SISTEM MASYARAKAT HUKUM ADAT
SISTEM MASYARAKAT HUKUM ADAT
A. SUSUNAN
1. Mishawaka Teritorial
Masyarakat hukum adat merasa terhubung satu sama lain
karena adanya kesatuan daerah asal yang sama.
(Contoh
: orang jawa jika bertemu dengan orang jawa
merasa terhubung)
2. Masyarakat Genealogis
Masyarakat hukum adat merasa terhubung satu sama lain
dengan hubungan darah.
(contoh
: orang batak merasa terhubung jika satu marga)
3. Masyarakat Teritorial & Genealogis
Masyarakat hukum adat merasa terhubung jika ada
persamaan wilayah daerah asal serta hubungan darah yang
ada.
B. BENTUK
1. Tunggal
Dalam satu masyarakat hukum adat hanya ada satu kepala
adat. (contoh : desa-desa di jawa.)
2. Bertingkat
Dalam satu masyarakat hukum adat , ada dua kepala adat ,
masyarakat hukum bawahan dan masyarakat hukum adat atasan. Kepala
masyarakat hukum adat bawahan tunduk pada masyarakat hukum adat
atasan. (contoh: desa-desa di daerah sumatera dan bali)
3. Berangkai
Kerjasama akan masyarakat hokum adat yang selevel untuk
mencapai tujuan tertentu. Hal ini hanya bersifat sementara ,
setelah kerjasama selesai , hal ini dibubarkan. (contoh
:
subak. Subak adalah kerjasama perairan di Bali yang
dilakukan oleh beberapa masyarakat hukum adat di Bali.)
ASPEK MASYARAKAT HUKUM ADAT
1. Sebagai Suatu Totalitas
Penjumlahan masyarakat hukum adat tanpa membedakan
kedudukannya dari segala segi. Wewenang hak dan kewajiban
sama.
2. Sebagai Kesatuan Publik
Masyarakat hukum adat berhak melakukan tindakan hukum
public.
(contoh
: memilih kepala adat , mengatur
pembangunan ). Kepala adat yang melaksanakan wewenang
masyarakat hukum adat.
3. Sebagai Badan Hukum
Masyarakat hukum adat dapat bertindak sebagai badan
hukum.
(contoh: jika ada anggota yang meninggal , tidak tahu warisan
ke siapa , yang memegang adalah masyarakat hukum adat
terkait). Kepala adat sebagai pemegang wewenang
masyarakat hukum adat.
A. SUSUNAN
1. Mishawaka Teritorial
Masyarakat hukum adat merasa terhubung satu sama lain
karena adanya kesatuan daerah asal yang sama.
(Contoh
: orang jawa jika bertemu dengan orang jawa
merasa terhubung)
2. Masyarakat Genealogis
Masyarakat hukum adat merasa terhubung satu sama lain
dengan hubungan darah.
(contoh
: orang batak merasa terhubung jika satu marga)
3. Masyarakat Teritorial & Genealogis
Masyarakat hukum adat merasa terhubung jika ada
persamaan wilayah daerah asal serta hubungan darah yang
ada.
B. BENTUK
1. Tunggal
Dalam satu masyarakat hukum adat hanya ada satu kepala
adat. (contoh : desa-desa di jawa.)
2. Bertingkat
Dalam satu masyarakat hukum adat , ada dua kepala adat ,
masyarakat hukum bawahan dan masyarakat hukum adat atasan. Kepala
masyarakat hukum adat bawahan tunduk pada masyarakat hukum adat
atasan. (contoh: desa-desa di daerah sumatera dan bali)
3. Berangkai
Kerjasama akan masyarakat hokum adat yang selevel untuk
mencapai tujuan tertentu. Hal ini hanya bersifat sementara ,
setelah kerjasama selesai , hal ini dibubarkan. (contoh
:
subak. Subak adalah kerjasama perairan di Bali yang
dilakukan oleh beberapa masyarakat hukum adat di Bali.)
ASPEK MASYARAKAT HUKUM ADAT
1. Sebagai Suatu Totalitas
Penjumlahan masyarakat hukum adat tanpa membedakan
kedudukannya dari segala segi. Wewenang hak dan kewajiban
sama.
2. Sebagai Kesatuan Publik
Masyarakat hukum adat berhak melakukan tindakan hukum
public.
(contoh
: memilih kepala adat , mengatur
pembangunan ). Kepala adat yang melaksanakan wewenang
masyarakat hukum adat.
3. Sebagai Badan Hukum
Masyarakat hukum adat dapat bertindak sebagai badan
hukum.
(contoh: jika ada anggota yang meninggal , tidak tahu warisan
ke siapa , yang memegang adalah masyarakat hukum adat
terkait). Kepala adat sebagai pemegang wewenang
masyarakat hukum adat.