Konsep Anemia Defisiensi Besi Dalam Kehamilan

20 diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi Notoatmodjo, 2005.

B. Konsep Anemia Defisiensi Besi Dalam Kehamilan

1. Pengertian Anemia Anemia adalah penyakit kekurangan darah dengan kadar Hb berada dibawah normal Francin paath, 2004. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin Hb ibawah 11 g Prawirohardjo, 2002. Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, jenis anemia dan pengobatannya relatif mudah bahkan murah Manuaba, 2000. Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah eritrosit dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan Tarwoto, 2007. Derajat Anemia Derajat anemia berdasarkan kadar Hemoglobin menurut WHO : Ringan sekali : Hb 10 gdl – Batas normal Ringan : Hb 8 gdl – 9.9 gdl Sedang : Hb 6 gdl – 7.9 gdl Berat : Hb 6 gdl Departemen Kesehatan menetapkan derajat anemia sebagai berikut : Ringan sekali : Hb 11 gdl – Batas Normal Ringan : Hb 8 gdl - 11 gdl Universitas Sumatera Utara 21 Sedang : Hb 5 gdl - 8 gdl Berat : Hb 5 gdl Anemia defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan keadaan hiprokromik konsentrasi hemoglobin kurang, mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh. Kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga konsentrasinya dalam sel darah merah berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen ke seluruh jaringan tubuh Tarwoto,2007. Zat besi adalah suatu unsur gizi yang merupakan komponen pembentukan Hb atau sel darah merah Zulhaida, 2003. 2. Penyebab Anemia Defisiensi Besi a. Asupan yang tidak adekuat Banyak faktor yang menyebabkan asupan zat besi tidak adekuat misalnya asupan zat makanangizi yang kurang akibat kemiskinan, dimana makanan yang banyak mengandung zat besi seperti berasal dari daging hewani, buah dan sayuran hijau tidak dapat dikonsumsi secara cukup. Pola asuh dari kultur keluarga yang mengutamakan pemenuhan gizi pada kepala keluarga mengakibatkan anggota keluarga yang lain seperti anak dan ibu menjadi lebih sedikit. Kurangnya pengetahuan tentang makanan yang mengandung banyak zat besi serta cara pengolahan makanan yang benar juga menjadi faktor asupan zat besi yang tidak adekuat. Adanya penyakit tertentu seperti gastritis, penyakit pada usus halus akan mengganggu penyerapan zat besi. Tidak mengkonsumsi tablet penambah darah, dikarenakan ibu hamil yang tidak memeriksakan kandungannya Universitas Sumatera Utara 22 ke petugas kesehatan. Faktor lain yang dapat menghambat penyerapan zat besi adalah adanya kebiasaan mengkonsumsi kopi dan teh secara bersamaan pada waktu makan. b. Peningkatan kebutuhan Ibu hamil memerlukan zat besi yang lebih tinggi, sekitar 200-300 dari kebutuhan wanita tidak hamil. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan pembentuk darah ibu. Jika peningkatan kebutuhan tidak di imbangi intake yang tidak adekuat maka akan terjadi ketidakseimbangan atau kekurangan zat besi Tarwoto,2007. Tabel 2.1 Rata-rata Kebutuhan Zat Besi Wanita Hamil Sumber : Nadesul H, 2004 Jumlah sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30. Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang baru. Selain akan mendukung proses kehamilan, penambahan sel darah ini dibutuhkan pula pada proses persalinan dan menyusui Huliana M, 2001. Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Umur Kehamilan Jumlah Massa sel Mcgkghr Darah Merah Mcgkghr Janin dan Plasenta Mcgkghr Trimester I Trimester II Trimester III 50 50 15 50 14 80 114 Universitas Sumatera Utara 23 Sebagai gambaran beberapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan : Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe Untuk darah janin 100 mgr Fe Jumlah 900 mgr Fe Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi pengenceran dengan peningkatan volume 30 sampai 40 yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 mg. jumlah peningkatn sel darah 18 sampai 30 dan hemoglobin sekitar 19. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr dan Hb akan menjadi 8,5 sampai 10 gr . Setelah persalinan dengan lahirnya plasenta dan pendarahan ibu akan kehilangan zat besi sekitar 900 mgr. Saat laktasi, ibu masih memerlukan kesehatan jasmani yang optimal sehingga dapat menyiapkan Air Susu Ibu ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam keadaan anemia, laktasi tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik Manuaba, 1998. 3 Makanan sumber zat besi Ada dua jenis zat besi yang terdapat di dalam komponen yaitu : zat besi yang berasal dari hem dan bukan hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan penyusun hemoglobin dan myglobin, zat besi jenis ini terkandung didalam daging ikan dan unggas, serta hasil olahan darah. Zat besi dari hem ini terhitung Universitas Sumatera Utara 24 sebagai fraksi yang relative kecil dari seluruh masukan zat besi. Dibanyak negara sedang berkembang, masukan zat besi yang berasal dari hem lebih rendah atau sama sekali dapat diabaikan. Zat besi yang bukan berasal dari hem, merupakan sumber yang lebih penting dan ditemukan dalam tingkat yang berbeda-beda pada seluruh makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji- bijian dan kacang-kacangan serta serelia, dalam jumlah yang sedikit terdapat didalam daging, telur, ikan. Zat besi selain diperoleh dari bahan makanan juga bisa dari makanan yang mengandung zat besi eksogen yang berasal dari tanah, debu dan air atau panci tempat memasak. Keadaan ini lebih sering terjadi di negara yang sedang berkembang. Jumlah zat besi cemaran di dalam makanan mungkin beberapa kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah zat besi dalam makanannya sendiri. Memasak makanan didalam panci besi bisa meningkatkan kandungan zat besi beberapa kali lipat, terutama sup yang mengandung sayuran yang mempunyai PH rendah dan dididihkan terlalu lama. Menggoreng dengan kuali besar biasanya tidak meningkatkan kandungan zat besi dalam makanan. Zat besi yang dilepas selama memasak akan berikatan dengan kelompok zat besi bukan hen dan siap untuk diserap. Bentuk lain zat besi eksogen terdapat dalam makanan seperti gandum, gula dan garam yang telah diperkaya dengan zat besi atau garam besi Zat besi diperoleh dari bahan makanan hewani daging, ikan, ayam, hati dan telur dan bahan makanan nabati sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe. Universitas Sumatera Utara 25 Mengkonsumsi pangan hewani dan nabati yang cukup beraneka ragam baik jumlah maupun kualitasnya dapat membantu mencegah anemia gizi besi Wirakusumah, 2002. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Sumber makanan berzat besi tinggi diperoleh dari hati. Itu sebabnya, ibu hamil perlu banyak makan hati. Pilihan lain diperoleh dari daging, telur, kacang- kacangan dan sayuran berwarna hijau Nadasul H, 2001. Zat besi juga diperoleh dari ikan teri, kerang, kuning telur, susu, tempe dan susu kedelai, bayam juga makanan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan sebagainya. Sebab kandungan asam askorbat dalam vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi Huliana M, 2001. 4. Tablet Tambah darah TTD Tablet Tambah Darah Ben-Folat adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung Fero Sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Adapun cara minum tablet tambah darah yaitu : a. Minumlah 1 satu tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama haid b. Untuk ibu hamil minumlah 1 satu tablet tambah darah setiap hari paling Sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari. Adapun yang harus diperhatikan tentang tablet tambah darah yaitu : Universitas Sumatera Utara 26 1 Minumlah tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang 2 Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam 3 Untuk mengurangi gejala sampingan, minumlah TTD setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum TTD disertai makan buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, dll. 4 Simpanlah TTD ditempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak. Dan setelah dibuka harus ditutup kembali dengan rapat. TTD yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum warna asli merah darah 5 Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan darah Kegiatan suplementasi ini untuk setiap kelompok sasaran mempunyai strategi operasional yang berbeda. Anemia pada kehamilan umumnya terjadi akibat kekurangan zat besi didalam tubuh. Selama kehamilan absorpsi zat besi berlangsung lebih efisien dan sangat memberikan respon yang sangat baik terhadap pengobatan ferro sulfat secara oral. Anemia pada ibu hamil dapat dicegah dan diobati dengan memberikan ferro sulfat setiap hari. Defisiensi asam folat juga dijumpai pada ibu hamil, oleh sebab itu dianjurkan untuk memberikan pil ferro sulfat dan asam folat untuk pengobatan anemia pada kehamilan. Suplementasi zat besi secara oral merupakan suatu cara Universitas Sumatera Utara 27 penanggulangan langsung anemia gizi besi pada suatu penduduk disamping fortifikasi bahan makanan. Besarnya dosis yang dianjurkan untuk suplementasi zat besi memerlukan pertimbangan terhadap beberapa faktor. Pada populasi dimana prevalensi defisiensi zat besi tinggi terutama bagi wanita yang akan memasuki kehamilan, banyak yang mengalami anemia, maka dosis yang lebih tinggi perlu diberikan, dibandingkan dengan daerah seperti pada negara maju, dimana wanita sebelum hamil mempunyai reserve zat besi rata-rata antara 200 - 300 mg di dalam hati. Jumlah ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kenaikan kebutuhan zat besi pada kehamilan dan mencegah terjadinya defisiensi anemia besi ringan Mahdin, 1989. Untuk mengatasi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil, pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sudah sejak tahun 1970 melalui program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga UPKG telah mendistribusikan tablet besi dimana 1 tablet berisi 200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat, ditujukan pada semua ibu hamil yang mengunjungi Posyandu dan Puskesmas. Pemberian tablet diutamakan pada kehamilan trimester III dengan dosis 1 tablet per hari. Ferro sulfat yang terdapat dalam tablet besi yang dibagikan pada ibu hamil mengandung 30 unsur besi. Setiap ibu hamil diharapkan meminum paling sedikit 90 tablet. Dari 90 tablet tersebut diperkirakan 84 ferro sulfat yang dapat diabsorpsi oleh tubuh untuk mencukupi kebutuhan zat besi perlu didapat dari makanan. Distribusi suplementasi zat besi saat ini berbeda dengan sebelumnya. Untuk ibu hamil komposisi TTD berisi 60 mg elemental iron dan 0,25 mg asam folat. Untuk pencegahan diberikan setiap hari 1 tablet selama 90 hari. Sedangkan Universitas Sumatera Utara 28 apabila kadar Hb kurang dari 11 grdl maka diberikan dosis 3 x 1 tablet menurut Mahdin 1989, efek samping yang ditemukan pemberian pil besi adalah yang berhubungan dengan saluran pencernaan atas seperti mual, muntah dan nyeri perut, yang berhubungan dengan saluran pencernaan bawah seperti diare dan konstipasi. Pada penelitian sederhana yang dilakukan oleh Akromah tahun 1997 dalam Mahdin 1989 di Desa Grogol Kecamatan Limo Kabupaten Bogor masih ditemukan keluhan terhadap efek samping TTD yaitu sebesar 17,65. Walaupun keluhan efek samping telah menurun, ibu hamil belum teratur minum TTD. Adapun alasan tidak teratur adalah karena malas dan lupa. Fenomena ini menunjukkan bahwa mereka yang menunjukkan bahwa mereka yang malas dan lupa dapat disebabkan masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk meningkatkan kesehatannya serta kesehatan janin yang dikandungnya. Rendahnya kesadaran ini dapat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang anemia dan pencegahannya. Universitas Sumatera Utara 29

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi Tahun 2013

0 37 74

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET BESI DI PUSKESMAS KARANGDOWO, KLATEN

0 2 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEPATUHAN Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Di Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Di Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 1 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN K EPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Di Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 1 11

PERBEDAAN KADAR ERITROPOIETIN SERUM PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DAN IBU HAMIL TANPA ANEMIA DEFISIENSI BESI.

0 3 31

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Fe DI PUSKESMAS HAURGOMBONG Sri Mulyati, SST; Sinta Nuryati, SST; Farhati, SST ABSTRAK - View of HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BE

0 1 9

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi Tahun 2013

0 0 14

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi Tahun 2013

0 0 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUMAS TAHUN 2012 - repository perpustakaan

0 0 15