Studi pembangunan sumberdaya di wilayah pantai utara Jawa Barat (Kasus Kabupaten Bekasi, Karawang dan Subang)

i. i.

Latar Belakang Permasalahan
Pembangunan

nasional yang sedang berlangsung dewasa ini

dicirikan oleh adanya berbagai tujuan,
di

dalam

Garis-Garis Besar

Haluan

sebagaimana

Negara.

tersirat


Tujuan-tujuan

pembangunan nasional tersebut mencakup beberapa aspek,
aspek

pertumbuhan

masyarakat

dan

ekonomi,

aspek

aspek

kesempatan


sumberdaya

potensial.

Sejalan

pembangunan

nasional

tersebut

pembangunan

wi layah

sebagai

pembangunan


nasional

di

pemerataan

ker ja
dengan
atas,

bagian

seyogyanya juga

serta

yaitu

pendapatan
ke 1 estarian


kerangka
maka

tujuan

upaya-upaya

integral

daripada

memperhatiKan

aspek-

aspek tujuan pembangunan nasional itu sendiri.
Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu kepulauan nempunyai wilayah pantai sangat panjang dan bagian ierbesar penduduknya

bermata pencaharian utama darf


Dengan

demikian

secara

subsektor

potensial sumberdaya

perikanan.

lahan

maupun

perairannya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf .hidup
dan kesejahteraan penduduk masyaralatnya.


Dengan memperhati-

Ran kenyataan ini, sudah seyogyanya apabi 1 a potensi sumberdaya wilayah tersebut dikembangkan sejalan dengan tujuan-tujuan

pembangunan yang t e l a h d i s e p a k a t i bersama,

sebagaimana d i t e -

tapLan dalarn GBHN.
dalam Kebijakan pembangunan P e l i t a I V t e r s i r a t dida-

Di

lamnya bahwa upaya-upaya peningkatan p r o d u k s i s u b s e k t o r p e r i Kanan

dilaksanaKan

penduduP

nelayan


dengan s e K a l i g u s
serta

mernajuBan

d i 1akuBan

Kehidupan
pantai.

wilayah-wilayah

Untuk mampu mencapai t u j u a n t e r s e b u t ,
dilaKuKan o l e h Pemerintah.

memperbaiki

b e r b a g a i langKah t e l a h


Upaya-upaya t e r s e b u t a n t a r a l a i n '

dengan L e g i a t a n - k e g i a t a n yang mendorong pertumbuhan

subsextor

periKanan

yang mengarah Kepada

hasi 1 pembangunan dan pemerataannya,

perluasan

hasil-

s e r t a menciptakan i K 1 i m

usaha yang akan memperbesar p a r t i s i p a s i r a k y a t dan perusahaan
s w a s t a d i dal am k e g i a t a n pembangunan p e r ikanan.


Upaya-upaya
sebut
hasil

di

pembangunan yang d i 1akukan pemerintah

atas dalarn beberapa ha1 t e ' l a h

yang

pendapatan.

positip

seperti

menunjukkan


peningkatan

Namun demikian b e r b a g a i masal ah

5asil-

produksi
yang

ter-

dan

dihadapi

t e r n y a t a masih memerlukan pemikiran l e b i h mendalam, Bhususnya
yang menyangkut pengelolaan sumberdaya w i l a y a h p a n t a i .
Wilayah


terkebelakang
mendapatkan

pantai

pada d a s a r n y a merupakan

("depressed area")
perhat i a n

dari

yang

para

suatu

wilayah

seringkali

kurang

pemegang

l e b ij a l a n .

Tertekannya
dicirikan
(

wilayah

dengan

pantai

tersebut

dalam

penggunaan sumberdaya yang

banyak
belum

ha1

optimal

" sub-optimal resource usew) , ket idak-adi1an pembagian

dan

akses terhadap sumberdaya tanah dan hasil-hasilnya, degradasi
lingkungan, dan kemungkinan sifat-sifat irreversibility
mengabibatban
biota

lain

semacam

hilangnya

tertentu.

jenis-jenis spesies
Karena

itu, maka seringkali

iban

yang

ataupun

tertekannya wilayah-wilayah
terlihat

ciri-ciri menonjol

seperti adanya kemiskinan, malnutrition, kekurangan

sanitasi

dan pendidikan yang rendah.
Wilayah pantai sebagian besar dihuni oleh penduduk nelayan.
erat

Mata

pencaharian

utama daripadanya sangat

dengan sumberdaya perikanan

memper 1 ihatPan
mwnnya
secara

kecenderungan

dicirikan

laut.

oleh tingkat Rehidupan

aset

bertanah

akan tetapi juga tidak bermodal

umumnya,

keras yang durable,

yang mempunyai

("appreciate"), maka

yang miskir

Pada wnumnya mereka

memiliki

TidaK

gambaran

bahwa masyarakat ne 1ayan

socio-kultural tertekan.

"propertyless").

Berbagai

berkaitan

tidak hanya mereka

pada
dan
tidak
tak-

(nassetlessl'atau

seperti halnya petani-petani pada
lahan yang nilainya

terus menaik

sumber modal nelayan yang berupa

tangkap mempunyai penurunan ni lai dengan cepat

(

alat

"depreciate*'
)

sehingga
modal

tidak dapat dipergunaKan sebagai

(wcollateral").

terhadap

sumberdaya

Kenyataan

modal yang

ini
sangat

jaminan

pinjaman

mengakibatkan
dibutuhkan

akses
menjadi

semakin sulit.
Dal am
bagi

para

pada itu,

nelayan di wilayah-wifayah pantal

pendapatan

adalah

sangat

Hal ini disebabkan oleh adanya pola musiman dalarn

terbatas.
penangkapan

sebagai konsekuensi dari adanya variasi

keadaan

Lebih daripada itu, sifat mudah busuk ("perishable")

cuaca.
dari

hemampuan untuk memperol eh

hasil

perikanan seringkali menambah beban

resiKo

dan

BetidaK-tentuan dalam Kehidupan nelayan-nelayan tersebut.
Wi 1 ayah
sumberdaya

pant ai

pu 1 au

perairan

yang

Jawa

merupakan

re 1 at if

wi 1 ayah

kurang

subur

tidal adanya "upwellingw) serta padat penduduknya.
penduduK

yang

terbatas

aPan

pengurasan
tingkat

tinggi serta kemarnpuan
semaKin

sumberdaya

memperbesar

tersebut.

pendidiKan, Peterbatasan

yang

Terlebih
penguasaan

mobilitas

yang ada, aKan sernaxin mendorong ke

lemahnya

sangat

terjadinya
rendahnya

modal/Kapital,

tingKat teBnologi yang digunalan

pada hakekatnya sudah memprihatinkan.

Kepadatan

lagi,

rendahnya

yang

( Karena

relatif

peluang

dengan

serta

Burangnya

arah
DemiKian

kelembagaan sosial ekonomi yang ada sering

keadaan
pula,
kurang

memberikan

peluang

untuk

dapat

memperbailci

keadaan

ini,

sehingga secara keseluruhan belum mampu mendulung terciptanya
perbaikan

taraf

hidup dan lcesejahteraan yang

dinamis

dari

masyaralcat nel ayan di wi layah-wilayah pantai.
Bersamaan
pemanfaatan

dengan masalah di

swnberdaya

atas,

seringlali

tinglat

lahan di wilayah pantai di

sebagian

besar wilayah Indonesia, justru memperlihatkan adanya persoalan-persoalan
ter 1 ihat
yang

Ha1

ini

terutama

pada daerah-daerah yang berpenduduk re lat if

justru

tinglat

dalam pembangunannya.

di

sangat

diharapkan

untuB

mampu

*entryw dan sekaligus mengatasi masalah

ber 1 ebih.

Tanpa

lahan yang

pantai

sedemiKian

kesempatan
itu,

maka

mengurangi
elsploitasi

a1t ernat if pembangunan

mampu memberikan biaya

wilayah-wilayah
perbaikan

adanya

padat,

sumberdaya

tinggi

pada

upaya-upaya

taraf hidup dan kesejahteraan ne 1 ayan alan

sangat

sulit di l alulan.
Kesenjangan pembangunan sumberdaya 1 ahan pada

wi 1 ayah-

wilayah pantai tersebut seringkali didorong oleh Kepentingankepentingan sektoral sepertinya Kehutanan,
maupun

per ikanan.

gertanian tanaman

Kasus yang tampaB dal a m hubungan

persoalan

tersebut

t erutama

t erjadinya

dengan

adalah wilayah pantai utara Jawa Barat,
Kesenjangan

pembangunan

sumberdaya

subsektor kehutanan dan perikanan.

Di beberapa wi layah

Khususnya

di Kabupaten Bekasi, Karawang dan Subang

lahan

bawah

di

ditanami

wewenang

hutan,

mengakibatkan
meningkatkan

Kehutanan

melainkan tambak

sulitnya

yang

lahan,

sehingga

tidak

Keadaan

pemasukan teknologi dan

produKtivitas

terdapat

ternyata

ekstensif.

ini,

modal

ini
guna

mengakibatkan

pemanf aatan 1 ahan berada dal am kondisi sub-opt imal
Di

satu pihak,

budidaya

pembangunan subsektor perikanan melalui

pertambakan

kesernpatan

Ker ja,

sumberdaya

1 ahan.

merupakan

pendorong

penghasi lan penduduk,
Sebal iknya,

bagi
serta

Bonservasi

tumbuhnya
.pemanfaatan
hutan

baKau

terutama berKaitan dengan peranannya sebagai "nursery ground"
hewan-hewan
pantai

laut

serta

sekitarnya maupun

sebagai

penahan

erosi

penahan adanya perembesan Kadar garam ke

arah

Selain itu, hasil hutan tersebut merupakan pelengkap

darat.
kebutuhan

akan kayb bakar maupun untuL

industri.

Jadi

ia

berperanan pula di dalam rangka pelestarian 1 ingkungan hidup.
Namun fungsi lingkungan hutan dan fungsi lahan untuk produksi
tidak

dapat

ter laksana

berhubung

masih

terdapatnya

kesenjangan dari penggunaan sumberdaya lahan secara optimal.
Sungguhpun demikian, semenjak awal tahun 1980-an terjadi
dinamika

perubahan yang besar di wilayah

pantai.

Dinamika

perubahan

tersebut adalah sebagai akibat masuknya

teknologi

dan modal di dalam akuakultur Kolam air payau, sehingga mampu
melipat-gamdakan

hasil

produksi

budidaya

tersebut.

Akan

tetapi, jika diinginkan untuk tercapainya peningkatan produltivitas

pemanfaatan sumberdaya, maka teknologi tersebut

me-

mer luhan penyesuaian dengan keadaan loKal wi 1 ayah.
Diperkenalkannya
Tambak

di

dasarnya

dalam

pantai,

wi layah

memanf aatkan

untuk

Namun demikian,

tersebut mempunyai harapan yang baik,

pe laksanaannya

Rakyat

memer lukan

kecermatan

(PIR)

pantai

kesempatan yang baik bagi para

permodalan yang tersedia.
PIR

Perusahaan Inti

program pembangunan

merupakan

masyarakat

sistern

pada

penghuni

teknologi
meslipun

dan
konsep

akan tetapi dalam

agar

tujuan

yang

diinginkan dapat terwujud.
Kehati-hatian
diper lukan,
mengalami

mengingat
keseimbangan

sudah

terjalin

sulit

untuk

kultural

di dalam pelaksanaan PIR tersebut

bahwa masyarakat wi 1 ayah pantai te 1 ah
tertelan

jangka panjang yang

di dalam pola

dirubah.

socio-kultural

Sebab-sebab terjadinya

yang
pola

serta
relatif
socio-

yang menekan antara lain adalah kurangnya mobilitas

nelayan sebagai akibat ter-isolasinya wilayah-wi layah
orientasi

sangat

kehidupan

perekonomian

yang

1 ebih

pantai,
bersif at

subsisten

dan pembagian pendapatan yang kurang menguntungkan

bagi ne layan-ne layan peker ja.
Terbatasnya penguasaan sumberdaya,
lapangan
dengan

kerja

di

persaingan

merupaKan

kurangnya a1 ternat if

luar sektor penangkapan

serta

dengan usaha tangkap skala

disertai

besar

adalah

Kendala-Kendala utama pada ne layan-nelayan

Keci 1.

Selanjutnya sifat "open accessw (akses terbuka) pada
daya

sumber-

perairan laut ban kemudahan untuB masuk berusaha ("easy

entryw)

akan mengakibatkan semakin sulitnya posisi

nelayan-

nelayan kecil yang lemah kapital tersebut.
swnberdaya yang aksesnya bersif at terbuka sepert i

Dalam
perairan

laut

tersebut,

maka kesetimbangan jangka

panjang

dari usaha tangkap dalam kerangka ekonomi yang maksimum tidak
dapat dipertahankan.
meningkatkan

Karena selama masih ada peluang

keuntungan

penangKapan ikan,

("excess

profitn)

bagi

untuB
usaha

maka masuknya usaha baru tidalr dapat dice-

gah. Bila dernilian, maBa usaha tangkap akan berBembang terusmenerus hingga sampai kepada Pondisi Keuntungan no1 atau pada
usaha

tangkap

(neffortn)pada

Keadaan

"keseimbangan

open

accessw.
Mengingat
perairan

pantai

akses

terbuka yang me lekat

tersebut,

maka dalam

pada

masa-masa

sumberdaya
mendatang

t entu
(

akan

dihadapkan

"depletion")

kepada masal ah-masalah

pengurasan

manakala eksploitasi dalam rangka pemanf aatan-

nya oleh sebagian besar penduduB nelayan tidaK dilandasi oleh
prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya yang benar.
Mengingat

persoalan-persoalan

di

atas, maka

sangat

diperluKan suatu studi yang diharapkan mampu untuk memberikan
jalan

ke

luar

pada

permasalahan

pengelolaan

sumberdaya

wilayah pantai di sepanjang Jawa sebelah utara khususnya dan
keperluan pemecahan masalah pantai lain di

seluruh wilayah

Indonesia.
Dalam studi ini mula-mula akan diuraikan tentang keadaan
"over-fis'hing" di wilayah perairan Jawa sebelah
padat

penduduk

ne 1 ayannya, dimana

telanan

berat

Tekanan

penduduk yang t inggi yang

sumberdaya
alternatif
sumberdaya

keadaan

bagi swnberdaya perairan

biota
tindakan

perairan
untuk

tersebut,

mengurangi

Phususnya dal am

yang

ini memberikan

yang

bersangkutan.

membahayakan

wi layah

utara

Ice1 estarian

pantai,

memerlukan

tekanan

eksploitasi

penangkapan

Penanganan persoalan semacam ini biasanya dilakulan

ikan.

tindaKan

Kebijakan dengan menggunakan instrumen : pengurangan "entryw,
pembatasan musim tangkap, pengatupan uluran mata jaring
pelarangan

jenis-jenis jaring/alat tangkap tertentu

atau

seperti

penghapusan

pukat

kedayagunaan
Be 1embagaan

harimau

trawl

Namun

demiki an

d a r i p a d a i n s t r u m e n d i a t a s memerlukan

dukungan

yang

mapan

( jaring

guna

mencapai

).

t u juan- t u j u a n

yang

diinginkan.

T e t a p i berhubung m a s i h lemahnya kelernbagaan

atas

relatif

serta

memantaplrannya,

maka

membutuhkan
p e r 1u

waKtu

dicari

yang

lama

a1 t e r n a t i f

untuk

lain

dengan memanfaatkan sumberdaya p a n t a i yang mempunyai
di

di

yaitu
harapan

masa depan berhubung t e r s e d i a n y a t e k n o l o g i budidaya

igan

dengan memanf a a t k a n l a h a n p a n t a i men jadi w i l a y a h pertambalan.
Perubahan

l a h a n p a n t a i alami yang b i a s a n y a

ditumbuhi

hutan

mangrove membutuhgan K e h a t i - h a t i a n Itarena v e g e t a s i j e n i s Layu
mangrove

berfungsi

s e b a g a i pembentuk r a n t a i

b a g i b e r b a g a i organisme b i o t a p a n t a i yang
akhirnya

sampai

men j a d i

mangsa

atau

bahan

makanan

bersambung-sambung
makanan

bar i p a d a

swnberdaya p e r ikanan.'
Dalam
tersebut
yang
dari

studi

ini, alternatif

penggunaan

lahan

dengan memperhitungkan p e n t i n g n y a k o n d i s i

dibutuhkan

u n t u k meminimumlcan

pemanf a a t a n

terciptanya

1ahan

pantai

pengaruh

yang

masih

r a n t a i makanan, namun pemanf a a t a n

dikombinasikan

dengan

penggunaannya

budidaya pertambalran yang menguntunglran.

untuk

pantai
ekologis

eksternalitas
memungPinkan
lahan

pantai

melaksanakan

Uraian-uraian
:

seperti

Bab I

sebenarnya
I1

di

atas

disajikan

menghantarkan

dalam

kepada

beberapa

Bab

persoalan-persoalan

pada wi l ayah pantai, yang di 1 anjutkan dengan

yang merupakan kerangka teori dan pendekatan

Bab

model-model

penyelesaian analisanya. Bab 1 1 1 dan IV cerminan dari kondisi
sekarang

sumberdaya wi 1 ayah

pendayagunaan

merupakan

analisa

yang

sumberdaya

perikanan

menjelaskan

1 aut,

Bab

VI

pantai.

Bab

V

tentang

eksploitasi

merupakan

upaya-upaya

a1 ternat if dal am pembangunan sumberdaya 1 ahan untuk mengatasi
permasalahan pada sumberdaya lautnya.
pada

VII

Bab

menghantarkan

pada

kepada

Pembahasan hasil studi

hakelatnya

perlunya

adalah

kerangka

usaha

untuk

kelembagaan

yang

dikehendali,

sehubungan dengan pembangunan sumberdaya

lahan

alternatif.

Kesimpulan

dan implikasi

kebi jalan

disajikan

pada Bab IX.
Kerangka ~ u j u a n

2 1.

Bertolak pada kerangka permasalahan yang mencakup potensi

sumberdaya

serta tujuan pembangunan

itu

sen'diri,

maka

obyeKtif studi ini pada dasarnya adalah merupakan usaha-usaha
untuk

menemuBan 1 angkah- 1 angkah optimal di dalam

pendayagu-

naan sumberdaya di wi layah pantai pada umumnya dengan mengambil

Kasus

permasalahan di wilayah pantai utara Jawa

Barat,

untpk

secara maksimal dapat memberikan dampak

positif

bagi

masyarakat banyak.
Pada

dasarnya

usaha

sumberdaya-sumberdaya
aspeK ekologi,
demigian,
gai

serta

pembangunan

tersebut haruslah memperhatikan aspek-

teknologi,

ekonomi dan sosial.

Dengan jalan

diharapxan akan diperoleh Peserasian langKah seba-

upaya

dengan

pendayagunaan

untuk mengatasi

berbagai

masalah-masalah

yang

kesenjangan gendayagunaan

berKaitan

sumberdaya

pada

masa-masa yang akan datang.
Secara
gai beriBut

spesifik tujuan studi -ini dapat dirumushan seba:

( a ) untuK

mengKaji

aspel-aspeK yang

berKaitan

dengan

pengelolaan sumberdaya wilayah pantai, sesuai dengan
sifat-sifat Bhas yang melekat padanya;
( b ) untuk

mempelajari

masalah
usaha

tentang

berbagai

penel itian.
diperoleh

sendiri;

merxpakan
rangka

sumberdaya-swnberdaya di

daerah

Kesenjangan

Dari pelajaran tersebut diharapKan akan
IangKah-langkah

bagi

sumberdaya di wilayah pantai,
penelitian,

yang

dal am

adanya

pemanfaatan

aspek

sesuai

upaya

pembahgunan

terutama pada wi layah

dengan tujuan

pembangunan

.itu

(

s t r a t e g i pembangunan. w i 1ayah

c ) menyusun

pantai

pada

umumnya berdasarkan pe 1a j a r a n d a r i kasus pembangunan
pantai

w i layah

di

daerah

pene 1i t i a n

berbagai

a1 t e r n a t i f

pembangunan yang

demikian

diharapKan

alan

rekomendasi
agtivitas

dapat

berdasarkan
ada.

Dengan

diperoleh

suatu

t e n t a n g KemungKinan p i l i h a n
di

dalam

pembangunan

alternatif

wilayah

tersebut

s e s u a i dengan k r i t e r i a pembangunan yang ada;
(d)

mengingat

besarnya

wilayah-wilayah

peranan

perilcanan

p a n t a i semacam i n i ,

1a u t

pada

terutama

bi la

d i k a i t k a n dengan hidup dan k e s e j a h t e r a a n penduduk d i
s e k i t a r w i l a y a h tersetiut,
ini

mala s e c a r a Khusus

studi

berusaha untuk mempelajari s t r a t e g i pembangunan

sumberdaya

tersebut,

dengan

harapan

dituanggan

men j a d i landasan b a g i upaya

akan

dapat

pembangunan

w i layah-wi layah p a n t a i pada umumnya.

S a t u ha1 yang sangat diharapkan a d a l a h bahwa h a s i l s t u d i
ini

dapat

kebi jakan
pada

berguna

sebagai

pembangunan

umumnya,

serta

landasan

di

dalam

w i 1ayah-wi layah p a n t a i
strategi dasar' di

p e r i l a n a n pada khususnya.

di

dalam

merumusKan
Indonesia
pembangunan

KERANGKA PENDEKATAN MASALAH

11.

2. i ,

Kerangka Pemikiran
Masalah

dipisahkan
sumberdaya

pembangunan
dengan

utama

bersangkutan,
laut

pantaf

pembangunan

baiK

masalah

yang

tersebut.
diKaitkan
laut ) ,

lahan

dengan

ini

menjadi

sifat-sifat

memberikan

serta

wilayah

maupun

Khusus

a1 ternatif

pembangunan

KompleL

sumberdaya

manfaat sosial tertinggi,

serta

wilayah
manakala

perikanan

keterbatasan
pendayagunaan

yang

perairan

lahan-lahan

semakin

keadaan populasi penduduk,
wilayah

di

dapat
sebagai

pembangunan perikanan

bersifat budidaya pada

Masalah

tiada

per iKanan

bagi Lehidupan penduduk

di sekitar wi 1 ayah pantai tersebut

perikanan

(

masal ah

wilayah

sumberdaya
yang

mampu

masalah-masalah

pelestarian sumberdaya wilayah yang bersangkutan:
Bertolak dari dasar pemikiran di atas, maka untuk sampai
kepada

konsepsi pembangunan wilayah pantai yang

pertama-tama
halekat

diperlukan

pemahaman

yang

seben~rnya,

mendasar

terhadap

dan sifat-sifat sumberdaya perikanan (laut) itu sen-

diri,

sehingga alcan dapat diperol en 1 angkah- langkah

bilan

Beputusan

dlKaitkan

dengan

Bebijakan yang dikehendaki,
tujuan-tujuan

pembangunan

pengam-

terutama
pada

bila

umumnya.

Pemikiran
ngunan

ini

semata-mata untuk mengemukakan

sumberdaya perikanan laut tersebut

bahwa

pemba-

merupaltan

bagian

yang tidak terpisahkan dengan upaya-upaya pembangunan sumberdaya lahan di wilayah yang bersangkutan.
Sumberdaya
dasarnya

perikanan,

mempunyai

terutama

beberapa

sifat

perikanan
spesifik

padanya, yaitu aIsesnya bersifat terbuka.

Iaut

yang

pada

melekat

Sifat ini memberi-

Ian anggapan bahwa set iap individu merasa memi 1 iki sumberdaya
tersebut secara bersama ("common property"). Oleh karena itu,
permasal ahan
selalu

bagi pembangunan sumberdaya tersebut seyogyanya

memperhatikan kespesifikannya tersebut.

BerdasarBan
individu,
merasa

sifat-sifat

tersebut di atas,

baik nelayan maupun pengusaha perikanan laut
mempunyai

hak

untuk

mengeksploirasi

perikanan tersebut sesuai dengan kemampuannya
Sebaliknya,
untul
pihak,

maKa

tidak

menjaga

satu

pihakpun rang

Kelestarian

sumberdaya

akan

sumberdaya

masing-masing.

merasa

berkewajiban

tersebut.

Di

satu

masing-masing akan berusaha untuk memaksimumkan hasil

tangkapan pada setiap Kesempatan yang tersedia,
lain

semua

pihak

masing-masing

mempertahankan

tidak

mempunyai

insentif

ataupun meningkatkan 'ke1estarian

perikanan tersebut.

sedangkan di
untuk

sumberdaya

Di

dalam

persaingan untuk memperoleh

sebesar-besarnya, ne layan

hasil

tangKapan

yang mampu menggunakan

teknologi

penangkapan yang lebih tinggi jelas akan mampu menangkap ikan
yang lebih banyak.
tertentu,
dengan

semakin

bertambah

mengeksploitasi
penangKapan
pital,

cenderung aKan

lama

banyaknya operasi
sumberdaya

sebagai
tersaingi

semakin

berkurang,

ne 1 ayan

Penguasaan

yang

teknologi

keadaan tersebut mengakibatkan

apa yang disebut dengan eksternalitas

masalah

fishing") .

"stock") sumberdaya

aKan sangat ditentukan oleh penguasaan modal/Ka-

Akibatnya,

kepada

(

individu

tersebut.

maka pada gilirannya

terjadinya
kal.

Namun dengan jumlah

keadaan

di atas tentu akan mengarah

terjadinya

Kasus
teknologi

teknologi-

teKnologi

tangkapan

kelebihan
trawl

penangkapan

sebelum

yang

("over-

tahun

1960-an

keunggulannya

alat tangkap lainnya adalah merupakan

oleh

pula

tidak
salah

satu contoh bagi masalah seperti di atas.
AndaiKata
dibiarkan
dalam

terjadinya

"over-fishinge te:--sebut

terus-menerus tanpa adanya usaha-usaha

pengaturan

pengelolaannya, m k a tentu saja pada gilirannya

mengakibatkan
laut

gejala

terganggunya

stabilitas sumberdaya

yang akan pada alhirnya akan mengarah

jenis-jenis ikan tertentu.
.

.

Kepada

akan

perikanan
punahnya

dalam t i n j a u a n ekonomi,

Di

laut

.

yang

aksesnya t e r b u k a akan

menyebabkan

para

nelayan

maupun

pengusaha perikanan/penangKapan i k a n t e r u s b e r o p e r a s i

secara

tidak

(1982)

efisien

(Gambar

penangkap

ikan

seperti

2.i.).

yang

dikemukakan

Armada-armada

mereka m i l i k i

akan

,

oleh

dan

Anderson

kapal -kapal

terus

beroperasi

penerimaan t o t a l n y a ( T o t a l Revenue = T R ) m a s i h

selama

-

perilcanan

s i f a t - s i f a t dasar

mengimbangi b i a y a - b i a y a t o t a l ( T o t a l Cost = T C ) yang
arkannya.

mampu
dilcelu-

Pandangan ekonomi t e r h a d a p kenyataan i n i

dianggap

tidak

e f i s i e n , karena seharusnya s e t i a p produsen pada umumnya

akan

b e r o p e r a s i pada t i n g k a t keuntungan ruakslmum yang

ditangkapnya, y a i t u pada t i n g k a t penerimaan marjlinai

dapat
(Margi-

n a l Revenue = MR) sama dengan ongkos-ongkos m a r j i n a l n y a ( M a r g i n a l C o s t s = MC).
Pada

p e r i 1aku produsen-produsen umumnya,

maka i a

akan

b e r o p e r a s i pada tingKat o u t p u t s e b e s a r Qi u n i t , k a r e n a dengan
demilcian

i a akan dapat menanggap keuntungan maksimumnya yang

bersyarat

MC

( ~ 1 =) P

~1. i

(

Akan t e t a p i ,

pada

p e r i k a n a n l a u t dimana s i f a t "open a c c e s s n ada
pengusaha/produsen
industri

baru

tersebut

rnenguntungkan baginya.
dengan

akan

s e lama

masuk
kondisi

sumberdaya

padanya,

("entry")
masih

ke

maka
dalam

dirasakan

Keadaan i n i akan b e r l a n j u t t e r u s , dan

demikian maka e k s p l o i t a s i akan cenderung l e b i h

besar

dari semestinya, yaitu pada tingkat Q 2 unit.
eksploitasi

sebesar

Q 2 unit

tersebut,

Pada

tingkat

pengusaha-pengusaha

t

merasa

masih

hasil

penerimaan

beroperasi

dapat menutupi
yang

biaya-biaya eKsploitasi

diperolehnya walaupun

pada tingkat Keuntungan eKonomi

yang

ia

dari
tidak

tertinggi.

Dalam ha1 ini tingkat operasi berada pada kondisi Biaya Ratarata ("Average Cost" = AC) = P

I
I
>

0

Gambar 2. i .

(Q).

1

I

I

I

I

Q1

Q2

t

Unit Hasil Tangkapan

Peri laku Produsen/Pengusaha
PenangKapan Ikan Laut

Dalam Bidang

Secara lebih mendalam, implikasi sifat-sifat tersebut di
atas
4

dikait kan

dengan

upaya-upaya pembangunannya

dapat

digambarkan pada persoalan di bawah ini.
AndaiKata

kondisi awal pada kurva penawaran-permintaan

individual dalam sektor perikanan laut sebagaimana dilukiskan
pada Gambar 2. 2. , maka terlihat

:

Kurva penawaran individual
= MCo
Kurva Biaya Rata-Rata Individual = ACo
Kurva Permintaan Pasar
= Dp.

Qambar 2.2. Upaya Peaangunan Bidang Perilcanan
Dengan MeneLan Biaya Produksi

Laut

Pada

keadaan

awal tersebut dapat dilihat bahwa

biaya-

biaya produksi di dalam mengeKsploitasi hasil-hasil perikanan
e

laut

lebih

sehingga

besar

dibandingkan

terhadap

secara ekonomi t idak ada usaha

permintaannya,

penangkapan

yang

bersifat komersial dilakukan oleh para nelayan/pengusaha.
Manakala
Keadaan

pada

upaya-upaya pembangunan

perikanan

tersebut, maKa l angKah utama

dilakukan

dari

Kebijakan

tersebut adalah usaha untuK memyerkecil biaya-biaya produksi
usaha

penangkapan.

Misalnya,

upaya pembangunan

tersebut

rnampu mengurangi biaya-biaya penangkapan sehingga kurva biaya
rata-ratanya bergeser dari ACO

ice ACi, dan biaya marjinalnya

bergeser dari MCO ke MCi, sebagai akibat masuknya

teicnologi

baru.
Dari

gambaran tersebut, ada dua hal utama yang

penting ditelaah yaitu
(A) Andaikata

:

upaya pembangunan tersebut dilakukan pada

sumberdaya yang t idak mempunyai
seperti

perikanan

nelayan/perusahaan
pada

sangat

tingkat

sifat akses terbuka

laut,

maka

secara

ekonomi akan

output sebesar

Qt

perilaku

unit,

tingkat keuntungan maksimumnya (MC=P).

individu

beroperasi
yaitu

pada

Pada

tingkat

tersebut,
(

"Net

produksi

dapat

optimal

diperhitungkan

sebesar

Qi

unit

keuntungan

sosial

Gain" ) yang ditangkap dari adanya pembangunan

tersebut, yaitu
Keuntungan

sebesar

Sosial

:

(KS) = Surplus Produsen

(SPI

+

Surplus Konswnen (SK).
Dalam ha1 ini
dan

SP = B + C
SK = A

sehingga KS = A

t

B

,...............

t C

---------

(1).

(B) Pada persoalan pembangunan sumberdaya perilcanan laut

di mana terdapat sifat akses terbuka, maka masuknya
("entry") pengusaha-pengusaha baru akan mengakibatYan

Kesetimbangan individu perusahaan

tingkat

output sebesar Q2 unit

sebesar

Q2

tangKapan.

mengeKsploitasi

dari

pengusaha-pengusaha

sumberdaya

perikanan

secara ber lebihan.
Pada tingkat output sebesar

pada

Output

unit tersebut terlihat lebih besar

Qi, sehingga pada kondisi ini
cenderung

berada

~2 tersebut maKa

:

SP = Penerirnaan Total (TR)
= (CtD+I+E+J)

karena KS = SK

t

-

Biaya Total (TC)

- (EtD+F+J+I+G+H)

SP, maka :

KS = (AtB+FtG) + (C-F-G-H)

Lebih
access"
masuk

tersebut

para nelayan dan

sifat

"open

pengusaha

baru

("entry")terus-menerus sehingga sampai semua

"rentw bagi
Produsen

.

jauh, andaikata pada

-

=

pengusaha-pengusaha hilang
0), maka pada Keadaan

ini

(Surplus
Keuntungan

Sosial = Surplus Konsumen = A+B+F+G.
Kenyataan

,

di

pembangunan

atas
pada

menunjukkan

bahwa

upaya-upaya

surnberdaya dengan sifat

tersebut

masih mempunyai dampak positif.

Hal ini dikarenakan

konsumen minimum masih

memperoleh

produk

ikan

dibandingkan

dapat

yang mempunyai nilai
dengan

barang-Darang

sebelumnya mereka konsumsikan.

produk-

ekonomi
sejenis

tinggi
yang

Bilarnana

Keadaan

pada

(A) dan

(B) diperbandingkan,

beberapa imp1ikasi dapat dlperoleh, yaitu
%

:

Pada keadaan pembangunan sumberdaya yang tidak
fat
dapat

bersi-

akses terbuka, maka keuntungan sosial ( K S ) yang
ditangkap

daripadanya

adalah

sebesar

A+B+C;

sedangkan pada keadaan sumberdaya yang bersifat aKses
terbuka, akan

terlihat bahwa keuntungan

sosial

yang

dapat dit angKap dari upaya pembangunan t ersebut adalah
sebesar A+B+C-H.

*

Ekspansi output pada pembangunan sumberdaya perikanan
yang

bersifat

tersebut

akses terbuka

sebesar

(Q2-Qi) unit

justru aKan mengurangi tingkat kesejahteraan

sosial ("Net Loss in Social Welfare") yang

Berdasarkan uraian
selcali

untuK

mencoba

di atas,

adalah tidak

mempersamaKan

diperoleh-

benar

sama

strategi pembangunan

sumberdaya perikanak laut dengan strategi pembangunan ekonomi
sumberdaya pada umumnya.

Dalarn Keadaan sifat akses

terbuka

dari sumberdaya perikanan tersebut, perlu adanya suatu tatanan

kelembagaan/manajemen

rungan
tujuan

untuk dapat mengkontrol

eksploitasi ber 1 ebih yang terjadi,
pembangunan

secara

Kese luruhan

Kecende-

sehingga
akan

tujuan-

t ercapai.

K e b i jakan

yang

pengaturan
akan

dapat

d i t empuh

biaya efektif

h a r u s 1ah

mengarah

( " e f f e c t i v e c o s t " ) yang

kepada

diharapkan

dapat mereduksi t i n g k a t tangkapan kepada tingKatan yang

optimal ekonomis, tanpa mempengaruhi biaya-biaya produksinya.
Masalahnya adalah sejauh mana t a t a n a n manajemen t e r s e b u t
dapat

d i lakukan

seef i s i e n

memper t imbangkan

lcondi s i

"entry" )

(masalah

di

mungkin,

popu 1asi

w i layan

sekaligus

yang

pantai

dengan

demi kian
dimana

padat

sumberdaya

t e r s e b u t berada sehingga t u j u a n - t u j u a n pembangunan yang t e l a h
disepalati

w i layah

dapat

dengan

tercapai

secara

optimal.

Pada

pendudulc yang demikian padat

Keadaan

seperti

p.ulau

Jawa,

konsepsi kebijakan pembangunan w i l a y a h p a n t a i h a r u s l a h

mampu

memberikan

w i layah

pantai

adal ah

b i 1a

a1 t e r n a t i f pendayagunaan sumberdaya
seopt i m a l mungkin.

d i k a i tkan

sumberdaya i t u s e n d i r i .
d i atas,

mampu

dengan

Optimal dalam

t u juan- t u juan

1ahan

ha1

ini

pembangunan

Agar sampai icepada t u j u a n

tersebut

d i p e r luican s u a t u formula pengambi l a n Keputusa.~yang

mengadaptasi semua aspek tuJuan pembangunan yang l n g i n

dicapai.
wilayah

Dengan demikian s t r a t e g i pembangunan sumberdaya
pantai

komprehensif ,
sumberdaya

yang

diperoleh

dal am

art i a n

perairan

pantai

nantinya

akan

bersifat

mampu mengakomodasikan
(

laut )

ke

dalam

swnberdaya lahan d i w i l a y a h yang bersangkutan.

di

masalah

pembangunan

Perwnusan Pengambilan Keputusan
Kerangka pemikiran
upaya

pembangunan

di atas member ikan pemahaman

sumberdaya

per ikanan

ter 1 epaskan pada upaya-upaya pembangunan

bahwa

t idak

dapat

wi l ayah

pantai.

Pada kasus wi layah pantai yang berpenduduk

padat

pant ai utara Jawa Barat, upaya-upaya pembangunan

seperti

sumberdaya

seyogyanya diprioritasKan Kepada masalah popul asi

penduduk

yang

demikian

padat atau masal ah

masalah
akan

Ketenagalerjaan.

Dengan

" e n t r y i t dan ttpengurasan" s d e r d a y a perikanan

dapat

dihindarkan.

Upaya

ini

laut

sekaligus juga akan

mempertahankan pelestarian sumberdaya yang bersangkutan.
Untul dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan tersebut,
pembangunan
mutlak

sumberdaya lahan yang optimal di Kawasan pantai

diperlukan untuk

produktif

bagi

Optimal i tas

memberikan

penduduk

pembangunan

di

wilayah

sumberdaya

alternatif
yang
1 ahan

kegiatan

bersangkutan.
tersebut

pada

dasarnya akan tercapai jika rnampu terlebih dahulu mermuslsan
tujuan-tujuan pembangunan, kegiatan-Kegiatan alternatif serta
berbagai kendala yang terdapat di dal amnya.
Pada hakekatnya, tujuan
beberapa

kriteria,

yaitu

pembangunan

(a) usaha

abalah mencakup

pemenuhan

kebutuhan

dasar/pokok,
kapita,

termasuk

(b)

usaha

peningkatan

pendapatan

usaha peningkatan kesernpatan Per j a ,

(

Ker

c)

usaha

(d)

usaha

penyempurnaan d i s t r i b u s i pendapatan masyaraat, dan
untuk p e l e s t a r i a n sumberdaya dan lingkungannya.
Me 1i h a t
tersebut

di

pembangunan

pembatasan

tujuan

dapat dipahami

atas,

swnberdaya

di

pembangunan

sumberdaya

sepenuhnya

bahwa

pantai

wilayah

upaya

membutuhkan

pendekatan yang b e r s i f a t iromprehensif, yang menyangirut aspekaspek pendayagunaan sumberdaya yang ada s e c a r a optimal.
demikian,

secara

bergantung

spesif i k

pemanf a a t a n

kepada a l t e r n a t i f - a l t e r n a t i f

potensi

B i 1a

sumberdaya

pendayagunaan

serta

kemungkinan-kemungkinan pengembangannya.
Berdasarkan pengamatan keadaan yang ada sekarang, daerah
sepanjang

pantai

utara

Jawa B a r a t

yang

dicerminkan

pada

keadaan l o k a l w i l a y a h s t u d i menunjuklLan pendayagunaan sumber daya

yang

belum

a1 t e r n a t i f -a1 t e r n a t i f
ada;

dal am

optimal.

Timbulnya kesenjangan

pendayagunaan

sumberdaya

ha1 i n i terutama menyangkut a n t a r a

bagi

hutan mangrove d i s a t u pihak

lahan

bagi

usaha perikanan d i pihak

lebih

disebabkan karena ketiabaan konsepsi pembangunan

ada pada w i l a y a h t e r s e b u t .

Hal i t u

yang

pendayagunaan

lahan

yang

dan

lahan

antara

pendayagunaan

lainnya,

adalah

yang

mengakibatkan t e r j a d i n y a

pendayagunaan sumberdaya 1 ahan yang dirasakan kurang optimal ,
bila

ditinjau

dari

beberapa aspek sesuai

dengan

kerangka

kriteria pembangunan yang ada sekarang.
Dapat 1 ah

dipahami

sepenuhnya bahwa

habitat

tersebut secara alami adalah hutan mangrove.
Kemungkinan

pendayagunaan

memungkinkan

adanya

1 ahan

bagi

daerah

N m u n demikian,
usaha

per ikanan

kesempatan di dalam usaha meningkatkan

manfaat ditinjau dari segi sosial masyarakatnya.
Berangkat dari keadaan yang digambarkan di atas, masalah
yang

dihadapi

tersebut

dalam

rangka

usaha

menghendaki

adanya

perumusan

seharusnya
ditinjau

pembangunan
tentang

dari

itu, beberapa

segi

sumbangannya terhadap

pertanyaan muncul sebagai

kepada

bagaimana

kesejahteraan
61eh Karena

Bagaimanakah
sekitar

konsekuensi

langkah-langkah pembangunan

wi layah yang bersangkutan, yaitu
( f )

daerah

di lakukan strategi pembangunan yang paling tepat,

masyarakat banyak sebagai obyektif pembangunan.

mengarah

di

kondisi

kawasan

pendayagunaan

untuk

sumberdaya

:

sumberdaya perairan

pantai

tersebut

sumberdaya perikanan

laut

?.

laut

di

ApaYah
tersebut

sudah berada pada keadaan "padat tangkap"

?.

demikian, upaya-upaya apakah yang harus

di 1 aYukan

Bila

agar

pendayagunaan

sumberdaya

sumberdaya

wi 1 ayah,

baik

lahan maupun perairan pantainya mengarah

kepada keaaaan yang optimal bagi masyaralat

banyal

di sekitarnya ?.
(2) Bagaimanakah

upaya-upaya yang harus dilakukan

pendayagunaan sumberdaya 1 ahan wi 1ayah pantai
memberikan

manf aat

masyarakatnya,

sosial

yang

agar
mampu

tertinggi

bagi

serta membatasi kemungkinan terjadi-

nya eBsploitasi berlebih pada perairan lautnya ?.

Bi la demikian, rnaka :
(a) Apakah sumberdaya lahan di wilayah pantai tersebut

akan t etap didayagunalan untul tanaman mangrove

seluruhnya ?.
yang

Andaikan demikian, maka dampak apakah

akan dapat diperoleh bagi

dikaitkan

masyarakatnya

dengan tujuan-tujuan pembangunan

bila

sebagai

diungkapkan di atas 7.
(b) Haruskah hutan mangrove dirubah sepenuhnya menjadi usaha budidaya perikanan tambal
demikian, mala
dirumuskan
dengan
ekonomi

bagaimanalah

?.

Andaikata

slema tersebut

serta diorganisasilan daliim

tujuan untuk mempercepat

1 aju

harus

Kaitannya

pertumbuhan

Ban sekaligus penyempurnaan perataan penda-

patan masyarakatnya 7.

ApaKah hut an mangrove h a r u s diKembangBan

(c)

dal am

formula Kombinasi a n t a r a pendayagunaan t ambak dengan
h u t a n i t u s e n d i r i ?.

Bila

demikian,

bagaimanahah

pengaruh pendayagunaan swnberdayanya t e r h a d a p eKolog i 1ingkungannya,
nagaker jaannya
pengaturan

pendapat an m a s y a r a k a t s e r t a h e t e Lebih jauh,

?.

pengelolaan

dalam

bagaimanaKah upaya
hubungannya

dengan

pertumbuhan dan p e r a t a a n pendapatan masyarakatnya ?.
UntuK
yang

dapat

1e b i h .

memberitcan jawaban

merupaKan

upaya-upaya

w i layah p a n t a i t e r s e b u t d i a t a s ,

pendekatan a n a l i s a t e n t a n g

terhadap

permasalahan

pembangunan

swnberdaya

mut l a k diper lukan

beberapa

:

f

( a ) D i s k r i p s i s i s t e m pendayagunaan sumberdaya d i w i l a y a h

pantai

yang

sumberdaya
lahannya,

ada

sekarang

perairan
serta

baik

lautnya

yang

maupun

implikasinya bagi

menyangkut
sumberdaya

masalah-masalah

yang berKenaan dengan t i n g k a t p r o d u k s i dan produkt iv i t a s sumberdaya t e r s e b u t ;
(b)

P r e d i k s i a t a u p r a k i r a a n pembangunan p o t e n s i
daya

yang

ada

di wilayah

pantai,

sesuai

sumberdengan

t u j u a n - t u j u a n pembangunan yang t e l a h d i s e p a k a t i ;

(c ) Menaksir

t ingkat teknologi serta

ekonomi

dan institusi bagi

pembatas-pembatas

alternatif usaha-usaha

pembangunan sumberdaya tersebut;
( d)

Membangun

suatu mode 1 pembangunan sumberdaya berda-

sarkan kepada pendekatan yang bersif at komprehensif,
sesuai

dengan Kriteria tujuan bagi pembangunan

itu

sendiri.
Prinsip-prinsip dasar
nyanggut tentang
dikembangkan,
yaitu

tersebut me-

(a) kemampuan sumberdaya wilayah yang

aKan

(b) tujuan pengembangan sumberdaya itu sendiri

prinsip

pelestarian

pembangunan sumberdaya

keuntungan ,sosial yang

sumberdayanya,

serta

(c)

maKsimum

adanya

serta

Keterkaitan

antara masing-masing sub-sistem di dalam keseluruhan sistern
yang

ada.

sebagai

Ketiga prinsip dasar tersebut akan

tolok

analisa yang
diharapkan

ukur

dasar bagi

dikerjakan

di

dipergunalian

langkah-langkah pendekatan

dalam

studi

ini,

sehingga

akan diperoleh solusi serta implikasi pembangunan

sumberdaya yang sesuai dengan permasalahannya.

2.2.

Model Pengambilan Keputusan
Perumusan dari kebijakan pembangunan

dan

perencanaan

alokasi

sumberdaya yada

hakekatnya

t idak

bercfokuskan Kepada masalah-masalah ekonomi

hanya
saja.

nyangkut masalah-masalah lain sepert i teknis,
dan lain

Ia me-

sosial, budaya

sebagainya. Oleh Karenanya, sejalan dengan berbagai

Kriteria pembangunan yang mencakup berbagai masalah
di

sekedar

atas, maka

dasar teori pendekatan

tersebut

masalahnyapun

harus

memperhatiKan tujuan-tujuan tersebut.
Strategi

pendekatan

tentang alokasi dan

sumberdaya di

dal am konteks pembangunan

tentang

keputusan akan berbagai

suatu

Mengingat
rangka
aBan

pendayagunaan

adalah menyangkut

tujuan

pembangunan.

KompleKsnya permasalahan yang dihadapi

pembangunan ini, maka tidaklah terlepas

di

dalam

kemungkinan

adanya beberapa kesenjangan di dalam rangka pencapaian

tujuan-tujuan yang hendak diraih.
strategi
studi

Oleh Karena

itu, model

pembangunan sumberdaya yang akan diajukan di

dalam

ini sejauh mungkin akan dicoba untuE dirumuslan sesuai

dengan LonteKs perbasalahan yang dihadapi.
Tehnik

pendekatan

analisa yang

akan

dicoba

untuk

menye lesaikan perusal ahan pembangunan sumberdaya sebagaimana
diungkapkan meliputi dua hal, yaitu
(a) pendekatan

parsial,

yang

:

secara

terpisah

akan

dipergunakan sebagai dasar penilaian masing-masing alternatif

pembangunan

sumberdaya.

Anal isa

ini

akan

sebagai dasar bagi analisa selanjutnya.
akan

dipergunakan

Metoda analisa yang

dipergunakan adalah analisa Manfaat-Biaya (Benefit Cost

Analysis).
(b)

pendekatan

anal isa

secara

Komprehensif,

simultan

untuk

yang merupakan metoda
pengambi lan

pembangunan

sumberdaya wilayah pantai,

hasil-hasil

yang

Metoda

analisa yang

keputusan

akan

komprehensif

PrograrrPming
akan

diperoleh

(LGP).

diupayaKan

optimization" dari

dari

dengan memanfaatkan

tehnik

dipergunakan

ini

keputusan

analisa
bagi

adalah Model

pertama.

pengambilan
Linier

Goal

Dengan memanfaatkan metoda analisa ini,
untuk
pada

mendeteksi

tentang

" general

"localized optimization" masing-

masing solusi yang diperoleh dari analisa parsial tersebut di
atas.
Dalam
masalah
laut

pada

yang

iltu, pendeKatan analisa di dalam masalah-

menyangkut pendayagunaan

sumberdaya perairan

wilayah yang bersangkutan aPan didelati dengan

fungsi

analisa

dugaan (a) Milner Schaefer dan ( b ) Gulland-Fox untuk

rnengetahul

tingkat eksploitasi serta.potensl perairan

yahnya berdasarkan fungsi biologi hasil penanglapan.

wila-

A n a l i s a Fungsi Penangkapan
I

Pada

hakekatnya,

p e r i l a k u penangkapan i k a n

sesuatu

di

w i l a y a h p e r a i r a n l a u t o l e h manusia a d a l a h b e r s i f a t " h u n t i n g " ,

sehingga

eksplotasi

sernacam

ini

b e r d a s a r k a n t e o r i dinamika p o p u l a s i .

didekat i

seringkal i

Model yang t e r b e n t u k

di

dalam pendekatan M i l n e r Schaef e r sebenarnya s a n g a t sederhana,
hubungan dasar a n t ara usaha penangkapan dengan

Karena

tangkapan d i d e r i v a s i dari pertumbuhan p o p u l a s i yang

Model

has i 1

bersifat

yang d i s e b u t d i atas adalah b e r u s a h a mengestimasi

p r o p o r s i biomas ( s t o k ) i k a n yang diambil o l e h s u a t u u n i t a l a t
tangkap,
ukuran

Kemampuan h a K i K i dari biomas u n t u l meningkat
maksimum

dari s t o k i k a n yang s e c a r a

teoritis

serta
dapat

d l p e r o l e h dari usaha tanglcap t e r s e b u t .
AndaiKata
oleh

manusia,

dilakukan,

pertumbuhan

p o p u l a s i i k a n belwn

dalam a r t i belum ada u s a h a

maka

stok

ikan

pertumbuhan l o g i s t i k s e b a g a i

dimana :

akan

tumbuh

dipenqaruhi

penangkapan
menurut

(Anderson, i982) :

yang
fungsi

Nt
Nn
b
a
t

= populasi ikan pada waktu t

= populasi ikan maksimum
= konstanta
= bilangan natural
= waktu/periode.

Diasumsikan bahwa satu jenis ikan dominan, walaupun kenyataan
di

perairan

pertumbuhan

tropis

harus

berjenis

banyak.

Dengan

didekati dengan bio-massa.

yang

mendasari dalam fungsi tersebut adalah

saat

populasi

demikian

Asumsi

lain

(a) bahwa

pada

rendah maka stok ikan akan meningPat

dengan

cepat Yarena Yeadaan lingkungan hidup (makanan, oYsigen
lainnya) terpenuhi, serta predator masih
Karena

populasi

masih sedikit,

(b) pada saat

relatif makin banyak dengan

predator
populasi,

Purang
t

dan

berperan
tertentu,

semakin meningkatnya

sehingga pertunibuhan menjadi semakin

limit

dan

mencapai maKsimum pada tinggat sebesar Nn,
Bila rumus pertumbuhan logistik di atas diderivasi, maka
diperoleh hubungan pertumbuhan dengan besarnya stok :

-

a ~ t 2
a ~t - ------ , yang merupakan fungsi parabola.
Nu

Dengan demikan maksimum fungsi di atas adalah
Bila

persamaan

( 4 ) di

aNu/2.

atas diKalikan dengan N-' ,

maYa

akan

d i p e r o l e h r e i t perubahan p o p u l a s i ( " r a t e of change") s e b e s a r :
"Nt

-----

at
Dalam
'

=

a

(

i -

Nt

----- ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5).
N*

~t

pada

itu,

andaikata

manusia

dirnasuKKan k e dal am mode 1, m a k a
dNt

-----

=

a ( 1

Nt

------)

a t Nt

"predator"

:

F (E)

..................... ( 6 )

N*

r e i t perubahan
stoic Karena usaha
penangkapan, dimana :
F (E) = K Et .............. (7)
k r konstanta
E t = u n i t u s a h a tangkap pada
waKtu t.

r e i t pertumbuhan alarni

total reit
perubahan
stok

Pada

-

sebagai

" steady s t a t e " ,

keadaan

y a i t u keadaan dimana

kondisi

perfumbuhan p o p u l a s i mencapai maksimwn ( e k u i l i b r i u m ) , maKa :

_ _ d_ _N_t _
at

JiKa

-

0,

a (i -

sehingga

~t

persamaan

K Et = 0

. . . . . . . . . . (8 )

NJ~

dihipotesalcan

i n t e n s i tas

Nt

---- ) -

hasil

tangkapan
(7)

tangKapan

ikan

dan b e s a r n y a ukuran

tergantung
stok

iKan,

pada

mala

dapat d i b e n t u k f u n g s i p r o d u k s i h a s i l p e r i k a n a n

l a u t s e b a g a i beriKut

:

dimana
Persamaan
bahwa

( 9)

hasil

penangkapan

=

Qt

volume/jumlah unit stok
dipanen pada waktu t.

di atas pada

dasarnya

memberikan

iKan

pemahaman

tangkapan (Qt) tergantung kepada jumlah usaha
(Et) dan ukuran stok populasinya

(Nt).

bentuk yang lain persamaan tersebut dapat dituliskan
Qt
-----

;

Nt

g *t

yang

Qt
sehingga Nt = - - - - - k Et

Dalam
:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . (i0)

Akhirnya, bila persamaan (8)dan persamaan (10) disubstitusikan, akan diperoleh

dan

bila

persanaaan

dirnisalkan bahwa A = k N* dan B =
(f

i ) tersebut dapat diubah menjadi

2
Qt = A Et - B Et

Persamaan
yang
t

ini

:

N*

K2/a maBa

:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (iia)

(iia) di atas pada dasarnya berbentuk

parabola,

rnenunjukkan hubungan antara jumlah tangkapan pada waktu

(Qt) dengan usaha tangKap pada waKtu t

(Et) .

Persaamaan

digenal dengan Fungsi Hasll Lestari ("Sustainable Yield

Function") dari Milner Schaefer.

MSY ("Maximum Sustainable

Yield") serta usaha tangBap rnaKsimurn dapat diperoleh
menderivasikannya, sehingga

:

dengan

Qmsy ( M S ) = A /4B

........................... v+...(12)

Ems, (MS) = A/2B.

..............+.................(13')

2

.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 14)

CPUE pada MSY (MS) = 2A

(Periksa Gambar 2.3).
Pendekatan hampir serupa dilakukan Gulland-Fox, dengan
memberikan

fungsi Hasi 1 sustainabel berupa fungsi

sial berupa

:

dimana

:

eksponen-

R dan S = konstanta
e = bilangan alam

sehingga diperoleh MSY dan usaha tangkap maKsimum pada MSY
adalah pada tingkat

:

R- i

%sy

(G-F) = e

Ems,

(G-F) = i/S . . . . . . . . . . + . . . . . . . . . . . . . . . . + . . . . . . . 1

/S

.................................

CPUE pada MSY (G-F) =

e

.........................

R- 1

Maksimum CPUE (6-F) = eR

16)

17)

(18)

....................,....(19

Perlu dipahami bahwa dalam tinjauan di atas, perubahanperubahan

parameter

penentu

ekonomi perikanan

dianggap

statis, Di dal am aspek dinamis, dipergunaKan Hpresent valueH
karena

investasi menghasi 1 kan

ber 1 ainan
membutuhkan
tinggi.

Tetapi

analisa

penyelesaian

tangKapan

dinamika

dengan

pada waKtu

ekonomi

menggunakan

yang

perilcanan
matematiKa

Gambar 2. 3. Fungsi Hasil Pendayagunaan MaBsimwn
Perikanan Laut

Bidang

TingYat Pernanf aatan Optimal

Secara
"economic
upaya

teoritis,

rent"

upaya

untukc

menghindari

hilangnya

dari perikanan " f i s h i n g e f f o r t w harus

pengendal i a n

atau

dengan

cara

mengurangi

ada
usaha

penangkapan j i k a ha1 t e r s e b u t dapat dilaksanakan. AKan t e t a p i
persoalannya

adalah

pada tingkcatan u s a h a tangkap

yang

mana

a g a r sumberdaya perilcanan dapat dimanfaatkan s e c a r a optimal.
D a r i s u d u t pandang ekonomi, t i n g k a t penangkcapan

tersebut
berada

t e r l e t a k pada t i n g k a t a n dirnana
pada

tangkap

tingkat

yang

malcsimum,

menghasi lkan

MEY

yaitu
yang

"economic
pada

optimal
rentWnya

tingkcat

merupaltan

usaha
manf a a t

( " r e t u r n u ) dari f a k t o r produlisi yang p a l i n g langIta, dalam ha1
i n i f a K t o r produKsi t e r s e b u t adalah stoK iKan.
Bagaimana t i n g k a t optimal MEY t e r s e b u t d i h i t u n g ?
J i k a TC
MC

= c

E

= AC = c

Fungsi

penerimaan

Functionv

yang

Uiturunkan

merupakcan

dari

"Sustainable

hubungan a n t a r a

effort

Yield
(E)

dan

t angkapan ( Q 1 .

Qt/Et
Usaha

=

A

-

BEt

tangkap (E) pada

a t a u CPUE.
MSY

d i p e r o l e h dengan membuat

turunan

fungsi "Sustainable Yield Function", y a i t u

i

aQt =
-----

=

A - 2 BEt

0,

sehingga

:

2 BEt

=

A

3Et
Dengan demixian Usaha tangKap ( E ) p a d a MSY a t a u

Ems,

=

A/2B.

S e l a n j u t n y a tangkapan ( Q ) pada MSY a d a l a h :

:

S e l a n j u t n y a f u n g s i penerimaan ( p a d a h a r g a t e t a p ) a d a l a h
TR

=

p (AE

-

2
BE )

AR

=

p (A

-

BE).

Pada

t i n g k a t pemanfaatan sumberdaya optimum, maka

atau

p ( A - 2BEmey)

Dengan

=

dengan Keadaan optimum elconorni ( M E Y ) ,

=

Emey

Emsy

-

biologi

TRmey

-

(MSY)

maga d i p e r o l e h bahwa :

Emey

<

Ernsy.

Pada p r i n s i p n y a , M E Y d a p a t d i h i t u n g s e b a g a i b e r i K u t

=

MC

c/(~BP).

Karena c , B dan p > 0, maka

MEY

=

c , dan

antara Keadaan optimum

rnembandingKan

MI?

TCmey

:

[PA - c - B f ( P A - c ) / ( 2 B p ) l l f ( P A - c ) / ( 2 B P ) l .

=
Di

keadaan "open access1', maka

bawah

m e n ~ o b a memaksimumKan

pengusaha

keuntungannya,

akan

ikan

t et a p i

karena

mempunyai haK eKskluslf t e r h a d a p sumberdaya i k a n ,

tidak

mereka t i d a k mempunyai i n s e n t i f untuk memperhitungkan
usaha

it u ,

tangkapnya

panduan

t indakan

harapan

adalah

untuk

Oleh

memper l u a s

penerimaan

maka

dampak

tangkap mereka t e r h a d a p tangkapan n e l a y a n l a i n .

karena

aKan

usaha

( A R ) dan

rata-rata

bukannya penerimaan m a r j i n a l (MR).
Dengan
"open

demikian

access1',

t e r l i h a t bahwa

a t u r a n maksimum

masing

pengusaha

adalah

bahwa

keuntungan

(bukannya m a s y a r a k a t

peningkatan

bawah

di

usaha

untuk

secara

tangkap

sifat-sifat

akan

masing-

keseluruhan)
diteruskan

manakala r a t a - r a t a penerimaan ( A R ) darl u s a h a tangkap

masih

melebihi

tanpa

memperdulikan
atau

biaya

rata-rata

berapa besarnya penerimaan n e l a y a n

penerimaannya

demiKian

usaha

s e n d i r i dalam

tangKap

untuk

jangka

tangkap

ini

=

yang

brium") y a i t u

disebut

bioekonomik

:

E B ~a t a u E o A

=

(PA-c)/pB.

(

lain
Dengan

kesi?Luruhan

AC

akan menghasilKan tingKatan

yang

panjang.

perikanan

d i t i n g k a t k a n t e r u s sampai Keadaan AR
Solusi

padanya,

dari

(AC)

aKan

a t a u p(A-BE) = c.

keseimbangan
llbioeconomic

usaha
equili-

Pada

tingKatan keseimbangan E B ~ ,maka

keuntungan

perilcanan

akan hllang seluruhnya, seperti ditunjuKKan oleh :

Pada

tingkatan keseimbangan tersebut, baik

atau

nel'ayan maupun masyaraKat tidak memperoleh

ataupun

pengusaha

"economic rent" dari swnberdaya ikan

tersebut.

iKan

keuntungan

yang

langKa

Semua surplus pendapatan potensial dihabiskan sama

sekal i oleh biaya-biaya yang harus ditanggung individu maupun
masyarakat.
tersebut

Pengurangan usaha tangkay dari EBE sampai Emey

aKan menimbulkan

(Ualam bentuk

keuntungan besar

bagi

rent kepada masyaragat) dan pada

nelayan

waltu

yang

bersamaan stoK ikan akan pulih Kernbali,
Di

bawah

asumsi harga Konstan ("fixed price"), mode1

mengandung arti bahwa hasil perikanan ukurannya relatif Kecil
dengan
untuk

pasar

hasi l perikanan Kese luruhan Hal

perikanan

1,okal yang menjual Ke pasar

ini

ber lalu

nasional

atau

perikanan nasional terhadap pasar internasional. Alan tetapi
untuk jenis hasil-hasil perikanan yang hanya diKonsumsi dalam
negeri,

Kerangka model

variable price".

yang

lebih

sesuai

adalah

"model

'

sedangkan

=

AC

= cE/Q

TC/Q

c/(A-BE)

Untuk menghitung MR dan AR dibutuhkan f u n g s i penerimaan

=

TR

harga

p

atau

.

dp/6Q < O . ,

dimana

Q

fungsi

permintaan i k a n

yang

berarti

merupakan

:

bahwa

fungsi

yang

tanglcapan

dan

menurun t e r h a d a p besa