Hubungan Asam Nukleat Terhadap Peningka

MAKALAH BIOKIMIA
“Hubungan Asam Nukleat Terhadap Peningkatan Kadar Asam Urat Akibat
Suhu Lingkungan Kerja”
Dosen Pengampu : dr. Ngakan Putu Djaja

Oleh :
Nama : Yulia Stevani
NIM : 6411414107
Rombel 4

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
1|Biokimia

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah, kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya,

kami


dapat

menyelesaikan

makalah

biokimia

yang

berjudul

“Hubungan Asam Nukleat Terhadap Peningkatan Kadar Asam Urat
Akibat Suhu Lingkungan Kerja” dengan tepat waktu. Dan terima ksih
kami ucapkan kepada dosen biokimia kami yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini secara keseluruhan berasal dari beberapa literatur.
Makalah ini menjelaskan tentang asam nukleat, metabolisme serta kasus di
masyarakat yang berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat .
Dan kami harapkan makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dalam

penambahan literatur belajar kita.
Tiada gading yang tak retak. Kami menyadari sebagai manusia biasa,
tentunya makalah ini belumlah sempurna. Karena itu kritik dan saran dari
para pembaca selalu kami harapkan dalam perbaikan pembuatan makalah
kami selanjutnya

Semarang, 28 April 2015

Penulis

2|Biokimia

DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4
Latar Belakang .......................................................................... 4
Rumusan Masalah .................................................................... 4
Tujuan ....................................................................................... 5

Manfaat ..................................................................................... 5
BAB II DASAR TEORI ............................................................................ 6
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1

Pengertian Asam Nukleat ......................................................... 6

2.2

Klasifikasi Asam Nukleat .......................................................... 7

2.3

Komponen dan Struktur Asam Nukleat................................... 8

BAB III ASAM URAT............................................................................... 12
3.1

3.2
3.3
3.4

Asam Urat................................................................................. 12
Peningkatan Kadar Asam Urat ............................................... 12
Peningkatan Kadar Asam Urat Akibat Suhu Lingkungan...... 13
Hubungan Lama Paparan Suhu Lingkungan Kerja Dengan
Kadar Asam Urat Urin.............................................................. 13

BAB IV PENUTUP ................................................................................. 14
4.1

Kesimpulan .............................................................................. 14

4.2

Saran ....................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 15

I

BAB I
PENDAHULUAN

3|Biokimia

1.1

Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis
dengan ciri utamanya kelembaban dan suhu yang tinggi. Suhu
lingkungan yang tinggi dapat mempengaruhi keseimbangan cairan
dan elektrolit yang masuk tidak cukup. Hal ini diakibatkan oleh usaha
mendinginkan tubuh melalui keringat sehingga produksi urin akan
menurun sedangkan kepekatan urin akan meningkat. Zat-zat yang
terkandung dalam urin akan meningkat konsentrasinya. Kejadian ini
dikenal sebagai supersaturasi yaitu terjadi kejenuhan substansi.
Kejenuhan substansi apabila berlangsung dalam waktu lama
akan menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam urin dan

mendorong terbentuknya kristal (batu asanm urat di saluran kemih).
Mengakibatkan timbulnya rasa nyeri dan apabila berlangsung
lama serta tidak segera ditangani dapat menjadi salah satu faktor
penyebab gangguan fungsi ginjal.
Apabila kemudian timbul

penyakit

yang

diakibat

oleh

peningkatan kadar asam urat maka selain merugikan pekerja,
produktivitas kerja menurun, serta biaya kesehatan pekerja akan
meningkat.
Begitu pentingnya pengetahuan seputar faktor penyebab
peningkatan kadar asam urat, maka pada makalah ini kita akan
mencoba


membahas

faktor

lingkungan

yang

mempengaruhi

peningkatan asam urat dalam lingkungan kerja.
1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana suhu lingkungan kerja dapat berpengaruh terhadap
2.

1.3


peningkatan kadar asam urat?
Bagaimana korelasi antara asam urat dengan asam nukleat?

Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui tentang asam nukleat dan asam urat.
2. Mengetahui bahwa suhu lingkungan merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan peningkatan kadar asam urat.
3. Memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia.

1.4

Manfaat
4|Biokimia

Hasil pembelajaran ini diharapkan dapat mempumyai manfaat bagi
penulis dan pembaca.
1. Pengkajian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi
dunia ilmu kesehatan.


BAB II
DASAR TEORI
2.1

Pengertian Asam Nukleat
Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi
dengan unit monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat
pada semua sel hidup dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer
genetic, kemudian menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk
mensintesis protein yang khas bagi masing- masing sel. Asam nukleat,
jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida , disebut asam
deoksiribonukleotida

(DNA)

dan

jika

terdiri-


dari

unit-unit

ribonukleaotida disebut asam ribonukleaotida (RNA).
Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari
banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam
nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic acid = asam ribonukleat)
yang berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung
deoksiribosa,
5|Biokimia

maka

asam

nukleat

yang


terjadi

adalah

DNA

(Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang merupakan
bahan utama pementukan inti sel.
Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu
2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun DNA purin selalu
adenine dan guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil,
dalam DNA pirimidin selalu sitosin dan timin. Asam-asam nukleat
terdapat pada jaringan tubuh sebagai nukleoprotein, yaitu gabungan
antara asam nukleat dengan protein.
Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan tersebut,
dapat dilakukan ekstraksi terhadap nukleoprotein terlebih dahulu
menggunakan larutan garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat
diuraikan atau dipecah menjadi protein-protein dan asam nukleat
dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati, atau
dengan menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein.
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah
menggunakan enzim pemecah protein, misal tripsin.
Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam triklorasetat,
dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam
campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan
terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam
nukleat itu mengandung pentosa, maka bila dipanasi dengan asam
sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna
merah

dengan anilina asetat

atau

warna

kuning dengan

p-

bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam
suasana asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya
reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi asam nukleat.
2.2

Klasifikasi Asam Nukleat


Menurut jenisnya, klasifikasi asam nukleat dibedakan 2 yaitu:
1. DNA (deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat
2. RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat.

6|Biokimia

Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya
terikat oleh protein dan bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel
terikat pada histon. Senyawa gabungan antara protein danasam
nukleat disebut nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan
polimer sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah nukleotida.
Salah satu contoh nukleotida asam nukleat bebas adalah ATP yang
berfungsi sebagai pembawa energy.

2.3

Komponen dan Struktur Asam Nukleat
a) Gula Pentosa
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon
lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat
melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu
gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya.
Salah

satu

perbedaan

utama

DNA dan

RNA adalah

gula

penyusunnya; gula RNA adalah ribosa. DNA terdiri atas dua untai
yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur heliks
ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan
orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel.
Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur
utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA
satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan
oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua
untai tersebut.
Empat

basa

yang

ditemukan

pada

DNA adalah

adenina

(dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina
7|Biokimia

(T). Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina
berikatan dengan sitosina. Segmen polipeptida dari DNA disebut gen,
biasanya merupakan molekul RNA. Gula ribosa Gula dalam asam
nukleat adalah jenis gula aldopentosa yakni Ribosa,,bisa dilihat
struktur pada gambar. struktur Hawort (siklik)nya menunjukkan posisi
beta-Furanosa (beta untuk posisi OH yang diatas, Furanosa untuk
siklik dari 5 atom karbon).perhatikan untuk C2 nya, disitulah letak
perbedaan dari tiap jenis asam nukleat (DNA & RNA). untuk RNA
sama seperti gambar tadi, namun untuk DNA agak sedikit berbeda,
dimana pada atom C2 nya kehilangan atom O nya sehingga yang ada
hanya subtituen H nya saja, itulah dinamakan gula DEOKSIribosa.
b). Basa Nitrogen
Basa nitrogen seperti yang kita ketahui adalah Purin dan
Pirimidin. Basa Purin misalnya. berasal dari senyawa heterosiklik
yang terdiri dari 2 gabungan siklik (namanya bisiklik). sedangkan
Pirimidin juga termasuk dalam snyawa heterosiklik, namun pirimidin
ini berasal dari turunan Piridin yang ditambahkan 1 atom N (kalo
piridin hanya 1 atom N nya). Purin punya turunan lagi, yakni Adenin
dan guanin yang berbeda dari strukurnya, begitu juga pirimidin yang
terdiri dari timin, uracil, dan sitosi.
Masing-masing basa purin dan pirimidin akan saling berpasangan,
seperti adenin akan selalu berpasangan dengan timin pada DNA dan
dengan Uracil pada RNA. sedangkan guanin "setia"dengan sitosin
baik di DNA maupun RNA.,hal ini karena mereka sudah berjodoh satu
sama lain, dalam hal ini masing-masing pasangan akan saling
membentuk

kestabilan

oleh

adanya

ikatan

hidrogen

yang

menghubungkan keduanya. dan juga sdh ada enzim2 tertentu yang
bekerja

pada

masing2

jenis

asam

nukleat,

sehingga

bila

pasangannya "tertukar" enzim yang bekerja secara otomatis akan
berhenti.
8|Biokimia

Ketiga Gugus fosfat Inilah yang menentukan sifat asam pada asam
nukleat Kotak ungu pada gambar menunjukan fosfat,pada keadaan
netral, ia akan sangat mudah melepaskan protonnya. makin mudah
melepaskan protonnya, semakin asam. sehingga disebut juga
sebagai anion asam kuat. Gambar ikatannya Fosfatnya, berikatan
dengan atom C5 nya, dan atom C3 dari nukleotida sebelumnya atau
sesudahnya. ini disebut sebagai ikatanfosfodiester, dimana ikatan ini
menghubungkan nukleotida 1 dengan lainnya.
Nukleotida adalah unit molekul dari asam nukleat yang terdiri dari
fosfat, basa N, dan gula. nukleosida adalah unit molekul as. nukleat
yang terdiri dari gula dan basa N saja. untuk Basa N, pada Purin akan
berikatan pada atom N9 nya dengan atom C1 dari gula. sedangkan
Pirimidin berikatan pada N1 nya dengan atom C1 pada gula dengan
membentuk ikatan N-glikosida (nukleosida).gambarnya. pada ujung
atas, berakhir pada C5 dan ujung bawah berakhir pada C3. Ini
berguna dalam penulisan sekuensing asam nukleat itulah disebut
sebagai ujung 5'-3'. Merupakan struktur RNA karena hanya terdiri dari
1 rantai saja, kalau yang rantai ganda seperti DNA, berarti 2 rantai
yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen. Pasangan adenin timin
hanya 2 rangkap ikatan hidrogen, karena pada strukturnya tidak
memungkinkan untuk membentuk 3 rangkap seperti pasangan guanin
sitosin. Dari jaraknya antara O dan H apada pasangan adenin timin,
sangat jauh. sehingga tidak memungkinkan adanya interaksi.Dobel
heliksnya.
Untaian yang saling melilit ini, menyumbangkan kestabilan dan
memperdekat jarak (rise) antara pasang2 basanya, sehingga bisa
menjadi utuh,untaian ganda ini juga disusun secara anti paralel, pada
rantai 1 dari 5'-3' dan rantai 2 dari 3'-5'.
c).Nukleotida dan Nukleosida

9|Biokimia

Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam
fosfat. Molekul nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau
ribose ) yang mengikat suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi apabila
suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein,
asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin. Rumus berikut ini
akan memperjelas hasil hidrolisis suatu nukleoprotein. Pentosa yang
berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA ialah
ribose. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari DNA
ialah adenin,sitosin dan timin.
Dari RNA akan diperoleh adenin,guanin, sitosin dan urasil. Urasil
terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk
enol atau laktim. Pada PH cairan tubuh, terutama urasil terdapat
dalam entuk keto. Nukleosida terbentuk dari basapurin atau pirimidin
dengan ribose atau deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat
padapentosa oleh ikatan glikosidik,yaitu pada atom karbon nomor 1.
Guanosin adalah suatu nukleosida yang terbentuk dari guanin
dengan ribosa. Pada pengikatan glikosidik ini sebuah molekul air
yang dihasilkan terjadi dari atom hidrogen pada atom N-9 dari basa
purin dengan gugus OH pada atom C-1 dari pentosa. Untuk basa
pirimidin,gugus OH pada atom C-1berikatan dengan atom H pada
atom N-1 Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan
nama basa purin atau basa pirimidin yang membentuknya.
Beberapa nukleosida berikut ini ialah yang membentuk dari basa
purin atau dari basa pirimidin dengan ribosa ; Adenin nukleosida atau
Adenosin Guanin nukleosida atau Guanosin Urasil nukleosida atau
Uridin Timin nukleosida atau Timidin Sitosin nukleosida atau Sitidin
Apabila pentose yang diikat oleh deoksiribosa,maka nama nukleosida
diberi tambahandeoksi di depanya.

10 | B i o k i m i a

Sebagai

contoh

“deoksiadinosin,deoksisitidin”

dan

sebagainya.

Disamping lima jenis basa purin atau basa pirimidin yang biasa
terdapat pada asam nukleat, ada pula beberapa basa purin dan basa
pirimidin lain yang membentuk nukleosida.Hipoksantin dengan ribosa
akan membentuk hipoksantin nukleosida atau inosin. DNA pada
bakteri ternyata mengandung hidroksimetilsitosin. Demikian pula
tRNA (transfer RNA) mengandung derivat metal basa purin atau
basapirimidin, misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N dimetilguanin.
Dalam alam nukleosida terutama terdapat dalam bentuk ester fosfat
yang disebut nukleotida. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas
atau berikatan dengan sesama nukleotida membentuk asam nukleat
BAB III
ASAM URAT
3.1

Asam Urat
Asam urat merupakan produk akhir asam nukleat yang
terbentuk dari metabolisme senyawa purin (adenine,guanine) dalam
tubuh.Berdasarkan penelitian diketahui bahwa 90% dari asam urat
merupakan hasil katabolisme purin yang dibantu oleh enzim guanase
dan xantin, dihasilkan dalam jaringan yang mengandung enzim xantin
oksidase terutama di hati dan usus halus.
Dalam keadaan normal, asam urat dapat dikeluarkan melalui
ginjal. Tetapi apabila sintesis asam urat terlalu banyak atau
ekskresinya melalui ginjal terlalu sedikit, maka kadarnya dalam darah
akan meningkat, kristal-kristal urat yang sukar larut dalam semua
cairan

tubuh,

mengendap

di

sendi-sendi

dan

jaringan

dan

menimbulkan peradangan. Endapan kristal urat juga dapat terjadi
pada ginjal dan lambat laun akan merusak organ tersebut.
3.2

Peningkatan Kadar Asam Urat

11 | B i o k i m i a

Kadar

asam

urat

di

dalam

tubuh

manusia

meningkat

disebabkan oleh banyak faktor yaitu umur, riwayat penyakit, jenis
makanan dan kebiasaan minum. Akan tetapi suhu lingkungan
ternyata juga dapat menjadi salah satu faktor yang berperan dalam
peningkatan kadar asam urat.
Nilai normal asam urat 2,4 – 5, 7 mg/dL pada wanita dan 3,5 – 7,0
mg/dL pada pria2.

3.3

Peningkatan Kadar Asam Urat Akibat Suhu Lingkungan Kerja
Hubungan suhu llingkungan dengan kadar asam urat urin tidak
normal pada suhu > 29,4o dengan persentasi 62,5% atau sebanyak
60 orang dari 96 responden. Berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan uji statistik maka diperoleh hasil bahwa ada hubungan
suhu lingkungan dengan kadar asam urat.
Sumber:

3.4

Hubungan Lama Paparan Suhu Lingkungan Kerja Dengan Kadar
Asam Urat Urin
Kadar asam urat urin yang tidak normal adalah pekerja yang
bekerja selama > 4 jam ( tidak memenuhi syarat) yaitu sebanyak 14
orang (40,0%) dari 35 responden. Hal ini membuktikan bahwa ada
hubungan lama paparan suhu lingkungan kerja dengan kadar asam
urat dalam urin.
Sumber:
12 | B i o k i m i a

Hal ini diakibatkan oleh usaha mendinginkan tubuh melalui
keringat sehingga produksi urin akan menurun sedangkan kepekatan
urin akan meningkat. Zat-zat yang terkandung dalam urin akan
meningkat konsentrasinya. Kejadian ini dikenal sebagai supersaturasi
yaitu terjadi kejenuhan substansi.
Kejenuhan substansi apabila berlangsung dalam waktu lama
akan menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam urin dan
mendorong terbentuknya kristal (batu asam urat di saluran kemih).

BAB IV
PENUTUP
4.1

KESIMPULAN
Asam urat merupakan produk akhir asam nukleat yang terbentuk

dari metabolisme senyawa purin (adenine,guanine) dalam tubuh. Suhu
lingkungan ternyata juga dapat menjadi salah satu faktor yang berperan
dalam peningkatan kadar asam urat. Dimana terdapat hubungan lama
paparan suhu lingkungan kerja dengan kadar asam urat dalam urin.
Hal ini diakibatkan oleh usaha mendinginkan tubuh melalui
keringat sehingga produksi urin akan menurun sedangkan kepekatan
urin akan meningkat. Zat-zat yang terkandung dalam urin akan
meningkat konsentrasinya. Kejadian ini dikenal sebagai supersaturasi
yaitu terjadi kejenuhan substansi.
Kejenuhan substansi apabila berlangsung dalam waktu lama akan
menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam urin dan mendorong
terbentuknya kristal (batu asanm urat di saluran kemih).
4.2

SARAN

13 | B i o k i m i a

Adanya usaha untuk lebih memperhatikan pengendalian terhadap
suhu kerja agar pekerja dapat terhindar dari segala gangguang
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Poedjiadi, dkk. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia.
Lehninger, Albert L. 1991. Dasar-dasar Biokimia jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hawab, H.M. 2004. Pengantar Biokimia. Malang : Baymedia Publishing.
Kuchel, Philip. 2006. Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Jurnal: 1. 1.
1.

judul:

Hubungan Suhu Lingkungan Kerja Dengan Kadar Asam Urat

Urin Pekerja Peleburan (Furnance) PT. INCO
2. Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010

14 | B i o k i m i a

Judul:

EFEK CATECHIN TERHADAP KADAR ASAM URAT, C–

REACTIVE PROTEIN(CRP) DAN MALONDIALDEHID
TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus) HIPERURISEMIA
3. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40, No. 1Maret 2007
Judul:
Asam Urat dan Hiperuresemia
http://www.eprints.undip.ac.id/19270/1/Rosa_Lelyana.pd

15 | B i o k i m i a

DARAH