Ekstrak Kedelai Pemilihan media tumbuh dan konsentrasi gula

menggunakan jarum inokulasi steril yang selanjutnya ditumbuhkan pada media PDA Potatos Dextrose Agar segar yang telah diberi antibiotik kloramfenikol. Cawan kemudian diinkubasi selama 5 hari pada suhu ruang. Setelah itu, isolat dipindahkan ke agar miring dalam tabung dan diinkubasi selama 5 hari. Kultur selanjutnya di- murnikan melalui isolasi spora tunggal dengan cara memasukkan air steril sebanyak 10 ml ke dalam tabung yang berisi isolat Rhizopus sp. tersebut dan di vortex hingga sporanya larut. Setelah itu, larutan spora diencerkan hingga mencapai 10 5 kali. Sebanyak 1 µl larutan spora disebarkan pada permukaan media Gellan gum. Kemudian spora diamati dibawah mikroskop, setiap spora tunggal yang letaknya terpisah, diisolasi dan ditumbuhkan pada media PDA segar. Spora yang tumbuh kemudian diidentifikasi berdasarkan morfologi cendawan yaitu sporangiofor, sporangium dan sporangio-spora dengan menggunakan kunci identifikasi Rifai 1973. Setelah itu, isolat dari spora tunggal dipindahkan ke dalam 2 tabung, tabung pertama digunakan untuk pengujian selanjutnya dan tabung yang kedua disimpan untuk keperluan koleksi.

II. Produksi Miselia 1. Pemilihan isolat

. Isolat-isolat murni yang telah diidentifikasi selanjutnya ditumbuhkan pada cawan yang berisi PDA dan diinkubasi pada suhu ruang selama 5 hari. Jumlah spora yang terbentuk pada masing-masing spesies diukur dengan menggunakan Hema- sitometer. Ketiga isolat yang telah di- identifikasi masing-masing ditumbuhkan pada 5 ml PDA dalam tabung reaksi berdiameter 1.5 cm dan diinkubasi selama 5 hari pada suhu ruang. Pada hari ke-5, spora dipanen dengan cara memasukkan air steril sebanyak 20 ml ke dalam tabung kultur, lalu dihomogenkan hingga sporanya larut. Larutan spora selanjutnya diencerkan hingga mencapai 10 5 kali pengenceran. Kemudian, 0.1 ml larutan spora yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam Hemasitometer dan di hitung jumlah sporanya di bawah mikroskop dengan perbesaran 4x10. Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali ulangan. Koloni yang tumbuh diamati dan diukur diameternya setiap hari sampai kultur berumur 5 hari. Isolat tersebut diseleksi berdasarkan pada pertumbuhan miselia dan produksi spora. Isolat yang menghasilkan pertumbuhan miselia paling cepat tetapi bersporulasi paling lambat atau menghasilkan spora dalam jumlah sedikit dipakai untuk pengujian selanjutnya. Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali ulangan.

2. Pemilihan media tumbuh dan konsentrasi gula

. Jenis media tumbuh dan kandungan gula media sangat mempengaruhi pertumbuhan cendawan. Dua macam media cair, yaitu ekstrak kentang dan ekstrak kedelai, dan enam penambahan konsentrasi gula , yaitu 0, 2, 3, 4, 5 dan 6 grL digunakan dalam penelitian ini. Gula yang digunakan ialah sukrosa teknis. a. Ekstrak Kentang Dua ratus gram kentang yang telah dikupas dipotong dadu, kemudian di rebus dalam 1 liter air selama 20 menit. Setelah itu, air rebusan disaring, lalu ditambahkan antibiotik kloramfenikol 0.03 grL dan ditambahkan gula sesuai dengan perlakuan, kemudian di tera hingga 1 liter. Sebelum disterilisasi, sebanyak 300 ml ekstrak kentang dituang ke dalam erlenmeyer 1 liter. Media selanjutnya di- sterilisasi pada suhu 121 o C dan tekanan 1 atm selama 20 menit.

b. Ekstrak Kedelai

Satu kilogram kedelai direbus dalam air sebanyak 3 liter selama 15 menit, kemudian dibiarkan selama 24 jam, lalu air rendaman kedelai disaring dan ditambah antibubble 0.2 mlL dan antibiotik kloramfenikol 0.03 grL. Setelah itu, ditambahkan gula sesuai dengan perlakuan, dan air hingga volumenya mencapai 3 liter. Sebelum disterilisasi, 300 ml ekstrak kedelai dituang ke dalam erlenmeyer 1 liter. Media selanjutnya disterilisasi selama 20 menit pada suhu 121 o C dan tekanan 1 atm. Gambar 2 Produksi massal biomassa miselia R. oligosporus Isolat yang terpilih R. oligosporus, yaitu isolat yang menghasilkan pertumbuhan miselia paling cepat tetapi bersporulasi paling lambat atau menghasilkan spora dalam jumlah sedikit, ditumbuhkan pada 100 ml media PDA dalam erlenmeyer 250 ml selama 5 hari, kemudian kultur ditambah air steril sebanyak 30 ml dan dikocok sampai sporanya larut dalam air. Setelah itu, larutan spora dituangkan ke dalam 300 ml ekstrak kedelai steril dalam erlenmeyer 1 liter dengan kondisi aseptik, lalu diinkubasi selama 5 hari dengan shaker Gambar 2. III. Perlakuan penurunan asam nukleat . Penurunan asam nukleat dilakukan dengan cara memanaskan massa miselia selama 15 menit pada suhu 50 o C dan 65 o C dalam penangas air. Setelah itu miselia disaring dengan menggunakan kain kassa steril dan dikering ovenkan pada suhu 40 o C selama 4-5 hari. Setelah itu bobot keringnya ditimbang, sampel selanjutnya dianalisis kandungan asam nukleatnya. Miselia tanpa perlakuan pemanasan digunakan sebagai kontrol. Analisis kandungan asam nukleat di- lakukan sebagai berikut, Sebanyak 1.5 gram miselia kering R. oligosporus dicuci dengan air dingin sebanyak dua kali, kemudian dihaluskan. Selanjutnya di-tambahkan 5 ml larutan PCA Perchloric Acid 0.5 N dingin dan larutan disentrifugasi selama 15 menit pada suhu 4 o C pada 3000 rpm. Bagian residu yang dihasilkan dilarutkan dalam 5 ml PCA 0.5 N dan dipanaskan pada suhu 100 o C selama 15 menit. Setelah dingin larutan tersebut disentrifugasi selama 15 menit pada 3000 rpm. Bagian supernatan yang dihasilkan kemudian dianalisis meng- gunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 260 nm. HASIL I. Isolasi dan Identifikasi Hasil isolasi dari 12 jumlah sampel tempe yang berasal dari 12 daerah di Indonesia, diperoleh 58 isolat Tabel 1. Ke- 58 isolat teridentifikasi ke dalam 3 spesies, yaitu Rhizopus oryzae, R. stolonifer dan R. oligosporus berdasarkan morfologi sporangiofor, sporangium, sporangiospora dan rizoid Tabel 2. R. oligosporus merupakan spesies yang dijumpai pada seluruh sampel tempe. R. stolonifer dijumpai pada 10 sampel tempe dan tidak dijumpai pada sampel yang berasal dari Aceh dan Yogyakarta. Sedangkan R. oryzae hanya dijumpai pada 3 sampel yang berasal dari Cilegon, Jakarta dan Yogyakarta Tabel 1. Karakteristik setiap spesies Rhizopus yang berhasil diisolasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1 Hasil pemurnian dan identifikasi Rhizopus yang berasal dari sampel tempe Lokasi Jumlah isolat Hasil Identifikasi Aceh 4 R. oligosporus Padang 6 R. oligosporus, R. stolonifer Cilegon 5 R. oligosporus, R. Stolonifer, R. oryzae Jakarta 7 R. oligosporus, R. Stolonifer, R. oryzae Bekasi 4 R. oligosporus, R. Stolonifer Bogor 5 R. oligosporus, R. Stolonifer Yogyakarta 5 R. oligosporus, R. oryzae Malang 5 R. oligosporus, R. Stolonifer Jember 4 R. oligosporus, R. oryzae Bondowoso 5 R. oligosporus, R. Stolonifer Situbondo 4 R. oligosporus, R. Stolonifer Balikpapan 4 R. oligosporus, R. Stolonifer Total Isolat 58 Tabel 2 Identifikasi Rhizopus berdasarkan kunci identifikasi Rifai 1973 Spesies Karakteristik Identifikasi R. oryzae - sporangiofor dan sporangium selalu membentuk sporangiospora. - ukuran spora berkisar 8-9 µm. - Sporangiofor berizoid kaku dan dengan panjang dari 2-4 mm. R. stolonifer - sporangiofor dan sporangium selalu membentuk sporangiospora. - ukuran spora berkisar 16-20 µm. - Sporangiofor berizoid kaku dan dengan panjang dari 2-4 mm.

R. oligosporus

- sporangiofor dan sporangium selalu membentuk sporangiospora. - ukuran spora berkisar 12-15 µm. - permukaan spora halus tidak bergaris. Diperoleh dari hasil identifikasi. a b c S sf st sp 50µm 50µm 50µm Gambar 3 Struktur mikroskopis Rhizopus dengan perbesaran 40x pada media air. a. R. oryzae., b. R. stolonifers, c. R. oligosporus S Sporangium, sf sporangiofor, st stolon, sp kumpulan spora Kurva rata-rata bobot kering R. oligosporus pada media cair ekstrak kentang dan kedelai 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1 2 3 4 5 6 Konse ntrasi gula grL R a ta -r a ta b o bo t ke r ing m is e li a R . ol igos por u s g r Ekstrak kedelai Ekstrak kentang kurva rata-rata pertumbuhan miselia R. oryzae, R. stolonifer dan R. oligosporus 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 1 2 3 4 5 Hari ke- R a ta -r a ta pe rt um buha n m is el ia cm R. oryzae R. stolonifer

R. oligosporus

Diagram rata-rata jumlah spora R. oryzae, R. stolonifer dan R. oligosporus 0.5 1 1.5 2 spesies J u m lah s p o ra d a la m 10 m l

II. Produksi Miselia