Karakterisasi Limbah Minyak Proses Demulsifikasi

III. METODE PENELITIAN

3.1 BAHAN DAN ALAT

Bahan baku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah oli bekas dari bengkel Yamaha Motor dan minyak jelantah yang berasal dari para pedagang pecel lele di daerah Perumahan Yasmin, Bogor. Bahan-bahan lain yang digunakan adalah air destilata, span 20 sorbitan monolaurat, tween 80 sorbitan monooleat, n-heksana, etanol, garam natrium klorida NaCl, kalium klorida KCl, kalsium klorida CaCl 2 , asam asetat CH 3 COOH, asam format CH 2 O 2 , asam butanoat C 3 H 7 COOH, surfaktan MES 8011,8012 dan 8013 dari laboratorium SBRC-Bogor, serta demulsifier komersial 5011, 5012 dan 5013 yang berasal dari PT. Indospec, Jakarta. Peralatan utama yang digunakan adalah timbangan analitik, peralatan gelas, micro pipet, dan vortex. Untuk analisis, peralatan yang digunakan adalah spektrofotometer DR2000, kertas lakmus, stopwatch, desikator, oven dan conductivitymeter.

3.2 METODE

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan sesuai dengan ruang lingkup dari penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan memodifikasi metode penelitian yang digunakan oleh Wen et al., 2010.

3.2.1. Karakterisasi Limbah Minyak

Bahan limbah berupa oli bekas dan minyak jelantah dikarakterisasi, meliputi uji turbiditas kekeruhan dan uji fraksi polar. Untuk prosedur uji turbiditas, sampel oli bekas dan minyak jelantah terlebih dulu diencerkan dengan pelarut heksan sampai nilai turbiditasnya bisa terbaca pada alat spektrofotometer DR2000 dan dicatat hasil dari pembacaan tersebut. Selanjutnya, dilakukan pengujian fraksi polar, yaitu sebanyak 10 mL sampel oli bekas ataupun minyak jelantah diambil dan dicampurkan dengan 40 mL etanol dalam labu pemisah sambil dikocok sampai tercampur rata dan diamkan selama beberapa menit agar campuran antara sampel oli bekas ataupun minyak jelantah dengan etanol menjadi terpisah. Fraksi minyak berada di atas, sedangkan fraksi etanol akan turun ke bawah dan dikeluarkan sampai fraksi minyaknya saja yang tertinggal. Selanjutnya, dikering-anginkan selama beberapa hari dalam cawan alumunium sampai benar-benar kering dan tidak tercium lagi aroma dari etanolnya. Berat cawan alumunium ditimbang, setelah dipanaskan terlebih dulu dalam oven dan didinginkan dalam desikator untuk kemudian ditimbang. Persentase fraksi polar didapat dengan rumus: X gram Fraksi Polar ═ x 100 10 mL Keterangan: X: Selisih berat dari cawan alumunium yang digunakan Oli bekas atau minyak jelantah 20 mL Pencampuran dengan 2 mL Span 20 sorbitan monolaurat dan Tween 80 sorbitan monooleat perbandingan 19:1 mL Larutan emulsi oli bekas atau minyak jelantah Analisis meliputi waktu pemisahan, warna, busa, pH, rasio volume pemisahan minyak dan emulsi, serta kekeruhannya Demulsifier 0,05 M dilarutkan dalam 10 mL aquades Pengocokan 1 Menit Volume total larutan emulsi minyak dengan demulsifier 100 mL Aquades 68 mL Pengocokan 1 Menit

3.2.2. Proses Demulsifikasi

Demulsifikasi dilakukan dengan menambahkan demulsifier garam, asam, surfaktan dan demulsifier komersial. Terlebih dulu, 20 mL sampel bahan baku oli bekas ataupun minyak jelantah dicampurkan dengan 2 mL emulsifier span 20 sorbirtan monolaurat dan tween 80 sorbitan monooleat dengan perbandingan 19:1 mL dengan cara dipipet. Lalu, ditambahkan aquades 68 mL sambil dikocok, baik dengan bantuan vortex, maupun secara manual selama 1 menit dan didiamkan sampai tercampur rata. Sebanyak 0,05 M demulsifier garam, asam, surfaktan, ataupun demulsifier komersial dilarutkan dalam 10 mL aquades. Lalu, larutan demulsifier ini dituangkan ke dalam sampel bahan baku yang telah dibuat sebelumnya sampai total volume keseluruhan sampel mencapai 100 mL sesuai dengan volume akhir yang ingin diamati. Selanjutnya, dikocok secara manual selama 1 menit agar larutan emulsi minyak ini tercampur rata dengan larutan demulsifier, didiamkan dan diamati perubahan yang terjadi, meliputi waktu pemisahan, warna, busa, pH, rasio volume pemisahan minyak dan emulsi, serta kekeruhan dengan bantuan spektrofotometer DR2000. Penjelasan mengenai prosedur analisis dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan prosedur penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram Alir Penelitian modifikasi dari Wen et al., 2010 Oli bekas atau minyak jelantah 20 mL Pencampuran dengan 2 mL Span 20 sorbitan monolaurat dan Tween 80 sorbitan monooleat Perbandingan 19:1 mL Larutan emulsi oli bekas atau minyak jelantah Analisis meliputi waktu pemisahan, warna, busa, pH, rasio volume pemisahan minyak dan emulsi, salinitas, serta kekeruhannya NaCl atau CaCl 2 0,02; 0,03; 0,05 M dilarutkan dalam 10 mL aquades Pengocokan 1 Menit Volume total larutan emulsi minyak dengan demulsifier 100 mL Aquades 68 mL Pengocokan 1 Menit

3.2.3. Pemilihan Konsentrasi Terbaik dari Demulsifier Terpilih