Persepsi situasi menimbulkan dorongan untuk bergerak Kontrol terhadap sikap

4 bagi penderita cacat dapatlah dianggap sebagai terapi fungsional yang dilandaskan pada berbagai bentuk gerak. Menurut Seamen, Jennet A. and De Pauw, Keren P. 1982: 109 ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelarasan gerak fisik bagi penderita cacat yaitu:

1. Persepsi situasi menimbulkan dorongan untuk bergerak

Terwujudnya gerak pada seseorang dalam bentuk reaksi rangsangan dimaksudkan sebagai jawaban terhadap rangsangan tersebut. Adapun persyaratan bagi rangsangan itu hendaklah yang layak dan dapat ditangkap dengan sempurna oleh panca indera. Bila terdapat gangguan pada panca indera atau seseorang tidak dapat mengerti atas sesuatu yang dikemukakan, maka dia akan apatis atau bersikap acuh tak acuh. Gangguan pada indera penglihatan misalnya, sudah barang tentu berpengaruh pula terhadap gaya gerak. Pada mereka dengan keterbelakangan mental terdapat kesukaran untuk menangkap pengertian terhadap sesuatu dan dalam pendidikan juga akan terbelakang, oleh karena tidak terwujud reaksi yang menjurus kepada usaha untuk meningkatkan pengetahuan. Sherril, C. 1982: 219 mengemukakan bahwa permainan merupakan dasar bagi pengobatan secara berkelompok dan dapat dikatakan sebagai salah satu metode, agar seseorang dapat mengembangkan kemampuannya, dapat mengenal dirinya, dan dapat memupuk hubungan antara sesama serta lingkungannya. Permainan akan menyingkap tabir kesepian hidup menyendiri dan ini memang perlu sekali agar dia dapat melihat kenyataan, bahwa banyak orang berada di sekitarnya. 5

2. Kontrol terhadap sikap

Kemampuan untuk dapat tampil dengan sikap yang wajar tergantung pada keutuhan integritas sistem motorik dari badan. Pada kelumpuhan yang penyebabnya berasal dari gangguan otak cerebral palsy, sistem motorik tersebut tidak kuasa berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam hal ini French, R.W. Jansma, P. 1982: 123 mengemukakan bahwa mengingat manifestasi dari kelumpuhan ini dapat berbeda-beda dalam tingkatannya, maka bagi perawatannya yang berupa latihan fisik telah dilakukan berbagai percobaan untuk mencari latihan yang selaras dengan tingkat kelumpuhannya. Ternyata ada latihan yang paling tepat, yaitu renang. Ini dapat dimengerti karena di dalam air terasa berat badan lebih ringan dan dengan demikian akan lebih mudah mengadakan kontrol terhadap sikap untuk melakukan gerak. Selain dari itu, aktivitas jasmani seperti naik kuda dapat menimbulkan perasaan untuk dapat berkuasa dan membantu penderita mengadakan kontrol terhadap sikap yang cocok.

3. Mengenal diri sendiri melalui permainan