BAB 1 PENDAHULUAN Perbedaan Pengaruh Kinesio Taping dan Neuromuscular Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah.

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Work-related musculoskeletal disorders (WMSD) merupakan salah satu
masalah terbesar di negara industri. Menurut WHO, WMSD merupakan
multifaktorial dimana terdapat beberapa faktor risiko yang berkontribusi (Nunes,
2012). Prevalensi nyeri punggung bawah (NPB) secara global meningkat sekitar
60%-70% di negara maju (Duthey, 2013). The 4th Europian Working Conditions
Survey pada tahun 2005 menyatakan bahwa 60 juta pekerja dilaporkan mengalami
WMSD di Eropa. Nyeri punggung merupakan masalah kesehatan yang paling
sering terjadi, diikuti dengan fatigue 22,5% dan stres 22,3% (Nunes, 2012).
Studi di Irlandia menunjukkan salah satu penyebab guru pensiun adalah
gangguan muskuloskeletal, termasuk NPB yang berkisar 10% dari penyebab
pensiun karena sakit pada populasi (Maguire & O’Connell, 2007). Menurut Yue
et al. (2012) menjadi guru sekolah termasuk pekerjaan dengan prevalensi tinggi
untuk kejadian NPB dan gangguan muskuloskeletal. Dalam penelitiannya di Cina
melaporkan prevalensi nyeri punggung bawah pada guru sebanyak 45,6%.
Sedangkan penelitian di Turki menunjukkan bahwa 74,9% dari guru sekolah
Turki mengalami NBP (Durmus & Ilhanli, 2012).
Data mengenai prevalensi WMSD maupun NPB di Indonesia tidak spesifik

dibandingkan dengan data dari negara lain. Menurut hasil studi Departemen
Kesehatan RI tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005

1

2

menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita berhubungan dengan
pekerjaan. Menurut studi yang dilakukan terhadap 9.482 pekerja di 12 kabupaten
kota di Indonesia, penyakit

yang diderita umumnya berupa penyakit

muskuloskeletal (16%), kardiovaskuler (8 %), gangguan syaraf (6 %),gangguan
pernapasan (3 %), dan gangguan THT (1,5 %). (Haumahu et al., 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan Ekawati (2009) mengenai pengaruh postur
dan stres kerja terhadap terjadinya nyeri punggung bawah pada guru taman kanakkanak dan guru sekolah dasar di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo
D.I. Yogyakarta, menjelaskan bahwa sebanyak 23 dari 36 (63,9%) guru TK dan 7
dari 37 (18,9%) guru SD mengeluhkan NPB. Sedangkan hasil survei yang
dilakukan peneliti pada guru sekolah dasar di SD Muhammadiyah 16 Surakarta

dan SD

Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta pada bulan

Oktober, setelah diberikan kuisioner kepada 14 responden dan didapatkan
sebanyak 5 dari 14 orang (35,7%) dan 5 dari 16 orang (31,25%) guru SD
mengeluhkan nyeri pinggang.
Nyeri Punggung Bawah (NPB) diartikan secara luas sebagai nyeri yang hanya
berada pada area bawah tulang rusuk dan di atas lipatan gluteal, tidak peduli ada
atau tidak nyeri pada tungkai bawah (Louw et al., 2007). Erick dan Smith (2011)
mengategorikan faktor risiko NPB menjadi 3 yaitu faktor individu, faktor fisik,
dan faktor psikososial. Faktor individu termasuk umur dan jenis kelamin. Faktor
fisik misalnya seperti berdiri lama, kelemahan tungkai bawah dan duduk untuk
waktu yang lama berkontribusi secara besar untuk menyebabkan nyeri punggung

3

bawah. Kemudian merokok, rasa gelisah, kurang support di tempat kerja adalah
beberapa faktor psikososial.
Hasil studi pendahuluan peneliti melakukan pra-eksperimen dengan responden

selain guru SD Muhammadiyah 16 Surakarta dan SD Muhammadiyah Program
Khusus Kottabarat. sebanyak 4 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok. Setelah
itu, peneliti memberikan perlakuan berupa KT pada kelompok 1 dan NMT pada
kelompok 2. Hasilnya, setelah dilakukan pengukuran nyeri menggunakan VAS
(verbal descriptor scale) sebelum dan sesudah terapi menunjukkan 100%
kelompok 1 dan 100% pada kelompok 2 menunjukkan adanya perubahan pada
rasa nyeri di punggung bawah. Pada kelompok KT menurun dari nyeri sedang
(5,1cm) menjadi nyeri ringan (3,1cm), sedangkan pada kelompok NMT juga sama
menurun dari nyeri sedang (5,1cm) menjadi nyeri ringan (3,1cm).
Keluhan nyeri pada guru SD dapat dikurangi dengan metode kinesio taping
yang merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang mengoreksi dan
memperbaiki gangguan muskuloskeletal yang didasarkan dengan proses
penyembuhan alami (Utomo, 2015). KT bekerja dengan cara regangan atau
tarikan elastis yang mempunyai efek rangsangan kepada sistem neuromuskular
dalam mengaktifasi kinerja saraf dan otot saat melakukan suatu gerak fungsional.
Selain itu juga kinesio taping dapat menurunkan tonus otot yang mengalami
ketegangan yang berlebih dan KT juga akan memfasilitasi suatu gerakan karena
adanya tarikan atau penguluran dari kinesio taping itu sendiri yang akan
menjadikan pergerakan lebih terbantu dan efisien, sehingga akan memberikan rasa


4

nyaman pada area yang dipasangkan KT dan mengurangi nyeri (Abdurrasyid,
2013).
Dalam perkembangannya kinesio taping mengalami beberapa modifikasi
misalnya neuromuscular taping (NMT). Teknik yang digunakan pada NMT
menggunakan teknik dekompresi atau tidak ada tekanan sehingga dapat
menimbulkan wrinkle atau terangkatnya kulit yang menyebabkan terbukanya
ruang antara kulit dan lapisan dibawahnya. Selanjutnya setelah ruang terbuka
maka akan menjadikan sirkulasi lancar, meningkatkan limfatik dan regenerasi
jaringan bagus (Blow, 2012).
Melihat permasalahan tersebut sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
dengan judul “Perbedaan Pengaruh Kinesio Taping dan Neuromuscular Taping
Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah”.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan pengaruh pemberian kinesio taping dan neuromuscular
taping terhadap penurunan nyeri punggung bawah?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian kinesio taping dan neuromuscular
taping terhadap penurunan nyeri punggung bawah.

5

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan tentang perbedaan pengaruh pemberian
kinesio taping dan neuromuscular taping terhadap penurunan nyeri
punggung bawah.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
Meningkatkan ilmu bagi penulis dalam penelitian selanjutnya.
b) Bagi guru dan masyarakat
Meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh kinesio taping dan
neuromuscular taping terhadap nyeri punggung bawah.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN Perbedaan Pengaruh Kinesio Taping dan Neuromuscular Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah.

1 13 14

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN Perbedaan Pengaruh Kinesio Taping dan Neuromuscular Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah.

0 4 17

PENGARUH KINESIO TAPING TERHADAP PENURUNAN NYERI Pengaruh Kinesio Taping Terhadap Penurunan Nyeri Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Kuli Panggul Di Pasar Gede Surakarta.

2 6 13

PENGARUH KINESIO TAPING TERHADAP PENURUNAN NYERI Pengaruh Kinesio Taping Terhadap Penurunan Nyeri Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Kuli Panggul Di Pasar Gede Surakarta.

2 4 17

PENGARUH KINESIO TAPING TERHADAP NYERI Pengaruh Kinesio Taping Terhadap Nyeri Lateral Epicondylitis Pada Koki.

1 8 13

PENGARUH KINESIO TAPING TERHADAP NYERI Pengaruh Kinesio Taping Terhadap Nyeri Lateral Epicondylitis Pada Koki.

0 4 18

PENDAHULUAN Pengaruh Kinesio Taping Dan Core Stability Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Kasus Nyeri Punggung Bawah.

0 1 5

PENDAHULUAN Pengaruh penulis Pemberian mampu Strain Counterstrain Dan Kinesio Taping Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatkan Fungsional Aktivitas Pada Pasien Nyeri punggung Bawah Myogenik”.

0 1 4

PERBANDINGAN KINESIO TAPING DAN STRETCHING Perbandingan Kinesio Taping Dan Stretching Terhadap Penurunan Nyeri Pada Sindroma Nyeri Servikal.

0 1 18

PERBANDINGAN PEMBERIAAN BACK EXERCISE DAN BACK EXERCISE DISERTAI PEMBERIAAN KINESIO TAPING TERHADAP PENURUNAN NYERI Perbandingan Pemberiaan Back Exercise Dan Back Exercise Disertai Pemberiaan Kinesio Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah (Npb) P

0 1 16