, serta menyulitkan update data jika sewaktu-waktu mengalami perubahan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun suatu sistem informasi geografis berbasis desktop Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Subang.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam membangun sistem informasi geografis berbasis desktop ini yaitu :

1. Membangun sistem informasi geografis mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Subang berbasis desktop yang didukung oleh jaringan client-server untuk memudahkan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Subang.

2. Menyediakan Data peta RTRW yang meliputi data Jalan, Sungai, Kehutanan, Permukiman, Tanah Kosong, Perkebunan dan Pola ruang, serta dilengkapi juga dokumen RTRW dan data regulasi secara terkomputerisasi serta menggunakan database sebagai tempat penyimpanan datanya. Sehingga dalam pengolahan data tersebut akan menjadi lebih akurat serta mampu mengurangi kesalahan dalam pengolahan data serta dalam pembuatan laporan baik yang berbentuk tabel maupun grafik.


(19)

3. Dengan tampilan melalui peta digital diharapkan informasi yang didapatkan lebih rinci dengan perpaduan antara data spasial dengan data non spasial sehingga dapat membantu BAPPEDA dalam merencanakan pembangunan serta meningkatkan kinerja pegawai BAPPEDA.

4. Memudahkan dalam Proses pengelolaan informasi seperti proses pengarsipan (dokumen / peta, pengelolaan data spasial dan non-spasial dan proses pembuatan laporan) dilakukan secara digital, serta memudahkan dalam memperoleh informasi seperti melakukan pencarian data, serta update data jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

1.4 Batasan Masalah

Karena luasnya ruang lingkup kajian, maka untuk lebih memfokuskan pembahasan yang menjadi batasan dalam sistem informasi geografis berbasis desktop ini adalah bahwa pembahasan di fokuskan pada rencana penataan ruang wilayah, adapun uraian lebih jelasnya mengenai batasan lainnya adalah :

1. Pengambilan data difokuskan pada data yang berasal dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Subang, adapun data yang ditangani oleh sistem informasi geografis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Subang ini adalah data penataan ruang yaitu data Jalan, data Sungai, data Kehutanan, data Permukiman, data Tanah Kosong, data Perkebunan dan data Pola Ruang.

2. Sistem Informasi Geografis ini akan memetakan potensi wilayah penataan ruang yang dilengkapi dengan peta spasial pendukung seperti jalan, batas kecamatan, batas desa, dan sungai pada peta yang ada di Kabupaten Subang serta mampu menampilkan informasinya.

3. Metode pengembangan sistem dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan DFD ( Data Flow Diagram ), ERD (entity relational diagram ), dan Flow map.

4. Data yang digunakan dalam perancangan aplikasi sistem informasi geografis ini yaitu data tekstual beserta data digitalnya.


(20)

5. Informasi yang disajikan berupa visualisasi geografis beserta data tekstualnya.

6. Fitur – fitur yang tersedia dalam sistem informasi geografis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Subang ini adalah :

a. User Management : untuk membuka Form Data Admin b. Normal : untuk mengembalikan posisi cursor ke normal

c. Information : untuk mengetahui informasi dari layer yang diseleksi d. Zoom In : untuk memperbesar tampilan peta

e. Zoom Out : untuk memperkecil tampilan peta f. Pan/Grabber : untuk menggeser tampilan peta g. Zoom All : untuk menampilkan peta keseluruhan

h. Setting Style untuk mengubah setting symbol, polyline, region i. Drawing : untuk menambahkan point, polyline dan region j. Layer Control : untuk mengubah setting layer

k. Report : untuk membuka form report / laporan l. Close : untuk menutup aplikasi

7. Admin dari sistem informasi geografis ini yaitu Staff Bidang Prasarana-Tata Ruang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten subang.

8. Perangkat lunak yang digunakan untuk pengembangan sistem ini adalah : a. Map Info sebagai alat pemetaan digitasi pembuatan tabel informasi

peta.

b. Map X sebagai alat yang digunakan untuk membuat Geoset yang berisi seluruh data peta yang akan diolah.

c. Visual Basic .NET 2008 sebagai program pembangun aplikasi. d. SQL Server 2008 sebagai program pengolah Database.


(21)

1.5 Metodologi Penelitian

Secara umum, Metode Penelitian dapat diartikan sebagai suatu kerja untuk melakukan suatu tindakan atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan yang beraturan, berarah dan berkonteks dan yang relevan dengan maksud dan tujuan dari penelitian tersebut. Dalam metode penelitian ini akan dijelaskan mengenai Desain Penelitian, Jenis dan Metode Pengumpulan Data, dan Pengembangan Sistem. Untuk membangun SIG ini maka tahap penelitian yang dilakukan dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :

1. Desain Penelitian

Perancangan sistem informasi geografis ini dibangun dengan menggunakan pendekatan terstruktur dengan menggunakan Metode Waterfall. Metode

Waterfall ini membutuhkan pendekatan yang sistematis dan sekuensial.

Dalam pengembangan aplikasinya dimulai dari tingkat analisis , desain, pengkodean, dan uji coba. Sedangkan implementasi programnya menggunakan VB.Net 2008 dan MapX untuk mengolah data petanya. 2. Tahap pengumpulan data dengan cara :

a.Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu studi data yang dilakukan melalui penelusuran literatur atau buku-buku referensi pendukung sebagai landasan berfikir atau teori dan dari data-data statistik yang di dapat sebagai input system. b.Observasi

Yaitu studi yang dilakukan dengan terjun langsung pada objek atau tempat serta lingkungannya untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. c.Wawancara

Yaitu mengajukan pertanyaan kepada pihak terkait guna mendapatkan informasi terhadap fokus masalah yang dihadapi.


(22)

3. Tahap pengembangan perangkat lunak.

Dalam menyelesaikan laporan penelitian mengenai sistem informasi Rencana Tata Ruang Wilayah ini, metode pembangunan perangkat lunak yang digunakan yaitu model Waterfall, yang meliputi beberapa proses seperti yang di gambarkan pada diagram pada gambar Gambar 1.1

Gambar 1.1 Model Waterfall

Model ini telah lama digunakan untuk pengembangan perangkat lunak yang disebut sebagai model atau paradigma siklus hidup klasik. Model ini sangat terstruktur dan bersifat linier. Model ini memerlukan pendekatan yang sistematis dan sekuensial di dalam pengembangan sistem perangkat lunaknya. Setiap tahap harus terjadi interaksi dan kerjasama yang harmonis antara pengembang perngkat lunak dengan pemesannya. Proyek akhir yang diterima oleh pengguna merupakan hasil satu siklus pengembangan (mulai dari tahap analisis dan perancangan kebutuhan sistem hingga integrasi dan pengujiannya) yang terdiri dari satu versi perangkat lunak. Adapun uraian lebih jelasnya mengenai pengembangan perangkat lunak diatas adalah sebagai berikut :

1. Requirements analysis and definition

Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan


(23)

dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.

2. System and software design

Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.

3. Implementation and unit testing

Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji secara unit.

4. Integration and system testing

Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).

5. Operation and maintenance

Mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami pembuatan tugas akhir ini maka dibuat naskah laporan dengan sistematika penulisan seperti yang dipaparkan di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud tujuan penelitian, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan konsep yang digunakan penulis sebagai acuan untuk melakukan analisis penelitian, serta mengenai komponen-komponen atau perangkat pengembangan yang terlibat dalam pembangunan sistem,


(24)

sedangkan keadaan potensi Kabupaten Subang hanya di sajikan secara singkat.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis masalah-masalah yang ada, analisis prosedur yang sedang bejalan, analisis kebutuhan sistem yang akan dibangun, ,analisis data dari hasil penelitian, analisis basis data dan analisis non-fungsional serta perancangan sistem yang dimulai dari perancangan prosedural hingga antar muka (interface).

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(25)

(26)

11

LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Kabupaten Subang

Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha atau 6,34 % dari luas Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini terletak di antara 107º 31' sampai dengan 107º 54' Bujur Timur dan 6º 11' sampai dengan 6º 49' Lintang Selatan. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Subang adalah di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, di sebelah barat dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang, di sebelah timur dengan Kabupaten Sumedang dan Indramayu dan Laut Jawa yang menjadi batas di sebelah utara.

Secara geografis, wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni wilayah selatan, wilayah tengah dan wilayah utara. Sebagian besar wilayah pada bagian selatan kabupaten Subang berupa Perkebunan, baik perkebunan Negara maupun perkebunan rakyat, hutan dan lokasi Pariwisata. Pada bagian tengah wilayah kabupaten Subang berkembang perkebunan karet, tebu dan buah-buahan dibidang pertanian dan pabrik-pabrik dibidang Industri, selain perumahan dan pusat pemerintahan serta instalasi militer. Kemudian pada bagian utara wilayah Kabupaten Subang berupa sawah berpengairan teknis dan tambak serta pantai.

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau fungsional. Manusia dan segala kegiatannya, melakukan interaksi dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya proses perkembangan wilayah dan menyebabkan peningkatan intensitas kegiatan ekonomi. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ini merupakan penjabaran dari konsep dan strategi pengembangan wilayah yang meliputi, rencana sistem pusat-pusat pelayanan, rencana pemanfaatan ruang, rencana pengembangan sarana sosial dan ekonomi, dan rencana pengembangan kawasan prioritas. Sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Subang maka strategi


(27)

pengembangan yang dilakukan adalah pemerataan pelayanan dan penjalaran fungsi pusat-pusat pelayanan. Oleh karena itu perlu pembentukan pusat-pusat yang mampu memberikan pelayanan secara optimal ke seluruh wilayah. Secara tidak langsung kota-kota yang ada di sekitar pusat-pusat pelayanan (nodes) merupakan wilayah pengaruh/pelayanan dari pusat-pusat tersebut, sehingga dapat menjadi kelompok satuan wilayah pengembangan.

Secara umum pengembangan Kabupaten akan diarahkan sebagai pusat-pusat pelayanan regional dan lokal, yaitu :

1. Pusat administrasi pemerintahan,

2. Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran, 3. Pusat perhubungan dan komunikasi,

4. Pusat pelayaran sosial (kesehatan, pendidikan dan lain-lain), 5. Pusat perindustrian.

Kelengkapan fungsi-fungsi utama Kabupaten pada dasarnya tergantung pada hirarki Kabupaten yang bersangkutan. Selain itu, terdapat fungsi kota sebagai pusat administrasi pemerintahan yang mempunyai sifat pelayanan hirarki menurut status administrasi (ibukota kabupaten, ibukota kecamatan). Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasilitas pusat pelayanan yang akan dikembangkan pada tiap-tiap kota.

Dalam pembangunan daerah, pengembangan tata ruang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan wilayah. Pengembangan tata ruang dan pengembangan sektoral harus saling berdampingan. Kebijakan tata ruang menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan pembangunan.

Penataan ruang mencakup perencanaan penataan ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang (UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang). Dalam kaitan itu, perencanaan penataan ruang berkedudukan strategis karena melandasi tahap-tahap berikutnya. Oleh karenanya, perencanaan penataan ruang perlu dilaksanakan secara cermat.


(28)

Untuk mendistribusikan pembangunan di suatu wilayah, dibutuhkan pusat-pusat pengembangan wilayah sesuai dengan fungsinya di tiap bagian wilayah. Menurut Perda No.2 tahun 2004 mengenai RTRW Kabupaten Subang, wilayah Kabupaten Subang terbagi atas 4 (empat) Wilayah Pengembangan (WP) yaitu WP Subang, WP Pamanukan, WP Jalancagak, dan WP Pabuaran. WP Subang dengan pusat Kota Subang meliputi Kecamatan Subang, Pagaden, Cibogo, Kalijati, Cipunagara, dan Cikaum. WP Pamanukan dengan pusat Kota Pamanukan meliputi Kecamatan Pamanukan, Legonkulon, Pusakanagara, Ciasem, Blanakan, Binong, dan Compreng. WP Jalancagak dengan pusat Kota Jalancagak meliputi Kecamatan Jalancagak, Sagalaherang, Cisalak, Tanjungsiang, dan Cijambe. WP Pabuaran dengan pusat Kota Cipeundeuy meliputi Kecamatan Pabuaran, Cipeundeuy, Purwadadi, dan Patokbeusi.

Pembagian WP ini sebenarnya dimaksudkan agar pembangunan Wilayah dapat terdistribusi secara merata ke seluruh wilayah, namun kenyataannya pembangunan yang terjadi masih terkonsentrasi dipusat kota dan disepanjang jalan utama. Dengan demikian tujuan pembagian wilayah menurut WP yang diharapkan dapat mengurangi timbulnya permasalahan kota khususnya di pusat kota tidak tercapai. Ketidak tercapaiannya konsep WP ini disebabkan karena pembagian wilayah menurut WP tidak dibarengi dengan pengembangan infrastruktur secara merata khususnya infrastruktur pendukung fungsi-fungsi tersebut, selain itu penetapan fungsi tersebut dirasakan masih kurang jelas sehingga investasi yang dilakukan seringkali tidak memperhatikan fungsi tersebut, tidak adanya batasan yang jelas antara fungsi masing-masing WP tersebut.

Rencana Tata Ruang Wilayah diharapkan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor/bidang, serta mengakomodasikan pembagian peran dengan kabupaten/kota dan bersifat saling melengkapi serta selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).


(29)

2.2 Teori Dasar

Ada beberapa definisi-definisi yang menerangkan tentang Sistem Informasi Geografis.

2.2.1 Sistem Informasi

Didalam era teknologi yang telah berkembang dewasa ini, kebutuhan manusia akan suatu informasi yang baru semakin berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi itu sendiri. Kebutuhan akan suatu informasi menjadi hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa informasi harus didukung dengan adanya suatu sistem penunjang kebutuhan tersebut, yang bisa menyediakan,menampilkan dan memperbaharui serta mengorganisasikan suatu informasi yang baru menjadi suatu sistem yang dapat memenuhi dan mengelola informasi tersebut yaitu Sistem Informasi.

Menurut Charter dan Agtrisari (2003 : 4). Robert A. Leith dan K. Roscoe Davis mendefinisikan sistem informasi sebagai berikut : Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian,mendukung operasi,bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Riyanto,et.Al. 2009).

Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistemasikan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi-operasi organisasi.


(30)

Untuk memperoleh suatu informasi yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan,ada criteria yang dapat dijadikan pertimbangan. Kriteria-kriteria tersebut mencakup (Riyanto,et. Al. 2009) :

a. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksud dari informasi tersebut.

b. Tepat pada waktunya

Informasi yang dating pada penerima tidak boleh terlambat,informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat,sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkannya,mengolah dan mengirimkannya.

c. Relevan

Informasi tersebut memounyai manfaat untuk pemakainya. Hal ini disebabkan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.


(31)

Gambar 2.1 Pilar Kualitas Informasi (Sumber : Riyanto,et.Al. 2009)

Nilai informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya sebagai suatu sistem. Komponen-komponen tersebut antara lain (sumber : Riyanto,et. Al. 2009) :

a. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di sini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan,yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.


(32)

b. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur,logika dan model matematik yang akan memanipulasi input dan data yang tersimpan di database dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. c. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi

Teknologi digunakan untuk menerima input,menjalankan model,menyimpan dan mengakses data,menghasilkan dan mengirim keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama,yaitu teknisi (humanware dan brainware),perangkat lunak (software),dan perangkat keras (hardware). e. Blok Basis Data

Organisasi database yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanan. Database diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak yang disebut dengan DBMS (Database Management System).

f. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan ditetapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.


(33)

Gambar 2.2 Blok Sistem Informasi yang berinteraksi (Sumber : Riyanto,et.Al. 2009)

2.2.2 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografi (SIG) terdiri atas tiga kata, yaitu sistem, informasi, dan geografis. Adapun pengertian dari masing – masing konsep tersebut adalah sebagai berikut :

1) Sistem adalah sekumpulan objek, ide, yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama. Untuk mencapai tujuan tersebutsistem terdiri atas sejumlah subsistem yang saling terkait. 2) Informasi adalah analisis terhadap data. Informasi juga dapat dikatakan

sebagai data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan.

3) Sistem Informasi yaitu suatu jaringan kegiatan mulai dari pengumpulan data, pengelolaan dan analisis, serta penjabaran data menjadi informasi.

4) Geografis yaitu persoalan mengenai bumi. Kata tersebut bisa digabung dengan kata sebelumnya yaitu informasi geografis.

5) Informasi geografis adalah informasi mengenai tempat – tempat yang ada di muka bumi, pengetahuan mengenai letak suatu objek di muka bumi, dan informasi mengenai berbagai keterangan yang terdapat di muka bumi yang posisinya diberikan atau diketahui.

Berdasarkan keterangan-keterangan diatas secara umum, pengertian sistem informasi geografis adalah suatu sistem berbasis komputer yang


(34)

berguna dalam melakukan pemetaan (mapping) dan analisis berbagai hal dan peristiwa yang terjadi diatas permukaan bumi.

Pengertian dari Sistem Informasi Geografis hingga saat ini belum ada definisi yang tepat, sebagian definisi yang diberikan di berbagai daftar pustaka masih bersifat elastic, ini dikarenakan definisi tentang SIG yang selalu berkembang,bertambah dan bervariasi.

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic

Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang

mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya dalam sebuah database. Para praktisi ini juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.

Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting. Sistem informasi geografis hingga saat ini merupakan sistem yang sangat menarik. Menurut Prahasta (2006 : 1), Sistem ini dapat mengintegrasikan data spasial (peta vektor dan citra digital), atribut (tabel sistem basis data) serta properties penting lainnya. Kemampuan tersebutlah yang membedakan sistem informasi geografis dengan sistem informasi lain dan membuat sistem informasi geografis lebih bermanfaat dalam memberikan informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis. Sistem


(35)

informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting.

Menurut Prahasta (2006 : 2), Fungsi perangkat lunak sistem informasi geografis yang paling utama setelah sebagai perangkat lunak

mapping system dengan kemampuan kartografisnya adalah

kemampuannya dalam menjawab hal-hal yang terkait analisis (query). Sistem informasi geografis dapat memecahkan masalah-masalah analisis spasial, atribut dan kombinasinya. Dengan memanfaatkan sistem informasi geografis, setiap pengguna dapat melakukan proses-proses analisis dan pembuatan peta (kartografis) digital secara mudah. Selain itu, pada saat ini sistem informasi geografis juga dilengkapi dengan kemampuan menampilkan dan mengolah data permukaan tiga dimensi (raster grid, DTM/DEM) sebagai alat bantu pemodelan dengan aspek dimensi ketiga.

Aplikasi SIG yang baik adalah apabila aplikasi tersebut dapat menjawab salah satu atau lebih dari lima pertanyaan dasar di bawah ini, yaitu :

a. Lokasi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai lokasi tertentu.

b. Kondisi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kondisi dari suatu lokasi.

c. Tren, untuk melihat tren dari suatu keadaan.

d. Pola, dapat dipergunakan untuk membaca gejala-gejala alam dan mempelajarinya.

e. Pemodelan, dapat digunakan untuk menyimpan kondisi-kondisi tertentu dan mempergunakannya untuk memprediksi keadaan di masa yang akan datang maupun memperkirakan apa yang terjadi di masa lalu.

Pada dasarnya,istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem informasi,dan geografi.


(36)

Sistem informasi geografi merupakan suatu sistem yang menekankan pada

unsur “informasi geografi”.

Sistem informasi geografi (SIG) atau Geographical information system (GIS) merupakan komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaan geografi bumi. Proses pengambilan keputusan dan penyebaran

informasi membutuhkan data yang mempresentasikan “dunia nyata” yang

dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan. Pemahaman dunia nyata akan semakin baik jika proses-proses manipulasi dan presentasi data direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi permukaan bumi.

Sejak pertengahan tahun 1970-an, telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus dibuat untuk menangani maslah informasi yang bereferensi geografis dlaam berbagai cara dan bentuk. Masalah –masalah ini mencakup :

1. Pengorganisasian data informasi.

2. Menempatkan informasi pada lokasi tertentu.

3. Melakukan komputasi, memberikan ilustrasi keterhubungan satu sama lainnya (koneksi) berserta analisa-analisa spasial lainnya.

2.2.2.1 Komponen Sistem (Subsistem) SIG

Beberapa subsistem dalam Sistem Informasi Geografis antara lain adalah :

1. Input

Mengumpulkan dan mempersiapkan daa spasial dan atau atribut dari berbagai sumber data. Data yang digunakan harus dikonversikan menjadi format digital yang sesuai. Proses konversi yang dilakukan dikenal dengan proses dijitalisasi (digitalizing). Salah satu teknik mengubah data analog menjadidata digital adalah


(37)

dengan menggunakan mesin digitizer, termasuk dengan model digitizing on screen dari data hasil pemotretan (baik foto udara maupun foto satelit) melalui penyapuan (scanning).

2. Manipulasi

Manipulasi data merupakan proses editing terhadap data yang telah masuk, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan tipe dan jenis data agar sesuai dengan sistem yang akan dibuat, seperti : penyamaan skala, pengubahan sistem proyeksi, generalisasi dan sebagainya.

3. Manajemen Data

Tahap ini meliputi seluruh aktifitas yang berhubungan dengan pengolahan data (menyimpan, mengorganisasi, mengelola, dan menganalisis data) ke dalam sistem penyimpanan permanen, seperti : sistem file server atau database server sesuai kebutuhan sistem.

4. Query

Suatu metode pencarian informasi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengguna SIG. Pada SIG dengan sistem file server, query dapat dimanfaatkan dengan bantuan compiler atau intepreter yang digunakan dalam mengembangkan sistem, sedangkan untuk SIG dengan sistem database server, dapat dimanfaatkan SQL (structured query language) yang terdapat pada DBMS yang digunakan.

5. Analisis

Fungsi analisis spasial adalah operasi yang dilakukan pada data spasial. Sedangkan fungsi analisis atribut adalah fungsi pengolahan data atribut, yaitu data yang tidak berhubungan dengan ruang.


(38)

6. Visualisasi (Data Output)

Penyajian hasil berupa informasi baru data database yang ada baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy

seperti dalam bentuk peta (atribut peta dan atribut data), tabel, grafik dan lain-lain.

2.2.2.2 Komponen-komponen pada SIG

Sistem informasi geografis terdiri dari beberapa komponen utama yaitu saling berinteraksi untuk merealisasikan suatu tujuan ysng ingin dicapai. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perangkat keras (Hardware)

Perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer PC (Personal Computer). Perangkat keras tambahan berupa perangkat untuk pemasukan data (input) seperti scanner, digitizer, pemrosesan data, media penyimpanan data, dan perangkat untuk mencetak data (output) seperti layar monitor, plotter, printer dan sebagainya.

2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak merupakan komponen untuk pengolahan basis data (database). Pemrosesan dan analisa hasil keluaran (output). Saat ini sudah banyak perangkat lunak (software) yang dibuat untuk digunakan dalam proses pengolahan data (spasial dan non-spasial) pada SIG,antara lain: Arc View, Map Info, Arc GIS, SVG, Mysql, dan lain-lain.

3. Intelegensi Manusia (Brainware)

Brainware merupakan kemampuan manusia dalam membangun,

mengelola, dan memanfaatkan SIG secara efektif. Bagaimanapun juga manusia merupakan subjek (pelaku) yang mengendalikan seluruh sistem. Selain itu diperlukan pula kemampuan untuk


(39)

memadukan pengelolaan dengan pemanfaatan SIG, agar SIG dapat digunakan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi dalam pengelolaan SIG sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh cepat, tepat, dan akurat.

4. Data

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu dengan cara meng-importnya dari perangkat lunak SIG, maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari table-tabel melalui keyboard. SIG merupakan perangkat analisis keruangan dengan kelebihan dapat mengelola data spasial dan data nonspasial sekaligus. Seperti diperlihatkan pada gambar 2.3, komponen-komponen SIG memiliki saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya pada Gambar 2.3 adalah penjelasan dari komponen tersebut (Riyanto,et. Al, 2009).

Gambar 2.3 Komponen Sistem Informasi Geografis 2.2.2.3 Karakteristik SIG

Merupakan suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat


(40)

disajikan dalam suatu sistem berbasis komputer. Melibatkan ahli geografi, informatika dan komputer, serta palikasi terkait.

Masalah dalam pengembangan meliputi : cakupan, kualitas dan standar data, struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika, pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya. Perbedaannya dengan sistem informasi lainnya : data dikaitkan dengan letak geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik.

Bukan hanya sekedar merupakan pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk peta digital untuk kemudian disajikan (dicetak/diperbanyak) kembali.

2.2.2.4 Kemampuan SIG

1. Memetakan letak

Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan dan layer

bangunan. Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari seperti hal nya melakukan query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunkan utk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta. Orang dapat pula melihat pola-pola yang mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak-letak feature, misalnya sekolah, pelanggan, daerah miskin dan sebagainya.


(41)

2. Memetakan kuantitas

Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jumlah seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa. Sebagai contoh, sebuah perusahaan anak yg akan menyebarkan brosurnya akan terbantu dengan mengetahui daerah-daerah mana yg punya banyak keluarga dengan anak kecil dan mempunyai pendapatan yang tinggi.

3. Memetakan kerapatan (densities)

Sewaktu orang melihat konsentrasi dari penyebaran lokasi dari fitur-fitur di wilayah yang mengandung banyak fitur mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya, peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi kedalam unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misalnya membagi dalam kotak-kotak sebesar 10 Km dengan menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan. Pemetaan kerapatan sangat berguna utk data-data yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah.

4. Memetakan apa yang ada di dalam dan di luar suatu area

Sistem informasi geografis digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada diluar area. Contohnya adalah pada peta sekolah, jalan, sirene dan lainnya dalam jarak radius 10 mil dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Peta ini digunakan untuk


(42)

dasar rencana apabila terjadi keadaan darurat. Adakalanya perlu untuk menentukan daerah yang diluar kriteria, mislanya untuk menentukan lokasi pabrik dilakukan di daerah dalam radius lebih dari 1 km .

SIG diharapkan mampu memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan, seperti :

a. Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku. b. Revisi dan pemutakhiran menjadi lebih mudah.

c. Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa dan direpresentasikan.

d. Menjadi produk yang menjadi nilai tambah. e. Kemampuan menukar data geospasial. f. Penghematan waktu dan biaya

g. Keputusan yang diambil menjadi lebih baik

2.2.2.5 Model Data

Data digital geografis diorganisir menjadi dua bagian, yaitu : data spasial dan data atribut/tabular (sumber : Riyanto,et. Al., 2009). Berikut penjelasannya :

Data Spasial

Model data yang digunakan di dalam SIG untuk memudahkan manusia didalam studi area aplikasi yang telah dipilih dengan cara mereduksi sejumlah kompleksitas yang ada. Model data yang akan digunakan dari bentuk dunia nyata harus diimplementasikan ke dalam basis data. Data-data ini dimasukkan ke dalam komputer yang kemudian memanipulasi objek dasar yang memiliki atribut geometri (entity

spasial/entity geografis).

Ada dua konsep dalam SIG mengenai representasi entity spasial, yaitu konsep raster dan konsep vektor yang diimplementasikan ke dalam basis data.


(43)

a. Model Data Raster

Model data raster merupakan data yang sangat sederhana, dimana setiap informasi disimpan dalam petak-petak bujur sangkar (grid), yang membentuk sebuah bidang. Petak-petak bujur sangkar itu disebut dengan pixel (picture element). Posisi sebuah pixel dinyatakan dengan baris ke-m dan kolom ke-n data yang disimpan dalam format ini data hasil scanning, seperti gambar digital (citra dengan format BMP,JPG dan lain-lain).

b. Model Data Vektor

Model data vektor diwakili oleh simbol-simbol atau yang selanjutnya dalam SIG dikenal dengan feature, seperti feature titik (point), feature

garis (line), dan feature area (surface). Data tersebut tersimpan dalam komputer sebagai koordinat kartesius.

Gambar 2.4 Data Vektor dan Data Raster

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model data vektor bisa dilihat dalam tabel 2.1.


(44)

Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan Model Data Vektor Model

Data Kelebihan Kekurangan

Vektor A. Struktur datanya lebih rumit.

B. Efisiensi untuk analisis. C. Sebagai sarana

representasi yang baik. D. Transformasi proyeksi

lebih efisien.

E. Ketelitian,akurat dan lebih presisi.

F. Proses generalisasi dan editing.

G. Relasi atribut langsung dengan DBMS

(database).

A. Sulit dan membutuhkan waktu lama dalam melakukan proses overlay

B. Harga software yang mahal C. Struktur data yang terlalu

banyak.

D. Tidak efektif dalam

menampilkan banyak data spasial.

E. Memerlukan algoritma dan proses yang sangat kompleks. F. Volume bergantung pada

kepadatan dan jumlah verteks. G. Sulit dilakukan simulasi Selanjutnya untuk kelebihan dan kekurangan model data raster bisa dilihat dalam tabel 2.2

Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan Model Data Raster Model

Data Kelebihan Kekurangan

Raster A. Struktur datanya lebih sederhana

B. Lebih mudah dan efisien dalam melakukan overlay dan analisis data.

C. Mampu menampilkan data/image dari foto udara. D. Dapat melakukan analisis

DTM.

E. Dapat melakukan simulasi. F. Teknologi yang mudah untuk

dikembangkan.

G. Mudah untuk membuat program sendiri.

H. Efektif dalam menampilkan banyak data social.

I. Mudah untuk dilakukan simulasi.

A. Tidak efektif dalam penyimpanan file. B. Kualitas tampilan

grafis yang terbatas. C. Sulit untuk melakukan

analisis keterkaitan. D. Begitu banyak

transformasi non linear

E. Grid/sel

mempresentasikan atribut.

F. Relasi dengan DBMS tidak secara langsung. G. Output bergantung

terhadap output printer.


(45)

Data Tabular/Atribut

Data yang menyimpan atribut dari kenampakan-kenampakan permukaan bumi tersebut. Misalnya, tanah yang memiliki atribut tekstur, kedalaman, struktur, pH, dan lain-lain. Model data tabular tersimpan ke dalam bentuk baris (record) dan kolom(field).

2.2.2.6 Prinsip Kerja SIG

Dalam SIG semua informasi yang dibutuhkan akan lebih cepat didapatkan, selain itu SIG mudah untuk di-update.

SIG dapat merepresentasikan dunia nyata ke dalam layar monitor di komputer, seperti peta yang merepresentasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi SIG memiliki keunggulan fleksibilitas yang lebih daripada peta diatas kertas, seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Penyimpanan data dalam SIG

(Sumber : Riyanto,et.Al. 2009)


(46)

a. SIG menggambarkan bumi dalam bentuk layer-layer yang dihubungkan melalui frame geografi.

b. Setiap fiture pada layer memiliki pengidentifikasi yang unik sehingga memungkinkan untuk mengubah informasi relevan yang disimpan pada database eksternal.

c. Memiliki metode abstraksi yang sederhana, SIG memungkinkan untuk menangkap elemen yang diinginkan. Cara pandangan tampilan yang berbeda dengan data tentang bumi seperti jalan, pipa, kabel, perkebunan dan lainnya bisa didapatkan dan disimpan dalam SIG ke dalam variasi yang berbeda dan juga bagi pengguna yang berbeda pula.

SIG menyimpan semua informasi deskriptif semua unsurnya sebagai atribut dalam basis data, yang disimpan dalam tabel-tabel relasional. Unsur-unsur tersebut akan dihubungkan dengan tabel-tabel yang bersangkutan. Semua atribut di dalam tabel bisa diakses melalui peta dan sebaliknya. Unsur-unsur tersebut dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya. SIG menghubungkan unsure-unsur dalam peta dengan atributnya di dalam satuan layer. Dari kumpulan layer ini akan membentuk suatu basis data yang menyimpan semua informasi tentang suatu obyek tertentu di dunia nyata.

2.2.3 Sistem Basis data

Berikut adalah definisi, syarat, komponen dan perancangan Basis Data.

2.2.3.1 Pengertian Sistem Basis data

Sistem basis data didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas kumpulan field/tabel yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data pada sebuah sistem komputer) dan kumpulan program (sistem manajemen basis data) yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi field/tabel tersebut.


(47)

Sistem Basis Data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Pada intinya basis data adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Sistem informasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan akan basis data apa pun bentuknya, berupa file teks ataupun Database

Management System (DBMS).

Kebutuhan basis data dalam sistem informasi meliputi : a. Memasukkan,menyimpan,dan mengambil data b. Membuat laporan berdasarkan data yang telah dibuat Basis data harus mempunyai tiga figur penting yaitu :

a. Accesbility

Mengacu kepada kemampuan akses untuk menyimpan atau memperoleh kembali data dengan identitas tertentu.

b. Generality

Mengacu kepada kemampuan dalam mengakses semua informasi untuk memperoleh kembali atau memodifikasi data.

c. Flexibility

Mengacu kepada kemampuan dalam kemudahan penggunaan dan pengembangan basis data.

2.2.3.2 Syarat Basis data

Basis data sebagai sarana untuk penyimpanan data, harus memiliki persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi suatu basis data yang baik. Syarat-syarat ini digunakan untuk mengatasi masalah pada penyusunan data.

Syarat-syarat tersebut antara lain : a. Redudansi dan onkonsistensi data


(48)

b. Kesulitan pengaksesan data c. Isolasi data untuk standarisasi

d. Multiple user

e. Masalah keamanan f. Masalah integrasi

g. Masalah data independence 2.2.3.3 Tujuan Basis data

Tujuan awal dan utama dalam basis data adalah agar dapat memperoleh/menemukan kembali data yang dicari dengam mudah dan cepat. Hal yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengorganisasian data yang akan disimpan sesuai fungsi atau jenisnya. Pengaturan ini dapat berbentuk sebuah tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian field-field data setiap tabel.

2.2.3.4 Komponen Basis data

Basis data terdiri dari komponen-komponen yang membentuknya. Komponen-komponen tersebut adalah :

a. Perangkat keras (hardware) b. Sistem Operasi

c. Basis data (database)

d. Sistem Pengolahan basis data (DBMS) e. Pengguna (user)

2.2.3.5 Perancangan Basis Data

Perancangan Basis data bertujuan untuk membantu dalam perancangan

database system yang akan dibuat. Dengan analisis perancangan basis data

ini, database yang dirancang akan sesuai dengan kebutuhan sistem yang telah diidentifikasi sebelumnya. Perancangan Basisdata ini menggunakan dua tahap yaitu Normalisasi dan Tabel Relasi.


(49)

a. Normalisasi

Menurut Al-bahra bin lajamudin (2005:168), Proses Normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukan entitas dan relasinya. Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi. Bila ada kesulitan pengujian tersebut maka relasi tersebut dipecahkan pada beberapa tabel lagi, dengan kata lain perancangan belumlah mendapat database yang optimal. Dalam Perspektif normalisasi sebuah database dikatakan baik jika setiap tabel yang membentuk basis data sudah berada dalam keadaan normal. Tahap normalisasi dimulai dari tahap paling ringan yaitu dari bentuk tidak normal, (1NF) hingga paling ketat (5NF). Biasanya hanya sampai pada tingkat 3NF atau BCNF, karena sudah cukup memadai untuk menghasilkan tabel-tabel yang berkualitas baik.

b. Tabel Relasi

Menurut Al-bahra binlajamudin (2005:142). Tabel relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan yang lainnya, berfungsi untuk mengatur operasi suatu database. Hubungan yang dapat dibentuk dapat mencakupi tiga macam hubungan yaitu:

i. One-To-One (Satu ke Satu)

Mempunyai pengertian setiap baris data pada tabel pertama dihubungkan hanya ke satu baris data pada tabel ke dua.

ii. One-To-Many (Satu Ke Banyak)

Mempunyai pengertian setiap baris data dari tabel pertama dapat dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel ke dua.

iii. Many-To-Many (Banyak Ke Banyak)

Mempunyai pengertian satu baris atau lebih data pada tabel pertama dapat dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel kedua.

2.2.4 Rekayasa Perangkat Lunak

Berikut adalah penjelasan mengenai rekayasa perangkat lunak, mulai dari definisi hingga bagian-bagiannya.


(50)

2.2.4.1 Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa perangkat lunak (software engineering) merupakan pembangunan dengan menggunakan prinsip atau konsep rekayasa dengan tujuan menghasilkan perangkat lunak yang bernilai ekonomi yang dipercaya dan bekerja secara efisien menggunakan mesin.

2.2.4.2 Flow Map (Bagan Alir)

Bagan alir dokumen (dokument flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart atau flowmap

merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem.

2.2.4.3 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram tingkat atas dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari sistem tersebut atau ke dalam dan keluar dari entitas-entitas eksternal yang terletak diluar sistem tersebut. Diagram konteks terdiri dari sebuah proses yang menggambarkan seluruh sistem dan menunjukkan data aliran utama dari atau menuju entitas-entitas yang ada pada sistem informasi tersebut. Dengan diagram konteks ini, maka akan dapat mendefinisikan jangkauan proyek penyusunan sistem informasi, yaitu meliputi apa yang akan menjadi bagian atau apa yang tidak akan menjadi bagian dari sistem informasi tersebut.

2.2.4.4 Diagram Aliran Data (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan representasi dari suatu sistem

yang manggambarkan bagian-bagian dari sistem tersebut beserta seluruh hubungan diantara bagian-bagian yang ada. DFD memproses sistem tersebut dalam komponen-komponen beserta seluruh penghubung antar komponen.


(51)

2.2.4.5 Kamus Data

Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2005:70), Kamus Data sering disebut juga dengan sistem data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap.

Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada pada DFD, bersifat global dan hanya menunjukan nama arus datanya saja. Untuk keperluan ini maka kamus data harus memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Nama arus data

Nama arus data memberikan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data sehingga dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data.

b. Alias

Alias atau nama lain dari data, untuk menyatakan nama lain dari suatu data elemen atau data store yang sebenarnya sama dengan data elemen atau data store yang telah ada.

c. Bentuk data

Bentuk data dapat dipergunakan untuk mengelompokkan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.

d. Arus data

Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data menuju.

e. Penjelasan

Untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.


(52)

2.2.5 Metode Skala Likert

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:

1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju

Gambar 2.6 Metode Skala Likert

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip.

Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala


(53)

pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.

2.3 Software Pendukung

Adapun software (perangkat lunak) pendukung yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi geografis rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten subang.

2.3.1 MapInfo Professional 8.0

Mapinfo mulai mengembangkan perangkat SIG MapInfo pada tahun 1986. Sejak awal, produk pertamanya ditujukan untuk komputer desktop atau PC dengan DOS sebagai sistem operasinya. Dengan demikian, produk MapInfo tersebar keseluruh dunia bersama dengan penyebaran PC dan sistem operasinya. MapInfo cukup diminati dikalangan pengguna SIG karena memiliki karakteristik-karakteristik yang menarik, mudah digunakan, harga yang relatif murah, tampilan yang interaktif dan menarik, user-friendly dan dapat di-customize dengan menggunakan bahasa skrip yang dimilikinya.

Pada saat ini kemampuan MapInfo telah mengalami peningkatan yang sangat pesat hingga memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut :

1. Local & Remote Data Access

MapInfo dapat mengakses dan mengelola basisdata yang dituliskan dalam format selain MapInfo seperti Ms. Access, Ms. Excel, dan lain sebagainya. Dapat juga berhubungan dengan driver ODBC untuk menghubungkan dengan basisdata lain seperti DB/2, Informix, Ingress, Ms. Sql Server, Oracle, dan lain-lain.

2. Geocoding

MapInfo dapat melakukan geocoding terhadap alamat jalan, kodepos dan features lainnya.

3. Map Creation & Editing

MapInfo dapat digunakan untuk mendigitasi peta vektor, mengedit hasil digitasi serta menampilkan data raster citra.


(54)

4. Visualisasi Data

MapInfo dapat digunakan untuk memanipulasi tampilan sehingga lebih menarik dan sesuai untuk pengguna dengan menyediakan fungsi-fungsi

zoom in, zoom out, zoom out extend, shading, tampilan grafik, dan lain sebagainya.

5. Kemampuan Analisa

MapInfo dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dari objek yang dipilih, membuat zine buffer suatu objek, memungkinkan operasi

overlay polygon, penggunaan operator-operator query basisdata

relasional, penggunaan fungsi-fungsi statistik, manajemen basisdata dan kemampuan analisis lainnya.

6. Otomasi Ole

MapInfo memungkinkan pengguna untuk menggabungkan mapinfo kedalam aplikasi lain dan kemampuan mengaktifkan mapinfo dari aplikasi lainnya

2.3.2 MapInfo MapX 5.0

MapX adalah kontrol Mapping yang memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mengunakan kemampuan mapping secara penuh ke dalam aplikasi yang telah dibuat. MapX merupakan sarana atau tool untuk mengembangkan aplikasi. MapX lebih mudah dan merupakan cara yang jauh lebih murah untuk memasukkan fungsi-fungsi Mapping kedalam aplikasi yang baru atau yang sudah ada. MapX juga merupakan DLL yang dapat secara cepat mengintegrasikan/menyambungkan kedalam aplikasi client

menggunakan bahasa pemograman seperti Visual Basic, Delphi, dan Visual C++.

MapX mendasarkan pada Teknologi Mapping yang sama yang digunakan dalam produk MapInfo lainnya, seperti MapInfo Professional. Jika Anda mempunyai MapInfo data (tabel) yang digunakan untuk MapInfo


(55)

MapX dapat membantu anda melihat secara singkat semua informasi tersebut, dan menggunakan komponen geografis didalam data Anda, kemudian menampilkan hasilnya pada Peta. Peta tersebut memperlihatkan pola dan hubungannya didalam informasi secara cepat dan mudah, tanpa harus melihat kedalam database anda. Seperti yang telah dijelaskan di atas, MapX dapat memberikan kemampuan Mapping Anda secara penuh ke dalam aplikasi Anda. Anda dapat menampilkan data Anda sebagai point (titik), sebagai tematik, sebagai pie atau bar chart, dan sebagainya. Melepaskan ikatan fitur analitik MapX dengan grouping dan organizing data, melakukan searching, atau selecting fitur map dengan spesifik radius, rectangle atau spesifik points.

Dalam Sistem Informasi Geografis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Subang ini, data yang akan ditampilkan pada program yaitu peta dari geoset yang telah dibuat pada MapX. Suatu geoset menyimpan koleksi dari layer-layer peta dan setting dari layer-layer tersebut. Geoset adalah dataset yang terbentuk dari format file Map MapInfo (.tab) yang mempunyai kesamaan wilayah geografis. Geoset membantu Anda untuk mengefisienkan dalam mengkonsumsi waktu untuk membuka dan menampilkan layer-layer tersendiri setiap kali Anda ingin bekerja dengan

layer-layer tersebut sebagai peta. Extension untuk geoset adalah *.gst. Suatu *.gst adalah sebuah file text yang didalamnya terkandung beberapa kunci

metadata yang memberitahu MapX tabel mana saja yang ditampilkan dan

bagaimana akan ditampilkan.

Ketika geoset telah dibuka, secara otomatis membuka semua file yang terkandung didalam geoset tersebut ke dalam tampilan default. Pengembang dapat mengubah tampilan default menjadi tampilan yang diinginkan. Pengaturan geoset termasuk didalamnya proyeksi, zoom, auto-label, zoom layering dan apakah tabel visible ketika di buka. MapX juga akan membuka setiap tabel (.tab) map File yang ditentukan pemakai. Geosets disediakan untuk penggunaan waktu sebaik-baiknya. MapX tidak akan membuka MapInfo workspace (tipe file .wor).


(56)

2.3.3 Visual Basic .NET 2008

Visual Basic.NET merupakan salah satu bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat program aplikasi. Bahasa pemrograman ini menyediakan beberapa tool untuk otomatisasi proses pengembangan, yaitu

visual tool yang digunakan untuk melakukan beberapa operasi pemrograman

dan desain umum dan juga fasilitas-fasilitas lain yang dapat menunjang dalam pemrograman.

Visual Basic.NET merupakan bagian dari Visual Studio.NET. Visual Studio.NET merupakan suatu lingkungan (Environment) terintegrasi untuk membangun dan melakukan ujicoba (Testing and Debugging) berbagai macam aplikasi. Diantaranya adalah aplikasi Windows, web, control, class serta aplikasi console. Dengan Visual Studio.NET, Anda akan dapat lebih mudah membuat aplikasi karena dalam Visual Studio.NET ada dukungan fasilitas baru yang ditambahkan, antara lain Integrated Development Environment (IDE), Microsoft Intellisense, debugging yang lebih baik dan kemampuan dalam XML Web Services. Dengan Visual Basic.NET, user dapat mendesain, mengeksekusi dan men-debug program aplikasi yang telah dibuat.

2.3.4 CrystalReport

Crystal Report merupakan program yang dapat digunakan untuk

membuat, menganalisis dan menerjemahkan informasi yang terkandung dalam

database atau program kedalam berbagai jenis laporan yang sangat flexibel. Beberapa kelebihan dari Crystal Report adalah :

1. Pembuatan laporannya tidak terlalu rumit sehingga memungkinkan pemrogram pemula sekalipun untuk membuat laporan tanpa harus melibatkan banyak kode pemrograman

2. Terintegritas dengan berbagai bahasa pemrograman lain sehingga memungkinkan pemrogram memanfaatkannya dengan keahliannya sendiri-sendiri.

3. Fasilitas import hasil laporan yang mendukung format yang sudah populer seperti Microsoft Word, Excel, Acces, Adobe Acrobat Reader, HTML dan


(57)

sebagainya. Elemen layar Crystal Report tidak jauh dengan elemen layar

Data Report (salah satu fasilitas default yang disediakan Visual Basic untuk membuat laporan). Hanya saja Crystal Report dilengkapi dengan 12 fasilitas yang lebih banyak untuk mengembangkan berbagai jenis laporan. Pada umumnya sebuah laporan sedikitnya terdiri dari lima bagian (section) utama, yaitu :

1. Report Header yang berisi informasi yang hanya akan terlihat sekali, pada awal laporan, misalnya judul dan tanggal laporan.

2. Page Header yang berisi informasi yang akan terlihat diatas setiap

halaman laporan, seperti label heading kolom.

3. Details yang berisi informasi yang akan terlihat satu kali setiap record

dalam tabel atau query yang terkait dengan laporan.

4. Page Footer yang berisi informasi yang akan terlihat didasar setiap

halaman laporan, seperti nomor halaman.

5. Report Footer yang berisi informasi yang akan terlihat hanya sekali,

diakhir laporan, seperti ringkasan atau rata-rata yang ada diakhir laporan.

2.3.5 SQL Server 2008

SQL Server adalah sebuah aplikasi RDBMS (Relational Database

Management System) keluaran Microsoft. Perbedaan mendasar antara SQL

Server 2005 dan SQL Server 2000 adalah didukungnya berbagai macam perkembangan yang terjadi dalam bidang basis data sejak dirilisnya SQL Server 2000, seperti digunakannya XML, dan layanan web yang telah mengubah cara penulisan kode, pertukaran data, dan aplikasi yang terhubung, dukungan perangkat bergerak, dan konektivitas bergerak juga telah meningkat secara signifikan sejak dirilisnya SQL Server 2000, hal ini didukung dengan makin banyaknya orang yang menggunakan alat bergerak mereka seperti halnya komputer, untuk menjelajah web, maupun mengirim e-mail.

Tidak seperti biasanya untuk produk SQL Server 2008, Microsoft mengeluarkan versi yang dapat digunakan secara gratis tanpa biaya sedikitpun, yaitu SQL Server 2008 Express Edition. SQL Server 2008 Express


(58)

Edition merupakan solusi RDBMS untuk kalangan perusahaan kecil dan pribadi, tetapi walaupun gratis SQL Server 2008 Express Edition memiliki hampir 90% fitur yang dimiliki oleh SQL Server 2008 Enterprise Edition, dan merupakan RDBMS dengan teknologi mutakhir dan berbiaya rendah yang tersedia saat ini.

2.4 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

2.4.1 Jenis Jaringan Komputer

Secara umum jaringan komputer dibagi atas lima jenis, yaitu ;

1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan


(59)

pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

4. Internet

Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda . Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.

5. Jaringan Tanpa Kabel

Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang tidak bias dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas 10 mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.


(60)

2.4.2 Topologi Jaringan

Topologi Jaringan adalah gambaran secara fisik dari pola hubungan antara komponen-komponen jaringan, yang meliputi server, workstation, hub dan pengkabelannnya. Terdapat tiga macam topologi jaringan umum digunakan, yaitu Bus, Star dan Ring.

1. Topologi Bus

Pada topologi Bus digunakan sebuah kabel tunggal atau kabel pusat di mana seluruh workstation dan server dihubungkan. Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.

Gambar 2.7Topologi BUS

2. Topologi Ring

Didalam topologi Ring semua workstation dan server dihubungkan sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain, bila alamat- alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan.


(61)

Kelemahan dari topologi ini adalah setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan terganggu. Keunggulan topologi Ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data seperti pada topologi Bus, karena hanya satu node dapat mengirimkan data pada suatu saat.

Gambar 2.8Topologi Ring

3. Topologi Star

Pada topologi Star, masing-masing workstation dihubungkan secara langsung ke server atau hub. Keunggulan dari topologi tipe Star ini adalah bahwa dengan adanya kabel tersendiri untuk setiap workstation ke server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara keseluruhan.

Dan juga bila terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka gangguan hanya akan terjadi dalam komunikasi antara workstation yang bersangkutan dengan server, jaringan secara keseluruhan tidak mengalami gangguan. Kelemahan dari topologi Star adalah kebutuhan kabel yang lebih besar dibandingkan topologi lainnya.


(1)

Tabel 4.33 Hasil pengujian kuesioner pertanyaan no. 7 Kategori Jawaban Bobot Frekuensi

Jawaban Total Skor

Sangat Setuju 4 5 20

Setuju 3 20 60

Kurang Setuju 2 0 0

Tidak Setuju 1 0 0

Jumlah 25 80

Maka dapat di peroleh perhitungan sebagai berikut :

Maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi bernilai baik sekali karena para responden sangat setuju bahwa sistem ini mudah dalam melakukan pengarsipan data.

8. Pertanyaan No. 8

Apakah menurut anda sistem ini dapat meningkatkan kinerja BAPPEDA khususnya di Bidang Prasarana-Tata Ruang Wilayah?

Tabel 4.34 Hasil pengujian kuesioner pertanyaan no. 8 Kategori Jawaban Bobot Frekuensi

Jawaban Total Skor

Sangat Setuju 4 7 28

Setuju 3 18 54

Kurang Setuju 2 0 0


(2)

140

Jumlah 25 82

Maka dapat di peroleh perhitungan sebagai berikut :

Maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi bernilai baik sekali karena para responden sangat setuju bahwa sistem ini dapat meningkatkan kinerja BAPPEDA khususnya di Bidang Prasarana-Tata Ruang Wilayah.

9. Pertanyaan No. 9

Apakah fasilitas yang diberikan pada sistem ini cukup untuk memenuhi informasi yang Anda harapkan ?

Tabel 4.35 Hasil pengujian kuesioner pertanyaan no. 9 Kategori Jawaban Bobot Frekuensi

Jawaban Total Skor

Sangat Setuju 4 15 60

Setuju 3 10 30

Kurang Setuju 2 0 0

Tidak Setuju 1 0 0

Jumlah 25 90

Maka dapat di peroleh perhitungan sebagai berikut :

Maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi bernilai baik sekali karena para responden sangat setuju bahwa fasilitas yang ada dalam sistem ini cukup untuk memenuhi informasi yang diharapkan.

10.Pertanyaan No. 10


(3)

Tabel 4.36 Hasil pengujian kuesioner pertanyaan no. 10 Kategori Jawaban Bobot Frekuensi

Jawaban Total Skor

Sangat Setuju 4 5 20

Setuju 3 20 60

Kurang Setuju 2 0 0

Tidak Setuju 1 0 0

Jumlah 25 80

Maka dapat di peroleh perhitungan sebagai berikut :

Maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi bernilai baik sekali karena para responden sangat setuju bahwa data yang diolah oleh sistem ini sudah sesuai dengan kebutuhan BAPPEDA saat ini.

4.2.3.3 Kesimpulan Hasil Uji Betha

Berdasarkan Pengujian betha dengan cara menyebarkan kuesioner ke sejumlah responden dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dilihat dari segi tampilan sudah cukup menarik dan juga dapat memberikan para rsponden informasi yang lengkap dan jelas. Selain itu, aplikasi ini juga mudah untuk dipelajari dan digunakan untuk membantu BAPPEDA dalam perencanaan pembangunan karena aplikasi ini mudah untuk melakukan proses pencarian data dan tidak sulit untuk proses pengarsipan. Dengan demikian aplikasi ini juga dapat meningkatkan kinerja BAPPEDA khususnya di Bidang Prasarana-Tata Ruang Wilayah karena fasilitas yang ada pada aplikasi ini cukup untuk informasi yang diharapkan dan data yang diolah sudah sesuai BAPPEDA saat ini.


(4)

(5)

143 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan, implementasi beserta pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembangunan sistem informasi geografis mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Subang berbasis desktop yang didukung oleh jaringan client-server untuk memudahkan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Subang.

2. Sistem Informasi Geografis RTRW Kabupaten Subang yang dibuat ini menyediakan data peta RTRW yang meliputi data Jalan, Sungai, Kehutanan, Permukiman, Tanah Kosong, Perkebunan dan Pola ruang, serta dilengkapi juga dokumen RTRW dan data regulasi secara terkomputerisasi serta menggunakan database sebagai tempat penyimpanan datanya. Sehingga dalam pengolahan data tersebut akan menjadi lebih akurat serta mampu mengurangi kesalahan dalam pengolahan data serta dalam pembuatan laporan baik yang berbentuk tabel maupun grafik.

3. Dengan tampilan melalui peta digital informasi yang didapatkan lebih rinci dengan perpaduan antara data spasial dengan data non spasial sehingga dapat membantu BAPPEDA dalam merencanakan pembangunan serta memberi kemudahan bagi pegawai BAPPEDA untuk meningkatkan kinerja dalam bidang perencanaan pembangunan.

4. Sistem Informasi Geografis yang dibangun mampu memudahkan pegawai BAPPEDA dalam melakukan pencarian data dan memudahkan dalam melakukan pengarsipan dengan memberikan informasi lebih jelas dan lebih


(6)

144

rinci sehingga menghindarkan pegawai BAPPEDA dalam kesalahan pengolahan data.

5.2. Saran

Dari Sistem Informasi Geografis RTRW Kabupaten Subang yang telah dibuat ini, tentunya masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu mendapat perbaikan dan pengembangan lagi untuk mencapai hasil suatu program aplikasi yang lebih maksimal lagi. Saran-saran untuk Sistem Informasi Geografis RTRW Kabupaten Subang ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk pengembangan selanjutnya, Sistem Informasi Geografis RTRW Kabupaten Subang ini dapat dikembangkan ke sistem yang berbasis web sehingga seluruh datanya dapat diupdate secara online oleh petugas lapangan (surveyor). Selain itu, Sistem Informasi Geografis RTRW Kabupaten Subang yang berbasis web akan dapat diakses oleh masyarakat umum yang ingin mengetahui informasi mengenai data RTRW di Kabupaten Subang ini.

2. Disediakan fasilitas untuk backup database RTRW dengan jangka waktu yang berkala. Hal ini bertujuan untuk mencegah kehilangan data apabila sewaktu-waktu terjadi kerusakan pada sistem.