PERBANDINGAN KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) DAN KADAR BUNUH MINIMUM (KBM) GENTAMISIN DAN SEFOTAKSIM TERHADAP Escherichia coli DI LABORATORIUM BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG JANUARI 2013

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Escherichia coli tersebar diseluruh dunia dan ditularkan bersama air,

makanan yang terkontaminasi oleh feses atau akibat adanya benda asing, misalnya
pemasangan kateter. Infeksi dari Escherichia coli ini dapat menimbulkan
gastroenteritis, infeksi saluran kemih, infeksi nosokomial atau appendicitis.
Infeksi inilah yang menjadi masalah utama baik di negara maju maupun di negara
berkembang (Jawetz, 2008).
Penyebab terbanyak yang sering ditimbulkan oleh Escherichia coli adalah
diare dan infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi terbanyak
kedua yang dapat mengenai segala usia (Theivendirarajah, 2005).
Dari kuman gram negatif ternyata Escherichia coli menduduki tempat
teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiella, Enterobacter dan
Pseudomonas (Putri, 2010).
Pada kuman patogen Escherichia coli telah berkembang resistensinya
terhadap satu atau lebih antimikroba. Resistensi tersebut terjadi karena

penggunaan antibiotika yang tidak rasional. Antibiotik yang tidak rasional adalah
penggunaan antibiotik dengan indikasi yang tidak jelas, dosis atau lama
pemakaian yang tidak sesuai serta pemakaian antibiotik secara berlebihan. Pada
dasarnya antibiotik diberikan apabila penanganan secara non farmakologis tidak
memberikan efek. Contohnya, pada kasus diare, pemerintah telah mencanangkan
program lima langkah tuntaskan diare (Lintas Diare). Lintas diare tersebut

1

2

meliputi, pemberian oralit, zinc, ASI/makanan, antibiotik dan pemberian nasehat.
Di mana penggunaan antibiotik merupakan langkah keempat setelah pemberian
cairan, zinc dan makanan (Kemenkes RI, 2011).
Perubahan pola resistensi ini tentu akan mengubah jenis antimikroba yang
digunakan. Pemilihan antimikroba yang akan digunakan tergantung dari hasil
kultur, hasil tes kepekaan mikroba, sistem imun tubuh hospes dan faktor biaya
pengobatan. Dalam praktek sehari-hari tidak mungkin melakukan pemeriksaan
biakan pada setiap terapi penyakit infeksi. Dengan membuat perkiraan kuman
penyebab dan pola kepekaannya, maka dapat diperoleh antimikroba yang tepat

(Tatag, 2006).
Escherichia coli merupakan salah satu bakteri yang sensitif terhadap
antibiotik gentamisin dan sefotaksim. Dari semua obat golongan aminoglikosida,
gentamisin yang mempunyai ikatan protein terendah. Dan dari semua golongan
sefalosporin generasi ketiga, sefotaksim yang memiliki waktu paruh terendah
yaitu 1,1%, ikatan protein plasma 40-50% dan ekskresinya 90% (Istiantoro,
2009).
Pada penelitian ini, dipilih gentamisin dan sefotaksim karena dari hasil
penelitian di Departemen Mikrobiologi FKUI nilai kepekaan Escherichia coli
terhadap gentamisin pada tahun 2003-2004 adalah 85,7% dan di tahun 2005-2006
nilai kepekaannya 69% sehingga masih cenderung sensitif. (Yulika, 2009).
Sedangkan nilai kepekaan Escherichia coli terhadap sefotaksim pada tahun 20012002 adalah 80% (Refdanita, 2004) dan di RS dr. Kariadi Semarang tahun 2004
nilai kepekaannya 63,33% (Tatag, 2006). Sedangkan di tahun 2013 belum

3

didapatkan penelitian nilai kepekaan gentamisin dan sefotaksim terhadap
Escherichia coli.
Berdasarkan


hal

di

atas,

maka

dilakukan

penelitian

mengenai

perbandingan Kadar Hambar Minimun (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum
(KBM) gentamisin dan sefotaksim terhadap Escherichia coli di Laboratorium
Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2013.
1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan permasalahan penelitian adalah

sebagai berikut “Apakah terdapat perbedaan Kadar Hambat Minimum (KHM)
dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) antimikroba gentamisin dan sefotaksim
terhadap Escherichia coli?“
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbandingan pola kepekaan antimikroba gentamisin
dan sefotaksim terhadap Escherichia coli di Laboratorium Biomedik Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan Januari 2013
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh
Minimum (KBM) gentamisin terhadap Escherichia coli
3. Mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh
Minimum (KBM) sefotaksim terhadap Escherichia coli

4


1.4

Manfaat Penelitian
1.

Manfaat untuk Tenaga Kesehatan
a. Dapat dijadikan bahan atau sumber data untuk membuat tata
laksana yang efektif dari penggunaan antibiotika
b. Sebagai dasar terapi awal antibiotika sehingga pelayanan kepada
pasien dapat ditingkatkan

2.

Manfaat Akademis
Dapat digunakan sebagai penelitian dasar yang dipakai untuk
penelitian selanjutnya

3.


Manfaat Masyarakat
Memberikan informasi pada masyarakat umumnya bahwa
penggunaan antibiotik dengan indikasi yang tidak tepat, dosis atau
lama pemakaian yang tidak sesuai, serta pemakaian antibiotik secara
berlebihan

akan

membawa

dampak

negatif

dalam

bentuk

meningkatnya kekebalan kuman terhadap antibiotik tersebut dan efek
samping obat.


KARYA TULIS AKHIR
PERBANDINGAN KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) DAN KADAR
BUNUH MINIMUM (KBM) GENTAMISIN DAN SEFOTAKSIM
TERHADAP Escherichia coli DI LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG JANUARI 2013

Oleh :
Merinda Ajeng Arum Pratiwi
09020117

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013

HASIL PENELITIAN
PERBANDINGAN KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) DAN KADAR
BUNUH MINIMUM (KBM) GENTAMISIN DAN SEFOTAKSIM
TERHADAP Escherichia coli DI LABORATORIUM BIOMEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG JANUARI 2013

KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh
Merinda Ajeng Arum Pratiwi
09020117

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013
ii

LEMBAR PENGESAHAAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
13 Maret 2013

Pembimbing I

dr. Pertiwi Febriana Chandrawati MSc.Sp.A

Pembimbing II

dr. Rahmiyah Fadilah

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes


iii

Karya Tulis Akhir oleh Merinda Ajeng Arum Pratiwi ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada Tanggal: 13 Maret 2013

Tim Penguji

dr. Pertiwi Febriana Chandrawati MSc.Sp.A

, Ketua

dr. Rahmiyah Fadilah

, Anggota

dr. Bambang Mulyawan Sp.A

,Anggota


iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul ”Perbandingan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh
Minimum (KBM) Gentamisin dan Sefotaksim terhadap Escherichia Coli di
Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang Januari 2013”.
Karya

tulis

ini

disusun

sebagai

salah

satu

persyaratan

dalam

menyelesaikan Program Sarjana Kedokteran S1 (Starata 1). Dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat kepada:
1.

dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kepercayaan dan semangat
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2.

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kepercayaan
dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

3.

dr. Fathiyah Safitri, M.Kes selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kepercayaan
dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

4.

dr. Iwan Sis, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kepercayaan
dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

v

5.

dr. Pertiwi Febriana Chandrawati MSc.Sp.A, selaku dosen pembimbing I
yang penuh kesabaran memberikan bimbingan, inspirasi, masukan dan
meluangkan waktunya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6.

dr. Rahmiyah Fadilah, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan penuh kesabaran dalam membimbing serta mengarahkan saya
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7.

dr. Bambang Mulyawan, Sp.A, selaku dosen penguji saya yang telah
memberikan inspirasi, waktu, dan masukan yang sangat membantu dalam
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

8.

Kedua orang tua saya tercinta Bapak Suroso dan Mama Ninik Suharni yang
selama ini telah memberikan kasih sayang, dukungan, semangat, perhatian
serta doanya selama ini. Terima kasih Bapak dan Mamaku. You are my
everything.

9.

Mba’ku tersayang Riska Liliana A.,SE dan Masku Wibby Andreti, ST
makasih untuk semangat, dukungan, inspirasi serta doanya selama ini.

10. Kakak iparku Mas Cahyo dan Mba’ Lia, yang selalu memotivasi dalam
penyusunan tugas akhir ini.
11. M. Fakhihudin, meskipun jauh tapi selalu memberikan motivasi dan doanya.
Terima kasih juga buat segala bantuannya dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
12. Sahabat dan keluarga kecilku, Marsha, Cut, Karina, Indah, Bella, Astrini,
Leni, Anggie, Tia, Wina, Udin, Mas Hilman, Cendy, dan Zulfahmy, yang
selalu ada buat aku baik dalam susah maupun senang, terima kasih juga
untuk motivasinya, kasih sayang, doa, hiburan serta ilmu nya selama masa
vi

perkuliahan ini. Semoga kita semua sukses dunia akhirat, menjadi dokter
yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara. Amin.
13. Pak Joko selaku staf laboratorium FK UMM yang telah banyak membantu
dengan tulus dan baik secara langsung dan tidak langsung dalam penelitian
ini.
14. Mbak Emi, Mbak Dila, Mas Didit, Mas Faisal, Pak Yono, Ibu Rom, Mbak
Fat, Mas Mifta, serta para staf FK UMM lainnya yang telah banyak
membantu dalam proses administrasi dan maupun proses lainnya.
15. Para dosen pengajar FK UMM yang telah memberikan bekal ilmu dan
pengetahuan.
16. Semua teman-teman FK UMM angkatan 2009 yang menjadi teman
seperjuangan selama menempuh pendidikan kedokteran.
17. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini dan
juga mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang
membangun. Semoga tugas akhir ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat
bagi semua pihak.

Malang, 13 Maret 2013

Penulis
vii

ABSTRAK
Pratiwi, Merinda Ajeng Arum. 2013. Perbandingan Kadar Hambat Minimun
(KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) Gentamisin dan Sefotaksim
terhadap Escherichia coli di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2013. Karya Tulis Akhir,
Program Pendidikan Dokter, Universitas Muhammadiyah Malang.
Pembimbing: (I) Pertiwi Febriana Chandrawati, Pembimbing (II) Rahmiyah
Fadilah.

Latar Belakang: Escherichia coli salah satu bakteri gram negatif yang sensitif
terhadap antibiotik gentamisin dan sefotaksim. Penggunaan antimikroba yang
tidak rasional dapat meningkatkan resistensi bakteri. Dengan menggambarkan
pola sensitivitas kuman, maka dapat diperoleh antimikroba yang tepat.
Tujuan: Mengetahui pola kepekaan gentamisin dan sefotaksim terhadap
Escherichia coli di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang Januari 2013.
Metode: True experimental, post test only control group design. Menggunakan
metode mikrodilusi tabung untuk mengetahui KHM dan KBM gentamisin dan
sefotaksim terhadap Escherichia coli. Sampel yang digunakan adalah bakteri
Escherichia coli dan konsentrasi antimikroba (4µg/ml, 2µg/ml, 1µg/ml, 0,5µg/ml,
0,25µg/ml dan 0µg/ml). Analisis data menggunakan Two ways ANOVA, uji
korelasi dan regresi.
Hasil Penelitian dan Diskusi: KHM pada konsentrasi 0,5µg/ml dan 0,25µg/ml.
KBM pada konsentrasi 1µg/ml dan 0,5µg/ml. Analisis Two ways ANOVA Sig
0,000 (p0,05).
Uji korelasi masing-masing obat -0,704, Sig. 0,000 (p < 0,005) dan -0,588, Sig.
0,002 (p

Dokumen yang terkait

Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% kulit batang kayu Jawa (lannea coromandelica) terhadap bakteri staphylococcus aureus, escherichia coli, helicobacter pylori, pseudomonas aeruginosa.

32 209 72

Efekitifitas Ekstrak Viadu Karet Dalant Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli

2 52 67

Skrining, Isolasi, dan Uji Aktivitas Antibakteri Metabolit Bioaktif Jamur Endofit dari Tanaman Kina (Cinchona pubescens Vahl.)

0 31 69

Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak etanol 96% Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) Terhadap Aspergillus niger, Candida albicans, dan Trichophyton rubrum

2 38 78

Efektifi tas Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) Terhadap Kadar Hambat Minimum Dan Kadar Bunuh Minimum Bakteri Salmonella typhi

0 4 8

Kadar Hambat Minimum Amoksisilin dan Metronidazol terhadap Lactobacillus Sp. Hasil Isolasi dari Produk Xy - Ubaya Repository

0 0 1

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Kadar Sampel Alang-Alang (Imperata cylindrica) dalam Etanol Melalui Metode Difusi Cakram | Mulyadi | JURNAL KIMIA SAINS DAN APLIKASI 16750 40869 1 PB

0 0 6

KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM (KHM) EKSTRAK ETANOL BUAH SAWO (Achras zapota L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli

0 0 8

PENENTUAN KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM (KHM) EKSTRAK BUAH MELUR (Brucea javanica [L.] Merr) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

0 0 58

MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION (MIC) EVALUATION OF Chrysanthemum indicum EXTRACT ON Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, AND Staphylococcus aureus EVALUASI KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) DARI EKSTRAK Chrysanthemum indicum PADA Bacillus cereus, Staphyloco

0 0 9