salah satu jenis atau buah yang
dibutuhkan karena
gizi yang temtama vita-
min
C 1979.
dalam budidaya menemui berbagai kendala
lain masalah penyakit. awal early
blight yang disebabkan oleh Alternaria solani
Ell.
G . Martin Sor. merupakan salah satu
penting pada ditemukan pada hampir
1991; Agrios 1997; Jones et al. 1997.
Walaupun data secara
belum ada, tetapi
petani melaporkan yang
cukup besar akibat penyakit. Susilawati 1982 melaporkan bahwa di Kabupaten
kerugian mencapai
cukup tinggi, karena serangan
pertumbuhan terhambat,
buah yang kecil dan busuk,
Pengendalian yang selama ini dilakukan adalah dengan cara menyemprot
dengan secara secara
seperti Dithane M-45 dan
1982; Ziram dan Dyrene Agrios
1997; Jones et al. 1997. Penyemprotan dilakukan sebelum
yaitu buah
terbentuk Sherp Alan 1986.
Dengan meningkatnya
manusia keamanan
lingkungan dan maka perlu dicari cara
pengendalian yang bersifat lingkungan
penggunaan pkstisida berjadwal
dan dicari cara pengendalian yang dapat merninimalkan penggunaan pestisida.
Dengan demikian pengendalian yang dapat
berdasarkan konsep PHT. pestisida dalam konsep PHT dianjurkan
seminimum hanya digunakan apabila
Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk meminimalkan penggunaan
pestisida dalam PHT, yaitu: pestisida dapat dilakukan apabila
terjadinya berdasarkan
Aplikasi pestisida dapat dilakukan apabila tercapai
Aplikasi pestisida dapat dilakukan apabila berada pada periode kritis
Schein 1979; et al. 1992 dan
Program PHT 1993.
Selama masa alarni beberapa fase pertumbuhan yang secara
sung atau tidak terhadap serangan
menjadi terhadap
fase Fase ini dikenal
sebagai fase atau periode Ketahanan
yang terdapat pada
biochemical preexisting defend oleh
tersedianya senyawa bagi sebagai
atau senyawa yang bersifat Senyawa
lain adalah protein, kompleks
yang berubah-ubah konsentrasinya dalam sesuai dengan umur
lingkungan tumbuh
1982; Agrios 1997.
penelitian yaitu
untuk
periode terhadap serangan
Alternaria solani beberapa kandungan
yang periode
tersebut.
DAN Penyiapan inokulum A.
solani
A. solani sakit yang
dari
dengan
cara
penanaman
pada media Potato Dextrose Agar PDA.
Cendawan yang direisolasi,
dan diperbanyak pada media yang sama, namun
diperkaya dengan sebanyak 1
untuk sporulasi cendawan. Suspensi spora
oleh dengan 10
air steril pada setiap
dikocok untuk
spora, selanjutnya diencerkan 100
untuk memperoleh suspensi spora dengan sentrasi
Penyiapan Uji
dalam berisi media steril
yang dicampur pupuk kompos dengan perbandingan 2: 1. Pada
10 hari dipindah ke polibag diameter 10 cm; selanjutnya
10 hari 20 HSS setiap ke polibag
besar 35
x
40 cm. Media yang digunakan adalah
dengan perbandingan 5: 1. tidak dilakukan pada hari yang
tetapi periode dengan
waktu 10 hari agar diperoleh dengan lima
yang berbeda pada waktu yang bersamaan. Semua
dalam polibag
letaknya di sesuai kelompok
11,
N
O
. D
E
S
EMBER
M
ARTIN
S
OR
.
69
dan adalah 60 x 100
inokulum, pada jagung. Pemupukan
dengan NPK
5 pada
umur
30 dan 50 HSS. dilakukan sore hari.
untuk kandungan
dilakukan dengan yang sama pada plot yang
Inokulasi
diinokulasi pada
umur
70, dan
80 HSS. pada sore hari dengan
spora sebanyak 15 dengan
Sebelum suspensi spora disemprotkan
2 dan 2
80. kontrol
semprot dengan air dan
rata yang
sama.
Selanjutnya disungkup
ngan penyungkup selama tiga hari agar
lembaban pada tetap tinggi.
Pengamatan dilakukan terhadap keparahan pada kanopi
tengah dan bawah 7,
14 dan 21 hari inokulasi HSI.
1968 dalam 1976 dan
Abadi 1993. Parameter lain yang diamati yaitu
tinggi
bobot kering
berangkasan
dan total buah.
kandungan
Daun pada
umur
yang berbeda yaitu
dan 80 HSS dan pada kanopi yang berbeda
bawah, tengah dan untuk dianalisis
Pro- tein total dianalisis dengan
Auto gula total dengan
dan total dengan
Rancangan percobaan
Pada Acak
Kelompok dengan
4
perlakuan dan 7 ulangan.
lakuan adalah
umur
saat diinokulasi yaitu: 80 hari
HSS. yang diamati adalah keparahan
tinggi kering berangkasan
dan total buah. Apabila dalam uji
F
menunjukkan beda nyata, lebih lanjut
akan dengan uji
Steel 1993.
Regresi Multiple Regression
Analyses hubungan
berapa kandungan dengan
model kandungan gula, protein
total merupakan variabel independent,
keparahan merupakan variabel dependent. Model
yang dipilih yang
R
yang Steel Tome 1993.
DAN
Hasil percobaan menunjukkan bahwa gejala war
pada semua uji; gejala
jelas hari
Bercak membentuk lingkaran-lingkaran
dengan halo pada
bercak. Pada mengering dan sobek; bercak juga ditemukan pada
batang dan buah. Pada kontrol juga
mukan bercak, oleh
Pengaruh umur saat
terhadap keparahan penyakit, tinggi
kering berangkasan
dan total buah
A. solani pada
umur
yang menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap
tingkat keparahan dan total
buah, akan tetapi tidak
nyata terhadap tinggi
dan kering
berangkasan
1. Tingkat keparahan
pada perlakuan 50 HSS paling
dan pada
inokulasi dan 80 HSS,
pada 7, 14 dan 21 hari
HSI. keparahan
pada 80
HSS adalah yang paling dan
beda nyata dengan perlakuan perlakuan pada 70 dan 60 HSS tidak berbeda nyata
pada pengamatan 21 HSI. Hal bahwa
tua
umur akan
terhadap serangan
A.
solani. 1991
bahwa
akan
lebih pada
yaitu saat
dan buah. Hasil percobaan ini sejalan dengan yang
yang diinokulasi dengan
A.
solani bahwa serangan mulai
pada dan
pada yang
tua
Martin
Thurston 1989; 1998.
yang
sama
juga telah pada semua
sistem
A. pada
et
A.
dauci pada
1. Pengaruh umur saat diinokulasi terhadap keparahan penyakit, tinggi kering
kasan dan total buah
Umur saat Keparahan Penyakit
Tinggi berangkasan
total 7 HSI
21 HSI 50
a a
a a
60 b
a a
a 70
b a
a 80
c
c a
a Kontrol
9,8 a a
a a
b
pada kolom yang sama yang oleh huruf yang
sama, tidak
berbeda nyata pada 5
uji Tukey. HSS
=
sesudah semai; HSI
=
inokulasi
Soteros A. brassicicola pada kubis
doost Gabrielson,
A. pada bawang
Miller 1983. Hal lebih jelas terlihat pada
penelitian et al. 1987 di India,
pengaruh faktor lingkungan, waktu dan
umur
terhadap perkembangan A. pada
yang menunjukkan bahwa pengaruh faktor lingkungan,
terhadap kejadian tidak
umur
dengan kerentanan yang meningkat dengan
umur kerentanan juga
sesuai dengan umur daun. Hal dapat dilihat
pada kanopi bagian bawah, tingkat keparahan penya- kit lebih tinggi daripada bagian tengah dan
pada setiap
umur yang berbeda 2. Pada inokulasi
saat umur dan 80 HSS
menunjukkan keparahan sebesar
dan 100. Hal
dengan yang ditemukan Hooker 1981 dan Martin
Thurston 1989 bahwa infeksi awal A.
akan terjadi pada biasanya
berbunga membentuk buah.
Data pada 2 juga menunjukkan bahwa
individu daun meningkat kerentanannya sesuai umur
artinya pada
umur
yang sama kanopi pada
80 HSS pada
yang lebih muda 50 dan
60
HSS. nemuan ini
hasil yang oleh
Miller 1983 bawang yang
kulasi dengan A. lebih jauh
kannya bahwa pada daun bercak
dan besar yang bergabung
yang luas, pada
muda dan
kecil. Data pada
1 menunjukkan bahwa pengaruh umur
saat inokulasi terhadap tinggi tanam- an dan
kering berangkasan tidak
beda nyata perlakuan, walaupun tinggi
dan kering berangkasan
pada lasi umur 50 HSS lebih
daripada 80 HSS cm;
cm g.
tinggi dan
kering berangkasan
pada inokulasi yang
50 HSS disebabkan oleh serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif yang
optimal dan awal fase generatif, sehingga pengaruhi pertumbuhan
selanjutnya, se- pada inokulasi 80 HSS
sudah men- capai pertumbuhan vegetatif dan generatif yang
sehingga mempengaruhi tinggi dan
kering berangkasan Fenologi tanam-
an sehat dapat dilihat pada 3.
Pengaruh
umur
saat inokulasi terhadap total
buah menunjukkan hasil yang berlawanan. yang diinokulasi umur 50 HSS
tingkat keparahan tetapi
kan hasil rata-rata yang paling
dengan perlakuan lainnya kontrol dan tidak berbeda nyata dengan
hasil yang diinokulasi pada
umur
60 HSS
Hasil rata-rata yang
paling tinggi yang diinokulasi pada
umur 80 HSS walaupun tidak
berbeda nyata dengan yang diinokulasi
umur
70 HSS Hal
kan oleh yang diinokulasi
umur HSS
sudah
dan
sebagian buah telah jadi
walaupun tingkat keparahan paling tinggi
tidak mempengaruhi hasil Sebaliknya tanam-
an yang diinokulasi 50 HSS saat
berbunga, walaupun tingkat keparahan penya- mempengaruhi hasil
karena menggagalkan pembentukan
dan buah. Hooker 1 98 1
bahwa early blight pada
tidak hasil
terjadi pada
B
ULETIN
HPT,
V
O L
.
11,
N
O
. 2, D
ESEMBER
1999
G. S
OR
.
71
2.
umur
saat inokulasi terhadap keparahan Umur
Keparahan HSS
Kanopi tengah
bawah a
cd efg
fg h
2 oleh
sama
tidak
berbeda
3. yang
Umur Tingkat pertumbuhan
HSS 50
Mulai berbunga 60
buah 70
jumlah dan buah
80 Buahmatang
Dari uraian di bahwa
terhadap serangan A. solani
pada umur 50
-
60 saat
fase awal pertumbuhan Pada
fase membutuhkan hasil fotosintesa
dalam jumlah yang untuk pembentukan bunga
dan buah, sehingga dengan
fungsi daun dalam fotosintesa tidak
hasil yang
Hubungan antara keparahan
dengan kandungan gula, protein dan fenol total
kandungan gula, protein dan fenol total
berbagai tingkat dan
80 HSS
juga pada bagian kanopi yang berbeda
tengah dan bawah
4 dan 5. total pada
50 HSS berbeda nyata dengan kandungan gula total pada
umur
60 dan 80 HSS tetapi tidak berbeda nyata dengan pada 70 HSS;
kandungan protein total pada umur yang berbeda tidak berbeda nyata kecuali pada umur 60 hari yang
memiliki kandungan protein yang tertinggi, kan kandungan fenol total tidak berbeda nyata pada
semua umur
terdapat kecen- bahwa
tinggi
umur
fenol 4. Data
hasil kandungan sebut
tidak
yang nyata 5,
uji
yang berbeda, juga terhadap
keparahan penyakit. juga kandungan gula, protein
fenol total pada kanopi bagian
tengah dan bawah
tidak berbeda nyata, tetapi terdapat kecen-
derungan kandungan pada kanopi bagian
pada kanopi bagian bawah, kecuali gula total yang tinggi
kanopi bagian tengah 5.
Kandungan gula nonreduksi yang pada
daun dan
terhadap infeksi A. solani 1953
dalam 1998. Pada
pertumbuhan daun, gula nonreduksi
ke buah,
gula melampaui
oleh
daun
dan batang, akibatnya
menjadi Teori
disebut teori gula
the theory of low-sugar disease,
disebabkan oleh Dimond 1957 dalam
1998. penelitian
ini lain.
dengan pada
daun yang
gula,
atau Cohen
pembentukan enzim
oleh A. solani dipacu pada medium yang mengandung gula
Sands 1974.
penelitian
Wall
Biles 1993
bahwa keparahan yang disebabkan oleh A. alternata
pada meningkat dengan meningkatnya gula total
nya gula nonreduksi; gula pada
meningkatkan infeksi A. alternata pada A. solani pada
dan
A. pada
1998. Schlosser 1980 mengemukakan bahwa
protein dam sejalan dengan
menuanya daun dan fungsi protein pada
sebagai inhibitor terhadap sel
akibatnya
daun
menjadi terhadap
Hal
72 G. M
A R
TIN
S
OR
. S
4. Kandungan gula, protein, fenol total dan keparahan pada
umur Umur
total
1
Protein total total
Angka dalam kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada 5
Pengamatan 14
hari
5. Kandungan gula, protein fenol total pada bagian kanopi
Kanopi Gula total
1
total
1
total
1
At as Tengah
Bawah
kolom
yang
sama diikuti oleh yang sama tidak berbeda nyata pada
uji
5,
Uji
sesuai dengan data pada 4
dan 5 yang kandungan protein total cenderung
pada
daun
dan pada kanopi bagian bawah, yang diikuti dengan meningkatnya
keparahan penyakit. total
penting perkembangan penyakit,
wa fenol dan tannin daun bersifat
dap cendawan dan
cenderung run dengan
umur
daun
Schlosser 1980;
1997. pada
menghambat
A.
solani
terdapat pada lebih
pada daun 30 hari daripada daun
et
1973; Gupta 1979; daun
dung dan
yang cenderung dengan
umur daun Schlosser 1980. di
cenderungan kanopi
yang berbeda
dengan kandungan protein dan fenol total,
dengan gula total tidak konsisten. beberapa faktor
ini perlu diteliti lebih lanjut.
Kerentanan terhadap
bat solani
dengan meningkatnya umur
juga umur
daun
pada kanopi bawah lebih
daripada kanopi tengah maupun kanopi an.
terhadap A.
solani adalah pada
umur
50
-
60 hari sesudah Produksi buah tidak ditentukan oleh tingkat
keparahan penyakit, tetapi lebih ditentukan oleh
umur
terj kandungan protein
fenol total pada
daun terhadap
A. solani.