B. Peran Guru dalam Mendidik Perilaku Ibadah Sholat pada Anak Usia Dini
di RA Al-Hidayah Gombang
Selain mendidik anak berwudhu, di RA Al-Hidayah juga mendidik dan mengajarkan tentang ibadah sholat. Dalam usia anak-anak ini sangat
diperlukan pendidikan dan bimbingan untuk membentuk perilaku yang baik karena dengan masa ini anak lebih mudah diarahkan sehingga anak akan
tumbuh menjadi anak yang sholih dan sholihah. Sangat penting bagi guru memberikan pengajaran kepada anak. Guru memperkenalkan dan mengajari
anak tentang sholat sejak usia dini supaya tertanam dari diri anak dan dalam usia anak-anak yang mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan sekitar.
Dalam perannya sebagai pengajar guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah kelas. Ia menyampaikan pelajaran agar murid
memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain dari itu ia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan,
hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.
10
Jadi sangat penting memberikan pengajaran terlebih dahulu kepada anak supaya anak mengenal dan mengerti dengan baik.
Setelah anak dikenalkan tentang sholat, apa itu sholat dan pentingnya sholat, guru mengajari anak bacaan-bacaan sholat supaya anak juga tahu
bacaan-bacaan sholat. Untuk mengajari anak bacaan-bacaan sholat guru harus menggunakan cara yang tepat supaya anak juga cepat mengerti dan tidak
kesulitan. Cara yang biasa guru gunakan untuk mengajari anak bacaan-bacaan
10
Ibid., hal. 124
sholat, guru melatih anak secara terus menerus supaya tertanam dalam diri anak. Dalam melaksanakan perannya dalam melatih biasanya guru
menggunakan metode
drill
atau latihan ini merupakan suatu metode dalam pengajaran dalam melatih anak terhadap bahan pelajaran yang telah
diberikan.
11
Jadi, anak disuruh berlatih melafalkan bacaan sholat sesuai dengan sebagaimana yang dicontohkan guru dan anak mengucapkannya secara
bersama-sama dan berulang-ulang supaya anak cepat hafal. Didalam kegiatan anak usia dini, banyak jenis kegiatan yang tidak
cukup dimengerti oleh anak apabila hanya disampaikan dengan penjelasan verbal, tetapi perlu penjelasan dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja
berupa tindakan atau gerakannya. Contohnya dalam gerakan sholat. Dan selanjutnya, setelah anak dirasa sudah bisa bacaan-bacaan sholat dan
mengetahuinya, guru mengajari anak tentang gerakan-gerakan sholat ini. Untuk mengajari anak tentang gerakan-gerakan sholat ini, guru juga harus
menggunakan cara yang tepat supaya anak akan cepat mengerti. Untuk mengajarkan gerakan sholat guru berperan sebagai demonstrator.
Sebagai demonstrator salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus
menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pengajar dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya agar apa yang disampaikannya itu
11
http:jasianakku-sampel.blogspot.in201201penerapan-metode-drill-pada latihan.htmlpkl 22.05, tanggal akses 14-02-2017
betul-betul dimiliki oleh anak didik.
12
Dan untuk melaksanakan perannya tersebut guru menggunakan metode demonstrasi. Demonstrasi berarti
menunjukkan, mengerjakan, dan menjelaskan.Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan.
13
Jadi, guru memberikan contoh secara langsung kepada anak tentang gerakan-gerakan sholat mulai
awal sampai akhir secara terus menerus. Agar anak dapat meniru contoh perbuatan yang didemonstrasikan guru,
ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh guru.
Pertama
, apa yang ditunjukkan dan dilakukan guru harus dapat diamati secara jelas oleh
anak yang diajar. Bilamana dirasa perlu diulang maka pengulangan demonstrasi itu tidak dilakukan secara tergesa-gesa, melainkan dilakukan
dengan penuh kesabaran dan ketenangan agar tidak berdampak negatif pada anak.
Kedua
, dalam memberi penjelasan suara guru harus dapat didengar dengan jelas.
Ketiga
, demonstrasi itu harus diikuti kegiatan anak untuk menirukan apa yang telah ditunjukkan dan dilakukan guru. Guru harus
menaruh perhatian kepada anak-anak yang mengalami kesulitan dalam menirukan apa yang dicontohkan guru.
14
Selain itu penting bagi guru untuk berperan sebagai model dan teladan bagi anak didiknya karena anak didik anak cenderung meniru apa yang
dilakukan oleh gurunya. Guru merupakan model dan teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu
saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik
12
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru …, hal. 8
13
Moeslichatoen R, Metode Pengajaran…, hal. 27
14
Ibid , hal. 116-117
serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya guru.
15
Sebagai model dan teladan bagi peserta didiknya guru memberikan teladan kepada anak dengan menggunakan metode keteladanan. Bahwa metode
keteladanan bukan hanya sekedar memberi teladan, melainkan yang terpenting adalah bisa menjadi teladan. Metode
ketadanan dengan cara “menjadi teladan” lebih membekas di hati anak-anaknya, karena dengan cara menjadi teladan,
para orangtua atau pendidik akan benar-benar mempraktekkan keteladanan yang diajarkannya.
16
Seperti, memberi contoh secara langsung kepada anak tepat waktu dan melaksanakan sholat dengan benar.Hal ini telah dilakukan
sendiri oleh Rasulullah SAW, sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. Al- Ahzab 33 ayat 21, yang berbunyi:
ْوجْري اك ْ ِل ةنسحةوْسا ها ْوسر ْيف ْم ل اكْ قل ارْيثك هارك ورخأْا مْويْلاو هاا
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap
rahmat Alloh dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh. QS. Al-Ahzab [33] : 21
17
Menurut peneliti apa yang diterapkan oleh RA Al-Hidayah sesuai dengan pernyataan diatas bahwasannya cara yang dilakukan guru di RA Al-
Hidayah untuk mengajari anak tentang bacaan-bacaan itu guru menggunakan metode
drill
atau latihan yang dilakukan secara berulang-ulang supaya anak cepat hafal. Dan untuk mengajari anak gerakan-gerakan sholat, guru
15
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan
, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 45-46
16
Muhammad Fadillah Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter…, hal. 170
17
Ibid., hal. 420
menggunakan metode demonstrasi dengan memberi contoh anak secara langsung lalu anak-anak menirukannya dan dilakukan secara terus menerus.
Dan guru membenarkan apabila ada anak yang gerakannya salah.Demikian itu karena teori semata sulit untuk dipahami dan membutuhkan waktu yang lama
bahkan mudah terlupakan, berbeda dengan apa yang dialami dan dilihat secara langsung. Ini guru tidak cukup hanya menyediakan buku-buku bacaan seputar
shalat atau hanya memerintahkan anak untuk menjalankan shalat, namun guru juga dituntut untuk memberikan keteladanan berupa praktik amali di hadapan
anak-anak.Jadi, guru harus memberi teladan yang baik kepada anak karena anak akan mengikuti gerak gerik setiap hal yang dilakukan dan dicontohkan
oleh guru.Karena menumbuhkan keterampilan sholat pada anak-anak akan efektif lewat cara pembiasaan, maka seyogyanya guru maupun orang tua
memberikan teladan sebagai penegak sholat yang baik di mata anak-anak mereka.
Sering kali anak saat guru menerangkan tentang sholat dan melaksanakan sholat, ada beberapa anak yang malas dan tidak
semangat.Penting bagi guru untuk bisa mengenali
mood
suasana hati anak supaya apabila ada anak yang malas dan bosan guru bisa membangkitkan
semangatnya kembali sehingga pembelajaran pun tetap berjalan dengan baik.Karena emosi-emosi yang dimiliki oleh seorang anak tersebut akan dapat
berpengaruh dalam proses belajar maupun bertingkah laku dalam kesehariannya. Anak yang selalu memiliki emosi positif akan lebih mudah
menerima dan menangkap materi. Sebaliknya, anak yang mempunyai emosi
negatif akan sulit menerima dan menangkap materi. Dalam konteks ini, seorang pendidik atau orangtua harus dapat menciptakan bagaimana
memunculkan emosi positif pada diri anak-anaknya sehingga anak dapat belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya secara baik.
18
Guru harus bisa mengenali suasana hati anak, tidak semua anak setiap hari bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sholat karena disebabkan dari
beberapa hal. Selain itu guru juga harus mampu mengenali setiap perubahan yang ada dalam diri anak dan apa yang membuat anak menjadi malas dan tidak
bersemangat. Sehingga guru bisa mencari solusi dan menerapkan pembelajaran sholat yang sesuai.
Dengan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan lingkungannya, akan tercapailah tujuan pembelajaran, yaitu perubahan perilaku
siswa baik perubahan perilaku dalam kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
19
Keadaan suasana hati anak dapat mempenggaruhi proses pembelajaran dan tercapainya tujuan. Jadi, sangat penting bagi guru untuk selalu mengenali
anak didiknya, karena kehidupan pada masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat penting khususnya berkaitan
dengan di terimanya ransangan
stimulasi
dan perlakuan dari lingkungan hidupnnya.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa di RA Al-Hidayah guru tidak hanya memperkenalkan anak sholat dan membimbing anak
melaksanakan sholat, tetapi guru juga harus mampu mengenali
mood
suasana
18
Ibid ., hal. 67
19
Ibid ., hal. 86
hati anak supaya guru bisa menerapkan pembelajaran yang sesuai sehingga pembelajaran pun dapat berjalan dengan baik dan optimal sesuai dengan
tujuan.
C. Peran Guru dalam Mendidik Perilaku Ibadah Menghafal Doa pada Anak