Perencanaan Penggunaan Lahan Untuk Penembangan Pertanian Studi Kasus di Wilayah Kabupaten Pontianak Propinsi Kalimantan Barat

Oleh

RIADE PRIHANTINI
A 22.0588

RINGKASAN

RIADE

PRIHANTINI.

Perencanaan

Pengembangan P e r t a n i a n .
Pontianak,

crest-a

untuk

Kabupaten


P r o p i n s i K a l i m a n t a n B a r a t ( d i bawah

bimbingan

dan SANTUN R.

P.

SITORUS).

merupakan sumberdaya alam yang

pengembangan p e r t a n i a n .
pemikiran

Lahan

S t u d i Kasus d i W i l a y a h


NOENTOHA SELRRI,
Lahan

Penggunaan

penting

Jumlahnya yang t e r b a t a s

yang seksama s e h i n g g a l a h a n d a p a t

optimal

dan l e s t a r i b a g i

dalam

menuntut

dimanfaatkan


pengembangan

pertanian

yang d i r e n c a n a k a n .
U n t u k memperoleh pengembangan p e r t a n i a n yang o p t i m a l ,
selain faktor
tata

ruang

fisik

lahan,

wilayah

pertanian.


yang

s a n g a t p e r l u d i p e r h a t i k a n aspek
dapat

mendukung

Keterkaitan antara kondisi f i s i k

bungannya dengan p e n y e d i a a n f a k t o r
h a s i l usahatani,

pengembangan
l a h a n dan hu-

p r o d u k s i dan

pada h a k e k a t n y a akan d a p a t

pemasaran


mengungkapkan

p o t e n s i w i l a y a h u n t u k dikembangkan s e c a r a e f i s i e n .
Sehubungan
bertujuan untuk
pertanian

dengan ha1 d i a t a s ,

maka

penelitian

m e n i l a i p o t e n s i w i l a y a h b a g i pengembangan

d i Kabupaten P o n t i a n a k .

Penilaian tingkat


t e n s i pengembangan d i d a s a r k a n a t a s . p o t e n s i k e s e s u a i a n
ketersediaan
fasilitas

i n i

lahan,

dan hubungannya

dengan

podan

ketersediaan

p e l a y a n a n s o s i a l ekonomi dan t r a n s p o r t a s i

yang
,.


d a p a t mendukung pengembangan p e r t a n i a n .
P e n e l i t i a n yang rnerupakan s t u d i awal d a r i
penggunaan

lahan i n i ,

d i l a k u k a n dengan

menggu

sekunder

terutama

dari

data

dan


peta

0 0 0 ) hasil survai Tim Regional

(1:250

Programme

for

skala

tinjau

Physical

Transmigration ( 1 9 8 7 ) dan Tim

Planning


IPB

(1989)

bekerjasama dengan Bappeda Tkt. I Kalimantan

yang

Pene-litian

berlangsung sejak bulan Agustus

Barat.

1989

hingga

dengan


pende-

bulan Juni 1990.
Penilaian
katan

sistem

kesesuaian lahan dilakukan
lahan, ditujukan untuk

menilai

kesesuaian

lahan bagi pengembangan tanaman pangan, tanaman
an,

padang rumput penggembalaan ternak sapi


serta pengembangan tambak.

perkebun-

dan

kerbau,

Berdasarkan penilaian tersebut

diketahui sistem lahan yang Sesuai untuk pengembangan pertanian

umumnya memiliki kelas kesesuaian Sesuai

Marginal

( S T ) sampai Cukup Sesuai ( S Z ) . Dari 922.990 hektar

yang

dinilai

sekitar

Sesuai

(S)

seluas

417.500

hektar

23 persen dari luas Kabupaten Pontianak

dalam pengembangannya.
bar

,

atau

tersedia

Lahan pengembangan tersebut terse-

pada 19 Kecamatan dengan jumlah luasan terbesar

kecamatan-kecamatan

lahan

yang termasuk Sub-Wilayah

pada

Pembangun-

an I.
Berdasarkan penentuan hirarki pemukiman untuk menilai
ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi, diketahui
susunan
Kecamatan

hirarki pemukiman dengan ranking

tertinggi

Mempawah Hilir dan ranking terendah pada

pada
Keca-

matan Terentang.
Dari

hasil pengamatan ketersediaan

prasarana

trans-

portasi, diketahui sebagian besar lahan-lahan pengembangan

memiliki
portasi

aksesibilitas yang baik dengan prasarana
jalan

batu;

kecuali lahan pengembangan di Kecamatan Batu Ampar,

Kubu,

dan

bervariasi

dari jalan aspal hingga

trans-

Terentang yang terdapat pada Sub-Wilayah

Pembangunan

I 1 1 hanya memiliki prasarana transportasi berupa sungai.

Berdasarkan penilaian tingkat potensi wilayah pengembangan

diketahui:

tinggi

meliputi Mempawah Hilir, Sungai Pinyuh, Toho,

(1)

wilayah

pengembangan

berpotensi
Su-

ngai Kunyit, Ngabang, Sengah Temila; ( 2 ) berpotensi sedang
meli-puti:

Menjalin, Mandor, flenyuke, Sungai Raya,

Sungai

Kakap, Siantan; berpotensi rendah meliputi: Mempawah Hulu,
Sungai

Ambawang,

Qir Besar; dan

rendah

meliputi:

Eatu Ampar, Teluk

T.erentang.
tinggi
11,

(4)

berpotensi

Pakedai,

sangat

Kubu,

Wilayah pengembangan yang berpotensi

relatif

umumnya berada pada sub-Wilayah Pembangunan I

sedangkan

yang berpotensi rendah

Wilayah Pembangunan 111.

berada

dan

pada

dan
Sub-

PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN P E R T A N I A N
S T U D 1 KASUS D I WILAYAH KABUPATEN PONTIANAK
P R O P I N S I KALIMANTAN BARAT

Laporan P e n e l a a h a n

Masalah Khusus

S e b a g a i s a l a h s a t u s y a r a t untuk r n e r n p e r o l e h
gelar sarjana pertanian

pada
Fakultas Pertanian,

JURUSAN TANAH.

Institut Pertanian Bogor

FAKULTAS PERTANIAN

I N S T I T U T P E R T A N I A N BOGOR
1990

Oleh

RIADE PRIHANTINI
A 22.0588

RINGKASAN

RIADE

PRIHANTINI.

Perencanaan

Pengembangan P e r t a n i a n .
Pontianak,

crest-a

untuk

Kabupaten

P r o p i n s i K a l i m a n t a n B a r a t ( d i bawah

bimbingan

dan SANTUN R.

P.

SITORUS).

merupakan sumberdaya alam yang

pengembangan p e r t a n i a n .
pemikiran

Lahan

S t u d i Kasus d i W i l a y a h

NOENTOHA SELRRI,
Lahan

Penggunaan

penting

Jumlahnya yang t e r b a t a s

yang seksama s e h i n g g a l a h a n d a p a t

optimal

dan l e s t a r i b a g i

dalam

menuntut

dimanfaatkan

pengembangan

pertanian

yang d i r e n c a n a k a n .
U n t u k memperoleh pengembangan p e r t a n i a n yang o p t i m a l ,
selain faktor
tata

ruang

fisik

lahan,

wilayah

pertanian.

yang

s a n g a t p e r l u d i p e r h a t i k a n aspek
dapat

mendukung

Keterkaitan antara kondisi f i s i k

bungannya dengan p e n y e d i a a n f a k t o r
h a s i l usahatani,

pengembangan
l a h a n dan hu-

p r o d u k s i dan

pada h a k e k a t n y a akan d a p a t

pemasaran

mengungkapkan

p o t e n s i w i l a y a h u n t u k dikembangkan s e c a r a e f i s i e n .
Sehubungan
bertujuan untuk
pertanian

dengan ha1 d i a t a s ,

maka

penelitian

m e n i l a i p o t e n s i w i l a y a h b a g i pengembangan

d i Kabupaten P o n t i a n a k .

Penilaian tingkat

t e n s i pengembangan d i d a s a r k a n a t a s . p o t e n s i k e s e s u a i a n
ketersediaan
fasilitas

i n i

lahan,

dan hubungannya

dengan

podan

ketersediaan

p e l a y a n a n s o s i a l ekonomi dan t r a n s p o r t a s i

yang
,.

d a p a t mendukung pengembangan p e r t a n i a n .
P e n e l i t i a n yang rnerupakan s t u d i awal d a r i
penggunaan

lahan i n i ,

d i l a k u k a n dengan

menggu

sekunder

terutama

dari

data

dan

peta

0 0 0 ) hasil survai Tim Regional

(1:250

Programme

for

skala

tinjau

Physical

Transmigration ( 1 9 8 7 ) dan Tim

Planning

IPB

(1989)

bekerjasama dengan Bappeda Tkt. I Kalimantan

yang

Pene-litian

berlangsung sejak bulan Agustus

Barat.

1989

hingga

dengan

pende-

bulan Juni 1990.
Penilaian
katan

sistem

kesesuaian lahan dilakukan
lahan, ditujukan untuk

menilai

kesesuaian

lahan bagi pengembangan tanaman pangan, tanaman
an,

padang rumput penggembalaan ternak sapi

serta pengembangan tambak.

perkebun-

dan

kerbau,

Berdasarkan penilaian tersebut

diketahui sistem lahan yang Sesuai untuk pengembangan pertanian

umumnya memiliki kelas kesesuaian Sesuai

Marginal

( S T ) sampai Cukup Sesuai ( S Z ) . Dari 922.990 hektar

yang

dinilai

sekitar

Sesuai

(S)

seluas

417.500

hektar

23 persen dari luas Kabupaten Pontianak

dalam pengembangannya.
bar

,

atau

tersedia

Lahan pengembangan tersebut terse-

pada 19 Kecamatan dengan jumlah luasan terbesar

kecamatan-kecamatan

lahan

yang termasuk Sub-Wilayah

pada

Pembangun-

an I.
Berdasarkan penentuan hirarki pemukiman untuk menilai
ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi, diketahui
susunan
Kecamatan

hirarki pemukiman dengan ranking

tertinggi

Mempawah Hilir dan ranking terendah pada

pada
Keca-

matan Terentang.
Dari

hasil pengamatan ketersediaan

prasarana

trans-

portasi, diketahui sebagian besar lahan-lahan pengembangan

memiliki
portasi

aksesibilitas yang baik dengan prasarana
jalan

batu;

kecuali lahan pengembangan di Kecamatan Batu Ampar,

Kubu,

dan

bervariasi

dari jalan aspal hingga

trans-

Terentang yang terdapat pada Sub-Wilayah

Pembangunan

I 1 1 hanya memiliki prasarana transportasi berupa sungai.

Berdasarkan penilaian tingkat potensi wilayah pengembangan

diketahui:

tinggi

meliputi Mempawah Hilir, Sungai Pinyuh, Toho,

(1)

wilayah

pengembangan

berpotensi
Su-

ngai Kunyit, Ngabang, Sengah Temila; ( 2 ) berpotensi sedang
meli-puti:

Menjalin, Mandor, flenyuke, Sungai Raya,

Sungai

Kakap, Siantan; berpotensi rendah meliputi: Mempawah Hulu,
Sungai

Ambawang,

Qir Besar; dan

rendah

meliputi:

Eatu Ampar, Teluk

T.erentang.
tinggi
11,

(4)

berpotensi

Pakedai,

sangat

Kubu,

Wilayah pengembangan yang berpotensi

relatif

umumnya berada pada sub-Wilayah Pembangunan I

sedangkan

yang berpotensi rendah

Wilayah Pembangunan 111.

berada

dan

pada

dan
Sub-

PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN P E R T A N I A N
S T U D 1 KASUS D I WILAYAH KABUPATEN PONTIANAK
P R O P I N S I KALIMANTAN BARAT

Laporan P e n e l a a h a n

Masalah Khusus

S e b a g a i s a l a h s a t u s y a r a t untuk r n e r n p e r o l e h
gelar sarjana pertanian

pada
Fakultas Pertanian,

JURUSAN TANAH.

Institut Pertanian Bogor

FAKULTAS PERTANIAN

I N S T I T U T P E R T A N I A N BOGOR
1990