Prosiding Seminar Kebijakan dan Strategi Menuju Tercapainya Swasembada Pangan

PUSAT S T m I KEBWAKAN M N G A N DAN GIZP

LENIBAGA PENELTIAN

II'VSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993

Dalam GBWN 1993 antara lain telah ditetapkan bahwa sasaran umum Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP 11) adalah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri. Sementara itu keadaan gizi yang baik
merupakan unsur penting dalarn peningkatan kualitas hidup manusia dan keadaan glzi
sangat ditentukan oleh pangan yang dikonsumsi. Cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi baik jumlah rnaupun mutunya sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain
oieh pangan yang tersedia serta kemampuan orang memperoleh dan menjangkau pangan
yang tersedia tersebut.
Oleh karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang hakiki rnaka
masalah pangan yang pada gilirannya dapat mengakibatkan terjadinya masalah gizi
h m s ditangani secara serius dan berkesinambungan. Berkenaan dengan itu diperlukm
kebijakan dan strategi yang marnpu rnengatasi masalah tersebut. Mengaeu kepada
permasalahan tersebut maka 'Seminar KebiiJ'akandan Strategi M e n u j ~Tereapainya
Swasernbada Bangan " p n g diselenggarakan oleh Pusat Studi Kebijakan Bangan dan
Gizi (PSKPG) Lembaga Penelitian IPB, tanggal 5 Juni 1993, merupakan salah satu
upaya untuk menydiakan bahm masukan bagi Pemerintah ddarn menmganl masdah
pangan dan gizi yang dihadapi penduduk Indonesia. Apalagi bila dikaitkan dengan

momentum yang bertepatan dengan akan dimulinya masa Pembmgunan Jangka Panjang Kedua (PJP 11) dan adanya Menteri Urusan Pangan dalam struktur Kabinet
Pernbangunan VI.
Dengan telah terselenggaranya seminar tergbut, Pusat Studi Wljakan Pangan
dan Gizi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Menteri
Negara Urusan PanganIKepala BULOG yang telah berkenan memberikan pidato
pengarahan pada seminar tersebut. Kepala Bapak Wakil Kepala BULOG kaml juga
mengueapkan terima kaslh atas bantuan finansial yang telah disampaikan sehingga
seminar dapat terselenggara. Selanjutnya kepada Bapak Rektor dan Ketua Lembaga
Penelitian IPB kami ucapkan terima kasih atas dorongan dan motivasinya. Demikian
pula semua pihak yang telah memberikan bantuan rnoril ataupun materiil terutama
sekali Pimpinan Indofood, dan Pimpinan serta rekan staf Jurusan Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian IPB kami mengueapkan terima kasih.

Selanjutnya kami yakin bahwa seminar tersebut dapat terlaksana dengan baik
dan lancar berkat kerja keras seluruh anggota panitia penyelenggara, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih.
Semoga hasil seminar ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
pemerintah dan semua pihak yang memerlukan.

Bogor, Juni 1993

Pusat Studi Kebijakan Pangan
dan Gizi, LP-IPB
Kepala,

Prof. Dr. Ir. SUNARDJO, M.Phil

KATA PENGANTAR KEPALA PSKPG, LP-IPB ...................e..e.
1
DAFTAR IS1
3
JADWAL ACARA
4
RUMUSWN HASIL SEMINAR
5
SARAN TINDAK LANJUT HASIL SEMINAR
14
LAPORAN KETUA PANITIA PELAKSANA
17
SWBQTAPJ REKTOR IPB .......................e-.e...e........ 19
PIDATO PENGAMHAPJ MENTERI NEGARA URUSAN PANGAN

22
UCAPAH TERIMA KASIH
32
SEMINAR
34

..............................................
.........................................
......................................
..........................
...........................
.............
........................................
.........................................

1. Kebijakan dan Strategi Bidang Produksi Pangan

Dalarn Mencapai Swasembada Pangan
(Dr. Soetatwo Hadiwigeno) ...........................e...
2. Bahasan Makalah Kebijakan dan Strategi Bidang

Produksi Pangan Dalarn Kencapai Swasembada
Pangan (Prof. Dr. Ir. Rudolf Sinaga)

.....................

3. Kebijaksanaan Karga, Pengadaan dan Distribusi
Dalarn Rangka Swasembada Pangan (Dr. Beddu Amang)

....*.-.

35

54

59

4. Bahasan Makalah Kebijaksanaan Harga, Pengadaan
dan Distribusi D a l m Rangka Swasembada Pangan
(Dr. Ir. Bunasor)


...................,,.,......,,.,....-..-*..
74

5. Kebijakan dan Strategi di Bidang Konsumsi Pangan Dalam

Mendorong Terwujudnya Swasembada Pangan dan Perbaikan
Gizi (Prof. Dr. Ir. Suhardjo, M.Phil)

..................

6. Bahasan Makalah Strategi di Bidang Konsumsi
Pangan Dalam Mendorong Terwujudnya Swasemb&aPangan (Drs. Benny A. Kodyat, MPA)

.....................

83

100

'"-----,


7. Strategi di Bidang Teknologi Pangan Dalam

Pengembangan Agroindustri dan Penganekaragaman
Pangan untuk Mendorong Terwujudnya Swasembada
Pangan (Dr. Ir. M. Aman.Wirakartakusumah, M.Sc.)

.........

104

V 8 . Bahasan Makalah

Strategi di Bidang Teknologi
Pangan Dalam Pengembangan Agroindustri dan Penganekaragaman Pangan untuk Mendorong Terwujudnya
Swasembada Pangan (Ir, Anang Lukmana)

DAFTAR PESERTA

...................

...........................................

123
127

r

f

Waktu

Acara

Pernbicara

09.00

- 09.10

Laporan Ketua Panitia


09.10

- 439.20

Sarnbutan Rektor IPB
dilanjutkan dengan Pernbukm

09.20

- 09.50

Pidato Pengarahan:
'Trospek dan Tantangan dalarn
Mencapai Swasembada Pangan".

Menteri Negara Urusan Pangan./
Kepala BULOG
(Prof. Dr. lbrahim Nasan)


10.15

- 13.45

SIDANG I

Ketua: Prof. Dr. Damin Karyadi

10.15

- 10.45

10.45

- 11.15

11.15
11.35

11.55


- 11.35

- 1 1.55
- 12.45

13.45

- 14.15

14.15

- 14.45

14.45
15.05

- 15.05
- 15.25


16.00 - 16.45

I

Sekretaris: Ir. Siti MadanijrPh, MS.
"Kebgakan dan Strategi Bidang Pengad-,
Dr. Beddu A m g
Distribusi dan P e m a r a n s e a Pengenda- (VJrPkil KepaIa BULOG)
Eian Harga dalarn mendukung pacapJan dan
pelesbrian swasedada panganw.
Prof. Dr. Ir. Suhardjo, M.Phil
"Strategi di Bidang Konsumi
(Kepala PSKPG, LP-IPB)
Pangan dalarn Mendorong Terwujudnya
Swasernbada Pangan dan Perbaikan Gizi".
Dr. Ir. Bunasor (Keiua Jurusan Sosek IPB)
Pembahasan MakaIah 1
Pembahasan Makalah 2
Drs. Benny A. Kodyat, MPA
(Kepala Direktorat Bina Gizi Mayarakat,
Depkes R.I.)
Dishsi

"Eebijakan dan Strategi Bidang
Produksi Pangm dalam Mencapai
Swasembada Pangan".
"Strategi di Bidmg Teknologi Pangan
dalarn Pengembangan. Agroindustri dan Penganekwagama
Konsumi Pangan u n a Mndorong
Temjudnya Swasenibada Pangan"
Penibahasan MakaIah 3
Pe~nbahasanMakalah 4

Perurnusan Seminar dan
Penutupan

Ketua: Dr.Ir. Lutfi I. Nasoetion
Sekretaris: Ir. Sri Hartoyo, MS
Dr. Soetatwo Hadivurigeno ,,
(Sekjen Departemen Permian 8.1)

-.

,
Dr. Ir. A m W i d a ~ a k u s u m a hM.Sc
(Direktur PAU Pangan dan Gizi IPB)

Prof. Dr. Ir. Rudolf Sinaga
Ir. h a n g Lukmana, (Direktur Industri
Pangan, Ditjen Aneka Industri, ~ e & d R.I.)

Kepala PSKPG IPB
Ketua Lembaga Penelitian IPB

/

RUNIUSAN SEMINAR KEBWAKAN DAN STRATEGI
MENUJU TnCAPAmYA SWASEMBADA BANGAN
Wlsat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi (PSKPG), LB-IPB
5 Juni 1993

Dalam upaya menghirnpun berbagai pemikiran dari berbagai sektor dan pakar
pangan dan gizi untuk mernberikan masukan bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan dan strategi meneapai dan melestarikan swasembada pangan, maka Pusat Studi
Pangan dan Gizi Lembaga Penelidan IPB pada tanggal 5 Juni 1993 yang lalu
telah menyelenggarakan Seminar "Kebuakan don Stratega' menuju lrereapainya
Swasembada Pangan N. Berdasarkan Pidato Pengarahan Menteri Negara Urusan
Pangan, makalah-mablah yang disajikan oleh Wakil K q a l a BULOG, Kepala Pusat
Studi Kebijakan Bangan dan Gizi IPB, Sekretsis Jenderd Departemen Bertanian dan
Dizektur PAU Pangan dan Gizi IPB serta pembahasan yang disajikan oleh Direktur
Industri Pangan Ditjen Aneka Industri, Kepala Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Depkes, Ketua Jumsan SOSEK Fapem IBB serta. Prof. Dr. Rudolf Sinaga (Gum Besar
Faperta IPB) dm hasil-hasil diskusi, m&a d x i seminar tersebut telah disusun rumusan
s e b a g ~b e ~ h :t
A. SITBJASP DAN MASALAH PANGAN
1. Seiama PJPT I sektor permian berhasil rneningkatkan prduksi berbagai komoditi pertanian (tanaman pangan, peternakan dan perikanan) dengan pertumbuhan
yang cukup tinggi. Marnun demiEan kornposisi produksilketersediaan pangan
masih belurn seimbmg, yang dibndaji dengan dorninannya ~ o d u k s padi-padim
i
(beras) dan masih rendahnya produksilketersediaan pangan hewani, kaeangkacangan d m hortikultura.

2. Salah satu keberhasilan di bidang produksi yang paling menonjcl addah tercapajinya swasernbada beras. Keberhasilan tersebut disebabkan karena semua aspek
agribisnis beras ditangani secara menyeluruh, mulai dari bagian hulu yang m l i puti: penyeeliaan input produksi, penyediaan prasarana dan sarana, dm tehologi
budidaya, hingga di bagian hllir yang meliputi: rekayasa kekmbagaan, penanganan pasca panen, pengendalian harga, pernasaran dan pembiayaan dilaksanakan
seeara konsisten dm berkesinambungm. Namun demikian keberhasilan di sektor
perberasan ini telah mendorong sebagian besar petani untuk menanam padi sehingga mel&irkm masalah yaitu antara lain: beban surplus yang tinggi dan nilai
tukar petmi yang sulit dipertahankan.

3. Masalah yang berkaitan dengan stabilisasi harga (beras) akan tetap muncul baik
pada saat kenaikan produksi beras tinggi maupun rendah. Pada saat produksi
melebihl kebutuhan, mengaKbatkan surplus dan stok beras yang sangat tinggi
yang menimbulkan masalah tingginya biaya penyimpanan dan penurunan kuali&s
serta sefingkali mengakibatkan turunnya harga di tingkat produsen. Pada saat
produksi beras rendah, jumlah pengadaan dalam negeri relatif keeil dan jumlah
yang tersedia untuk operasi pasar terbatas, sehingga mengakibatkan kenaikan
harga yang cukup tinggi. Diperlukan dana eukup besar untuk menanggulangi
masdah ymg krkaihitan dengan stabilisasi harga.
4. AEbat lain dari perhatian yang begitu besar terhadap beras adalah kurangnya
permguasaan atau terbatasnya ketersediaan teknslogi produksi komoditi seliain
beras dm pernasaran disrnping h m g memad~nyah d i t a s sumberdaya manusia. Hal ini merupakan hambarn dalam upaya mengembmgkan komoditi-komoditi tersebut.

5. Selarna satu dasa wasa
ir perkembangan konsumsi pangan secara nasional
menunjukkan perubahan yang sangat larnbat baik dalarn ha1 pola konsumsinya
rnaupun dari segi mutunya. Pola konsurnsi pangan penduduk Indonesia masih
kurang berimbang, dirnana tingkat ketergantungan energi terhadap beras rnasih
~ n g g di m perman pangan lain Mrususnya pmgm hewmi, kacang-kacangan s e m
sayurm d m buah rnasih rendah.
6. Bidang teknologi pangan telah berkernbang dengan sangat gesat namun upaya
p m g m m masalah tehologi pasea panen terutama untuk mengurangi kehilangan pasca panen serta mendukung penganekaragaman konsumsi pangan belum
memberikm basil seperti yang dihanapkan.
7. Sistem pengawasan pangm sejak diol&, ditangani, diangkut, disimpan dan didistribusikan serta dihidangkan kepada konsumen berum ditangani secara serius
ddam mngka mewujudkan penyedim makanan yang amm untuk dikonsurnsi.

8. Selama PJPT I industri pangan di Indonesia telah berkernbang dengan eukup
pesat, baik dari aspek penanaman modal maupun dari jumlah industri pangan
(meiiputi industri pangan keeil, menengah dan besar) serta aspek penyerapan
tenaga kerja. Pertumbuhan industri pangan menengah dan besar masih terpusat
di Pulau Jawa karena adanya dukungan sarana dan prasarana serta potensi pasar
domestik.

9.

Perkembangan industri pangan di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala di antaranya : kontinuitas penyediaan bahan baku dalam negeri terbatas baik
hantitas maupun kuditas; lemahnya dukungan infrastruktur ddam ha1 kelembagaan, sistem transportasi, penyimpanan, pengolahm dan gemasaran; rendahnia
biaya buruh; lemahnya sistem informasi pasar; terbatasnya teknologi, kemampuan manajerial dan tenaga terampil. Di lain pihak organisasi profesi dan asosiasi prdagmgan belum mampu mendukung kebutuhan sektor swasta menghadapi
masalah tersebut.

B. BELUMG D m TANTANGAN UEdTUK MENGAPAI
SWSEmAIIW. PANGAN
1. K e t e r s d i w ragam hayati yang tersebar di seluruh wilayA Indonesia merupakan

potensi beragam pangan yang dapat menjadikan Indonesia berswasembada beragam gangan sesuai kriteria kebutuhan gizi. Hal ini tidak saja karena kondisi
gmgrafi Indonesia yang terdiri dari bum pulau, tetapi juga adanya keragarnan
sosial, ekonomi dan potensi daerah. Namun d e m i ~ a npotensi tersebut belum
dimanfaatkan seeara qtimal. Teknologi usahatani komoditi yang relatif sudah
lebih maju addah komoditi beras, d m dari segi gizi komoditi beras memmg lebih
superior. Rntangan yang dihadapi dalam pemenuhan kebhntuhan pangan yang
beragam memerlukan upaya untuk meneiptakan iklim yang dapat merangsang
k e n ~ prduksi
b
berbag& jenis produksi pangan, sistem distribusi yang efisien
dari sentra produksi ke sentra konsumsi, serta meningkatkan nilai ekonomi
pang.^ non beras.

2. Budaya dm adat yang beragam menyebabkan Indonesia mernili~kekayaan jenis
makanan lokal yang beragam pula. Hal ini merupakan potensi namun belum
dimanfaatkan secara optimal dalam upaya menciptakan ketegaminan pangan mod
security) dan juga untuk mengernbangkan pangan dari segi ragarn dan rnutu
sehingga dapat memenuhi kriteria kebutuhan gizi dan selera masyarakat yang
sernakin berkembang. Keragaman budaya, selera, etnik dan agama merupakan
peluang sekdigus tanbngan; baik dalam hal erhnicfood mavkeding secara nasional
maupun global. Tantangan lain adalah banyaknya teknologi tradisional yang
belum dikuasai dengan baik sehingga penerapan dalam skala besar dan luas belum
bisa dil&ukan walaupun djlketahui menghasilkan produk pangan yang unggul dan
disukai.

3. Potensi kelautan yang sangat besar dalam penyediaan pangan sumber hewani
yang tidak hanya untuk ekspor tetapi Juga untuk konsumsi dalam negeri masih
terbuka luas untuk dlmanfaatkan mengingat konsumsi sumber kelautan masih
rendah dalam konsumsi penduduk Indonesia sampai Pelita V. Tantangan yang
dihadapi dalam pemanfaatan pangan kelautan adalah belum berkembangnya
teknologi penanganan paseapanen yang tepat guna. Hal ini merupakan hambatan
dalam distribusi dari sentra prduksi ke sentra konsumsi, mengingat sifat pangan
kelautan yang sangat mudah rusak (perishable). Keadaan ini berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan penduduk yang belum terbiasa mengkonsumsi pangan
kelautan .
4. Surnber daya alam untuk pangan yang beragarn dan besar tersebut hanya bisa
bermanfaat jika modal yang memadai tersedia, serta kemampuan managerial
dalarn agribisnis dad para pelaku pertanian eukup tangguh. Sedangkan dalam
sistem agribisnis yang telah ada baru subsistem industri hulu yang sudah cukup
berkembang, subsistem lainnya hanya terbatas pada beras. Sehingga peluang
untuk mengembangkan subsistem budidaya dan penanganan pasea panen atau
subsistern agro industd hilir di luar beras masih c u h p besar. Modd yang m m a
dai rnengundang para pemilik modal untuk bermitra k e j a dengan petani dalam
jalinan yang saling menguntungkan seeara proporsional. 'Fantangan yang di
hadapi dalam pengembangan industri hilir adalah belum diterapkannya good
agriculfurab practices oleh petani, sehingga menimbulkan masalah dalam ha1
mutu hasil prtanim (pangan) ymg akan diolah, seperti terdapatnya residu pestisida, e e m m logam berat, atau residu hormon pertumbuhan dan obat antibiotik,
yang apabila terdapat dalam jurnlah tinggi, &an mempengaruhi keamanan produk
hasil olahan pangan seeara keseluruhan. Disamping itu dalam mengembangkan
pngolahm komoditi yang mempunyi pmspek pasar yang baik, umumnya diperl u h bmbm infomasi teknologi yang p r l u dikembmgkan sendid. hformasi
s e m i ini di Indonesia se~ngkaliterlalu tersebar dan tidak siap pakai, sehingga
dijumpai kesulitan untuk mengumpulkan seluruh data yang diperlukan, apalagi
untuk rnemperoleln informasi dalam bentuk paket yang siap pahi.

5. Globalisasi ekonomi yang ditunjang oleh Undang-undang No. 1211992 pasal 6
ten.tang Sistem Budidaya Tmnaman merupakan peluang bagi pehni untuk memilih
tanaman atau usahmni yang menguntungkan yaitu usahatani yang rnenghasilkan
produk yang bernilai ekonomi tinggl dengan mutu yang sesuai dengan selera
konsurnen. Lagi-lagi ha1 ini rnemerlukan ketangguhan sistem agribisnis yang
rnenyeluruh karena untuk memperoleh produk yang berkualitas dari hasil pertanian