Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Praktek Pemberian Makanan Pada Bayi Umur 0-4 bulan di Daerah Angka Kematian Bayi Tinggi (Studi di Kecamatan Cijeruk KabupatenBogor).

RINGKASAN
KRTSTINA HERAWATY SINAMBELA. Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Praktek Pemberian Makanan Pada Bayi Umur 0-4 bulan di Daerah Angka
Kematian Bayi Tinggi (Studi di Kecamatan Cijeruk KabupatenBogor). @i bawah
bimbiigan NINO YAYAH SA'DIYYAH).
Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan praktek pemberian makanan pada bayi umur 0-4 bulan. Secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui praktek pemberian makanan
bayi, (2) Mengetahui cara dan tempat memperoleh MP-ASI, (3) Mengetahui makanan
anjuran dan pantangan pada bayi dan ibu menyusui dan (4) Mengetahui hubungan
pendidikan, pengetahuan gizi dan pendapatan dengan praktek pemberian makanan
bayi.
Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa di Kecamatan Ciieruk
vaitu Desa
"
Watesjaya, Tugujaya dan Cisalada, Kabupaten Bogor yangmerupakan daerah dengan
angka kematian bayi tinggi. Penelitian dimulai pada awal bulan Oktober sampai awal
buian November i999.-Contoh penelitian adalah keluarga yang mempuniai bayi
ber~unur4-6 bulan yang pernah diberi makanan pendamping AS1 pada saat bayi
berumur 0-4 bulan. Jumlah contoh seluruhnya adalah sebanyak 54 keluarga.
Data primer terdiri dari identitas keluarga yang meliputi nama, umur, jenis

kelamin, pendidikan serta pekerjaan KK dan istri; pengetahuan tentang AS1 dan
MP-ASI, praktek pemberian makanan bayi yang meliputi praktek pemberian AS1 dan
MP-ASI, ketersediaan bahan MP-AS1 meliputi cara dan tempat pembelian serta
budaya yang berkenaan dengan anjuran dan pantangan pada bayi dan ibu menyusui
sehub~mgandengan pemberian AS1 dan MP-ASI. Data tersebut dikumpulkan dengan
cara wawancara menggunakan kuesioner. Data sekunder yang dikumpulkan adalah
potensi desa setempat yang dilakukan dengan cara pencatatan dari buku dan papan
potensi desa.
Data lama dan frekuensi pemberian AS1 diperoleh dari rata-rata lama dan
frekuensi pemberian AS1 tiap kali pemberian dalam sehari. Praktek pemberian
makanan bayi terdiri dari 9 pertanyaan dan diskor menjadi: O=jika tidak sesuai
dengan kaidah gizi dan kesehatan; l=bila sesuai dengan kaidah gizi dan kesehatan.
Selanjutnya hasil skor dijumlahkan kemudian dikategorikan menjadi: baik=jumlah
skor 7-9, sedang=jumlah skor 5-6 dan kurang=jumlah skor 2 4. Data pengetahuan
gizi ibu tentang AS1 dan MP-AS1 diskor dan dikategorikan menjadi: I=baik (2 80%
jawaban benar); 2 = sedang (60-79% jawaban benar); 3=kurang (< 60% jawaban
benar). Hubungan pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu dan pendapatan dengan pola
pemberian makanan bayi dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji korelasi
Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek pemberian makanan bayi

dilakukan oleh sebagian besar responden dengan kategori sedang (nilai skor 6-7).
Menyusui bayi, memberi kolostrum, menyusui dengan dua payudara dan tetap
memberi AS1 selama bepergian dilakukan oleh sebagian besar responden. Merawat

-

.

payudara dan merebus botol susu dilakukan oleh sebagian kecil responden. Memberi
makanan prelakteal, memberi susu formula dan MP-AS1 jenis lainnya dilakukan oleh
sebagian besar responden. Sebagian besar responden menyatakan mudah dalam
memperoleh bahan MP-AS1 dan MP-AS1 tersebut diperoleh dengan cara membeli di
warung terdekat.Sebanyak 16,7% responden menyatakan memantangkan makanan
tertentu pada
bayinya dan sebanyak 70,4% responden menyatakan menganjurkan
makanan tertentu pada bayinya. Sebanyak 87,0% ibu menyusui memiliki makanan
pantangan dan 92,6% memiliki makanan anjuran. Terdapat 8 jenis makanan yang
dipantangkan pada bayi antara lain makanan yang berlkaldu, gorengan dan makanan
yang pedas serta sebanyak 10jenis yang dianjurkan antara lain pisang, bubur nasi dan
roti. Jenis makanan yang dipantang ibu menyusui adalah sebanyak 41 jenis antara

lain makanan pedas, asam dan panas serta makansn yang dianjurkan sebanyak 12
jenis antara lain sayuran hijau, jamu dan buah-buahan. Berdasarkan uji korelasi
Spearman yang dilakukan, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu dan pendapatan tidak
berhubungan nyata dengan praktek pemberian makanan bayi.
Mengingat praktek pemberian makanan bayi yang benar sangat penting untuk
pertumbuhan dan kesehatan
bayi, maka perlu penyuluhan secara berkala
mengikutsertakan kader terlatih setempat mengenai praktek pemberian bayi yang
benar sesuai dengan tahapan umur bayi dan pemberian AS1 eksklusif lebih gencar
dipromosikan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PRAKTEK PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI UMLTR 0-4 BULAN
DI DAERAH ANGKA KEMATIAN BAYI TINGGI
(Studi di Kecamatan Cijeruk Kabnpaten Bogor)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
di Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor


OLEH :
KRISTINA HERAWATY SINAMBELA
A05495028

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000