Analisis Perubahan Laju Konversi Lahan Sawah Ke Penggunaan Non-Sawah di Wilayah Pantai Utara Jawa Barat (Studi Kasus di Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu)

ANALISIS PERUBAHAN LAJU KONVERSI LAHAN SAWAH
KE PENGGUNAAN NON-SAWAH
DI WILAYAH PANTAI UTARA JAWA BARAT

(Studi Kasus di Kabupaten Bekasi, Karawang,
Subang, dan Indramayu)

Oleh :
DAUD MUSTOFA
A 27.0836

JURUSAN TANAH, FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1995

RINGKASAN

DAUD MUSTOFA. Analisis Perubahan Laju Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non-Sawah di Wilayah Pantai Utara Jawa Barat, Studi Kasus di Kabupaten
Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. H .
Lutfi Ibrahim Nasoetion, MSc. dan Ir. M. Nur Aidi, M.S.)

Wilayah Pantai Utara Jawa Barat merupakan daerah pertanian yang paling
berkembang di Indonesia dan sudah menjadi sentra produksi padi di Pulau Jawa.
Namun wilayah tersebut tidak terlepas dari masalah konversi lahan, khususnya lahan
sawah.

Proses konversi lahan tersebut dapat merusak infrastruktur yang ada,

sehingga dapat menurunkan produktivitas wilayah tersebut sebagai pemasok utama
pangan nasional.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis perubahan laju konversi lahan sawah ke penggunaan non-sawah di Kabupaten Bekasi,
Karawang, Subang, dan Indramayu; membandingkan besarnya persentase konversi
lahan sawah di daerah urban dan rural ; serta menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya konversi lahan sawah ke non-sawah. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan yang berlokasi di empat kahupaten tersebut di atas. Data
yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.
Untuk mengidentifikasi dan menganalisis perubahan laju konversi lahan
sawah ke non-sawah di empat kabupaten yang menjadi obyek penelitian digunakan
analisis Sh$-Share.

Analisis data terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi


besarnya konversi lahan sawah digunakan Metode Regresi Linier Kuadrat Terkecil

Biusa (Ordinary Least Square). Analisis dilanjutkan dengan
regresi

metode

analisis

komponen utama (Principle Component Analysis), karena antar peubah

bebas tejadi multicollinearity.

Perbandingan besamya persentase konversi lahan sawah di daerah urban dan daerah

r~rralmenggunakan uji-t.
Hasil analisis Shzj?-Share menunjukkan bahwa perubahan laju konversi lahan
sawah ke non-sawah pada Kabupaten lndramayu tergolong relatif cepat. Dimana
nilai pergeseran bersihnya sebesar 44,58 persen. Sedangkan perubahan laju konversi
lahan sawah ke non-sawah pada


Kabupaten Subang, Karawang, dan Bekasi

mengalami penurunan dari periode tahun 1982-1987 ke periode tahun 1987-1992
atau masih tergolong relatif lambat. Nilai pergeseran bersih masing-masing adalah
-40,23 persen, -15,81 persen, dan -12,39 persen. Pada analisis Shift-Share untuk
perubahan laju konversi jenis-jenis sawah heririgasi didapatkan bahwa sawah irigasi
semi teknis dan sawah irigasi teknis tergolong dalam kelompok dengan penlbahan

laju konversi cepat, dengan nilai pergeseran bersih masing-masing adalah 14,75
persen dan 13,98 persen.

Sedangkan perubahan laju konversi dari lahan sawah

irigasi sederhana dan sawah tadah hujan masih tergolong lambat, dengan nilai
pergeseran bersih masing-masing adalah -24,67 persen dan -3,84 persen.
Berdasarkan analisis komponen utama, diperoleh tiga komponen utama yang
berpengaruh nyata terhadap besarnya konversi lahan sawah ke non-sawah di wilayah
Pantai Utara Jawa Barat, yaitu komponen [luas lahan, penduduk, lokasi, harga
lahan, dan produktivitas], komponen [luas lahan, penduduk, lokasi, dan harga

lahau], dan komponen Ipenduduk dan lokasi]. Peubah-peubah yang berpengaruh
positif adalah luas lahan sawah yang digarap, jarak desa ke pusat kecamatan, jarak
desa ke pusat kabupaten, jarak desa ke pusat Cirebon, perubahan harga lahan sawah
selama sepuluh tahun, dan produktivitas lahan sawah. Sedangkan peubah-peubah
'

yang berpengaruh negatif adalah luas lahan sawah yang dimiliki orang luar desa,
jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, persentase penurunan jumlah
pernilik selama sepuluh tahun, dan jarak desa ke kota Jakarta.

Hasil uji-t menunjukkan bahwa besarnya persentase konversi lahan sawah ke
penggunaan non-sawah pada daerah urban (desa perkotaan) tidak berbeda nyata
secara statistik dengan besarnya persentase konversi lahan sawah ke non-sawah pada
daerah rural (desa pedesan), meskipun nilai tengah dari besarnya persentase konversi
lahan sawah pada daerah urbun lebih tinggi daripada daerah rural.

ANALISIS PERUBAHAN LAJU KONVERSI LAHAN SAWAH

KE PENGGUNAAN NON-SAWAH
DI WILAYAH PANTAI UTARA JAWA BARAT

(Studi Kasus di Kabupaten Bekasi, Karawang,
Subang, dan Indramayu)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :

DAUD MUSTOFA
A 27.0836

Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1995

ANALISIS PERUBAHAN LAJU KONVERSI LAHAN SAWAH

KE PENGGUNAAN NON-SAWAH
DI WILAYAH PANTAI UTARA JAWA BARAT

(Studi Kasus di Kabupaten Bekasi, Karawang,
Subang, dan Indramayu)

Oleh :
DAUD MUSTOFA
A 27.0836

JURUSAN TANAH, FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1995

RINGKASAN

DAUD MUSTOFA. Analisis Perubahan Laju Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non-Sawah di Wilayah Pantai Utara Jawa Barat, Studi Kasus di Kabupaten
Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. H .
Lutfi Ibrahim Nasoetion, MSc. dan Ir. M. Nur Aidi, M.S.)

Wilayah Pantai Utara Jawa Barat merupakan daerah pertanian yang paling
berkembang di Indonesia dan sudah menjadi sentra produksi padi di Pulau Jawa.
Namun wilayah tersebut tidak terlepas dari masalah konversi lahan, khususnya lahan
sawah.

Proses konversi lahan tersebut dapat merusak infrastruktur yang ada,

sehingga dapat menurunkan produktivitas wilayah tersebut sebagai pemasok utama
pangan nasional.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis perubahan laju konversi lahan sawah ke penggunaan non-sawah di Kabupaten Bekasi,
Karawang, Subang, dan Indramayu; membandingkan besarnya persentase konversi
lahan sawah di daerah urban dan rural ; serta menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya konversi lahan sawah ke non-sawah. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan yang berlokasi di empat kahupaten tersebut di atas. Data
yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.
Untuk mengidentifikasi dan menganalisis perubahan laju konversi lahan
sawah ke non-sawah di empat kabupaten yang menjadi obyek penelitian digunakan
analisis Sh$-Share.

Analisis data terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi


besarnya konversi lahan sawah digunakan Metode Regresi Linier Kuadrat Terkecil

Biusa (Ordinary Least Square). Analisis dilanjutkan dengan
regresi

metode

analisis

komponen utama (Principle Component Analysis), karena antar peubah

bebas tejadi multicollinearity.

Perbandingan besamya persentase konversi lahan sawah di daerah urban dan daerah

r~rralmenggunakan uji-t.
Hasil analisis Shzj?-Share menunjukkan bahwa perubahan laju konversi lahan
sawah ke non-sawah pada Kabupaten lndramayu tergolong relatif cepat. Dimana
nilai pergeseran bersihnya sebesar 44,58 persen. Sedangkan perubahan laju konversi
lahan sawah ke non-sawah pada


Kabupaten Subang, Karawang, dan Bekasi

mengalami penurunan dari periode tahun 1982-1987 ke periode tahun 1987-1992
atau masih tergolong relatif lambat. Nilai pergeseran bersih masing-masing adalah
-40,23 persen, -15,81 persen, dan -12,39 persen. Pada analisis Shift-Share untuk
perubahan laju konversi jenis-jenis sawah heririgasi didapatkan bahwa sawah irigasi
semi teknis dan sawah irigasi teknis tergolong dalam kelompok dengan penlbahan

laju konversi cepat, dengan nilai pergeseran bersih masing-masing adalah 14,75
persen dan 13,98 persen.

Sedangkan perubahan laju konversi dari lahan sawah

irigasi sederhana dan sawah tadah hujan masih tergolong lambat, dengan nilai
pergeseran bersih masing-masing adalah -24,67 persen dan -3,84 persen.
Berdasarkan analisis komponen utama, diperoleh tiga komponen utama yang
berpengaruh nyata terhadap besarnya konversi lahan sawah ke non-sawah di wilayah
Pantai Utara Jawa Barat, yaitu komponen [luas lahan, penduduk, lokasi, harga
lahan, dan produktivitas], komponen [luas lahan, penduduk, lokasi, dan harga

lahau], dan komponen Ipenduduk dan lokasi]. Peubah-peubah yang berpengaruh
positif adalah luas lahan sawah yang digarap, jarak desa ke pusat kecamatan, jarak
desa ke pusat kabupaten, jarak desa ke pusat Cirebon, perubahan harga lahan sawah
selama sepuluh tahun, dan produktivitas lahan sawah. Sedangkan peubah-peubah
'

yang berpengaruh negatif adalah luas lahan sawah yang dimiliki orang luar desa,
jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, persentase penurunan jumlah
pernilik selama sepuluh tahun, dan jarak desa ke kota Jakarta.

Hasil uji-t menunjukkan bahwa besarnya persentase konversi lahan sawah ke
penggunaan non-sawah pada daerah urban (desa perkotaan) tidak berbeda nyata
secara statistik dengan besarnya persentase konversi lahan sawah ke non-sawah pada
daerah rural (desa pedesan), meskipun nilai tengah dari besarnya persentase konversi
lahan sawah pada daerah urbun lebih tinggi daripada daerah rural.

ANALISIS PERUBAHAN LAJU KONVERSI LAHAN SAWAH

KE PENGGUNAAN NON-SAWAH
DI WILAYAH PANTAI UTARA JAWA BARAT

(Studi Kasus di Kabupaten Bekasi, Karawang,
Subang, dan Indramayu)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :

DAUD MUSTOFA
A 27.0836

Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1995