Laporan praktek transfercase

PTM
JPTK-FKIP
UNS
2013
Waktu praktek
Dosen pembimbing

TRANSFER CASE

DWIKI MUDA
YULANTO
K2510024

: Selasa, 14 Mei 2013
: Drs. Subagsono, M. T.

Tujuan
1. Mengetahui cara kerja kerja transfer case
2. Dapat membongkar dan merakit kembali transfer case
3. Mengetahui komponen-komponen transfer case
Alat

1.
2.
3.
4.

Tool box
T10
T12
Kain lap

Bahan
1. Satu unit transmisi yang disertai dengan transfer case
Keselamatan Kerja
1. Menggunakan pakaian kerja saat praktek berlangsung.
2. Menggunakan alat dan bahan dengan semestinya.
3. Praktek dengan hati-hati dan teliti
4. Melakukan praktek dengan sungguh-sungguh.
5. Berdoa sebelum dan sesudah praktek.
Landasan Teori
A. Four Wheels Drive (4WD)


Kendaraan tipe ini mempunyai kemampuan mendistribusikan power dari mesin ke
seluruh roda dengan perbandingan distribusi antara gardan depan dan belakang
dengan rasio tertentu. Misal, 40 % untuk gardan depan, 60 % untuk gardan belakang.
Tipe penggerak untuk 4WD memiliki bermacam-macam kategori :
 Part Time 4WD
Pada sistem ini, 4WD tidal fix untuk selamanya tetapi dapat di non
aktifkan sesuai dengan kebutuhan. Sistem pemindahan dari 2WD ke 4WD
harus dilakukan secara manual dengan memindahkan tuas. Dalam kondisi
normal, system akan berjalan dengan 2WD. Kendaraan yang mengggunakan
system ini tidak dirancang untuk kondisi jalan kering atau jalan raya, karena
berakibat system gear cepat aus. Sistem low-range gear menyebabkan







kendaraan merambat dengan pelan, tapi mampu mengatasi rintangan yang

cuku berat. System ini umumnya digunakan oleh kendaraan-2 tua bertipe jeep.
Kelemahan sistem ini adalah distribusi power antara gardan depan dan belang
tidak dapat diatur sesuai kebutuhan atau otomatif. Kelemahan yang lain adalah
pemindahan dari 2WD ke 4WD (atau sebaliknya) harus dengan manual dan
pada umunya kendaraan harus dalam kondisi bergenti. Perpindahan dari 2WD
ke 4WD atau sebaliknya tidak dapat dilakukan on the fly (sambil jalan).
Beberapa kendaraan yang menggunakan system ini adalah : Jeep Wrangler,
Nissan, Chevrolet Blazer, Cherokee, Nissan Pathfinder, Toyota 4Runner,
Mazda
Selectable 4WD
Sistem ini lebih fleksibel dalam melakukan pemilihan jenis penggerak
yang digunakan apakah 2WD, full time 4WD, ataupun part time 4WD dalam
memberikan traksi yang maksimal. Pada waktu mnghadapi medan yang cukup
berat, central differential akan otomatis mengunci untuk memberikan traksi
yang kuat. Pada waktu belok, center differential akan mengatur roda depan
dan belakang berputar secara independen. Sistem ini dapat menembus medan
berat seperti lumpur, dapat digunakan di jalan aspal. Sistem ini delangkapi
pula dengan low-range gear. Kekurangan dari sistem ini adalah : proses
aktivasi dilakukan secara manual. Beberapa kendaraan yang menggunakan
system ini antara lain : Isuzu Tropper, Acura SLX, Ford Expedition, Grand

Cherokee, Mitsubishi Montero, Jeep Cherokee.
Permanent 4WD
Sistem ini dilengkapi juga dengan low-range gear dan center
differential. Sistem ini dapat digunakan di jalan aspal maupun jalan berlumpur.
Proses penguncian dilakukan secara otomatis. Sistem ini mempunyai
kemampuan off-road setara dengan part-time 4WD, tetapi masih bisa
digunakan di jalan aspal, sedangkan part-time tidak bisa digunakan di jalan
aspal karena system gear akan cepat aus. Adanya center differential dapat
melakukan penguncian secara otomatis dalam meningkatkan daya traksi.
Tetapi harga system ini lebih mahal dibandingkan dengan system lain.
Beberapa kendaraan yang menggunakan system ini antara lain : MercedesBens ML320, Toyota Land Cruiser, Lexus LX470, Range Rover, Jeep Grand
Cherokee, Ford Explorer V6.
All Wheel Drive
All Wheel Drive (AWD), atau disebut juga dengan Full-Time 4WD.
Pada sistem ini ke-4 roda adalah tidak ada saling ketergantungan
(independent). Distribusi power diatur oleh cpu (komputer). Sistem ini
umunya sudah dilengkapi dengan sistem pengendali traksi secara otomatis.
Misal, saat roda kanan depan dan belakang pada tempat yang basah, secara
otomatis komputer akan memberikan traksi dan porsi tenaga yang lebih besar
untuk roda depan dan belakangn sebelah kanan. Contoh yang lain, misal mobil

dalam kondisi menikung ke kiri, secara otomatis roda kanan belakang akan
mendapatkan porsi tenaga lebih besar. Sistem ini mudah digunakan dan
dengan seketika akan menyalurkan daya ke roda dengan kuat. AWD dapat
digunakan di jalan aspal. Centre Differential berfungsi secara otomatis dalam
mengunci atau membuka. Kemampuan AWD ini tidak sehebat 4WD karena
tidak dilengkapi dengan low-range gear. Sistem AWD ini cukup efisien Untuk
menembus lorong-lorong hutan, padang pasir, jalan berkerikil . Beberapa
kendaraan yang mengunakan sisyem ini antara lain : Mitsubishi Eclipse,

Subaru, Volvo V70, Mazda MPV, Honda CR-V, Lexus RX300, MercedesBenz E320.
B. Transfer Case

Pada transmisi yang konvensional maka pada kendaraan 4x4 mempunyai
tambahan trasmisi (extra transfer case).Transfer case inilah yang kemudian membagi
beban kendaraan dengan memindahkan daya melalui propeler shaft ke roda depan.
Biasanya pada kendaraan 4x4 konvensional transfer case tersebut mempunyai dua
kecepatan yakni gear rasio High dimana rasio perpindahan daya ke roda depan sama
dengan torsi daya yang disalurkan ke roda belakang. Sedangkan pada posisi transfer
case low maka perpindahan daya pada gigi rendah (Low Gear) maka transfer case
tersebut akan melipat gandakan daya menjadi dua kali lipat dengan rasio 2:1 (untuk

kondisi transfer case standar). Dengan menggunakan Low Gear tersebut maka akan
memberikan daya yang cukup kuat bagi kendaraan anda untuk mendaki bukit atau
melintasi lumpur. Disamping memberikan daya yang kuat, maka pada suatu keadaan
tertentu, maka Low Gear tersebut dapat berfungsi sebagai "idle" speed pada kecepatan
rendah dalam menghadapi beberapa rintangan tertentu. Disamping itu Low Gear
tersebut dapat pula berfungsi sebagai penarik beban berat yang dapat menarik beban 2
kali dari maksimum daya angkut (max. load) pada kendaraan tersebut. Kelebihan
penggunaan Low Gear lainnya adalah fungsi ‘Engine Break" pada rintangan curam
semisal anda menuruni bukit terjal.
C. Komponen Transfer Case
Transfer case mempunyai komponen utama sebagai berikut :

1. Tuas pemindah kecepatan
Berfungsi untuk memilih/memindah kecepatan (H atau L)
2. Tuas on/off 4WD
Berfungsi untuk mengaktifkan atau menonaktifkan 4WD
3. Output 4WD
Berfungsi untuk meneruskan putaran output transfer case ke poros depan
4. Output belakang
Berfungsi untuk meneruskan putaran ke poros propeler belakang

5. Roda gigi penghubung
Berfungsi untuk meneruskan putaran dari roda gigi output transmisi ke roda
gigi kecepatan
6. Roda gigi kecepatan lambat
Berfungsi saat tuas posisi L
7. Roda gigi kecepatan cepat
Berfungsi untuk mobil dalam keadaan posisi tuas H
8. Garpu pemindah
Berfungssi untuk memililih antara kecepatan H atau L dengan cara menggeser
hub sleeve
9. Clutch hub
Berfungsi untuk meneruskan putaran dari hub sleeve ke poros output.
10. Hub sleeve
Berfungsi untuk menghubungkan antara roda gigi kecepatan dengan clutch
hub

11. Hub sleeve 4WD
Berfungsi untuk menghubungkan antara poros output transfer case dengan
poros output 4WD.
12. Output transfer case

Berfungsi untuk meneruskan putaran ke poros depan
D. Cara kerja
 Saat 2H
Menandakan hanya 2 roda belakang saja yang berputar . Tuas 2 H digunakan
untuk kendaraan dalam kecepatan tinggi dan kering. Penggunaan 2H ini
dilakukan pada jalan raya biasa. Pada posisi ini tanpa mengaktifkan 4WD
selektor.
 Saat 4H
Menandakan 4 roda bergerak bersamaan. Perbandingan gigi untuk 4H
adalah sama dengan rasio gigi untuk 2H. Fungsi 4H digunakan apabila situasi
jalan dalam keadaan licin, baru hujan atau habis hujan. 4H dapat digunakan
dalam kecepatan tinggi seperti penggunaan tuas 2H. Pada kendaraan tertentu
semisal Suzuki Jimny, Isuzu Invader maka pemindahan gigi 2 H ke 4H dapat
dilakukan pada posisi kendaraan sedang berjalan namun demikian usahakan
pemindahan gigi dalam posisi kendaraan diam. Disamping itu pemindahan
gigi sebaiknya dilakukan dalam keadaan posisi stir mengarah maju (sebaiknya
tidak pada saat berbelok kekiri atau kekanan).
 Posisi N
Posisi neutral digunakan apabila kendaraan dalam keadaan ditarik atau
apabila kendaraan menggunakan PTO Winch (Power Take Off Winch) maka

posisi neutral digunakan menggerakan PTO dimaksud. Neutral juga berfungsi
sebagai jeda/transisi antara perbedaan gigi kecepatan tinggi (H) ke perbedaan
gigi kecepatan rendah (L). Perpindahan posisi 4H ke N dan 4L harus
dilakukan pada saat kendaraan benar-benar diam karena perpindahan tersebut
dilakukan pada rasio gigi yang berbeda. Pada posisi ini roda kecepatan
berputar bebas tanpa membawa poros.

 Posisi 4L
Posisi 4L berfungsi sama dengan 4H namun demikian perbandingan
giginya lebih rendah dibandingan 4H. Fungsi 4L adalah untuk mengatasi
rintangan medan berat misalnya jalan berlumpur, tanjakan yang cukup curam
atau rintangan berbatu. Pemindahan gigi dari 4H ke 4L harus dilakukan dalam
posisi kendaraan diam. Karena perbandingan gigi yang berbeda maka

pemindahan gigi 4H ke 4L dalam keadaan jalan akan mengakibatkan
kerusakan serius pada transfer case.
Langkah Kerja
A. Membongkar transfer case
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan toolbox

2) Menyiapkan unit transfer case yang menempel dengan transmisi
3) Melepas tutup ujung poros output transmisi
4) Melepas tutup transfer case samping
5) Memisahkan transfer case dengan transmisi
6) Apabila sudah terpisah, maka kemudian mulai membongkar transfer case
7) Melepas tutup transfer case atas
8) Melepas rumah penghubung 4WD
9) Melepas as garpu pemindah
10) Melepas garpu pemindah
11) Melapas roda gigi penghubung
12) Melepas bantalan poros output transfer case
13) Melepas poros output transfer case, sehingga roda gigi kecepatan,clutch hub,
hub sleeve akan terlepas juga
B. Merakit kembali transfer case
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Memasang poros output transfer case beserta gigi kecepatan, clutch hub dan
kelengkapanya
2) Memasang bantalan poros output transfer case
3) Memasang roda gigi penguhubung
4) Memasang roda gigi pada out put

5) Memasang garpu pemindah
6) Memasang as garpu pemindah
7) Memasang rumah penghubung 4WD
8) Memasang tutup transfer case atas
9) Menggabungkan kembali transfer case dan transmisi
10) Memasang tutup samping transfer case
11) Memasang tutup poros out put transmisi
12) Merapikan alat
13) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula
14) Bersih-bersih
Kesimpulan

 Transfer case berfungsi untuk melepas dan menghubungkan tenaga putaran terhadap
penggerak roda depan secara mekanik atau selektif.
 Urung rampung. . . .

LAPORAN PRAKTEK CHASSIS OTOMOTIF
“TRANSFER CASE”

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Chasiss Otomotif
yang Diampu oleh Drs. Subagsono, M. T.

oleh :

Nama

: Dwiki Muda Yulanto

NIM

: K2510024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013