Computer Vision Syndrome

COMPUTER VISION SYNDROME

NURCHALIZA HAZARIA SIREGAR
NIP.19700908 200003 2 001

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN...................................................................................................................1
DEFINISI,FREKUENSI,ETIOLOGI......................................................................................2
GAMBARAN KLINIS........................................................................................................... 3
DIFFERENTIAL DIAGNOSA...............................................................................................7
PENATALAKSANAAN........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11


ii
Universitas Sumatera Utara

COMPUTER VISION SYNDROME

Pendahuluan
Komputer adalah salah satu penemuan yang paling mengangumkan di abad ke-20. Namun
pengguna komputer menghadapi masalah baru di tempat kerja dan sistem sekolah. Dengan
waktu bekerja yang lama di depan monitor komputer, gejala sistemik dan kelainan pada mata
dapat terjadi.1,2
Menurut United States Bureau of Labor Statistics, komputer digunakan di United States, oleh
100 juta orang dalam pekerjaan mereka sehari-hari. Menurut National Center pada Education
Statistics, 95% dari sekolah-sekolah dan 62% dari semua kelas di United States mempunyai
komputer sejak tahun 1999.2 Pada penelitian, keluhan penglihatan dilaporkan 75% pada
pengguna komputer yang bekerja 6-9 jam di depan layar komputer dan 50% pada pekerja
lainnya.1
Kebutuhan akan penggunaan komputer di perusahaan atau keperluan pribadi membuat
seseorang harus berlama-lama di depan komputer. Kebiasaan berlama-lama di depan
komputer lambat laun akan mengganggu kesehatan sehingga sering kali muncul keluhankeluhan mulai dari pusing, mata berair, leher dan punggung kaku. Banyak yang menduga hal
ini disebabkan karena rasa tegang dan stres akibat pekerjaannya dan hal ini dianggap wajar.

Padahal, keluhan tersebut bisa saja diakibatkan karena penggunaan komputer yang terlalu
lama dan jika dibiarkan akan mengganggu kesehatan.3
Gangguan pada mata sering juga disebut sebagai computer vision syndrome. Gejala yang
timbul pada gangguan ini seperti nyeri atau sakit kepala, dry eye, iritasi, dan mata lelah.1-5
Gangguan ini dapat mengakibatkan kemampuan fokus mata menjadi lemah, penglihatan
kabur, pandangan ganda, dan disorientasi warna.3
Riwayat dan pemeriksaan dapat menyatakan korelasi antara pengguna komputer dan keluhan
atau kelainan pada mata. Terapi terbaik yaitu dengan pendekatan multi-directional termasuk
modifikasi pada pekerja ergonomik, koreksi kacamata, cahaya, faktor-faktor lingkungan dan
jam istirahat dari video screen. Selanjutnya kita lebih mengerti tentang sindroma ini, kita
harus lebih lanjut melindungi kesehatan mata kita dan dengan demikian dapat mencegah
kejadian ini pada abad ke- 21.1-5
1
Universitas Sumatera Utara

Definisi
Computer vision syndrome (CVS) adalah gejala-gejala kelainan pada mata yang terjadi di
antara para pengguna komputer. Gejala pada mata berkaitan dengan sindroma termasuk
penurunan penglihatan, mata lelah, rasa terbakar, perih, dan silau.1-5


Frekuensi
Keluhan mata pada para pengguna komputer mempunyai persentase yang besar, ini diketahui
dari pemeriksaan mata. Menurut Thompson, prevalensi gejala okular pada pengguna
komputer, sebagian mengalami computer vision syndrome, rata-rata 25-93%.1,4,5
Penelitian oleh Sheedy dan kawan-kawan menunjukkan 1 dari 6 pasien memerlukan
pemeriksaan matanya mempunyai masalah yang berhubungan dengan komputer. Biaya
pemeriksaan mata dan membuat kacamata yang dipakai pada saat menggunakan komputer
mendekati 2 milyar, walaupun belum tentu secara langsung menyebabkan computer vision
syndrome.2
Hales dan kawan-kawan melaporkan bahwa kira-kira 22% dari pengguna komputer
mempunyai masalah seperti masalah pada leher, masalah bahu, dan atau carpal tunnel
syndrome 2,6
Etiologi
Penyebab computer vision syndrome (CVS) adalah multi faktor. Beberapa pendapat
menyebutkan pengguna komputer ini sebagai sindroma. Faktor-faktor yang merupakan
penyebab antara lain lingkungan, personal atau kombinasi dari keduanya. 2
Faktor lingkungan
Para pengguna komputer melihat monitor pada sudut pandang tertentu. Terdapat banyak
variasi sudut pada penempatan posisi kerja dan meja komputer. Selain itu, cahaya dan
sumber pencahayaan di tempat kerja jarang diperhatikan. 2,3,7


Universitas Sumatera Utara

Faktor personal
Kelainan refraksi yang tidak dikoreksi dapat menyebabkan CVS yang berhubungan dengan
kelelahan karena penglihatan. Pengguna komputer yang telah mengalami presbiopia pada
usia pertengahan dan tua, presbiopianya akan bertambah parah saat melihat dekat dan jarak
tertentu, hal ini membutuhkan jarak kerja yang bervariasi pada para pengguna komputer.2
Bekerja dalam waktu lama melihat monitor komputer menjadi faktor resiko yang bisa juga
menyebabkan pengguna komputer mempunyai keluhan pada mata. Seorang akuntan atau
sekretaris bisa duduk sedikitnya 6 jam setiap harinya di depan komputer. Seorang desainer
atau programer mungkin tidak cukup 6-8 jam untuk menyelesaikan pekerjaan bahkan sehari
penuh atau sampai malam hari. Demikian juga seorang anak yang sedang asyik dengan gamenya. Selain itu, pasien dengan dry eye mempunyai gejala eksaserbasi pada saat menggunakan
komputer.2,3,8
Faktor kombinasi
Pengguna komputer dengan presbiopia atau dry eye (faktor personal) dan pengguna komputer
dengan posisi leher ekstensi ( faktor lingkungan ) dapat mempunyai gejala dari sindroma ini.
Gambaran Klinis
Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh komputer secara garis besar dibagi menjadi 3
bagian yaitu gangguan pada bagian mata dan kepala, gangguan pada lengan dan tangan, serta

gangguan pada leher, pundak dan punggung. Gangguan pada mata sering juga disebut sebagai
computer vision syndrome.3,6
Gejala yang timbul pada gangguan ini seperti nyeri atau sakit kepala, dry eye, iritasi, mata
lelah, rasa terbakar, dan mata terasa perih. Gangguan ini dapat mengakibatkan kemampuan
fokus mata menjadi lemah, penglihatan kabur, pandangan ganda, dan disorientasi warna. 1-10
Beberapa individu yang mempunyai gangguan penglihatan ringan, seperti kesulitan
akomodasi atau masalah penglihatan binokular tidak menimbulkan keluhan bila melakukan
pekerjaan yang tidak memerlukan keseriusan penglihatan. Namun penggunaan komputer
dalam waktu lama dapat menyebabkan berkurangnya daya akomodasi, penggeseran titik
dekat konvergensi dan foria pada penglihatan dekat. Hal inilah yang menimbulkan kelemahan
fungsi visual.1,2

Universitas Sumatera Utara

Tabel : gejala-gejala penglihatan yang berkaitan dengan diagnosis umum
( sumber : Blehm C, Vishnu S, Khattak A, Mitra S, Yee RW, Computer Vision Syndrome,
University of Texas at Houston, Elsevier, 2005, page : 254)

Kategori gejala
Asthenopia


Yang berkaitan dengan
permukaan mata

Gejala
mata tegang
mata lelah
mata nyeri
dry eye

Diagnosa
binocular vision
akomodasi

mata berair
mata iritasi
masalah dengan lensa kontak

Visual


penglihatan kabur
fokus perlahan berubah
melihat ganda
presbiopia

kesalahan refraksi
akomodasi
binocular vision

Extraocular

sakit leher
sakit tulang belakang

koreksi presbiopia
skrining lokasi
komputer

sakit bahu


Gejala yang berkaitan dengan permukaan mata
Keluhan yang selalu dirasakan para pengguna komputer adalah dry eye, rasa terbakar,
berpasir, atau mata terasa berat. Mata yang digunakan bisa berair sebagai usaha untuk
mengembalikan keseimbangan kimia dan sebagai lubrikasi serta membasahi kembali
permukaan mata. Dry eye dapat menyebabkan mata lelah, sebagaimana digambarkan oleh
pengguna komputer yang mengalami penurunan jumlah berkedip dan paparan permukaan
mata yang berlangsung lama menyebabkan mata kering. Suatu pendapat menyatakan rata-rata
kedipan berkurang lebih lanjut pada tempat yang gelap, yang menimbulkan kesulitan untuk
membaca dan mempercepat timbulnya dry eye sehingga mata menjadi lelah. Adapun faktorfaktor yang dapat mempengaruhi permukaan mata menjadi kering adalah 1,2,4,5,8
1. Faktor lingkungan
Kornea sangat sensitif terhadap lingkungan dengan udara kering, ventilasi, debu,
kontaminasi bangunan, dan lain-lain
2. Berkurangnya jumlah kedipan

Universitas Sumatera Utara

Orang normal berkedip antara 10-15 x/menit. Penelitian menunjukkan bahwa pada
pengguna komputer rata-rata berkedip di bawah normal. Penurunan rata-rata berkedip
pada komputer menurunkan kualitas tear film dan stress kornea sementara yang dapat
menyebabkan gejala dry eye.

3. Meningkatnya paparan
Membaca teks tulisan pada kertas normal dilakukan dengan melihat ke bawah. Hal ini
menyebabkan kelopak mata menutupi sebagian besar permukaan mata, sehingga
mengurangi evaporasi air mata. Hal yang berlawanan terjadi pada pengguna komputer
dimana biasanya melihat pada arah horizontal. Hal ini menyebabkan lebar fissura
palpebra dan meluasnya permukaan mata yang terpapar yang berpengaruh evaporasi.
4. Jenis kelamin
Prevalensi mata kering sedikit lebih tinggi pada wanita daripada pria
5. Usia
Produksi air mata menurun seiiring usia. Walaupun mata kering dapat terjadi pada
berbagai usia baik wanita maupun pria, wanita yang sudah menopause paling banyak
dipengaruhi oleh dry eye.
6. Penyakit-penyakit sistemik dan penyakit sindroma yang berkaitan dengan dry eye.
Dry eye berkaitan dengan variasi penyakit sistemik. Sjogren syndrome, mulut kering,
rheumatoid arthritis dan beberapa penyakit autoimun yang berhubungan dengan
dry eye.
7. Obat-obat sistemik
Beberapa obat-obat sistemik dapat menyebabkan dry eye seperti diurerik, antihistamin, psikotropik dan anti hipertensi
8. Penggunaan lensa kontak
Beberapa


individu

yang

menggunakan

lensa

kontak

banyak

menderita

ketidaknyamanan pada mata. Kenyamanan lensa kontak tergantung lubrikasi pada
mata
9. Kondisi mata
Disfungsi kelenjar, yang menghasilkan tear film dapat juga berperan dalam terjadinya
dry eye. Kelainan yang paling sering, blefaritis anterior mengenai kelenjar meibom

yang menghasilkan lapisan lipid dari permukaan mata. Berkurangnya lapisan lipid
secara

adekuat

mempercepat

evaporasi

tear

film

yang

menimbulkan

ketidaknyamanan.

Universitas Sumatera Utara

10. Kosmetik
Pemakaian kosmetik yang salah dapat menyumbat sekresi minyak dari kelenjar
meibom.

Hal

ini

mempercepat

evaporasi

tear

film

dan

menyebabkan

ketidaknyamanan.

Gangguan yang terjadi pada lengan dan telapak tangan dapat dirasakan mulai dari
pergelangan tangan (karena gangguan pada otot tendon di bagian pergelangan), nyeri siku,
sampai terjadi cidera yang lebih serius seperti carpal tunnel syndrome, yaitu terjepitnya
syaraf di bagian pergelangan yang menyebabkan nyeri di sekujur tangan. Cedera ini harus
segera diatasi sebelum terlambat, karena pada stadium lanjut tindakan operasi terpaksa harus
dilakukan. Kelompok gangguan lainnya berupa nyeri pada bagian leher, pundak, punggung,
dan pinggang. Nyeri di bagian ini sering pula mengakibatkan gangguan nyeri di bagian paha
dan betis.2,3
Untuk dua kelompok yang terakhir, biasanya disebabkan oleh gerakan berulang pada satu
bagian tubuh tertentu dan posisi duduk yang lama dan menetap atau dikenal dengan istilah
RSI (repetitive strain injury). Posisi kita dalam bekerja, posisi meja kerja, perangkat kerja
seperti monitor, mouse, dan keyboard sangat berpengaruh akan timbulnya RSI ini. 3
Panyebab patifisiologi kelainan non okular seperti sakit kepala, sakit bahu, leher dan
punggung dapat disebabkan oleh mekanisme permukaan okular, mekanisme akomodasi dan
mekanisme ekstraokular. 1
Pemeriksaan Klinis
1. Anamnese : diperlukan anamnese yang detail tentang keluhan-keluhan yang telah
disebutkan di atas.
2. Pemeriksaan oftalmologi : pasien dengan CVS sebaiknya menjalani pemeriksaan
secara lengkap termasuk :
-

Koreksi tajam penglihatan terbaik pada penglihatan dekat, intermediate, dan jauh.

-

Adanya kelainan refraksi pada penglihatan dekat, intermediate, dan jauh – pengguna
komputer bisa menderita kelainan refraksi, termasuk presbiopia

-

Pemeriksaan slit lamp untuk mengevaluasi tear meniscus dan corneal staining
 Pasien dengan sindroma ini bisa juga menderita keratitis pungtata superfisial
 Sebaiknya dilakukan evaluasi katarak

Universitas Sumatera Utara

-

Evaluasi peningkatan tekanan intra okular

-

Pemeriksaan funduskopi untuk mengevaluasi nervus optik, pembuluh darah, makula,
dan retina perifer

-

Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dapat menyebabkan penglihatan kabur,
asthenopia, mata lelah, dan sakit kepala. Walaupun presbiopia dapat menggunakan
kacamata bifokal, posisi mereka harus fokus terhadap monitor, cara membaca
material, keyboard, yang mana biasanya diletakkan pada jarak intermediate. Posisi
leher yang ekstensi dalam waktu lama dapat menyebabkan sakit leher dan pusing
kepala yang merupakan bagian dari sindroma ini.

-

Kelainan-kelainan dengan intrafisura palpebra yang luas atau retraksi kelopak mata,
seperti penyakit thyroid menyebabkan peningkatan evaporasi air mata.

-

Jumlah berkedip berkurang : penelitian oleh Yaginuma et al dan Petel et al
menunjukkan pengguna komputer berkedip hanya 4x/menit. Rata-rata jumlah
berkedip berkurang pada pengguna komputer mungkin karena suatu pekerjaan yang
serius untuk tatapan yang penuh perhatian pada monitor komputer

-

Faktor-faktor kombinasi : pengguna komputer dengan presbiopia memerlukan
ekstensi leher untuk melihat monitor dengan memakai kacamata bifokal. Gejala bisa
berulang dengan posisi melihat ke arah atas pada monitor komputer. 2,3

3. Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi hormonal, seperti thyroid profile dan sex hormon kadang diperlukan 2
4. Imaging studies
X-ray film pada leher bisa diperlukan untuk mengevaluasi cervical vertebral
curvature pada pasien dengan keluhan sakit leher. Konsultasi orthopedic atau MRI
Scans pada pergelangan tangan untuk mengevaluasi kemungkinan carpal tunnel
syndrome untuk evaluasi diagnostik secara lengkap.2,6

Diffrensial Diagnosa :
-

Dry Eye Syndrome

-

Kelainan refraksi

-

presbiopia

Universitas Sumatera Utara

-

Blepharitis

-

Conjungtivitis allergic 2,9

Panatalaksanaan
Pemeriksaan awal dan koordinasi evaluasi multisistem pada pasien dengan computer vision
syndrome (CVS). Kesadaran terhadap penemuan kelainan okular dan sistemik adalah penting
untuk penatalaksanaan pada pasien-pasien dengan sindroma ini.2
Tanpa ada keraguan, terapi CVS memerlukan pendekatan dari berbagai arah karena adanya
keluhan yang bervariasi di antara pengguna komputer. Setelah pasien sembuh penting
memperhatikan terapi okular sebagaimana pentingnya mengatur tempat kerja yang digunakan
dan kebiasaan pada pendekatan ergo-ophthalmologic.1,3,7
a. Pencahayaan
Pencahayaan yang lengkap dalam area kerja memungkinkan pengguna komputer
memanfaatkan kenyamanan penglihatan dan pelaksanaan kerja. Lingkungan yang
ideal dengan keadaan terang yang stabil diseluruh penjuru lapangan pandang
pengguna komputer. Cahaya dari jendela yang berlebihan sebaiknya di tutup
dengan tirai, menutup jendela, atau mewarnai jendela dengan warna lembut. Jika
ada suatu tempat khusus yang terang pada lapang pandangan yang tidak dapat
dihindari, maka kita dapat mengubah arah tempat kerja pada posisi yang lebih
menguntungkan yang dapat memberikan rasa nyaman. 1,3,7
Jenis pencahayaan juga penting. Suatu penelitian fokus pada kemampuan
penglihatan dalam bekerja dengan sumber pencahayaan yang berbeda. Setelah
membandingkan cahaya alami, lampu pijar, lampu sodium, dan lampu mercuri,
dan ditemui bahwa lampu sodium adalah yang paling adekuat untuk kemampuan
fungsional yang tinggi dari analisa penglihatan.1
Cahaya yang digunakan bola lampu pijar adalah lebih cerah, lebih nyaman pada
mata dan menyebabkan sedikit silau dan mata terasa lelah. Cahaya kerja biasanya
terlalu terang, hal ini penting memperhatikan posisi cahaya tidak langsung masuk
ke dalam mata atau di atas screen komputer yang dapat menyebabkan silau. 1,3
b. Posisi komputer

Universitas Sumatera Utara

Pengguna komputer biasanya di duga karena posisinya yang tidak nyaman.
Dahulu disebutkan, postur tubuh yang memutar balik dapat menyebabkan sakit
pada punggung, leher dan bahu.1,3,6
Dahulu jarak mata ke screen 16 hingga 30 inci. Penelitian menyarankan jarak 3540 inci dapat menyebabkan sedikit keluhan mata lelah. Direkomendasikan bahwa
screen sebaiknya ditempatkan 10 hingga 20 derajat di bawah mata. Apabila screen
lebih tinggi, pengguna komputer biasanya memiringkan kepala mereka, yang
dapat menyebabkan otot trapezius dan otot leher terkilir.1
c. Waktu istirahat
Penelitian menunjukkan bahwa waktu istirahat yang teratur, bermanfaat untuk
kerja yang lebih efisien. The Nasional Institute of Occupational Safety and Health
menyatakan bahwa waktu istirahat yang singkat dengan jumlah yang sering dapat
menurunkan ketidaknyamanan para pekerja dan meningkatkan produktifitas
dibanding istirahat 15 menit pada pagi dan sore hari.1
Waktu kerja yang lama tanpa istirahat dapat menyebabkan keluhan pada mata.
Kenyataannya bahwa kerja lebih dari 4 jam di depan komputer dapat
menyebabkan astenophia. Istirahat yang sering disarankan untuk memulihkan dan
relaksasi sistem akomodasi dengan demikian mencegah rasa lelah pada mata.
Dipercayai bahwa melihat ke arah objek yang jauh 2x dalam satu jam selama
menggunakan komputer cukup untuk mencegah kelelahan penglihatan.1,2
d. Lubricating drops
Yang paling sederhana dan jenis-jenis terapeutik dari terapi adalah lubricating eye
drops yang dapat meringankan gejala dry eye yang disebabkan oleh kurangnya
frekuensi kedipan mata. Menurut Abelson, Tear substitusi dapat diberikan secara
periodik untuk membasahi permukaan bola mata, yang dapat membantu
meningkatkan volume air mata dan memelihara keseimbangan garam dan
keasaman dalam memandang dan melihat. Penelitian di Jepang, menyatakan
bahwa mayoritas pengguna self-medicating eye drop bermanfaat sebagai efek
terapeutik. Penelitian lain menyebutkan bahwa viscositas air mata yang tinggi
lebih menguntungkan dari pada larutan garam. Walaupun walaupun cairan
viscositas yang lebih tinggi tidak mengubah rata-rata berkedip, interval berkedip
normal dan mengurangi ketidaknyamanan pada mata lebih efisien daripada larutan
garam sebelum menggunakan komputer.1,2,4

Universitas Sumatera Utara

Terapi obat obatan untuk gejala dry eye yang merupakan bagian dari sindroma ini
antara lain :

lubrikasi topikal, cyclosporin A opthalmic emulsion, punctal

occlusion.2
e. Computer eyeglasses
Bagian yang harus diperhatikan pada para pengguna komputer, untuk menentukan
suatu terapi, biasanya dalam bentuk kacamata adalah spesifik yang digunakan
dalam pekerjaan dengan menggunakan komputer.1,2,10

Proper body positioning for computer use.

Pembedahan
Pembedahan diindikasikan untuk pasien-pasien dengan sindroma dry eye dan juga pada
pasien dengan CVS. Punctal plug insertion dapat bermanfaat pada beberapa pasien2
Konsultasi
Sejak beberapa faktor ergonomik menunjukkan adanya CVS, konsultasi ahli diperlukan pada
tempat kerja, termasuk evaluasi wilayah tempat kerja 2
Orthopedic dan atau evaluasi terapi fisikal adalah sangat penting dalam mendiagnosis dan
memberikan penatalaksanaan pada cervical myositis dan carpal tunnel syndrome pada
pasien–pasien dengan sindroma ini.2,6

Universitas Sumatera Utara

Daftar Pustaka

1. Blehm C, Vishnu S, Khattak A, Mitra S, Yee RW, Computer Vision Syndrome:
areview. Surv Ophthalmol, University of Texas at Houston, Elsevier, May-Jun 2005,
page : 253-62
2. Computer Vision Syndrome at http://emedicine.medscape.com/article/1229858-print
3. Maryono Dwi, Theory and Application of ICT, Penerbit Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, Jakarta, 2009, hal 95-102
4. Barar A, Apatachioaie ID, Apatachioaie C, Marceanu-Brasov L, Ophthalmologist
and “computer vision syndrome”, oftalmologia, 2007, page : 104-9
5. Bali J, Navin N, Thakur BR, Computer Vision Syndrome : a study of the knowledge,
attitudes and practices in Indian ophthalmologists. Indian J Ophthalmol. Jul-Aug
2007,55(4) : 289-94
6. The Relationship of Computer Vision Syndrome to Musculoskeletal Disorders at
http://www.aoa.org/x5378.xml
7. Santosa I, Interaksi Manusia dan Komputer, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2004,
hal 9-112
8. American Academy of Ophthalmology : External Diseasi and Cornea in Basic and
Clinical Science Course, Section 8, Chapther 5, 2009-2010. Page 71-92
9. American Academy of Ophthalmology : Clinical Optics in Basic and Clinical Science
Course, Section 3, Chapther , 2008-2009. Page 121
10. Criteria for Determining Whether the Need for Eyeglasses or Opther Treatment is
Related to Computer Use at http://www.aoa.org/x5381.xml

Universitas Sumatera Utara