Masyarakat Pemulung di Lokasi Pembuangan Sampah Akhir (LPA) Bantar Gebang, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat

rvLASYARAKAT PE
DI LOWS1 PEmUANGAN S

I3 AKWIR (LPA)

Bantar Gebang, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat

Oleh

I

NI
A 28.1387

JuraUSAN PLIMU-ILNIU SOSIAL EKONOM PERTANPAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1996

berbagai faktor, dan mengetahui latar belakang peningkatan

jumlah pemulung dari tahun Ice tahun.
Secara umum lcarakteristilc responden di LPA Bantar
Gebang dapat diganbarlcan bahwa sebagian besar dari merelca
tergolong usia produktif yaitu berkisar antara 15-39 tahun
dengan tingkat pendidilcan yang lebih rendah.

~ e b i hbanyalc

pemulung yang berasal dari daerah lain (pemulung pendatang) dibanding penduduk sekitar (pemulung setempat).
Diantara lcedua pemulung tersebut, pemulung pendatang lebih
memandang rendah prof esi pemulung walaupun mereka sudah
berusaha dipemulungan ini 4 tahun lamanya dengan jam kerja
perhari 8 jam dibanding pemulung setempat yang rata-rata
baru 2,5 tahun (4,5 jam lcerja/hari) .

Hal ini disebabkan

telcanan sosial elconomi , linglcungan yang buruk, lcetidalcpastian tempat tinggal dan lcontradiksi-lcontrdiksi sosial
yang sering diterima oleh pemulung pendatang yang hidupnya
hanya tergantung pada sampah.


Kegiatan memulung bagi

pemulung setempat merupalcan mata pencaharian sampingan
saja sebaliknya bagi pemulung pendatang, sehingga jenis
barang yang mereka pungut lebih

sedikit dibanding pemu-

lung pendatang.
Pada umumnya dalam rumah tangga pemulung pendatang,
sumbangan bantuan wanita pada usaha pemulungan lebih banyak dibanding sumbangan bantuan wanita dalam rumah tangga
pemulung setempat.

Dilihat dari status dan lcualitas ru-

mah, umumnya para pemulung

setempat


sudah memililci rumah

sendiri dengan dinding tembok permanen dibanding pemulung
pendatang yang hanya sewa tanah untuk pendirian gubuk.
Walau demikian pendapatan pemulung pendatang lebih tinggi
dibanding pemulung setempat. Bila dilihat dari lama berusaha dan pendapatan yang diperoleh, ada kecenderungan para
pen~ulung sulit untuk meninggalkan atau pindah dari pelcerjaan ini.

Pendapatan diatas UMR yang ditetapkan DKI Ja-

karta dari memulung, diduga lcuat mempengaruhi peninglcatan
jumlah pemulung.
Pelapisan sosial dalam

masyaralcat pemulung terbentuk

karena faktor ekonomi, dimana individu pada lapisan yang
lebill tinggi mempunyai posisi sosial dan kelcuatan elconomi
yang lebih besar.


Susunan lapisan berturut-turut adalah

pemulung, lapak dan bandar.
Ikatan yang paling mendasari terbentuknya kelompok
pemulung adalah ikatan teritorial dan kerabat.

Kelompok

pemulung yang terbentuk berdasar ikatan teritorial dan
kerabat cenderung lebih bersifat assosiasif, dibanding
lcelompok yang terbentuk berdasarkan faktor ekonomi.

Ea-

rang pulungan yang dipungut oleh para pen~ulungberjumlah +
12 jenis dimana plastik merupakan barang paling favorit,

karena nilai jual atau harga yang tinggi dan tersedia dalam volume yang banyak.

Adapun saluran hasil pulungan


dapat melalui lapak atau bandar bahlcan ada yang langsung
ke pabrik.

Peranan Pemerintah terhadap pemulung berupa pengarahan dan bantuan pendidikan g r a t i s b a g i anak-analc pemulung
t i d a k t e r l a l u berpengaruh t e r h a d a p dan dalam memperbaiki
a t a u meninglcatkan t a r a f hidup masyaralcat pemulung.

=

DIB.

Bantar Gebang, gabupaten Bebasi, Propinsi Jasa Barat

SHRIPSI
Sebagai Salah Satu SyaraG Untuk ldenperoleh Galar
SARJBNB PBRTmIBXI

JURUSBN ILWU-ILMU S O S I U EBQBOldI BERTBRIIB
PBKULTAS PERTMI*

IBSTITUT PERTBNIBW BOGOR
1996