Kebermaknaan hidup remaja punk.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
KEBERMAKNAAN HIDUP REMAJA PUNK
Sunarto
Universitas Sanata Dharma
2013
Kehidupan yang sehat merupakan kehidupan yang penuh akan makna.
Hanya dengan makna yang baik orang menjadi pribadi yang berguna bukan hanya
bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain. Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi penyebab remaja menjadi punkers ,
motivasi apa yang mendorong untuk menjadi punkers, dan bagaimana makna
hidup yang dimiliki oleh remaja punkers.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan dilakukan
dengan kerangka studi kasus, yakni suatu studi yang mendalam mengenai satu
atau beberapa aspek yang diambil dari data yang terbatas serta relevan dengan

permasalahan kebermaknaan hidup. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi dan wawancara mendalam. Lokasi penelitian bertempat di
tempat tinggal subjek dan tempat berkumpul subjek dengan komunitasnya. Subjek
penelitian yang pertama adalah CP (16) siswa kelas 11 SMA dan MK (17) tidak
bersekolah. Kedua subjek berjenis kelamin laki-laki, kedua subjek merupakan
remaja yang menjadi punkers
Hasil penelitian ini adalah adalah sebagai berikut; 1) Faktor-faktor yang
menyebabkan remaja memilih menjadi punkers, yaitu orangtua sebagai pendidik
utama bagi anak-anak tidak memberikan edukasi dan bimbingan mengenai punk,
proses pencarian jati diri, dan kreativitas yang tidak terwadahi. 2) Motivasi subjek
CP dan MK menjadi punkers adalah niat dari dalam diri subjek, mendapatkan
penguatan dari teman-teman subjek, penguatan dari komunitas, dan ideologi punk
serta subjek percaya diri dengan menjadi punkers. 3) Sikap-sikap subjek sebagai
punkers yang menjadi makna hidup subjek sebagai berikut; Subjek memunyai
kepercayaan diri, memiliki kebebasan untuk bertindak dan bertanggungjawab atas
perilakunya sendiri, memunyai totalitas menjadi punkers, merasa diterima oleh
keluarga dan lingkungan, subjek belum pernah mendapatkan penolakan terhadap
keberadaan dirinya sebagai punkers, dan menjadi punkers tidak menghalangi diri
subjek bergaul dan survive dalam kehidupannya.


vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE MEANING OF LIFE OF PUNK ADOLESCENTS
Sunarto
Sanata Dharma University
2013
A healthy life is a life which is full of meanings. With its good meanings,
person can become dependable not only for himself but also for others. This
research is conducted in order to know the factors that made some adolescents
become punkers, the motivation that provoked them to become punkers, and to
know the meanings of their life.
This research is a qualitative research. The approach is conducted with a

case study framework, i.e. a study which is comprehensive about one or some
aspects taken from limited data which is relevant with problems of the meaning of
life. The method of data collection is using thorough observation and interview.
The research took place in subjects’ residence and the place where the subjects
hung out with his or her community. The first subject is “CP”, a sixteen-year-old
student of in eleventh grade in Senior High School, and “MK”, a seventeen-yearold man who does not go to school. They are all male adolescent who become
punkers.
The results of this research show that: 1) the factors that cause the
adolescents choose to become punkers are the parents as the main educators do
not give education and guidance about punk, the process of look for their identity,
and the creativity which is not realized. 2) The factors that provoked “CP” and
“MK” to become punkers are their own intention, having encouragement from
their friends as well as from community, the ideology of punk, the feeling of selfconfidence to become punkers. 3) The attitude of the subjects as punkers that
become the meaning of their life is follows: The subjects have self-confidence,
have freedom to act and be responsible for their behavior, have totality to become
punkers, feel to be accepted by family and environment, the subjects never get
refusal for their existence as punkers, and becoming punkers do not hinder
themselves to associate and survive in their life.

viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KEBERMAKNAAN HIDUP REMAJA PUNK

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Ole h :
SUNARTO
NIM: 091114037

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KEBERMAKNAAN HIDUP REMAJA PUNK

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling


Ole h :
SUNARTO
NIM: 091114037

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.

Yogyakarta, 23 Januari 2014
Penulis

Sunarto
NIM: 091114037

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa universitas Sanata Dharma:
Nama

: Sunarto

Nomor Mahasiswa

: 091114037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
KEBERMAKNAAN HIDUP REMAJA PUNK
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tenpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberi royalti kaepada saya selama tetap mancantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 23 Januari 2014
Yang menyatakan

Sunarto

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Saja adalah manusia biasa. Saja tidak sempurna. Sebagai manusia biasa saja
tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hanja kebahagiaan ialah dalam

mengabdi pada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Itulah ‘Dedication
of Live’ ku. Djiwa Pengabdian inilah jang mendjadi falsafah hidupku, dan
menghikmati serta mendjadi bekal-hidup dalam seluruh gerak hidupku. Tanpa
djiwa pengabdian ini saja bukan apa-apa. Akan tetapi dengan djiwa
pengabdian ini, saja merasakan hidupku bahagia dan manfaat”.
-Soekarno, 10 September 1966-

“Jarang Doa, tetapi selalu Bersyukur”
-Lui_stresss-

Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yang Maha Asik
Bapak Thomas Tubiran dan Ibu Anastasia Tuyem yang selalu memberi Doa dan
cinta
Kakak-kakakku yang selalu menanyakan kapan lulus dan memberi sumbangan
materi dan doa
Prodi BK USD
Sahabat-sahabat tercinta yang telah mendukung dan mengejek

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
KEBERMAKNAAN HIDUP REMAJA PUNK
Sunarto
Universitas Sanata Dharma
2013
Kehidupan yang sehat merupakan kehidupan yang penuh akan makna.
Hanya dengan makna yang baik orang menjadi pribadi yang berguna bukan hanya
bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain. Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi penyebab remaja menjadi punkers ,
motivasi apa yang mendorong untuk menjadi punkers, dan bagaimana makna
hidup yang dimiliki oleh remaja punkers.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan dilakukan
dengan kerangka studi kasus, yakni suatu studi yang mendalam mengenai satu
atau beberapa aspek yang diambil dari data yang terbatas serta relevan dengan
permasalahan kebermaknaan hidup. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi dan wawancara mendalam. Lokasi penelitian bertempat di
tempat tinggal subjek dan tempat berkumpul subjek dengan komunitasnya. Subjek
penelitian yang pertama adalah CP (16) siswa kelas 11 SMA dan MK (17) tidak
bersekolah. Kedua subjek berjenis kelamin laki-laki, kedua subjek merupakan
remaja yang menjadi punkers
Hasil penelitian ini adalah adalah sebagai berikut; 1) Faktor-faktor yang
menyebabkan remaja memilih menjadi punkers, yaitu orangtua sebagai pendidik
utama bagi anak-anak tidak memberikan edukasi dan bimbingan mengenai punk,
proses pencarian jati diri, dan kreativitas yang tidak terwadahi. 2) Motivasi subjek
CP dan MK menjadi punkers adalah niat dari dalam diri subjek, mendapatkan
penguatan dari teman-teman subjek, penguatan dari komunitas, dan ideologi punk
serta subjek percaya diri dengan menjadi punkers. 3) Sikap-sikap subjek sebagai
punkers yang menjadi makna hidup subjek sebagai berikut; Subjek memunyai
kepercayaan diri, memiliki kebebasan untuk bertindak dan bertanggungjawab atas
perilakunya sendiri, memunyai totalitas menjadi punkers, merasa diterima oleh
keluarga dan lingkungan, subjek belum pernah mendapatkan penolakan terhadap
keberadaan dirinya sebagai punkers, dan menjadi punkers tidak menghalangi diri
subjek bergaul dan survive dalam kehidupannya.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE MEANING OF LIFE OF PUNK ADOLESCENTS
Sunarto
Sanata Dharma University
2013
A healthy life is a life which is full of meanings. With its good meanings,
person can become dependable not only for himself but also for others. This
research is conducted in order to know the factors that made some adolescents
become punkers, the motivation that provoked them to become punkers, and to
know the meanings of their life.
This research is a qualitative research. The approach is conducted with a
case study framework, i.e. a study which is comprehensive about one or some
aspects taken from limited data which is relevant with problems of the meaning of
life. The method of data collection is using thorough observation and interview.
The research took place in subjects’ residence and the place where the subjects
hung out with his or her community. The first subject is “CP”, a sixteen-year-old
student of in eleventh grade in Senior High School, and “MK”, a seventeen-yearold man who does not go to school. They are all male adolescent who become
punkers.
The results of this research show that: 1) the factors that cause the
adolescents choose to become punkers are the parents as the main educators do
not give education and guidance about punk, the process of look for their identity,
and the creativity which is not realized. 2) The factors that provoked “CP” and
“MK” to become punkers are their own intention, having encouragement from
their friends as well as from community, the ideology of punk, the feeling of selfconfidence to become punkers. 3) The attitude of the subjects as punkers that
become the meaning of their life is follows: The subjects have self-confidence,
have freedom to act and be responsible for their behavior, have totality to become
punkers, feel to be accepted by family and environment, the subjects never get
refusal for their existence as punkers, and becoming punkers do not hinder
themselves to associate and survive in their life.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Penelitian dan penulisan skripsi ini merupakan hadiah dan anugerah yang
indah dari sang empunya hidup, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Dari penulisan
dan penelitian skripsi ini menjadi sebuah pengalaman yang sangat bermakna.
Tidak lupa penulis selalu mengucap syukur dan terimakasih atas anugerah yang
indah ini. Segala usaha keras yang penulis kerjakan hingga menjadi karya tulis ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi dukungan berupa
materi, motivasi, kritik, saran, dan doa. Dengan adanya bantuan tersebut penulisan
dan penelitian skripsi ini telah berjalan lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si, selaku kepala program studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan kepercayaan untuk menulis skripsi dan
memberikan dukungan kepada penulis.
2. Drs. T.A. Prapancha Hary, M.Si, selaku dosen pembimbing dalam penulisan
skripsi ini, dan memberikan waktu, arahan, dan motivasi selama penelitian
dan penulisan.
3. Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si., Drs. R.H.Dj. Sinurat, M.A., Dr. M.M. Sri
Hastuti, M.Si., A. Setyandari, M.A., Ag. Krisna Indah Marheni, M.A.,
Juster Donal Sinaga, M.Pd., Drs. R. Budi Sarwono, M.A., Prias Hayu
Purbaning Tyas, M.Pd., selaku dosen prodi Bimbingan dan Konseling yang
telah memberikan ilmu, bimbingan, dan memfasilitasi penulis selama
menjalani perkuliahan, dan terimakasih kepada dosen-dosen yang sudah
tidak mengajar di prodi BK.
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Bapak dan Mamak yang tercinta, yang selalu menanyakan kapan lulus dan
yang selalu memberikan semangat, doa, dan materi. Kasih sayang yang
tulus telah menghantarkan penulis meraih cita-cita.
5. Antonius Sukirno, Rm. Amatus Sukadi, SCJ., Agustinus Sukamdi, Albertus
Suharno, Ambrosius Suprapto, dan Antonia Susilowati yang setia memberi
motivasi, semangat, dan dukungan materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. CP dan MK (nama disingkat), yang telah bersedia menjadi subjek penelitian
dan mau berbagi pengalaman secara terbuka kepada penulis sehingga
penelitian dapat berjalan dengan baik.
7. Kawan-kawan BK angkatan 2009, kawan-kawan organisasi, dan kawankawan kos Papyrus terimakasih atas dukungan, bantuan, semangat, ejekan,
kritik, dan sarannya. “Persekawanan yang selalu membuat kita bertahan,
kawan”.
8. Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, penulis
sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi Bimbingan dan Konseling, bagi
orang-orang yang berminat dengan kebermaknaan hidup, dan bagi pencari makna
hidup berikutnya.

Penulis

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan .................................................................... 1
B. Fokus Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
E. Defenisi Operasional .................................................................................. 5

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kebermaknaan Hidup .................................................................... 7
1. Pengertian Kebermaknaan Hidup .......................................................... 7
2. Proses Terbentuknya Kebermaknaan Hidup ......................................... 8
3. Faktor-Faktor Kebermaknaan Hidup ................................................... 10
4. Ciri-Ciri Individu yang Menemukan Kebermaknaan Hidup ............... 12
5. Manfaat Kebermaknaan Hidup ............................................................ 13
6. Akibat Kegagalan Mencapai Kebermaknaan Hidup ........................... 14
B. Konsep Tentang Punk .............................................................................. 16
1. Pengertian Punk .................................................................................. 16
2. Sejarah Punk ....................................................................................... 16
C. Konsep Remaja ......................................................................................... 19
1. Pengertian Remaja ............................................................................... 19
2. Tugas Perkembangan Remaja ............................................................. 20
D. Kebermaknaan Hidup Remaja Punk ........................................................ 21
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 24
B. Metode Pengumpulan Data....................................................................... 24
1. Wawancara .......................................................................................... 24
2. Observasi ............................................................................................. 25
C. Alat Pengumpulan Data ............................................................................ 26
D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 26
E. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 27

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

F. Langkah-langkah/Tahap Penelitian .......................................................... 27
G. Uji Validitas Data ..................................................................................... 28
H. Teknik Analisis/Pengolahan Data ............................................................ 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 31
1. Observasi ............................................................................................ 32
2. Wawancara Mendalam ....................................................................... 36
B. Hasil Temuan Secara Umum ................................................................... 39
1. Komunitas .......................................................................................... 40
2. Lingkungan Keluarga ......................................................................... 41
3. Penyesuaian Sosial ............................................................................. 42
4. Lingkungan Tempat Tinggal .............................................................. 43
5. Sifat dan Karakter Subjek Saat Ini ..................................................... 44
6. Pengalaman Traumatik ...................................................................... 45
C. Analisis Subjek Penelitian ....................................................................... 46
D. Pembahasan .............................................................................................. 51
1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Remaja Memilih Menjadi Punk .. 51
2. Motivasi Subjek Menjadi Punk .......................................................... 53
3. Kebermaknaan Hidup Remaja Punk .................................................. 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 56
B. Saran ......................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 60
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN
A. Hasil Observasi ........................................................................................ 62
B. Pedoman Wawancara ............................................................................... 70
C. Foto Subjek .............................................................................................. 72
D. Surat Pernyataan Subjek Penelitian

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan
Berada pada zaman yang maju seperti saat ini banyak terjadi revolusi
dalam berbagai bidang, seperti di bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan,
komunikasi dan teknologi. Perkembangan zaman yang sangat maju
mengharuskan manusia agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai
pembaharuan yang diciptakan dan dikreasikan oleh manusia. Kini tradisi dan
budaya masyarakat lokal telah terkontaminasi dengan modernisasi tanpa bisa
dihentikan. Modernisasi yang terus mengalir tanpa henti berdampak pada
terjadinya perubahan sosial dan budaya dalam tatanan masyarakat. Salah satu
budaya yang muncul saat ini adalah punk.
Punk adalah bentuk perlawanan melalui pergerakan oleh anak muda yang
dipelopori oleh putra-putri kaum pekerja. Gerakan ini dengan cepat
merambah di Barat khususnya negara-negara yang terkena masalah ekonomi
dan keuangan akibat kemerosotan moral para tokoh yang berperan di
panggung politik. Dampak lebih lanjut adalah pengangguran dan kriminalitas
yang tinggi. Punk berusaha menyampaikan sindiran kepada penguasa dengan
caranya sendiri, yaitu lewat lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana
tetapi kasar, dengan beat cepat dan menghentak keras namun sarat akan
makna.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Bagi masyarakat umum, Punk memiliki karakter sendiri yang tampak
melalui penampilan dan tingkah laku yang ditunjukkan, seperti rambut
mohawk, dan diwarnai dengan warna-warna yang mencolok mengenakan
jaket kulit, rantai, celana jeans ketat, sepatu boots, baju yang lusuh, antisosial, kaum perusuh, anti kemapanan dan kriminal dari kelas bawah,
pemabuk yang berbahaya, maka tidak sedikit orang menilai bahwa orang
yang berpenampilan seperti itu layak disebut punk.
Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, budaya punk pun ikut
berkembang pesat, temasuk di Indonesia. Pada akhir era 80an, punk muncul
di Indonesia hingga mencapai puncaknya pada saat orde baru runtuh sekitar
tahun 1998. Hal itu terlihat dengan banyaknya komunitas punk yang
bermunculan secara terorganisir maupun yang tidak terorganisir
Menurut Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Depok, Jawa Barat,
Abdul Haris mengatakan, tidak semua anak punk berasal dari kalangan tidak
mampu. Banyak anak punk memilih menjadi punk karena hobi, bukan karena
tidak mampu (Tempo, Selasa, 18 September 2012). Rata-rata anak punk yang
terkena razia Dinas Sosial Depok mengaku berasal dari keluarga mapan.
Mereka terbawa oleh lingkungannya yang menyatakan punk itu menarik.
Akhirnya mereka hidup di jalan dan tidak terkontrol.
Menjadi seorang punk tidak bisa sekedar mengambil kulitnya. Dengan
meniru dandanan tanpa mengerti perjuangan punk, mereka tidak dapat
disebut punk. Sulit dibedakan antara yang benar-benar mengerti punk, dan
mana yang anak jalanan. Banyak anak jalanan yang hanya meniru kostum

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

komunitas punk. Kemunculan punk sendiri muncul secara terorganisir,
namun punk tetap dipandang negatif oleh masyarakat umum.
Masyarakat beranggapan budaya punk tidak sesuai dengan norma
masyarakat. Pandangan masyarakat tersebut karena punk merasa bebas dan
dengan gaya hidup yang anarkis. Selain itu, penampilan yang sangat berbeda
dengan masyarakat umum, sehingga melahirkan kecurigaan bagi orang yang
melihat.
Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta juga sebagai kota budaya,
Yogyakarta masih memiliki budaya yang sangat kental dengan budaya Jawanya. Punk yang merupakan budaya dari luar mengalami kemajuan yang pesat
khususnya di Yogyakarta yang dapat dilihat dari banyaknya pagelaran musik
yang bernuansa punk, serta semakin banyaknya media basis ekonomi utama
mereka yaitu distro yang ada di Yogyakarta dan yang terakhir adalah
Yogyakarta sebagai kota wisata, yang memberikan kemudahan untuk
berinteraksi secara langsung dengan wisatawan luar atau domestik dengan
penduduk lokal, sehingga untuk melakukan sosialisasi budaya baru sangat
mudah. Tiga predikat tersebut membuat kota Yogyakarta menjadi tempat
yang subur untuk tumbuh kembangnya subkultur punk di kawasan ini.
Masuk kedalam ranah pendidikan, sebagai pendidik, konselor sekolah
dapat memberi topik-topik bimbingan tentang realitas sosial terutama tentang
punk, diharapkan pemahaman makna punk tidak disalah artikan oleh peserta
didik serta bagi siswa yang telah menjadi punkers mendapat kontrol sosial
dari guru atau konselor. Guru-guru dan konselor dapat memberikan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

pemahaman tentang punk kepada siswa-siswi, agar siswa-siswi dapat
memahami dirinya dan menemukan kebermaknaan hidupnya secara benar.
Kebermaknaan hidup yang benar memiliki kualitas penghayatan rasa
keberhargaan atau kebernilaian individual manusia yang khas tentang
seberapa besar dirinya dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
serta seberapa jauh individu tersebut merealisasikan tujuan hidupnya.
Fenomena tersebut membuat peneliti sangat tertarik untuk mengetahui
bagaimana kebermaknaan hidup remaja punk yang tetap eksis ditengah
pandangan negatif masyarakat Yogyakarta. Karena Yogyakarta adalah kota
budaya dan terkenal dengan masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilainilai lokal, serta penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari,
mengingat kehadiran komunitas punk yang tentu saja menimbulkan
penolakan dan penerimaan dari masyarakat, bukan hanya karena dandanan
mereka yang unik dan aneh yang membuat mata setiap orang beranggapan
kriminal, dan aktivitas mereka di jalan banyak menimbulkan penolakan
masyarakat.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan di atas,
dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah;
1. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab remaja, menjadi Punkers
(sebutan untuk seseorang yang telah menjadi punk)?
2. Motivasi apa yang mendorong remaja untuk menjadi Punkers?
3. Bagaimana makna hidup yang dimiliki oleh remaja Punk?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

C. Tujuan Penelitian
Penelitian studi kasus ini ditujukan untuk mengetahui lebih mendalam
mengenai pemahaman kebermaknaan hidup remaja punk.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara

teoritis

hasil

penelitian

diharapakan

dapat

memberikan

sumbangan yang bermakna bagi pengembangan Bimbingan dan
Konseling dan memperkaya teori-teori bimbingan pribadi dan sosial,
khususnya yang berkaitan dengan punk dan kebermaknaan hidup.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi mahasiswa, pelajar, konselor, pun masyarakat umum
sebagai rujukan untuk melihat fenomena kehidupan sosial dengan
permasalahannya dan menambah pilihan alternatif pemecahan masalah
hidup individu yang kompleks.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para remaja punk untuk
memiliki pemahaman tentang kebermaknaan hidup yang lebih bermakna
mengenai dirinya.
E. Defenisi Operasional
1.

Kebermaknaan

Hidup

merupakan

kualitas

penghayatan

rasa

keberhargaan atau kebernilaian individual manusia yang khas tentang
seberapa besar dirinya

dapat mengembangkan potensi-potensi yang

dimiliki serta seberapa jauh individu tersebut merealisasikan tujuan
hidupnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.

6

Remaja Punk merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda
terhadap pemerintahan yang berlandaskan dari keyakinan we can do it
ourselves

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebermaknaan Hidup
1. Pengertian Kebermaknaan Hidup
Frankl (Koeswara, 1987), mengatakan bahwa setiap pribadi memiliki
medan sendiri atau misi sendiri dalam hidup untuk melaksanakan tugas
konkret yang harus diisi. Karenanya tidak bisa dipindahkan dan hidupnya
pula tidak bisa diulang. Menilik dasar filosofi eksistensialisme, Frankl
(Koeswara, 1987) menilai individu manusia bersifat dan bermakna
personal, tunggal dan unik. Kepersonalan, ketunggalan dan keunikan dari
kebermaknaan hidup merupakan akibat logis dari penempatan kebebasan
manusia sebagai prinsip utama dalam eksistensialisme.
Lebih lanjut Frankl mengatakan bahwa ditempatkannya individu
manusia secara eksistensial berakibat adanya tujuan-tujuan hidup dari
setiap orang. Konsekuensi ini berarti bahwa jawaban kebermaknaan hidup
individual manusia senantiasa terkait dengan kualitas penghayatan tentang
tujuan-tujuan hidupnya, sehingga dapat menyebabkan peningkatanpeningkatan tegangan batin. Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan
bahwa

kebermaknaan

hidup

adalah

kualitas

penghayatan

rasa

keberhargaan atau kebernilaian individual manusia yang khas tentang
seberapa besar dirinya

dapat mengembangkan potensi-potensi yang

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

dimiliki serta seberapa jauh individu tersebut merealisasikan tujuan
hidupnya.
2. Proses Terbentuknya Kebermaknaan Hidup
Frankl (Koeswara, 1987) mengatakan bahwa kebermaknaan hidup
dibangun dalam kerangka filsafat eksistensialisme. Ada tiga proses
terbentuknya kebermaknaan hidup menurut filsafat eksistensialisme,
yakni: konsep kebebasan berkeinginan, konsep keinginan akan makna, dan
konsep makna hidup yang menjadi landasan filosofi terbentuknya
kebermaknaan hidup individu.
a. Konsep Kebebasan Berkeinginan
Kebebasan adalah sebuah konsep yang memberi kekhasan pada
eksistensialisme. Menurut Frankl (Koeswara, 1987) menyebutkan
bahwa kebebasan untuk menentukan sikap terhadap kondisi biologis,
psikologis dan sosio kultural. Kualitas ini adalah khas manusia yang
memunyai kemampuan untuk mengambil jarak terhadap kondisi di
luar dirinya maupun dalam dirinya sendiri, sehingga manusia
memiliki kebebasan untuk menentukan mana yang baik dan penting
bagi dirinya.
Kebebasan di sini harus pula diimbangi dengan tanggung jawab
agar tidak menjadi kesewenangan atau kebebasan manusia sebagai
suatu kebebasan dalam batas-batas. Manusia bebas untuk tampil di
atas determinan-determinan somatic dan psikis dari keberadaannya,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

sehingga manusia dapat memasuki dimensi baru yang disebut
kebermaknaan hidup.
b. Konsep Keinginan Akan Makna
Menurut Frankl (Koeswara, 1987) menyebutkan bahwa semakin
seseorang terdorong untuk mencapai kesenangan, maka semakin kecil
kemungkinan orang tersebut untuk mencapai kesenangan. Kesenangan
itu sesungguhnya merupakan hasil dari pemenuhan dorongan atau
pencapaian tujuan yang akan merusak jika dijadiakan tujuan. Semakin
seseorang mengarahkan dirinya secara langsung kepada kesenangan
makna seseorang akan semakin kehilangan sasaran yang ditujunya.
Frankl, lebih lanjut mengungkapkan bahwa yang dibutuhkan
manusia bukanlah homeostatis, melainkan noodinamik, yaitu tegangan
pada tingkat tertentu yang berasal dari sifat menuntut yang lekat pada
makna terhadap keberadaan yang memungkinkan manusia yang tetap
terarah kepada nilai-nilai yang akan dan terus direlisasikannya.
Kebutuhan manusia bukanlah pengurangan tegangan, melainkan
gerak perjuangan ke arah tujuan tertentu yang patut dicapainya, yakni
makna. Jadi, suatu lapangan tegangan terbentuk antara apa manusia
itu dengan bagaimana atau menjadi apa semestinya manusia itu.
c. Konsep Makna Hidup
Menurut Frankl (Koeswara, 1992) mengemukakan makna
merupakan sesuatu yang objektif dan berada di seberang keberadaan
manusia. Berkat statusnya yang objektif itu, maka makna memunyai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 10

sifat menuntut atau menantang manusia untuk menggapainya. Namun
demikian, Frankl menekankan selain bersifat objektif makna juga
bersifat mutlak. Nilai-nilai yang merupakan sumber dari makna adalah
milik kawasan tertentu dan hanya cocok untuk untuk situasi tertentu,
sehingga disebut nilai-nilai situasional. Makna yang akan dan perlu
dicapai individulah makna yang spesifik dari hidup pribadinya dalam
situasi tertentu.
3.

Faktor-Faktor Kebermaknaan Hidup
Frankl (Koeswara, 1987 dan Schultz, 1991) berpendapat bahwa
individu dapat membentuk kebermaknaan hidupnya melalui realisasi nilainilai manusiawi yang meliputi nilai-nilai kreatif, nilai-nilai penghayatan,
dan nilai-nilai sikap.
a. Nilai-nilai kreatif
Nilai-nilai ini menurut Frankl (dalam Bastaman, 1996),
mengatakan bahwa inti dari nilai adalah memberikan sesuatu yang
berharga dan berguna pada kehidupannya. Kegiatan yang paling nyata
bagi realisasi nilai-nilai kreatif adalah bekerja. Bekerja memang tidak
dengan sendirinya memberikan makna bagi kehidupan individu yang
melakukannya. Tetapi, aktivitas bekerja semata-mata memberikan
peluang

dan

kesempatan

paling

besar

untuk

menemukan

kebermaknaan hidup.
Sejauh nilai-nilai kreatif dihadapkan pada tugas-tugas hidup,
maka realisasinya secara umum bersamaan dengan aktivitasnya itu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

Kerja biasanya mempresentasikan wilayah saat keunikan individu
tampil dalam hubungannya dengan masyarakat sehingga individu pun
menemukan kebermaknaan hidup.
b. Nilai-nilai penghayatan
Menurut Frankl (Bastaman, 1996) pada intinya mengambil
sesuatu yang bermakna dari lingkungan luar kemudian mendalaminya.
Mendalami berarti usaha memahami, menghayati, dan meyakini
berbagai nilai yang ada dalam kehidupan seperti kebaikan, kebenaran,
keindahan dan kebijakan serta kasih sayang maupun cinta. Menurut
Frankl (Schultz, 1991) bahwa nilai-nilai penghayatan adalah nilai-nilai
yang direalisasikan dengan mengambil sikap sebaliknya dari nilainilai kreatif (memberikan sesuatu dalam kehidupan), yakni sikap
menerima (reseptif) dari atau menyerahkan diri kepada dunia
kehidupan. Ini dapat dilakukan dengan menemui nilai-nilai kehidupan.
Makna tertinggi dari suatu momentum tertentu dalam keberadaan
manusia dapat muncul dan dialami terlepas dari tindakan. Momen
puncak tersebut dapat menjadi ukuran kebermaknaan hidup dari suatu
momen tunggal dapat terbalik melampaui seluruh hidup dengan
makna. Nilai-nilai kreatif direalisasikan dalam bentuk aktivitas kerja
yang menghasilkan sumbangan bagi masyarakat dan kehidupan,
sebaliknya komunitas pada gilirannya menghantarkan individu dan
penemuan makna, menemui sesamanya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

c. Nilai-nilai sikap
Menurut Frankl (Bastaman, 1996) ialah kesempatan yang harus
digunakan individu untuk menentukan sikap yang tepat terhadap
kondisi-kondisi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Frankl (Koeswara, 1992) mengkategorikan nilai-nilai sikap
sebagai

nilai

tertinggi

daripada

kedua

nilai

sebelumnya.

Merealisasikan nilai sikap berarti individu menunjukkan keberanian
dan kemuliaan menghadapi penderitaan atau permasalahan hidup yang
lain, selama individu menderita, suatu keadaan yang tidak semestinya
terjadi. Individu berada dalam ketegangan antara apa yang
sesungguhnya terjadi di satu pihak dengan apa yang semestinya terjadi
di pihak lain. Pada saat itulah individu dituntut untuk mampu
mengambil

sikap

sehingga

subjek

dapat

mempertahankan

pandangannya pada suatu yang ideal. Karena itu, individu dapat
mengoreksi kekeliruannya meskipun kekeliruan itu tetap tidak
terhapuskan.
4.

Ciri-Ciri Individu yang Menemukan Kebermaknaan Hidup
Berdasarkan konsep-konsep logoterapi yang dirumuskan. Frankl
(Schultz, 1991) menyimpulkan bahwa individu manusia yang telah
menemukan atau berhasil membentuk kebermaknaan hidupnya, berciri-ciri
sebagai berikut :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

a. Bebas memilih langkah tindakannya.
b. Bertanggung jawab secara pribadi terhadap perilaku hidup dan
sikapnya terhadap nasib.
c. Tidak ditentukan oleh kekuatan di luar dirinya.
d. Telah menemukan artidalam kehidupannya yang sesuai dengan
dirinya.
e. Secara sadar mampu mengontrol diri, mampu mengungkapkan nilainilai pengalaman, nilai-nilai kreasi, dan nilai-nilai sikap.
f. Telah mengatasi perhatian terhadap diri sendiri.
g. Berorientasi pada masa depan, mengarahkan diri pada tujuan dan
tugas yang akan datang.
h. Memiliki alasan untuk meneruskan hidup, memiliki komitmen
terhadap pekerjaan serta mampu memberi dan menerima cinta.
Ciri-ciri

tersebut

merupakan

manifestasi

individu

yang

mentransendensi diri dan mengaktualisasikan diri. Hasil penelitian
Crumbaugh dan Maholick (Koeswara, 1987) menunjukkan bahwa
kebermaknaan hidup tidak berkorelasi dengan tingkat pendidikan, tingkat
kecerdasan dan tingkat sosial-ekonomi individu.
5.

Manfaat Dari Kebermaknaan Hidup
Buchari dan Budiharga (1982) mengatakan bahwa kebermaknaan
hidup bermanfaat bagi individu sebagai pedoman orientasi nilai dalam
memilih tindakan untuk menjalankan kehidupan di masyarakat. Hasil
penelitian mereka, pandangan-pandangan dasar tentang makna hidup yakni

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

hidup untuk bekerja, hidup untuk beramal dan berbakti serta hidup untuk
bersenang-senang.
Hasil penelitian ini mendukung pandangan Frankl (Bastaman, 1996)
yang mengemukakan bahwa dengan bekerja berarti individu dapat
menemukan peluang untuk memenuhi kebermaknaan hidupnya, melalui
bekerja, individu dapat merasakan hidupnya tidak sia-sia, tetapi memiliki
arti atau makna.
Jadi, kebermaknaan hidup akan mendorong manusia untuk berkarya
secara maksimal, dapat diterima lingkungan tanpa keterpaksaan tetapi
menerima dengan cinta dan dapat mengambil sikap yang tepat terhadap
situasi dan kondisi yang dihadapinya.
6. Akibat Kegagalan Mencapai Kebermaknaan Hidup
Kegagalan dan keterlambatan semakin lama dan semakin ekstrim,
oleh Frankl (Koeswara, 1992) disebut sindroma ketidakbermaknaan hidup
yang dilakukan dalam dua tahap yakni tahap frustasi eksistensial dan tahap
neurosis noogenik. Pada tahap frustasi eksistensial, akan terjadi suatu
penderitaan batin yang berkaitan dengan ketidakmampuan individu untuk
menyesuaikan diri dan mengatasi masalahnya secara efisien. Tahap
neurosis noogenik merupakan manifestasi khusus dari frustasi eksistensial
yang ditandai oleh simptomatologi neurotic klinis tertentu yang nampak.
Neurosis noogenik berkaitan dengan spiritual kepribadian individu yang
secara religius menunjukkan adanya konflik-konflik moral (Schultz,
1991).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

Keinginan untuk dapat mencapai kebermaknaan hidup tetap ada
dalam diri individu, tetapi karena individu tidak memiliki pola-pola
terintegrasi sebagai tolok pencapaian kebermaknaan hidup, maka
keinginan tersebut tidak dapat diwujudkan, sehingga tekanan yang
ditimbulkan oleh frustasi eksistensial menjadi semakin kuat. Peningkatan
tekanan tersebut membuat individu terus-menerus berada dalam pencarian
cara-cara yang diharapkan dapat menjadi saluran bagi pengurangan
tekanan tersebut.
Cara termudah yang dapat dan sering kali dipilih individu untuk
mengurangi tekanan adalah dengan melarutkan diri dalam arus
pengalaman yang bersifat kompensasi menyesatkan seperti alkoholisme,
obat-obat bius, perjudian, atau melakukan petualangan seks. Bastaman
(1995)

menambahkan

bahwa

ketidakbermaknaan

hidup

dapat

menyebabkan individu mengalami gangguan neurotis, sikap totaliter dan
gaya hidup konformistis.
Pernyataan

para

ahli

di

a ta s

dapat

disimpulkan

bahwa

ketidakmampuan hidup pada diri individu, dapat menyebabkan individu
tidak memiliki lagi keyakinan dan kepastian mengenai sesuatu yang harus
dan seharusnya serta sepatutnya dibuat.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

B. Konsep tentang Punk
1. Pengertian Punk
Punk merupakan sub-budaya yang

lahir

di London, Inggris

(Ronaldo. 2008). Punk bukanlah musik atau fashion tetapi punk adalah
atittude atau sikap yang lahir dari sifat memberontak, tidak puas hati,
marah dan benci, dari sifat-sifat tersebut yang memicu lahirnya Punk. Rasa
tidak puas dan marah terhadap penindasan, ditunjukkan dan dimasukkan
ke dalam musik dan pakaian. Punk identik dengan dengan potongan
rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai
dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket
kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh.
Punk merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang
berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves (O’Hara, C. 1999).
Punk dalam melihat suatu kejadian dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya
yang

bercerita

tentang

masalah

politik,

lingkungan

hidup,

ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
2. Sejarah Punk
Pada

awalnya,

kelompok

punk

se l a l u

dikacaukan

oleh

golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980an, saat punk merajalela
di Amerika, golongan punk dan skinhead menyatu, karena mempunyai
semangat yang sama. Punk dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir
di awal tahun 1970an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang
mencakup aspek sosial dan politik (Adrian, 2003).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini
dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan
keuangan

yang

dipicu

oleh

kemerosotan

moral

oleh

para

tokoh politik sehingga memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas
yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya
sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun
kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para
pendahulu

gerakan

seni avant-garde,

yaitu

dandanan nyleneh,

mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup,
memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para
penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau
mendisorganisasi) secara derastis kemapanan gaya hidup. Para penganut
awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya
penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran
(ideas).
Punk

selanjutnya

berkembang

sebagai

buah

kekecewaan

musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi
musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone dan Elvis Presley
(O’Hara, C. 1999). Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik
tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk
lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik
lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar,
pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap
rakyat. Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri,
sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi.
Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka..
Kegagalan Reaganomic dan

kekalahan

Amerika

Serikat

dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia
punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984),
seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK
dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah
kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers)
daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah
diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara
lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan
bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara,
masyarakat, maupun industri musik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

C. Konsep Remaja
1.

Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik
(Hurlock, 1991). Pada masa ini orang tidak mempunyai tempat yang jelas
karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa
atau tua.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Dalam
masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan
fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak
baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula
orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa
adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para
ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15
– 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja
akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja
menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20

awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa
remaja akhir 18 – 21 tahun.
2.

Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau
sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil
akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan
menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugastugas berikutnya. Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada
upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha
untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.
Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1991)
adalah :
a. Mampu menerima keadaan fisiknya;
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis;
d. Mencapai kemandirian emosional;
e. Mencapai kemandirian ekonomi;
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;
g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua;

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 21

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa;
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;
j. Memilih pasangan dan mempersiapkan diri untuk berkeluarga;
k. Memahami

dan

mempersiapkan

berbagai

tanggung

jawab

kehidupan keluarga.
Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa
tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya
sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang
terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat
menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada
dihadapannya.
D. Kebermaknaan Hidup Remaja Punk
Pada sub bab ini terdapat tiga hal penting yang perlu dipahami, yaitu
tentang kebermaknaan hidup, remaja, dan punk. Kebermaknaan hidup adalah
kualitas penghayatan rasa keberhargaan atau kebernilaian individual manusia
yang khas tentang seberapa besar dirinya dapat mengembangkan potensipotensi yang dimiliki serta seberapa jauh individu tersebut merealisasikan
tujuan hidupnya. Remaja adalah manusia yang selalu berusaha agar dapat
menemukan kebernilaian dalam hidup lewat ide, rasa, dan kreativitas
individu. Dan yang terakhir Punk, Punk merupakan sebuah gerakan
perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22

ourselves (O’Hara, C. 1999). Punk dalam melihat suatu kejadian dapat dilihat
melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan
hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Minat para remaja yang ikut menjadi punk karena mereka menilai
bahwa punk merupakan sebuah budaya yang unik, mampu hidup prihatin dan
sebuah simbol perlawanan terhadap penguasa yang tidak adil serta menindas
yang lemah. Usia remaja merupakan usia sekolah menengah, bagi remaja
punk yang mengenyam pendidikan di institusi pendidikan, mereka tidak
gampang untuk memutuskan dirinya menjadi seorang punker.
Pandangan negatif dari masyarakat terhadap punk semakin