sulfur. Hasil positif bila terjadi perubahan warna dasar menjadi kuning. Bakteri penghasil gas menghasilkan gelembung udara
dibagian dasar bila positif. Pada bakteri yang menghasilkan H
2
S terdapat perubahan warna kehitaman pada goresan.
b. Uji Sitrat Merupakan tes biokimiawi untuk melihat kemampuan suatu
organisme untuk menggunakan natrium sitrat sebagai sumber utama metabolisme dan pertumbuhan. Positif bila berubah warna
menjadi warna biru yang bermakna timbul warna asam.
3.7.5 Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan McFarland
Larutan baku McFarland terdiri atas 2 komponen, yaitu larutan BaCl
2
1 dan H
2
SO
4
1. Larutan BaCl
2
1 sebanyak 0,05 mL dicampur dengan larutan H
2
SO
4
1 sebanyak 9,95 mL dan dikocok homogen. Nilai absorban larutan baku McFarland 0,5 ekuivalen dengan suspensi
sel bakteri konsentrasi 1,5 x 108 CFUmL. Larutan harus dikocok terlebih dahulu hingga homogen setiap akan digunakan untuk
membandingkan suspensi bakteri.
3.7.6 Teknik Pembuatan Suspensi Bakteri
Pembiakan bakteri diambil sebanyak 1-2 ose dan disuspensikan ke dalam 5 mL NaCl 0,9 sampai diperoleh kekeruhan yang sesuai
dengan standar 0,5 McFarland atau sebanding dengan jumlah bakteri 108 CFUmL. Suspensi bakteri diteteskan sebanyak 50 µL kemudian
diratakan pada media MHA dan didiamkan selama 30 menit Wardhani, 2012.
3.7.7 Teknik Pembuatan Media Agar MHA
Timbang 3,8 gr Muller Hinton Agar 38 grL dengan komposisi medium Beef Infusion 300 gr, Casamino acid 17,5 gr, Agar 17 gr,
Starch 1,5 gr kemudian dilarutkan dalam 200 mL aquadest. Panaskan hingga mendidih, sterilkan selama 15 menit di autoklaf dengan tekanan
udara 1 atm suhu 121
o
C . Setelah diautoklaf, agar langsung dituangkan kedalam cawan petri dan didinginkan hingga agar beku.
3.7.8 Uji Aktifitas Antimikroba
Uji aktifitas antimikroba dilakukan untuk melihat efek antibakteri yang dihasilkan dengan melihat adanya diameter zona hambat yang
terbentuk, prosedur uji antimikroba pada penelitian ini antara lain Angelina et al., 2015 :
1. Dicampurkan agar yang masih dalam bentuk cair dengan bakteri dan dituangkan pada plate yang telah di sterilisasikan.
2. Diinjeksikan masing masing lubang dengan ekstrak daun kemangi konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100 pada
sumuran yang telah dibuat dengan diameter 6 mm pada media I dan II dengan jarak ± 15 mm sebanyak masing-masing 50 µL.
3. Sebagai kontrol positif digunakan Ceftriakson untuk Salmonella typhi dan Penisilin untuk Staphylococcus aureus sebanyak 50 µl.
4. Sebagai kontrol negatif digunakan akuades steril yang dimasukan kedalam sumuran sebanyak 50 µL.
5. Lalu kedua media I dan II diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam.
6. Kemudian diukur zona hambat yang terbentuk disekitar sumuran dengan menggunakan penggaris dan menggunakan rumus;
Keterangan: Dv = Diameter vertikal
Dh = Diameter horizontal Ds = Diameter sumuran 6mm Toy et al., 2015.
7. Dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali.
3.7.9 Diagram Alur Penelitian