Tahapan Penelitian T1 682011603 Full text

5

3. Tahapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: 1 Rumusan Masalah, 2 Studi Literatur 3 Analisis kebutuhan dan pengumpulan data, 4 Perancangan sistem, 5 Perancangan aplikasiprogram, 6 Implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, 7 Penulisan laporan hasil penelitian. Gambar 2 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian pada Gambar 2, dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap pertama: rumusan masalah, yaitu bagaimana merancang dan membangun sistem pakar untuk diagnosa penyakit pada sapi di peternakan moeria kudus dengan menggunakan metode backward chaining Tahap studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi atau sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini, baik dari text book maupun internet yang terkait dengan sistem pakar dan backward chaining. Tahapan SDLC meliputi : Tahap analisis kebutuhan dan pengumpulan data, yaitu melakukan analisis kebutuhan tentang penyakit sapi perah dan gejala beserta pengobatan berdasarkan dari wawancara melalui pakardrh Anton Cahyono. Data- data gejala dan poin pada tingkat bahaya gejala di dapat dari dokter hewan secara langsung; Tahap kedua: perancangan sistem yang meliputi perancangan proses menggunakan diagram Unified Modelling Language UML. Perancangan sistem juga meliputi penentuan kriteria-kriteria tiap alternatif. Tahap ketiga, perancangan aplikasiprogram yaitu merancang aplikasiprogram sesuai kebutuhan sistem berdasarkan perancangan sistem yang telah dilakukan. Tahap keempat: Perancangan Sistem meliputi Perancangan Proses UML, Perancangan Arsitektur, Perancangan Database, Perancangan Antarmuka Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data Perancangan AplikasiProgram Implementasi dan Pengujian Sistem, serta Analisis Hasil Pengujian Penulisan Laporan Hasil Penelitian Rumusan Masalah Studi Literatur 6 implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, yaitu mengimplementasikan aplikasi yang sudah dibuat kemudian dilakukan pengujian, selanjutnya melakukan analisis untuk melihat apakah aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak ada error, jika belum sesuai maka akan dilakukan perbaikan; dan tahap kelima, penulisan laporan hasil penelitian. Tahap Perancangan Sistem : Pada tahap ini membuat rancangan antarmuka sistem. Untuk rancangan kerja sistem dibuatlah diagram-diagram Unified Modeling Language UML. Berdasarkan diagram-diagram tersebut dapat diketahui bagaimana sistem bekerja, apa saja fungsi yang disediakan oleh sistem, urutan proses kerja sistem, hubungan atau interaksi sistem dengan pengguna dan rancangan class program sistem. Diagram UML inilah yang nantinya dijadikan acuan untuk proses pembangunan sistem. Pada perancangan antarmuka dilakukan pembuatan gambaran bagaimana antarmuka sistem yang akan dibuat. Antarmuka berkaitan dengan fungsi apa saja yang dapat dilakukan oleh sistem dan bagaimana interaksi pengguna dengan sistem. Rancangan antarmuka dibuat dengan mempertimbangkan aspek userfriendly, agar sistem mudah digunakan oleh pengguna. Setelah rancangan dibuat maka dilakukan pembangunan model sistem. Model ini dibangun berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Model nantinya akan diuji pada proses evaluasi. Tahap Implementasi : Pada tahap ini setiap fungsi diimplementasikan kedalam baris-baris perintah kode program. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan database yang nantinya menyimpan setiap penyakit sapi dan gejala beserta pengobatan menggunakan metode backward chaining. Sistem harus dapat terhubung dengan database untuk dapat melakukan setiap fungsi yang dijalankan. Tahap Evaluasi: Tahapan Evaluasi merupakan tahapan dimana aplikasi sistem pakar yang telah dibangun sebelumnya diuji, apakah aplikasi tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi kebutuhan sistem atau tidak. Jika aplikasi yang dibangun belum dapat memenuhi kebutuhan sistem, maka dilakukan pengumpulan kebutuhan sistem yang mungkin belum didapatkan dan dibangun kembali yang lebih baik. Namun jika didapatkan bahwa aplikasi sistem pakar tersebut sudah dapat menjawab kebutuhan sistem maka proses selesai. Perancangan Sistem Pakar Sasaran akhir tiap usaha peternakan adalah pencapaian keuntungan dari usaha tersebut. Keuntungan maksimal hanya akan dicapai bila semua ternak berada dalam keadaan sehat. Dengan sehat diartikan bahwa dalam keadaan istirahat semua parameter faali bersifat otomatis atau kodrati mengenai kerja atau gerak alat tubuh seekor hewan berada dalam batas-batas normal untuk jenis hewan tersebut. Kelainan dari nilai normal parameter faali diartikan sebagai sakit [8]. Pada saat ini untuk mengetahui penyakit dalam seseorang harus dilakukan dengan bantuan seorang pakar, dengan mengisi sejumlah kuisioner. Dari situ dapat diketahui permasalahan yang ada adalah membangun sistem pendeteksi penyakit dalam yang berbasiskan sistem pakar, yang dapat digunakan untuk mendeteksi jenis penyakit dalam seseorang secara mandiri sehingga seseorang 7 mempuyai referensi mengenai gambaran penyakit dalam dengan gejala-gejala yang dialaminya. Penerapan Metode Backward Chaining Penerapan Metode Backward Chaining dalam sistem pakar untuk konsultasi penyakit sapi diawali dengan Rule penyakit pada sapi. Berikut penjelasan rule pada Backward Chaining untuk penyakit sapi Tabel 1 Rule Penyakit Sapi No Nama Penyakit Nama Gejala 1 Radang Limpa G001 Sapi mengalami kelemahan mendadak G002 Demam sampai pada suhu 40 C G003 Sapi mengalami sesak nafas G004 Sapi mengalami Kejang G005 Keluar darah dari tubuh sapi G006 Mengalami pembengkakan yang lunak dan panas pada perut dan pinggang 2 Ngorok G001 Pembengkakan pada daerah tekak dan leher G002 Demam sampai pada suhu 40 - 41 C G003 Sapi terlihat lemas G004 mengalami sulit bernafas G005 Sapi malas bergerak G006 Tekanan pembuluh darah balik menurun G007 dalam keadaan terminal terjadi Shock Endotoksin 3 Penyakit Ingus Jahat G001 Sapi terlihat stress karena kerja berlebihan kurang pakan G002 Sapi hilang nafsu makan G003 Leleran hidung berwarna kuning kehijauan G004 Leleran mengandung darah dan kental G005 Mengalami demam tinggi atau rendah G006 Sapi mengalami batuk G007 Kekurusan hewan G008 Sapi menderita radang paru-paru 4 Penyakit Ingus Tenang G001 Suhu tubuh pada sapi mencapai 40 derajat C G002 Hilang nafsu makan dan minum G003 leleran hidung menjadi banyak dan purulen G004 kepala dijulurkan ke muka dengan di sertai batuk G005 pembengkakan yang berlebihan pada kelenjar limfe pharyngeal G006 nafas menjadi tidak teratur dan sesak G007 Kekurusan hewan yang sangat G008 muncul nanah dari tubuh G009 Terdapat pembentukan abses dalam tubuh 5 Penyakit Infeksi kuman klostridia enterotoksik dan enterotoksemik G001 hewan terlihat Kejang G002 hewan berjalan tampak sempoyongan G003 pada yang perakut tiba – tiba hewan mati mendadak tanpa ada gejala G004 menguak keras - keras G005 kebutaan pada sapi G006 Kekurusan hewan 6 Penyakit Infeksi kuman klostridia histotoksik G001 terdapat kemerahan di kulit sapi serta bengkak G002 kulit yang merah menjadi sangat keras G003 warna kulit seluruh tubuh menjadi lebih gelap 8 G004 sapi mengalami suhu tubuh tinggi mencapai 42 derajat C G005 hewan mengalami pincang dan lemah G006 mengalami kekakuan otot pada kaki sehingga sulit berdiri 7 Radang hati Nekrotik Menular G001 Sapi mengalami demam tinggi hingga 42 derajat C G002 Pernafasan yang tidak normal dan cepat sekali G003 Hewan mengalami sempoyongan G004 Sapi tiba-tiba ambruk tanpa sebab 8 Penyakit PINK EYE G001 Mata berair pada sapi G002 bengkak pada kelopak mata dan cenderum menjulingkan mata G003 Kadang-kadang terjadi borok atau lubang pada selaput bening mata. Borok dapat pecah dan mengakibatkan kebutaan. 9 Penyakit Mulut dan kuku G001 Sapi mengalami lesu G002 Suhu tubuh dapat mencapai 41 C G003 Hypersalivasi karena erosi selaput lendir mulut dan lidah G004 Penurunan produksi susu secara mendadak G005 lepuh-lepuh diruang mulut terutama bagian atas indah 10 Penyakit Bloat G001 Sisi perut sebelah kiri nampak menonjol membesar dibanding normalnya G002 Lambung sapi bila dipukul dengan jari berbunyi seperti drum akibat rentangan perut yang begitu kencang. G003 Pernafasan terganggu dan bekerja berat, demikian pula kontraksi rumen yang sangat kuat. G004 Ternak nampak resah Rule penyakit pada sapi di simpan dalam database. Sistem akan menampilkan rule tersebut ke dalam program sistem pakar yang akan di operasikan oleh user pada Moeria. Berikut adalah penerapan rule sistem pakar metode backward chaining. Pada tabel 1 tersebut di sebutkan 10 penyakit pada sapi, di mana tiap penyakit memiliki jumlah gejala yang berbeda. Untuk penyakit 1 di gambarkan dengan kode P1 memiliki 6 gejala, pada gejala tersebut memiliki poin untuk tiap gejala. Poin di peroleh dari dokter pakar, untuk diagnosa dugaan sebagai berikut penjelasan pada penyakit 1 P1 : Pada gejala 1 akan di cek bila terdapat gejala tersebut pada sapi kemudian akan mendapat poin dan berlanjut ke gejala 2, jika tidak ada gejala tersebut maka akan berlanjut ke gejala 2 dan tidak mendapat poin 0 karena tidak terdapat gejala pada sapi. Kemudian akan mengecek gejala kedua pada sapi, jika terdapat gejala tersebut maka akan beroleh poin dan berlanjut ke gejala 3, jika tidak maka tidak akan mendapat poin dan berlanjut ke gejala 3. Kemudian akan mengecek gejala kedua pada sapi, jika terdapat gejala tersebut maka akan beroleh poin dan berlanjut ke gejala 4, jika tidak maka tidak akan mendapat poin dan berlanjut ke gejala 4. 9 tambah pengobatan delete pengobatan tambah gejala dan pengobatan Hapus Gejala tambah Gejala Membuat poin gejala tambah dugaan lihat keterangan tambah keterangan hapus keterangan Diagnosa dugaan peny akit sapi mendapat solusi melihat petunjuk pemakaian simpan hasil mendapat poin peny akit melihat biodata drh. Anton C Kary awan Moeria Mengolah data sapi extend extend extend extend extend extend Konsultasi sistem pakar include include include include include include Mengolah keterangan extend include extend Admin Kemudian akan mengecek gejala kedua pada sapi, jika terdapat gejala tersebut maka akan beroleh poin dan berlanjut ke gejala 5,jika tidak maka tidak akan mendapat poin dan berlanjut ke gejala 5. Kemudian akan mengecek gejala kedua pada sapi, jika terdapat gejala tersebut maka akan beroleh poin dan berlanjut ke gejala 6, jika tidak maka tidak akan mendapat poin dan berlanjut ke gejala 6. Jika pada gejala 6 terdapat beberapa gejala kemudian poin akan dijumlahkan otomatis oleh sistem untuk mendapatkan hasil apakah sapi berpengidap penyakit yang di duga atau hanya butuh penanganan sementara, jika masih tidak ada gejala yang dialami oleh sapi, maka poin 0 dan akan berlanjut untuk pengecekan dugaan penyakit kedua, dan untuk seterusnya sampai dugaan itu benar melalui gejala yang dimiliki pada sapi. Unified Modeling Language UML Tahap ini akan dilakukan perancangan sistem dan perangkat lunak untuk menggambarkan prosedur dan proses kerja dari sistem aplikasi tersebut. Proses perancangan proses sistem dalam penelitian ini menggunakan UML Unified Modeling Language dengan beberapa proses, dijelaskan sebagai berikut. Use case diagram berfungsi untuk mendeskripsikan tindakan sistem dari sudut pandang pengguna, sebagai deskripsi fungsional dari sebuah sistem dan proses utamanya, serta menjelaskan secara visual siapa saja yang berperan sebagai aktor dalam menggunakan sistem dan bagaimana interaksinya. Use case diagram pada sistem ini memiliki 2 aktor, yaitu Admin yaitu drh.Anton C dan User pada moeria. Gambar 3 Use Case Sistem Pakar Pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa terdapat 2 aktor pada sistem, yaitu admin dan user. Admin dapat melakukan beberapa fungsi sistem, yaitu melakukan manipulasi gejala, manipulasi keterangan sapi, manipulasi data pertanyaan, dan 10 Menampilkan data dugaan dan gejala Konsultasi Pilih dugaan Cek gejala Ya User simpan hasil Mendapat keterangan hasil Tidak Simpan hasil ya Sistem Pakar User juga melihat konsultasi. Sedangkan fungsi manipulasi gejala dan pengobatan penyakit meliputi fungsi tambah, hapus dan lihat data gejala dan pengobatan penyakit. Pengaturan data keterangan sapi meliputi fungsi tambah, hapus dan lihat keterangan sapi. Fungsi manipulasi data pertanyaan meliputi fungsi tambah, hapus dan lihat data pertanyaan serta dapat melakukan tambah dan ubah nilai patokan penyakit. User dapat melakukan fungsi melakukan Konsultasi. Fungsi konsultasi yang dimaksud adalah user dapat melakukan konsultasi penyakit pada hewan sapinya dengan menggunakan metode Backward Chaining Pada fungsi inilah penerapan Backward Chaining di lakukan. Konsultasi Backward Chaining ini memilih dugaan sementara penyakit sapi dengan di cocokan oleh gejala yang tersedia sesuai dengan gejala untuk mendapatkan suatu penyakit. Fungsi petunjuk pemakaian yaitu fungsi untuk user bisa melihat petunjuk pemakaian untuk konsultasi dan juga fungsi simpan data merupakan fasilitas yang dapat digunakan untuk menyimpan data hasil user melakukan konsultasi dan menyimpannya di file user sehingga mendapatkan satu hasil. Diagram aktifitas atau activity diagram memberikan visualisasi aliran tindakan dalam sistem yang dibuat, percabangan tindakan yang terjadi, bagaimana tindakan awal sistem dan bagaimana tindakan akhir yang terjadi pada sistem. Activity diagram juga dapat memberikan gambaran tentang proses yang dapat terjadi dalam beberapa tindakan tertentu. Pada sistem ini terdapat beberapa aktivitas yang bisa dilakukan oleh setiap aktor. Sebagai contohnya adalah aktivitas untuk diagnosa penyakit pada sapi yang dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Aktivitas Diagram Diagnosa Penyakit Sapi 11 Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas yang ada dalam sistemperangkat lunak yang sedang dikembangkan. Class diagram memberikan gambaran mengenai sistem dan relasi yang ada di dalamnya user interface, atribut, controller. Class diagram sistem dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Class Diagram Sistem Berdasarkan class diagram pada Gambar 8 dapat diketahui bahwa class Sistem Pakar merupakan class yang berfungsi untuk menampung semua atribut yang dimiliki oleh sapi. Detail spesifikasi akan disimpan pada class ini. Class SapiBoundary akan digunakan oleh class SapiController untuk mengelola data sapi, sehingga terdapat operasi-operasi untuk mengelola data sapi yaitu add, update, delete dan lain sebagainya.

4. Hasil dan Pembahasan