Faktor Penentu Keberhasilan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Di Gabungan Kelompoktani Candi Rahmad

(1)

Faktor Penentu Keberhasilan Program Pengembangan

Usaha Agribisnis Pedesaan Di Gabungan Kelompoktani

Candi Rahmad

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Untuk Mencapai Derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Agribisnis

Diajukan oleh

Widya Kusuma Wardani

NIM 09750009

PROGRAM PASCA SARJANA


(2)

2012

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Tesis

FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PROGRAM

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN DI

GABUNGAN KELOMPOK TANI CANDI RAHMAD

PASURUAN

Yang diajukan oleh :

Widya Kusuma Wardani

NIM 09750009

Telah Disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Ir. Adi Sutanto, MM Tanggal ………


(3)

(4)

TESIS

Diajukan oleh : Widya Kusuma Wardani

09750009

SUSUNAN DEWAN PENGUJI Pembimbing Utama

Dr. Ir. Adi Sutanto, MM

Anggota Tim Penguji

Prof.Dr.Ir. Jabal Tarik, Ibrahim, MSi Pembimbing Pendamping

Dr. Ir. Anas Tain, MM

Anggota Tim Penguji

Aries Sulistyo, Dr, MM

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Magister

Tanggal 27 April 2012 Menyetujui, Direktur PPs UMM


(5)

Dr. Latipun, M.Kes PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, April 2012


(6)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa Penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

tesis dengan judul “Faktor Penentu Keberhasilan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan di Gabungan Kelompok Tani Candi Rahmad Pasuruan” yang

merupakan syarat untuk memperoleh gelar Magister Agribisnis strata dua (S2) pada Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

Penyusunan tesis ini tidak akan mungkin berjalan tanpa ada bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Adi Susanto, MM selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan motivasi, saran perbaikan dalam penyusunan tesis.

2. Bapak Dr. Anas Tain, MM selaku dosen pembimbing pendamping yang telah memberi petunjuk dalam penyusunan tesis.

3. Seluruh Dosen Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

4. Kantor Ketahanan Pangan Pasuruan yang telah memberikan ijin belajar untuk menempuh studi strata dua (S2) pada Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Agribisnis di Universitas Muhammdiyah Malang.

5. Bonyok tercinta, kedua adik ku yang cantik, iin, hermansyah, p.arifin dan

caesar terima kasih atas segala dukungan dan do’anya, semoga ini dapat


(7)

Akhirnya Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mendekati sebuah kesempurnaan. Semoga penulisan tesis ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Malang, April 2010


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI……… iii

HALAMAN PERNYATAAN………. iv

KATA PENGANTAR……… v

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……… xi

DAFTAR GAMBAR………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN………... xv

ABSTRAKSI………... xvi

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Rumusan Masalah………. 7

1.3 Tujuan Penelitian……….. 7

1.4 Kegunaan Penelitian.……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 9

2.1 Landasan Teori ………. 9

2.1.1 PUAP sebagai penguatan modal usaha………. 9

2.1.2 Kelompok ………..……… 11

2.1.3 Dinamika Kelompok ……… 13


(9)

2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8 2.2 2.3

Peranan Kelompok ……….. GAPOKTAN sebagai kelembagaan ekonomi ……… Sumber Daya Manusia ……… Kepemimpinan sebagai penggerak kemajuan ……….

Kerangka Pemikiran ………

Hipotesis ……….. 20 22 26 29 31 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 36

3.1 Lokasi Penelitian ……….. 36

3.2 Jenis Penelitian ……….……… 36

3.3 Populasi dan sampel ……….. 36

3.4 Pengumpulan data dan Teknis Penarikan sampel……… 27

3.5 Analisis data ………... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 38

4.1 Hasil dan Analisis Data Penelitian ………..……….. 38

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Sukorejo .…………... A. Topografi dan Jenis tanah ………... B. Keadaan Iklim ………. C. Luas Lahan ……….. D. Sumber Daya Manusia ……… 40 45 45

45

46 4.1.2 Letak dan Keadaan Umum Desa Candi Binangun .… 47 4.1.2.1

4.1.2.2 4.1.2.3

Monografi Desa/GAPOKTAN Candi Rahmad ……. Sejarah GAPOKTAN Candi Rahmad ………. Kegiatan GAPOKTAN Candi Rahmad ………..

47 48


(10)

4.1.3 4.1.4

Karakteristik Responden ………. Analisis Statistik Deskripsi ……….

49 50 52

4.1.4.1 Variabel Pengembangan Kelompoktani ……….. 52 4.1.4.2 Variabel Pengembangan GAPOKTAN …..………… 54 4.1.4.3 Variabel Partisipasi petani ………..…..…….. 55 4.1.4.4 Variabel Kemandirian Kelompoktani ….………….. 57 4.1.4.5 4.1.4.6 4.1.4.7 4.1.5 4.1.5.1 4.1.5.2 4.1.5.3 4.1.5.4

Variabel Kepemimpinan ……….. Variabel SDM / Sumber Daya Manusia ……… Variabel Keberhasilan PUAP ……… Uji Prasyarat Analisis ……… Uji Normalitas Data ………..……… Uji Liniaritas ……… Uji Autokorelasi ………. Uji Analisis Jalur ………

58 59 60 61 61 64 65 67 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ………. 85

4.2.1

4.2.2

Pengaruh Pengembangan POKTAN (Kelompoktani) dan Partisipasi petani terhadap Kemandirian

POKTAN ……….………

Pengaruh Modal, Kemandirian POKTAN, Kepemimpinan dan SDM terhadap Keberhasilan

PUAP …………..…….………

85

95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 110

5.1 5.2

Kesimpulan ………..………..

Saran ………


(11)

111


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Umur Responden Penelitian …..……….. 51

Tabel 2. Karakteristik Pendidikan Responden Penelitian …..………. 51

Tabel 3. Kriteria Nilai Faktor pengembangan POKTAN.………….. 53

Tabel 4. Kriteria Nilai Faktor pengembangan GAPOKTAN ……….. 54

Tabel 5. Kriteria Nilai Faktor Sumber Daya Manusia ….………….. 31

Tabel 6. Kriteria Nilai Faktor Keberhasilan PUAP …….………….. 32

Tabel 7. Kriteria Nilai Faktor Kepemimpinan ……….. 32

Tabel 8. Kriteria Nilai Faktor Sumber Daya Manusia ….………….. 36

Tabel 9. Kriteria Nilai Faktor Keberhasilan PUAP …….………….. 37

Tabel 10. Interpretasi hasil uji normalitas ……….………….. 39

Tabel 11. Nilai Hasil perhitungan uji Liniaritas ……….………. 43

Tabel 12. Nilai Hasil perhitungan uji Autokorelasi …….………. 44

Tabel 13. Nilai Hasil perhitungan uji Liniaritas Model 1 .………. 68

Tabel 14. Hasil uji analisis jalur Pengembangan POKTAN (X2.1) dan Terhadap Kemandirian POKTAN (X2) ………. 69

Tabel 15. Hasil uji analisis jalur Pengembangan GAPOKTAN (X2.2) dan Terhadap Kemandirian POKTAN (X2) ………. 71

Tabel 16. Hasil uji analisis jalur Partisipasi petani (X2.3) terhadap Kemandirian POKTAN (X2) ……….………. 72

Tabel 17. Hasil uji korelasi antar variabel Model 1 ………. 73

Tabel 18. Hasil uji Linearitas Model 2 ………. 75

Tabel 19. Hasil uji analisis jalur modal (X1) terhadap keberhasilan PUAP (Y) ……….………. 77


(13)

Tabel 20. Hasil uji analisis jalur Kemandirian POKTAN(X2) terhadap

keberhasilan PUAP (Y) …..………. 78 Tabel 21. Hasil uji analisis jalur Kepemimpinan (X3) terhadap

keberhasilan PUAP (Y) …..………. 79 Tabel 22. Hasil uji analisis jalur SDM (X4) terhadap keberhasilan

PUAP (Y) …..……….. 80 Tabel 23. Hasil uji korelasi antar variabel Model 2 ………. 81 Tabel 24. Nilai Koefisien Jalur dan Koefisien regresi ………. 82


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Jalur hasil analisis statistik ………..……….. 83 Gambar 2. Model pengaruh pengembangan kelompoktani terhadap

Kemandirian POKTAN ………. 87 Gambar 3. Model pengaruh partisipasi petani terhadap Kemandirian

POKTAN ………... 89 Gambar 4. Model pengaruh pengembangan kelompoktani terhadap

Keberhasilan PUAP ………... 91 Gambar 5. Model pengaruh partisipasi terhadap Keberhasilan PUAP … 93 Gambar 6. Model pengaruh Modal terhadap Keberhasilan PUAP ..…. 97 Gambar 7. Model pengaruh Kemandirian POKTAN terhadap

Keberhasilan PUAP …..………. 99 Gambar 8. Model pengaruh Kepemimpinan (X3) terhadap

Keberhasilan …………..………. 103 Gambar 9. Model pengaruh SDM (X4) terhadap Keberhasilan PUAP ... 105


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pengantar permohonan pengisian angket ……….. 161

Lampiran 2. Pedoman kuesioner penelitian ……….…..………. 171

Lampiran 3. Daftar Responden uji Instrument Penelitian ……….. 129

Lampiran 4. Perhitungan untuk penentuan kriteria variabel ……….. 131

Lampiran 5. Sebaran data dan deskripsi data penelitian variabel pengembangan POKTAN(X2.1) ……… 132

Lampiran 6. Sebaran data dan deskripsi data penelitian variabel pengembangan GAPOKTAN (X2.2) ……… 136

Lampiran 7. Sebaran data dan deskripsi data penelitian variabel partisipasi petani (X2.3) …….……… 140

Lampiran 8. Sebaran data dan deskripsi data penelitian variabel Modal (X1) ……… 144

Lampiran 9. Sebaran data dan deskripsi data penelitian variabel Kemandirian Kelompoktani (X2) ….……… 148

Lampiran10. Sebaran data dan deskripsi data penelitian variabel Gaya kepemimpinan (X3)….. …….……… 152

Lampiran11. Sebaran data dan deskripsi data penelitian variabel SDM (X4) …….………..……… 156

Lampiran12. Sebaran data dan deskripsi data penelitian variabel Keberhasilan PUAP (Y) …….……… 160

Lampiran13. Deskripsi Statistik data penelitian Variabel pengembangan kelompoktani (X2.1) ……….………. 164

Lampiran14. Deskripsi Statistik data penelitian Variabel partisipasi petani (X2.3) ……….……… 165

Lampiran15. Deskripsi Statistik data penelitian Variabel pengembangan modal (X1) ……….………. 166


(16)

Lampiran16. Deskripsi Statistik data penelitian Variabel kemandirian

POKTAN (X2) ……….………. 167

Lampiran17. Deskripsi Statistik data penelitian Variabel Kepemimpinan (X3) ……….………. 168

Lampiran18. Deskripsi Statistik data penelitian Variabel SDM (X4) ……. 169

Lampiran19. Deskripsi Statistik data penelitian Variabel Keberhasilan (Y) ……….……….………. 170

Lampiran20. Uji Normalitas Data Modal (X1) ………... 171

Lampiran21. Uji Normalitas Data Kemandirian POKTAN (X2)………... 174

Lampiran22. Uji Normalitas Data Kepemimpinan (X3) …..………... 176

Lampiran23. Uji Normalitas Data SDM (X4) ………. 178

Lampiran24. Uji Normalitas Data Keberhasilan PUAP (Y) ………... 180

Lampiran25. Uji Normalitas Data Pengembangan PUAP (Y) …………... 182

Lampiran26. Uji Normalitas Data Pengembangan GAPOKTAN(X2) …... 184

Lampiran27. Uji Normalitas Data Partisipasi petani (X2.3) ………... 186

Lampiran28. Uji Linearitas Model 1………….………. 189

Lampiran29. Uji Linearitas Model 2 ………..………... 190

Lampiran30. Uji Autokorelasi ……….………... 191

Lampiran31. Uji Analisis Jalur Menggunakan SPSS .………. 194

Lampiran32. Uji Analisis Jalur Model 1 …………..………. 195


(17)

I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya mendukung pencapaian program pembangunan pertanian, Kementerian Pertanian telah menetapkan 4 (empat) sukses Pembangunan Pertanian yaitu : (1) Swasembada dan swasembada berkelanjutan; (2) Diversifikasi Pangan; (3) Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Untuk itu Kementerian Pertanian sejak tahun 2008 telah melaksanakan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang secara terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan berada di dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat.

PUAP sebagai langkah terobosan Departemen Pertanian untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di pedesaan. Pelaksanaan PUAP mengacu kepada pola dasar yang ditetapkan dalam PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 yaitu pendidikan dan latihan untuk pengembangan usaha, pendampingan dan pemberian fasilitas bantuan modal usaha petani yang dikoordinasikan oleh Gapoktan. Untuk itu keberhasilan PUAP sangat ditentukan oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dari tingkat pusat sampai daerah. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.


(18)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin tercatat 37,2 juta jiwa. Sekitar 63,4% dari jumlah tersebut berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian dan 80% berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 hektar. Oleh karena itu kemiskinan di pedesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Sehingga pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin.

Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut Pemerintah menetapkan Program Jangka Menengah (2005-2009) yang fokus pada pembangunan pertanian perdesaan. Salah satunya ditempuh melalui pendekatan mengembangkan usaha agrbisnis dan memperkuat kelembagaan pertanian di perdesaan.

Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan, Bapak Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan program PNPM-M.


(19)

GAPOKTAN merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, GAPOKTAN didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. GAPOKTAN PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Untuk mencapai tujuan PUAP, yaitu mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja diperdesaan, PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan Departemen Pertanian maupun Kementerian / Lembaga lain dibawah payung program PNPM Mandiri.

Melalui sistem pemberdayaan petani dapat meningkatkan kemampuan dan kemandirian Petani. Pemberdayaan petani dilakukan melalui partisipasi petani dengan pengembangan kelompok dan kepemimpinan petani. Secara budaya kedudukan petanipun berada pada deretan paling belakang, terutama karena didorong oleh cara pandang kita kepada para petani yang masih selalu negatif. Secara umum ciri-ciri petani masih menjadi obyek diantaranya yaitu peran dan kedudukan petani dalam pembangunan di wilayahnya belum mampu menjadi pelaku utamanya sebagai perencana, pelaksana dan pengendali program pembangunan pertanian diwilayahnya. Hal ini dipandang petani berperan hanya sebagai figuran, dan bukan sebagai peran utama dimana petani masih bergantung kepada pemerintah, petani masih pasif dan belum dinamis, masih banyak menunggu, menghimbau dan meminta bantuan dari pemerintah, dan belum mandiri. Peranan aparat pun masih terlalu dominan sebagai pelaku pembangunan dan kurang memberikan ruang gerak kepada para petani untuk berperan aktif.


(20)

Dengan pendekatan partisipatif mendudukkan petani dan keluarganya sebagai subyek yang mandiri dan mampu menolong dirinya sendiri untuk dapat mencapai kesejahteraan keluarganya. Penerapan pendekatan partisipatif seperti Sekolah Lapang (SL) memberikan perubahan yang besar dalam penyuluhan dimana dengan metode penyuluhan partisipatif menerapkan prinsip belajar dari, oleh dan untuk petani, dimana dalam sekolah lapang petani dididik untuk menjadi ahli di lahan usahanya sendiri, petani menjadi ahli dalam mengelola ekologi di lahan usahataninya, petani mampu melakukan pengamatan, mengidentifikasi masalah dilahan usahataninya, menganalisis faktor-faktor penyebabnya, menyimpulkan dan menetapkan solusi pemecahan masalahnya serta memutuskannya sendiri. Dalam hal ini petani melakukan proses belajar berdasarkan pengalaman dan proses belajar menemukan sendiri (discovery-learning).

Penyuluhan partisipatif harus mampu mengembangkan kemampuan petani sebagai pengelola usaha taninya, pengelola program pembangunan pertanian diwilayahnya mulai dari kemampuan mengidentifikasi potensi dan masalah wilayahnya, menyusun perencanaannya, mengorganisasikannya, melaksanakannya dan mengendalikannya. Untuk itu petani perlu memiliki kemampuan untuk membangun jejaring kerjasama petani dalam kelembagaan di wilayahnya. Penyuluhan partisipatif harus mampu mengembangkan budaya organisasi dalam kehidupan petani. Oleh karena itu pengertian penyuluhan sekarang ini bukan hanya proses pendidikan bagi petani, tetapi meliputi kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan masyarakat pedesaan. Maka dari itu


(21)

pada penyuluhan pertanian ini merupakan bagian integral dari sistem pembangunan wilayah.

Sehingga di sinilah titik kritis (critical point) dimana penyuluhan partisipatif harus memiliki misi dan komitmen yang berpusat pada petani, pada keberdayaan dan kesejahteraan petani, karenanya pembangunan wilayah pun harus memiliki orientasi yang sama yakni berpusat pada masyarakat, pada keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. Seperti halnya pada Gapoktan Candi rahmad Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan ini mampu dalam pengembangan modal dan meningkatkan usahataninya, melalui program PUAP yang diberikan oleh pemerintah. Kegiatan PUAP di desa candi binangun gapoktan candi rahmad dengan penerapan pendekatan partisipatif melalui pendidikan dan pelatihan pemahaman pedesaan secara partisipatif (PRA) serta bimbingan penyuluh pendamping yang mampu mendorong petani gapoktan candi rahmad sukses.

Dimana PRA (Participatory Rural Appraisal) adalah ‘Participatory

Learning and Action’ (PLA) untuk memberikan pengertian bahwa penekanan dari

pendekatan partisipatif pada proses belajar masyarakat dengan melalui pengembangan kegiatan (aksi). Dengan demikian, lembaga pengembangan program selalu menitikberatkan pada proses pengalihan kemampuan pada masyarakat agar meningkatkan kemampuan untuk mengatasi masalah-masalahnya. (Ommani, 2011) menambahkan PRA (Participatory Rural Appraisal) is a research method the used visualization techniques and interviews to create information for the design of effective communication programs,


(22)

materials, media and methods for development purposes to ensure relevance and ownership by the farmers.

Kelompok tani merupakan ujung tombak Pembangunan pertanian dan Peranannya sangat stategis dalam mengembangkan usaha agribisnis yang lebih ekonomis dan efisien. Peranan kelompok dalam pembangunan pertanian menjadi pilar utama keberhasilan suatu kegiatan pembangunan. Melalui peranan kelompok dan fungsi GAPOKTAN yang kuat membawa petani GAPOKTAN Candi Rahmad dapat meningkatkan pendapatan anggota kelompoknya dan mampu menolong dirinya sendiri untuk dapat mencapai kesejahteraan keluarganya.

Kelompok Tani yang ada di lokasi penelitian Desa Candi Binangun Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan pada umumnya merupakan kelompok kerja gotong royong yang kemudian dikembangkan sebagai wadah penyuluhan pertanian. Adanya Program PUAP (pengembangan usaha agribisnis perdesaan) ke Desa Candi Binangun Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa Timur bukan saja menyalurkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) tetapi sekaligus membawa inovasi kelembagaan ekonomi untuk memberdayakan organisasi tani tersebut. Salah satu organisasi tani yang dapat mengadopsinya adalah GAPOKTAN Candi rahmad yang telah mengelola BLM PUAP tersebut untuk memfasilitasi pinjaman kepada para anggotanya untuk menjalankan usahataninya.

Pada Program PUAP ini masyarakat desa candi binangun berusaha untuk bisa mengembangkan usaha taninya, dimana dengan adanya penguatan gapoktan mempunyai makna yang strategis dalam mengupayakan peningkatan sumber daya


(23)

manusia khususnya para anggota kelompok tani. Adanya pembinaan SDM petani diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam segi aspek bisnis, manajerial, organisasi bisnis dan peningkatan wawasan agribisnis sehingga petani mampu membangun organisasi bisnisnya seperti Usaha GAPOKTAN Candi Rahmad yang mampu mensejahterakan anggota kelompoknya dan meningkatkan usahanya serta mampu dalam pemupukan modal anggota kelompok (Peningkatan pengembangan modal usahataninya).

Dengan berbagai uraian maka perlu diteliti faktor-faktor apakah yang dominan berpengaruh terhadap keberhasilan program PUAP pada GAPOKTAN Candi Rahmad di Pasuruan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah faktor Modal, Kemandirian POKTAN, Kepemimpinan dan SDM berpengaruh langsung terhadap Keberhasilan GAPOKTAN Candi Rahmad serta pengembangan POKTAN, Pengembangan GAPOKTAN dan partisipasi petani berpengaruh langsung terhadap Kemandirian POKTAN dan tidak langsung terhadap Keberhasilan PUAP GAPOKTAN Candi rahmad.

2. Bagaimanakah Keterkaitan antara faktor-faktor yang berpengaruh pada peningkatan keberhasilan GAPOKTAN Candi Rahmad dengan perkembangan modal / pendapatan anggota kelompok.

3. Bagaimanakah Tahapan kebijakan yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan anggota.


(24)

1.3 Tujuan

1. Mengidentifikasi faktor Modal, Kemandirian POKTAN, Kepemimpinan dan SDM berpengaruh langsung terhadap Keberhasilan PUAP GAPOKTAN Candi Rahmad serta pengembangan POKTAN, Pengembangan GAPOKTAN dan partisipasi petani berpengaruh langsung terhadap Kemandirian POKTAN dan berpengaruh tidak langsung terhadap Keberhasilan PUAP GAPOKTAN Candi rahmad.

2. Mengidentifikasi keterkaitan antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan keberhasilan GAPOKTAN Candi Rahmad dengan perkembangan modal / pendapatan anggota kelompok.

3. Mengetahui Tahapan kebijakan yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan anggota.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Adapun kegunaan teoritis dapat menambah khasanah keilmuan di bidang penyuluhan pertanian dalam pentingnya peranan kelompok dengan pendekatan partisipatif anggota kelompok tani yang menjadi tindak lanjut adanya perubahan perilaku petani.

1.4.2 Kegunaan Praktis


(25)

1. Bagi petani sebagai pelaku utama, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pengembangan usaha agribisnis pengolahan di bidang off farm.

2. Bagi pemerintah dan pihak yang terkait memberikan kejelasan kepada pihak-pihak yang terkait untuk mengambil sikap serta menentukan pilihan, dan bertindak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, untuk berpartisipasi mengembangkan kualitas sumber daya manusia petani sebagai subyek pembangunan di sektor pertanian, sesuai tuntutan pembangunan.

3. Bagi Kantor Ketahanan pangan dan Penyuluhan Pertanian (K2P3) setempat diharapkan dapat menjadi masukan dalam penyusunan kebijakan teknis yang berkenaan dengan pengembangan usaha olahan singkong serta masukan informasi untuk petani dalam pengembangan off farm lainnya di bidang pertanian.


(1)

Dengan pendekatan partisipatif mendudukkan petani dan keluarganya sebagai subyek yang mandiri dan mampu menolong dirinya sendiri untuk dapat mencapai kesejahteraan keluarganya. Penerapan pendekatan partisipatif seperti Sekolah Lapang (SL) memberikan perubahan yang besar dalam penyuluhan dimana dengan metode penyuluhan partisipatif menerapkan prinsip belajar dari, oleh dan untuk petani, dimana dalam sekolah lapang petani dididik untuk menjadi ahli di lahan usahanya sendiri, petani menjadi ahli dalam mengelola ekologi di lahan usahataninya, petani mampu melakukan pengamatan, mengidentifikasi masalah dilahan usahataninya, menganalisis faktor-faktor penyebabnya, menyimpulkan dan menetapkan solusi pemecahan masalahnya serta memutuskannya sendiri. Dalam hal ini petani melakukan proses belajar berdasarkan pengalaman dan proses belajar menemukan sendiri (discovery-learning).

Penyuluhan partisipatif harus mampu mengembangkan kemampuan petani sebagai pengelola usaha taninya, pengelola program pembangunan pertanian diwilayahnya mulai dari kemampuan mengidentifikasi potensi dan masalah wilayahnya, menyusun perencanaannya, mengorganisasikannya, melaksanakannya dan mengendalikannya. Untuk itu petani perlu memiliki kemampuan untuk membangun jejaring kerjasama petani dalam kelembagaan di wilayahnya. Penyuluhan partisipatif harus mampu mengembangkan budaya organisasi dalam kehidupan petani. Oleh karena itu pengertian penyuluhan sekarang ini bukan hanya proses pendidikan bagi petani, tetapi meliputi kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan masyarakat pedesaan. Maka dari itu


(2)

pada penyuluhan pertanian ini merupakan bagian integral dari sistem pembangunan wilayah.

Sehingga di sinilah titik kritis (critical point) dimana penyuluhan partisipatif harus memiliki misi dan komitmen yang berpusat pada petani, pada keberdayaan dan kesejahteraan petani, karenanya pembangunan wilayah pun harus memiliki orientasi yang sama yakni berpusat pada masyarakat, pada keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. Seperti halnya pada Gapoktan Candi rahmad Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan ini mampu dalam pengembangan modal dan meningkatkan usahataninya, melalui program PUAP yang diberikan oleh pemerintah. Kegiatan PUAP di desa candi binangun gapoktan candi rahmad dengan penerapan pendekatan partisipatif melalui pendidikan dan pelatihan pemahaman pedesaan secara partisipatif (PRA) serta bimbingan penyuluh pendamping yang mampu mendorong petani gapoktan candi rahmad sukses.

Dimana PRA (Participatory Rural Appraisal) adalah ‘Participatory Learning and Action’ (PLA) untuk memberikan pengertian bahwa penekanan dari pendekatan partisipatif pada proses belajar masyarakat dengan melalui pengembangan kegiatan (aksi). Dengan demikian, lembaga pengembangan program selalu menitikberatkan pada proses pengalihan kemampuan pada masyarakat agar meningkatkan kemampuan untuk mengatasi masalah-masalahnya. (Ommani, 2011) menambahkan PRA (Participatory Rural Appraisal) is a research method the used visualization techniques and interviews to create information for the design of effective communication programs,


(3)

materials, media and methods for development purposes to ensure relevance and ownership by the farmers.

Kelompok tani merupakan ujung tombak Pembangunan pertanian dan Peranannya sangat stategis dalam mengembangkan usaha agribisnis yang lebih ekonomis dan efisien. Peranan kelompok dalam pembangunan pertanian menjadi pilar utama keberhasilan suatu kegiatan pembangunan. Melalui peranan kelompok dan fungsi GAPOKTAN yang kuat membawa petani GAPOKTAN Candi Rahmad dapat meningkatkan pendapatan anggota kelompoknya dan mampu menolong dirinya sendiri untuk dapat mencapai kesejahteraan keluarganya.

Kelompok Tani yang ada di lokasi penelitian Desa Candi Binangun Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan pada umumnya merupakan kelompok kerja gotong royong yang kemudian dikembangkan sebagai wadah penyuluhan pertanian. Adanya Program PUAP (pengembangan usaha agribisnis perdesaan) ke Desa Candi Binangun Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa Timur bukan saja menyalurkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) tetapi sekaligus membawa inovasi kelembagaan ekonomi untuk memberdayakan organisasi tani tersebut. Salah satu organisasi tani yang dapat mengadopsinya adalah GAPOKTAN Candi rahmad yang telah mengelola BLM PUAP tersebut untuk memfasilitasi pinjaman kepada para anggotanya untuk menjalankan usahataninya.

Pada Program PUAP ini masyarakat desa candi binangun berusaha untuk bisa mengembangkan usaha taninya, dimana dengan adanya penguatan gapoktan mempunyai makna yang strategis dalam mengupayakan peningkatan sumber daya


(4)

manusia khususnya para anggota kelompok tani. Adanya pembinaan SDM petani diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam segi aspek bisnis, manajerial, organisasi bisnis dan peningkatan wawasan agribisnis sehingga petani mampu membangun organisasi bisnisnya seperti Usaha GAPOKTAN Candi Rahmad yang mampu mensejahterakan anggota kelompoknya dan meningkatkan usahanya serta mampu dalam pemupukan modal anggota kelompok (Peningkatan pengembangan modal usahataninya).

Dengan berbagai uraian maka perlu diteliti faktor-faktor apakah yang dominan berpengaruh terhadap keberhasilan program PUAP pada GAPOKTAN Candi Rahmad di Pasuruan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah faktor Modal, Kemandirian POKTAN, Kepemimpinan dan SDM berpengaruh langsung terhadap Keberhasilan GAPOKTAN Candi Rahmad serta pengembangan POKTAN, Pengembangan GAPOKTAN dan partisipasi petani berpengaruh langsung terhadap Kemandirian POKTAN dan tidak langsung terhadap Keberhasilan PUAP GAPOKTAN Candi rahmad.

2. Bagaimanakah Keterkaitan antara faktor-faktor yang berpengaruh pada peningkatan keberhasilan GAPOKTAN Candi Rahmad dengan perkembangan modal / pendapatan anggota kelompok.

3. Bagaimanakah Tahapan kebijakan yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan anggota.


(5)

1.3 Tujuan

1. Mengidentifikasi faktor Modal, Kemandirian POKTAN, Kepemimpinan dan SDM berpengaruh langsung terhadap Keberhasilan PUAP GAPOKTAN Candi Rahmad serta pengembangan POKTAN, Pengembangan GAPOKTAN dan partisipasi petani berpengaruh langsung terhadap Kemandirian POKTAN dan berpengaruh tidak langsung terhadap Keberhasilan PUAP GAPOKTAN Candi rahmad.

2. Mengidentifikasi keterkaitan antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan keberhasilan GAPOKTAN Candi Rahmad dengan perkembangan modal / pendapatan anggota kelompok.

3. Mengetahui Tahapan kebijakan yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan anggota.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Adapun kegunaan teoritis dapat menambah khasanah keilmuan di bidang penyuluhan pertanian dalam pentingnya peranan kelompok dengan pendekatan partisipatif anggota kelompok tani yang menjadi tindak lanjut adanya perubahan perilaku petani.

1.4.2 Kegunaan Praktis


(6)

1. Bagi petani sebagai pelaku utama, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pengembangan usaha agribisnis pengolahan di bidang off farm.

2. Bagi pemerintah dan pihak yang terkait memberikan kejelasan kepada pihak-pihak yang terkait untuk mengambil sikap serta menentukan pilihan, dan bertindak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, untuk berpartisipasi mengembangkan kualitas sumber daya manusia petani sebagai subyek pembangunan di sektor pertanian, sesuai tuntutan pembangunan.

3. Bagi Kantor Ketahanan pangan dan Penyuluhan Pertanian (K2P3) setempat diharapkan dapat menjadi masukan dalam penyusunan kebijakan teknis yang berkenaan dengan pengembangan usaha olahan singkong serta masukan informasi untuk petani dalam pengembangan off farm lainnya di bidang pertanian.