keputus asaan dan trauma yang dialami. Akan tetapi, di satu sisi tokoh aku merupakan sosok yang kesepian dan butuh diperhatikan dengan tulus.
2.5 Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA
Kurikulum dalam dunia pendidikan selalu berkembang sesuai tuntutan zaman. Mengikuti perkembangan kurikulum, penelitian ini dikembangkan menggunakan
kurikulum 2013 sebagai acuan dalam menyusun rancangan pembelajaran. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut pengembangan dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi KBK pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP pada tahun 2006. Melalui pengembangan kurikulum 2013 diharapkan
dapat menghasilkan generasi bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Berdasarkan pemahaman bahwa karya sastra yang baik selalu mengajak pembaca
untuk menjunjung tinggi norma-norma moral. Dengan demikian, sastra dianggap sebagai sarana pendidikan moral. Anggapan bahwa sastra identik dengan moral
tentu saja bukan tanpa alasan. Sastra mempelajari masalah manusia sebagai sarana menumbuhkan jiwa humanitat, yaitu jiwa yang halus, manusiawi, dan berbudaya.
Menurut Rahmanto 1988: 16 pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu
keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak.
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa pengajaran sastra di sekolah sangat penting.
Seperti halnya tercantum pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang
tertuang pada standar isi Permendiknas Nomor 222006 nomor lima dan enam sebagai berikut.
1 menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa 2 menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia. Pengajaran sastra memiliki tiga aspek yang menjadi tujuan pengajaran, yaitu
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut memiliki perbedaan, tetapi ketiganya saling berkaitan. Tujuan penyajian sastra dalam dunia
pendidikan adalah untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang sastra. Karya sastra yang dijadikan sebagai bahan materi diharapkan mengandung
nilai-nilai yang dapat mengembangkan kepribadian siswa dan meningkatkan kemampuan siswa.
Pembelajaran sastra adalah suatu pembelajaran yang telah ditetapkan dalam
kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia dan merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional. Salah satu tujuan tersebut yakni membentuk manusia yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas. Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
pendekatan berbasis teks. Teks yang dimaksud yaitu teks sastra dan teks nonsastra. Teks sastra terdiri atas teks naratif dan teks nonnaratif. Contoh teks
naratif yakni cerita pendek dan prosa, sedangkan contoh teks nonnaratif seperti puisi.
Teks-teks cerpen dalam kumpulan cerpen Celeng Satu Celeng Semua ini diharapkan dapat meningkatkan kepekaan siswa terhadap metode karakterisasi
yang digunakan pengarang dalam menggambarkan tokoh utama dalam cerpen dan dapat menerapkannya dalam kegiatan penciptaan karya sastra. Dengan informasi
mengenai penciptaan dan kegiatan apresiasi yang tepat diharapkan pembelajaran sastra di sekolah menjadi lebih bermakna.
III. METODE PENELITIAN
Penulis membagi bab 3 menjadi beberapa subbab, yakni metode penelitian, data dan sumber data, prosedur penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data.
Seluruh subbab memiliki keterkaitan yang akan menjelaskan cara dan langkah- langkah yang ditempuh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. selain itu, bab
ini menjadi penjelas arah penelitian ini bermuara.
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian dideskripsikan berdasarkan kenyataan sebenarnya yang berupa
tulisan kemudian dianalisis dan ditafsirkan secara objektif laludideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak
mengutamakan pada angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara empiris Semi, 1993:
23.
Moleong 2010: 6 mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, maupuntindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah. Tujuan penulis memilih metode deskriptif kualitatif dalam