Latar Belakang S PLS 1102801 Chapter1

1 Juni Yustina Aritonang, 2015 OPTIMALISASI PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PROGRAM PARENTING DI PAUD WISANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang karena melalui pendidikan, seseorang dapat memiliki karir yang baik dan bertingkah sesuai aturan yang berlaku. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003, satuan pendidikan adalah sekelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Coombs, 1973 dalam Sudjana, 2001, hlm.22 membedakan pengertian ketiga jenis pendidikan sebagai berikut. a. Pendidikan Formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya; termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu terus menerus. b. Pendidikan Informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan dan media massa. c. Pendidikan Nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, Juni Yustina Aritonang, 2015 OPTIMALISASI PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PROGRAM PARENTING DI PAUD WISANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Ketiga jalur pendidikan di atas memiliki satu jenis pendidikan yang dapat diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Menurut Undang –Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 28 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat tiga jalur PAUD yaitu 1 Jalur pendidikan formal yaitu berbentuk Taman Kanak-Kanak TK, Raudhatul Atfhal RA, atau bentuk lain yang sederajat; 2 Jalur pendidikan nonformal yaitu dapat berbentuk Kelompok Bermain KB, Taman Penitipan Anak TPA, atau bentuk lain yang sederajat; 3 Jalur pendidikan informal yaitu berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselanggarakan oleh lingkungan. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa kepada Tuhan Maha Esa. Pendidikan anak usia dini tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal atau melalui suatu wadah tertentu, melainkan pendidikan anak usia dini dapat dimulai di rumah atau dalam pendidikan keluarga. Asmawati, 2011, hlm.13. Bredekamp dan Copple, 1997 dalam Suyadi, 2013, hlm 18 mengemukakan bahwa “Pendidikan anak usia dini mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai dengan usia delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, sosial, emosi, bahasa, dan fisik anak”. Pengertian ini diperkuat oleh dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 yang menegaskan bahwa pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pada masa sekarang ini pemerintah tampaknya sudah mulai serius pada pendidikan anak usia dini. Terlihat dari perkembangan PAUD yang telah mencapai pertumbuhan yang sangat cepat, baik yang difasilitasi pemerintah, Juni Yustina Aritonang, 2015 OPTIMALISASI PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PROGRAM PARENTING DI PAUD WISANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu maupun yang tumbuh melalui kerjasama masyarakat. Berbagai kalangan dari pemerintah, masyarakat, dan pendidik mulai berpartisipasi terhadap pendidikan anak usia dini. Wujud partisipasi tersebut dapat dilihat dari munculnya berbagai lembaga pendidikan anak usia dini, seperti Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, Posyandu, Tempat Penitipan Anak TPA, Taman Kanak-Kanak TK, dan sebagainya. Secara teoritis dan empiris diyakini bahwa tahun-tahun awal perkembangan individu merupakan masa yang sangat penting dalam pembentukan kecerdasan, kepribadian, dan perilaku sosial manusia dan merupakan pendidikan yang paling mendasar karena usia dini merupakan usia yang tepat untuk menumbuhkembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional dan spiritual. Sehingga pada masa ini partisipasi orang tua dalam pendidikan anaknya sangat penting karena hal ini akan mempengaruhi proses belajar anaknya di sekolah. Pada kenyataannya masa sekarang ini masyarakat terlihat tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya karena berbagai macam kesibukan, sehingga sebagian besar orang tua menyerahkan anaknya ke lembaga PAUD, padahal peranan orang tua juga dibutuhkan dalam pendidikan anak-anak. Seperti yang dikatakan oleh Nur Cholimah dalam jurnal yang berjudul “Upaya Peningkatan Partisipasi Orang Tua Dan Kualitas Pendidik Pada Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia”. Pandangan yang berkembang selama ini bahwa pendidikan anak cukup diserahkan kepada pendidik PAUD karena pendidik dianggap tahu segalanya, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena anak lebih banyak belajar segala sesuatu ketika berada di rumah. Maka partisipasi orang tua sangat dibutuhkan dalam pendidikan anak. Partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini tidak hanya diwujudkan dalam bentuk menyekolahkan anak dalam lembaga pendidikan anak usia dini, namum lebih pada upaya orang tua untuk ikut mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Orang tua dapat menunjukkan kerjasama dengan membantu memotivasi dan membimbing anak dalam belajar dengan menjalin hubungan baik dan komunikasi dengan lembaga pendidikan tempat anak belajar. Juni Yustina Aritonang, 2015 OPTIMALISASI PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PROGRAM PARENTING DI PAUD WISANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Melihat begitu pentingnya peran keluarga bagi pendidikan anak, maka perlu adanya wadah untuk peningkatan dan pemberdayaan keluarga yaitu melalui program pendidikan keorangtuaan atau yang dikenal dengan program parenting. Program tersebut ditujukan bagi keluarga, khususnya bagi para orang tua yang anaknya mendapat pelayanan di lembaga pendidikan. Program parenting dapat dilaksanakan diberbagai pendidikan formal maupun nonformal, seperti sekolah formal, lembaga PKBM, PAUD, dan lembaga lainnya. Lembaga PAUD yang memiliki program-program kelembagaan dan pembelajaran kadangkala bertentangan atau tidak selaras dengan kebiasaan- kebiasaan yang terjadi di lingkungan keluarga. Dengan program parenting diharapkan akan terjadi keselarasan dan keterkaitan, kerjasama yang saling mendukung, dan saling menguatkan. Namun masih banyak orang tua yang kurang paham akan pentingnya program parenting. Bahwasanya program parenting itu adalah sebuah program keorangtuaan, dimana para orang tua memperoleh berbagai macam informasi mengenai pengasuhan dan mengembangkan tumbuh kembang anak dengan baik. Salah satu lembaga yang menyelenggarakan program parenting adalah PAUD WISANA yang berlokasi di Jl. Cidadap Girang No.8 RT. 0605 Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap. Program yang telah diselenggarakan adalah penyuluhan mengenai pola asuh dan pelatihan mengenai kreasi makanan sehat untuk anak. Fakta yang ditemukan dari program parenting yang sudah diselenggarakan di PAUD Wisana adalah rendahnya tingkat kehadiran orang tua yang mengikuti program parenting. Alasan ketidakhadiran tersebut beragam, mulai dari kesibukan pekerjaan sampai adanya urusan pribadi. Selain itu ketika mengikuti program parenting, partisipasi orang tua tidak optimal karena bentuk partisipasinya hanya sekedar menghadiri kegiatan saja, tidak berpartisipasi memberikan saran, pendapat, kritik yang membangun sehingga tidak mendukung keberhasilan kegiatan parenting dan kegiatan seolah-olah berlangsung dengan sia-sia. Fakta lain yang ditemukan pada program parenting di PAUD Wisana adalah partisipasi orang tua jauh lebih besar ketika diadakan kegiatan parenting yang bersifat praktis seperti kreasi makanan sehat pada anak, dibandingkan dengan Juni Yustina Aritonang, 2015 OPTIMALISASI PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PROGRAM PARENTING DI PAUD WISANA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kegiatan parenting yang sifatnya konseptual, seperti penyuluhan mengenai pola asuh. Hampir seluruh orang tua hadir dalam kegiatan parenting praktis seperti ini, hanya 3-4 orang yang tidak dapat hadir karena urusan pekerjaan. Pada kegiatan yang bersifat praktis seperti ini, orang tua juga terlihat antusias memberikan saran, dan pendapat, seperti menceritakan kreasi makanan apa yang pernah dicobakan untuk anak, bagaimana membuat bekal makan yang menarik, solusi apa yang diberikan jika anak tidak nafsu makan, dan hal lainnya terkait tema parenting. Dengan adanya temuan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana suatu lembaga pendidikan dapat mengoptimalkan partipasi orang tua dalam setiap program parenting yang akan diselenggarakan. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat partisipasi orang tua dalam program parenting tersebut optimal sehingga memberikan dampak atau pengaruh yang positif bagi orang tua yang menghadiri dan aktif di dalam kegiatan tersebut.

B. Rumusan Masalah