Metode Eksperimen METODE PENELITIAN

30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Eksperimen

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Desain eksperimen adalah evaluasi secara serentak dua atau lebih faktor atau parameter terhadap kemampuannya untuk mempengaruhi rata-rata hasil atau variabilitas hasil gabungan dari karakteristik produk atau proses tertentu. Untuk mengetahui pengaruh faktor atau parameter terhadap rata-rata hasil secara efektif, selanjutnya dianalisis untuk menentukan faktor mana yang berpengaruh serta mengetahui hasil maksimal yang dapat diperoleh. Metode eksperimen yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen faktorial. Eksperimen faktorial adalah salah satu metode yang banyak dipakai dalam eksperimen yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan, sehingga bisa menekan biaya dan sumber daya seminimal mungkin. Metode ini digunakan untuk memberikan formulasi lay out pengujian, mengetahui kondisi optimal dari parameter pemesinan, dan mengetahui pengaruh performansi dari parameter pemesinan terhadap kekasaran permukaan. Eksprimen faktorial mempunyai keunggulan yaitu dapat melihat seluruh kombinasi yang ada Sembiring. 2003: 200. Langkah-langkah penyusunan eksperimen faktorial sebagai berikut: 1. Pemilihan faktor terkendali dan tidak terkendali. Faktor terkendali adalah faktor yang ditetapkan atau dikendalikan selama tahap perancangan. Faktor tidak terkendali adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan. Sesuai perumusan masalah, pada percobaan ini faktor terkendali yang digunakan yaitu: a. Kecepatan potong cutting speed. b. Laju pemakanan feed rate. c. Kedalaman pemakanan dept of cut. d. Jarak penarikan pahat retract. Faktor tidak terkendali yang digunakan adalah waktu proses pada pemesinan CNC turning. 2. Penentuan jumlah level dan nilai level faktor Eksperimen ini menggunakan dua level untuk setiap faktor, dengan mengasumsikan setiap level mewakili kondisi low -1 dan high +1. Nilai setiap faktor didasarkan pada rekomendasi bahan, alat potong, dan penggunaan di lapangan. Tabel 2. Faktor Parameter dan Level Penelitian. kode Parameter faktor Level faktor -1 +1 A B C D Cutting speed mmin Feed rate mmrev Dept of cut mm Retract mm 140 0.4 0.5 1 160 0.8 1 2 3. Pemilihan matriks orthogonal orthogonal array Matriks orthogonal adalah suatu matrik yang elemen–elemennya disusun menurut baris dan kolom. Kolom merupakan faktor yang dapat diubah dalam eksperimen. Baris merupakan kombinasi level dari faktor dalam eksperimen. Deengan prinsip full factorial, dalam penelitian ini percobaan dengan 2 level dan faktor yang diuji berjumlah 4 faktor, maka harus dipersiapkan 2 4 atau 16 kali percobaan. Kombinasi kolom A cutting speed dibuat penggantian setiap 1 2 baris. Kombinasi kolom B feed rate dibuat penggantian setiap 2 2 1 baris. Kombinasi kolom C depth of cut dibuat penggantian setiap 4 2 2 baris. Kombinasi kolom D retract dibuat penggantian setiap 8 2 3 baris. Tabel 3. Desain Kombinasi Parameter Percobaan. No Parameter faktor cutting speed feed rate dept of cut Retract A B C D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 140 160 140 160 140 160 140 160 140 160 140 160 140 160 140 160 0.4 0.4 0.8 0.8 0.4 0.4 0.8 0.8 0.4 0.4 0.8 0.8 0.4 0.4 0.8 0.8 0.5 0.5 0.5 0.5 1 1 1 1 0.5 0.5 0.5 0.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2

B. Variabel Penelitian