Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi

(1)

KECAMATAN BANTAR GEBANG KOTA BEKASI

SKRIPSI

Digunakan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Geografi

Oleh :

NOVI PUJI LESTARI 11100150000092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

Novi Puji Lestari (NIM: 1110015000092): “Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang. Kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kebersihan di lingkungan sekitar Kelurahan Sumur Batu. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pedoman wawancara, lembar observasi, dan pedoman dokumentasi.

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat kegiatan kerja bakti yang dilakukan setiap hari sabtu. Hal ini dilakukan oleh pejabat Kelurahan dimaksudkan agar masyarakat sekitar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih. Selain itu, program-program daur ulang sampah memang belum terdapat di lingkungan masyarakat karena hal itu sudah diambil alih oleh perusahaan lokal yang mengelola setiap sampah yang masuk ke dalam TPA Sumur Batu tersebut. Padahal hal seperti ini sangat diperlukan oleh masyarakat sekitar untuk lebih meningkatkan kepedulian dalam pengelolaan sampah dengan cara mendaur ulang sampah tersebut menjadi sesuatu yang mempunyai nilai.

Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar kepedulian masyarakat di Kelurahan Sumur Batu terhadap pengelolaan sampah meskipun mereka hidup berdampingan dengan Tempat Pembuangan Akhir. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan mampu meningkatkan lagi kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan agar terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, serta nyaman untuk tempat tinggal.


(6)

Management of Waste in Sumur Batu Village Bantar Gebang District Bekasi Regency”. Skripsi, Department of Social Science, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

The aim of this research is to know how society concern in management of waste in Sumur Batu Village Bantar Gebang District Bekasi Regency. What activities that people can do to improve the hygiene environment in Sumur Batu Village. The research method is descriptive with qualitative approach. The instruments that have been used are observation, interview, and documentation.

Based on the analyze that have been done, the result show that the communicaty service have been done every Saturday. That’s the program which held by head office of village, so people can maintains cleanliness and realized that cleaness is one of the most important thing to save the enviroment. In additional, the programme to recycle waste have note been done in society, but many programme done by local organitation that manage the waste well in TPA Sumur Batu. Whereas, the programme to recycle waste is needed in society to improve the concern in waste and hygiene environment. Recycle waste is also important to makes something useful made from waste.

From this research, we can know how much society concern to handle waste in Sumur Batu Village, even they live near the TPA (The last desttination to manage waste). From the programme that have been held in Sumur Batu village, the society can improve the concerness to manage waste in a better way, so they can makes the enviroment which is clean, healthy, and comfort to live in.

Key word: concern, waste


(7)

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Alhamdulillah. Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kejahiliahan menuju zaman yang terang benderang penuh dengan cahaya keimanan.

Skripsi yang berjudul “Studi Tentang Kepedulian Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi” merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’I, MA, Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Teuku Ramli Zakaria, MA, Dosen Pembimbing I dan Bapak Sodikin, M.Si, Dosen Pembimbing II yang dengan sabar, tulus dan ikhlas telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(8)

bimbingannya kepada penulis.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan pada penulis selama menempuh pendidikan di bangku kuliah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. 7. Ayahanda dan Ibunda (Alm. Riyadi dan Sri Murwani), M. Manuel Silva yang

terus melimpahkan cinta dan kasih sayang, motivasi serta doa yang tidak pernah berhenti untuk penulis. Kakak-kakakku, Eka Sri Widayanti & Muhammad Husein, Dwi Indriyaning Tyas & Anjar Setiawan, juga adik-adik tercinta Joseph dan Junior dan tak lupa juga keponakan-keponakanku yang lucu. Untuk seseorang yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan setiap saat. Serta seluruh keluarga besar yang selalu memotivasi penulis untuk penyelesaian studi.

8. Seluruh Sahabat-sahabat Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2010, khususnya Konsentrasi Geografi yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti kebersamaan. Serta teman-teman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) dalam tim yang solid. Semoga ilmu yang kita dapat di bangku kuliah dapat bermanfaat untuk sesama. Sukses untuk kita semua.

9. Teman-teman kampus seperjuangan (KAMMI) yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kenangan dan pembelajaran yang kita dapatkan bersama selama menjabat sebagai pengurus dan menjalankan aktivitas-aktivitas di sekitar kampus dan lainnya selama ini

10. Teman-teman kost dari semester awal sampai semester akhir yang telah menjadi keluarga bagi penulis. Secret Code, Selly Sulistiawati, Hanny Hardianti dan Rima oktava, kumpulan pertemanan yang sangat menyenangkan. Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya. Semoga persahabatan kita tidak akan pernah lekang oleh waktu.


(9)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi skripsi ini

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Khususnya untuk penulis sendiri serta para pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Jakarta, Februari 20015


(10)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Fokus penelitian ... 3

C.Ruang Lingkup ... 3

D.Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Deskripsi Teori ... 5

1. Pengertian Sampah ... 5

2. Pengelolaan Sampah ... 7

a. Metode Pembuangan (Penimbunan Darat) ... 7

b. Metode Daur Ulang ... 8

c. Metode Penghindaran dan Pengurangan ... 9

3. Pengertian Kepedulian Sampah dan Indikator-Indikator Masyarakat Peduli Lingkungan... 9 4. Pentingnya Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan


(11)

Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah ... 17

7. Kegiatan-kegiatan dalam Mengatasi Masalah Sampah ... 19

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah ... 23

9. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat ... 24

a. Kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan Sampah ... 26

b. Komponen Pokok dalam Pengelolaan Masalah Sampah Mandiri dan Produktif Berbasis Masyarakat ... 26

c. Manfaat dan Sasaran Akhir Program 3R ... 27

B.Penelitian Yang Relevan ... 27

C.Kerangka Berpikir ... 28

D.Sinopsis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A.Tipe Penelitian ... 30

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

1. Lokasi ... 30

2. Waktu Penelitian ... 31

3. Time Schedule ... 31

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

D.Metode Penelitian ... 33

E. Teknik dan Instrument Penelitian ... 34

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 36

G.Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40


(12)

c. Kondisi Topografi ... 41

d. Kondisi Kimia Air ... 41

e. Kondisi Kependudukan ... 42

f. Penggunaan Lahan ... 44

B.Bagaimana Kepedulian Masyarakat Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi ... 45

C.Kegiatan Masyarakat Kelurahan Sumur Batu dalam Pengelolaan Sampah ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 54

B.Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(13)

Tabel 2.1 Kegiatan dan waktu penelitian ...32 Tabel 4.1 Tabel pengujian sampel air pada Kali Jambe...43 Tabel 4.2 Tabel Pembagian Penduduk Kelurahan Sumur Batu

berdasarkan umur ... Tabel 4.3 Tabel Penggunaan Lahan di Kelurahan Sumur Batu ...


(14)

Gambar 3.1 Pengelolaan Sampah Kota Ideal ... Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ... Gambar 3.2 Skema Metode Triangulasi ... Gambar 3.2 Skema Sumber Triangulasi... Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian ...


(15)

Lampiran A. Pedoman

Lampiran A.1 Pedoman Observasi ... 61

Lampiran A.2 Pedoman Wawancara ... 62

Lampiran B. Hasil Observasi Lampiran B.1 Hasil Observasi TPA Sumur Batu ... 65

Lampiran B.2 Hasil Observasi Perkampungan Sumur Batu... Lampiran C. Hasil Wawancara Lampiran C.1 Hasil Wawancara Dengan Staff Kelurahan Bapak Abdul Rohim (Kasi EKBANG) ... 69

Lampiran C.2 Hasil Wawancara Dengan Bapak Suparman ... 71

Lampiran C.3 Hasil Wawancara Dengan Ibu Iti ... 73

Lampiran C.4 Hasil Wawancara Dengan Bapak Kiansah ... 75

Lampiran C.5 Hasil Wawancara Dengan Dedi ... 77

Lampiran C.6 Hasil Wawancara Dengan H. Dedi ... 79

Lampiran C.7 Hasil Wawancara Dengan Ibu Darti ... 81

Lampiran C.8 Hasil Wawancara Dengan Ibu Ami ... 83

Lampiran C.9 Hasil Wawancara Dengan Bapak Anto ... 85

Lampiran C.10 Hasil Wawancara Dengan H. Samid ... 87

Lampiran D. Dokumentasi Lampiran D.1 Monografi Kelurahan Sumur Batu ... 89

Lampiran D.2 Dokumentasi TPA Sumur Batu ... 109 Lampiran D.3 Dokumentasi foto-foto Kondisi Jalan Perkampungan

Sumur Batu, foto-foto kondisi parit, foto-foto


(16)

Lampiran E.2 Uji Referensi ... 119


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Berbagai aktivitas dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lainnya dari sumber daya alam. Selain menghasilkan barang-barang yang akan dikonsumsi, aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh manusia. Bahan buangan makin hari makin bertambah banyak. Hal ini erat hubungannya dengan makin bertambahnya jumlah penduduk di satu pihak, dan di pihak lain dengan ketersediaan ruang hidup manusia yang relatif tetap.1

Menurut definisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang sudah tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sedangkan menurut buku pendidikan lingkungan hidup bagi usia dini terbitan Kementrian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa sampah atau yang kita kenal dengan limbah domestic adalah hasil sampingan dari suatu kegiatan, dimana pengahasil sampah tidak digunakan lagi hasil sampingan tersebut sehingga dibuang ke lingkungan. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat, maka bertambah pula sampah yang dihasilkan.

Meninjau kembali Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu yang hanya mempunyai luas sekitar 12 Ha ini jelas tidak sebanding dengan produksi sampah warga jumlah perharinya mencapai 7.500 meter kubik.

Dari 7.500 meter kubik sampah itu, yang terangkut ke TPA hanya sekitar 40-45 persen. Sisanya menjadi sampah liar yang terdapat di 12 wilayah kecamatan se-Kota Bekasi. Sampah liar yang berserakan dan banyak ditemukan di pinggir jalan, juga menjadi kendala bagi pemerintah di daerah perbatasan. Hal

1


(18)

itu disebabkan luas lahan yang sangat terbatas ditambah jumlah armada angkutan sampah yang juga terbatas. Guna mengatasi lahan yang terbatas tersebut, perluasan lahan pun mau tidak mau dilakukan setiap tahun. Luas tanah yang dibebaskan tergantung ketersediaan keuangan daerah. Pada tahun 2013 dibebaskan 2,3 ha tanah milik masyarakat. 2

Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang milik pemerintah Kota Bekasi ini semakin memprihatinkan. Wakil walikota Bekasi, Ahmad Shaikhu mengatakan permasalahan sampah yang menjadi penghalang utama untuk Bekasi memperoleh Adipura. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 2,6 juta jiwa memang memerlukan partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola sampah. Pihak pemerintah mengaku tidak bisa jika tanpa bantuan masyarakat. Kepala Dinas Kebersihan Sumur Batu, menuturkan tiap harinya sampah Bekasi mencapai 600 ton baik dari rumah tangga maupun pasar tradisional3

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti berpendapat bahwa perlunya dilakukan proses studi tingkat kepedulian masyarakat terhadap sampah.

Sesuai dengan uraian diatas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “ Studi Tentang Kepedulian Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi”.

2

http://harianterbit.com//welcom/read/2014/TPA-Sumurbatu-Tak-Memadai-Bekasi-darurat-Sampah. diakses tanggal 8 Desember 2014 pukul 19.00

3

http://m.energitoday.com/2014//sampah-di-tpa-sumurbatu-bantargebang-menggunung. Diakses pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 19.21


(19)

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus penelitian disini adalah kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah.

C. Ruang Lingkup

Berdasarkan fokus penelitian diatas ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah. 2. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pengelolaan sampah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian analisis ini untuk mengetahui :

1. Seberapa besar kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kabupaten Bekasi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan :

1. Untuk mengetahui seberapa besar kepedulian masyarakat Kelurahan Sumur Batu dalam pengelolaan sampah

2. Apa saja kegiatan yang dilakukan masyarakat Kelurahan Sumur Batu dalam mengatasi masalah sampah


(20)

Manfaat Teoritis :

Memperkaya literatur tentang kepedulian masyarakat atas lingkungan yang bisa juga dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pada bab lingkungan di kelas XI SMA, serta sebagai media referensi untuk penelitian yang lain.

Manfaat Praktis: 1. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Bagi Peneliti

2. Bagi Aparat Kelurahan

Sebagai sarana penyalur aspirasi masyarakat untuk ikut mendukung kegiatan dalam meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah.

3. Bagi Pemerintah Daerah

Sebagai bahan evaluasi akan pentingnya kepedulian dalam pengelolaan sampah serta pentingnya peran serta pemerintah daerah sebagai pendukung kegiatan positif masyarakat


(21)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Sampah

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif karena dalam penggunaannya baik untuk membuang atau membersihkannya perlu biaya yang cukup besar.

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2005, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau cacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak atau buangan. Dalam undang-undang No. 18 tentang Pengelolaan Sampah dinyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.

Sedangkan menurut Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2007, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Pemerintah bertanggung jawab dalam pengumpulan ulang dan pembuangan sampah dari pemukiman secara memadai. Namun karena terdapat hal lain yang harus diprioritaskan dalam pembangunan di daerah serta kurangnya dana penunjang untuk oprasionalisasi pengolahan persampahan, menjadikan beberapa daerah kegiatan pengelolaan sampah ini tidak seperti yang diharapkan.

Hal ini diperkuat dengan belum diterapkannya prinsip bahwa yang memproduksi barang harus mengelola sampah dari barang tersebut. Beberapa kondisi umum yang terjadi dalam pelaksanaan pengelolaan sampah perkotaan selama ini, dimana sampah rumah tangga oleh masyarakat dikumpulkan dan


(22)

dibuang ke sebuah tempat pembuangan atau kontainer yang disediakan oleh pemerintah. Dari sini sampah diangkut oleh truk ke landfill yang umumnya kurang terkontrol, dimana para pemulung mencari barang-barang yang dapat di daur ulang.

Keberadaan sampah dalam jumlah yang banyak jika tidak dikelola secara baik dan benar, maka akan menimbulkan gangguan dan dampak terhadap lingkungan, baik dampak terhadap komponen fisik kimia (kualitas air dan udara), biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan lingkungan. Dampak operasional TPA terhadap lingkungan akan memicu terjadinya konflik sosial antar komponen masyarakat. Pada tahap pembuangan akhir/pengelolaan, sampah akan mengalami pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis sedemikian hingga tuntas penyelesaian seluruh proses.

Sidik et al pada tahun 1985 mengemukakan dua proses pembuangan akhir, yaitu : open dumping (pembuangan secara terbuka) dan sanitary landfill (pembuangan secara sehat). Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup, sedangkan sanitary landfill sampah ditimbun secara berselang seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai penutup. Dalam Draf Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang Pengelolaan sampah oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) disebut bahwa proses sanitary landfill (pembuangan secara sehat) adalah pembuangan sampah yang didesain, dibangun, dioperasikan dan dipelihara dengan cara menggunakan pengendalian teknis terhadap potensi dampak lingkungan yang timbul dari pengembangan operasional fasilitas pengelolaan sampah.

Metode sanitary landfill ini merupakan salah satu metode pengelolaan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup dengan tanah. Cara ini menghilangkan polusi udara. Pada bagian besar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran leachate yang berfungsi sebagai limbah cair sampah atau lingkungan. Pada metode sanitary


(23)

landfill disebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktifitas penguraian sampah.1

2. Pengelolaan Sampah

Pengelolaaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampak terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radio aktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.

Praktik pengelolaan sampah berbeda-beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman atau institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan :

a. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis b. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

a. Metode Pembuangan (Penimbunan Darat)

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.

1

http://repository.usu.ac.id//Chapter-II.pdf. Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 pada pukul 12.07. h: 1


(24)

Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.

Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gaas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

b. Metode Daur Ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan dijelaskan seperti: 1. Pengolahan kembali secara fisik, metode ini adalah aktivitas paling

populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur).

2. Pengolahan secara biologis, material sampah (organik) seperti zat tanama, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal sebagai istilah pengkomposan. Hasilnya


(25)

adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang digunakan untuk pembangkit listrik.

c. Metode Penghindaran dan Pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengolahan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan “pengurangan sampah”. Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas, tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.2

3. Pengertian Kepedulian dan Indikator-indikator Masyarakat Peduli Lingkungan

Menurut Sue pada tahun 2003, bahwa kepedulian lingkungan menyatakan sikap-sikap umum terhadap kualitas lingkungan yang diwujudkan dalam kesediaan diri untuk menyatakan aksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan lingkungan. Oleh karena itu kepedulian dinyatakan dengan aksi-aksi, maka seseorang yang peduli lingkungan tidak hanya pandai membuat karya tulis tentang lingkungan, tetapi hasil karya tulis itu diwujudkan dalam tindakan nyata. Jika seseorang itu baru bisa menuangkan sikapnya dalam bentuk tulisan, hal ini belum bisa dikatakan sebagai seorang yang peduli terhadap lingkungan.

Selanjutnya apabila tingkat kepedulian terhadap lingkungan tinggi maka kemungkinan besar akan mendorong untuk berperilaku yang mendorong lingkungan. Dengan demikian untuk menciptakan kepedulian lingkungan perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang lingkungan yang berasal dari belajar secara mandiri dengan membaca buku, dari media lain seperti televisi,

2

http://id.m.wikipedia.org/wiki/pemgelolaan-sampah. diakses tanggal 8 Desember 2014 pukul 20.30


(26)

internet, dan bisa juga berasal dari proses belajar mengajar di kelas secara klasikal.

Menurut Suparno pada tahun 2004, sikap kepedulian lingkungan ditunjukkan dengan adanya penghargaan terhadap alam. Hakikat penghargaan terhadap alam adalah kesadaran bahwa manusia menjadi bagian alam, sehingga mencintai alam juga mencintai kehidupan manusia. Mencintai lingkungan hidup dan alam haruslah diarahkan agar ada sikap untuk mencintai kehidupan. Jika semua orang mencintai lingkungan hidup dan alam, maka semua orang akan peduli untuk memelihara kelangsungan hidup lingkungan, tidak pernah merusak dan mengekploitasi sehingga di kemudian hari tercipta lingkungan yang menguntungkan semua manusia yang termasuk bagian dari lingkungan tersebut.

Menurut Nenggala pada tahun 2007, ia berpendapat bahwa indikator seseorang yang peduli lingkungan adalah :

1. Selalu menjaga kelestarian

2. Tidak mengambil, menebang atau mencabut tumbuh-tumbuhan yang terdapat di sepanjang perjalanan

3. Tidak mencoret-coret, menorehkan tulisan pada pohon, batu-batu, jalan atau dinding

4. Selalu membuang sampah pada tempatnya 5. Tidak membakar sampah di sekitaran perumahan 6. Melaksanakan kegiatan pembersihan lingkungan 7. Menimbun barang-barang bekas

8. Membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air

Jadi dapat ditarik kesimpulan kepedulian lingkungan adalah tingkat fokus perhatian terhadap suatu tempat dimana makhluk hidup itu tumbuh yang meliputi unsur-unsur penting seperti tanah, air, dan udara, yang mana memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup, dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya, yang mencakup lingkungan hidup alami,


(27)

lingkungan hidup binaan atau buatan dan lingkungan hidup budaya atau sosial. 3

4. Pentingnya Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan yang lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang baik agar dapat melaksanakan aktivitasnya, sebaliknya kondisi lingkungan yang baik tergantung pada aktivitas manusia terhadap lingkungan. Perkembangan industri dan pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, meningkatkan sampah industri dan sampah domestik yang dihasilkan oleh penduduk sehingga semakin membebani tanah, udara, dan sungai yang mengalir dalam wilayah perkotaan.

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan kesediaan masyarakat untuk membantu berhasilnya program pengembangan pengelolaan sampah sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.

Tanpa adanya peran serta dan kepedulian masyarakat semua program pengelolaan persampahan yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam keberhasilan adalah membiasakan masyarakat pada tingkah laku yang sesuai dengan program persampahan yaitu merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata. Merubah kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang kurang baik dan faktor-faktor sosial, struktur dan budaya setempat.

Perilaku masyarakat peduli lingkungan tidak terlepas dari tingkat pengetahuan dan sikap tentang berbagai hal yang berkaitan dengan lingkungan. Menurut Fisbein dan Ajen dalam bukunya, menjelaskan bahwa pengetahuan adalah dasar bagi pembentukan keyakinan. Keyakinan tersebut pada tahap berikutnya menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan sikap

3

http://mamagilang.blogspot.in/2012/11/kepedulian-lingkungan.html. diakses pada tanggal 23 maret 2015 pada pukul 22.05


(28)

dan perilaku. Dalam hal ini, perilaku masyarakat terhadap lingkungan mencakup pemanfaatan dan perlakuan terhadap berbagai sumber daya seperti air, lahan, udara, energi, dan sebagainya.4

Kepedulian terhadap sampah meliputi pemisahan bentuk sampah (antara kering dan basah), sistem pembuangan sampah, dimana sampah terlebih dahulu dikumpulkan pada wadah kantong plastik atau keranjang bambu, kemudian diangkut dengan truk. 5

Warga atau masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kesempatan berperan serta itu dapat dilakukan melalui cara berikut :

a. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan. b. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarat.

c. Menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial.

d. Memberikan saran dan pendapat.

e. Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.

Menurut Hadi dalam bukunya yang berjudul “Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan”, dilihat dari segi kualitas, partisipasi atau peran serta masyarakat penting sebagai :

a. Input atau masukan dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan. b. Strategi untuk memperoleh dukungan dari masyarakat sehingga

kredibilitas dalam mengambil suatu keputusan akan lebih baik.

c. Komunikasi bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menampung pendapat, aspirasi, dan concern masyarakat.

d. Media pemecahan masalah untuk mengurangi ketegangan dan memecahkan konflik untuk memperoleh konsensus.

Ada beberapa Aspek peran masyarakat dalam pengelolaan sampah, diantaranya :

4

Asaad, Ilyas. Executif Sumary-Perilaku Masyarakar Peduli Lingkungan, Survei KLH 2012, (jakarta:Kementrian Lingkungan Hidup, 2013), h:16

5

Diana Hendrawan. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah, (Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Trisakti, 2011), h:5


(29)

1. Merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata

2. Faktor-faktor sosial, struktur dan budaya tersebut. 3. Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini. 4. Tingkat pendidikan penduduk yang tidak merata.

5. Masih belum melembaganya keinginan untuk menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing.

6. Belum ada pola baku bagi pembinaan masyarakat yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan.

7. Masih banyak pengelola kebersihan yang belum mencantumkan program penyuluhan sebagai salah satu aktivitasnya.

8. Kadangkala ada kecurigaan dari pihak pengelola kebersihan bila ada inisiatif dari masyarakat dalam usaha-usaha penanganan sampah.

5. Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan Ideal

Pemerintah daerah diharapkan melakukan kebijakan khususnya mengenai pengelolaan sampah dan hendaknya didukung penuh oleh Pemerintah Pusat dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam teknis perencanaan, penyelenggaraan dan pengembangannya. Hal ini diperlukan karena sampah pada dasarnya bukan sekedar permasalahan Pemda atau Dinas Kebersihan Kota Bekasi saja, namun lebih dari itu merupakan masalah bagi setiap individu, keluarga, organisasi dan akan menjadi masalah negara bila sistem perencanaan dan pelaksanaannya tidak dilakukan dengan terpadu dan berkelanjutan.

Aparat terkait sebaiknya tidak ikut secara teknis, ini untuk menghindari meningkatnya anggaran biaya penyelenggaraan, selain itu keterlibatan aparat terkait dikhawatirkan akan membentuk budaya masyarakat yang bersifat tidak peduli. Pemerintah dan aparat terkait sebaiknya memposisikan kewenangannya sebagai fasilitator dan konduktor dan setiap permasalahan persampahan sebaiknya dimunculkan oleh masyarakat atau organisasi sosial


(30)

selaku produsen sampah. Hal ini diharapkan terciptanya sikap masyarakat selaku individu, keluarga dan organisasi.

Dalam pengelolaan sampah terpadu sebagai salah satu upaya pengelolaan sampah perkotaan adalah rencana pengelolaan sampah perlu dibuat dengan tujuan mengembangkan suatu sistem pengelolaan sampah yang modern, dapat diandalkan dan diefisien dengan teknologi ramah lingkungan. Dalam sistem tersebut harus dapat melayani seluruh penduduk, meningkatkan standar kesehatan masyarakat dan memberikan peluang bagi masyarakat dan pihak swasta untuk berpartisipasi aktif.

Pendekatan yang digunakan dalam konsep rencana pengelolaan sampah ini adalah meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang dapat memenuhi tuntutan dalam pengelolaan sampah yang berbasis peran serta masyarakat.6

Sumber : Aboejoewono “Pengelolaan sampah Menuju Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya” DKI 1999

Gambar 2.1Pengelolaan Sampah Kota Ideal

6

http://repository.usu.ac.id/Chapter-II.pdf. diakses pada tanggal 19 Desember 2014 2014 pukul 12.07. h: 7

Pengelolaan Sampah Kota Ideal

Penerapan Teknologi

Peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah

Mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah

Tempat Pembuangan Akhir sampah(TPA)

Peran serta masyarakat pengolahan sampah


(31)

Aboejoewono pada tahun 1999 menyatakan bahwa perlunya kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang ditetapkan di kota-kota di Indonesia meliputi 5(lima) kegiatan, yaitu:

1. Penerapan teknologi yang tepat guna

2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah

3. Perlunya mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah 4. Optimalisasi TPA sampah

5. Sistem kelembagaan pengelolaan sampah yang teritegrasi Penjelasan rinci dari gambar 2.1. adalah sebagai berikut : 1. Penerapan teknologi

Teknologi yang di gunakan untuk memecahkan permasalahan sampah ini merupakan kombinasi tepat guna yang meliputi teknologi pengomposan, teknologi penanganan plastik, teknologi pembuatan kertas daur ulang, Teknologi Pengelolaan Sampah Terpadu menuju “Zero Waste” harus merupakan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi yang digunakan dalam proses lanjutan yang umum digunakan adalah :

1) Teknologi Pembakaran (Incenerator)

Dengan cara ini dihasilkan produk samping berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Keuntungan lainnya dari penggunaan alat ini adalah :

a. Dapat mengurangi volume sampah ±75%-80% dari sumber sampah tanpa proses pemilihan.

b. Abu atau terak dari sisa pembakaran cukup kering dan bebas dari pembusukan dan bisa langsung dapat dibawa ke tempat penimpunan pada lahan kosong, rawa atau daerah rendah sebagai bahan pengurungan (timbunan).

2) Teknologi composting yang menghasilkan kompos untuk digunakan sebagai pupuk maupun penguat stuktur tanah.

Teknologi daur ulang dapat menghasilkan sampah potensial, seperti : kertas, plastik logam dan kaca/gelas.


(32)

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek yang terpenting untuk diperhatikan dalam sistem pengelolaan sampah secara terpadu. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu faktor teknis untuk menanggulangi persoalan sampah perkotaan atau lingkungan pemukiman dari tahun ke tahun yang semakin kompleks. Masyarakat senantiasa ikut berpartisipasi terhadap proses-proses pembangunan bila terdapat faktor-faktor yang mendukung, antara lain kebutuhan, harapan, motivasi, ganjaran, kebutuhan sarana dan prasarana, dorongan moral, dan adanya kelembagaan baik informal maupun formal. 3. Mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah

Solusi dalam mengatasi masalah sampah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi terhadap semua program pengelolaan sampah yang dimulai pada skala yang lebih luas lagi. Misalnya melalui kegiatan pemilihan sampah mulai dari sumbernya yang dapat dilakukan oleh skala rumah tangga atau skala perumahan. Dari sistem ini akan diperoleh keuntungan berupa biaya pengangkutan dapat ditekan karena dapat memotong mata rantai pengangkutan sampah, tidak memerlukan lahan besar untuk TPA, dapat menghasilkan nilai tambah hasil pemanfaatan sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis, dapat lebih mensejahterahkan petugas pengelola kebersihan, bersifat lebih ekonomis dan ekologi, dapat lebih memberdayakan masyarakata dalam mengelola kebersihan kota.

4. Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA)

Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sudah tidak relevan lagi dengan lahan kota yang semakin sempit dan bertambahnya penduduk yang pesat, sebab bila hal ini terus dipertahankan akan membuat kota dikepung “lautan sampah” sebagai akibat kerakusan pola ini terhadap lahan dan volume sampah yang terus bertambah. Pembuangan yang dilakukan dengan pembuangan sampah secara terbuka dan ditempat terbuka juga berakibat meningkatnya intensitas pencemaran. Penanganan model TPA pada jangka panjang karena dalam banyak hal pengelolaan TPA masih sangat buruk mulai dari penanganan air


(33)

sampah (leachet) sampai penanganan bau yang sangat buruk. Cara penyelesaian yang ideal dalam penangan sampah di perkotaan adalah dengan cara membuang sampah sekaligus memanfaatkannya sehingga selain membersihkan lingkungan, juga menghasilkan kegunaan baru. Hal ini secara ekonomi akan mengurangi biaya penanganannya.

5. Kelembagaan dalam pengelolaan sampah yang ideal

Dalam pengelolaan sampah perkotaan yang ideal, sistem manajemen persampahan yang dikembangkan harus merupakan sistem manajemen yang berbasis masyarakat yang dimulai dari pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Dalam perencanaan pengelolaan sampah perlu adanya metode pengelolaan sampah yang lebih baik, peningkatan peran serta dari lembaga-lembaga yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, peningkatan aspek ekonomi yang mencakup upaya meningkatkan retribusi sampah dan mengurangi beban pendanaan serta peningkatan aspek legal dalam pengelolaan sampah.

6. Jenis, Sumber dan Pengelolaan Sampah Perkotaan Menurut Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Dalam Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, jenis sampah yang diatur adalah :

1. Sampah Rumah Tangga

Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini bersumber dari rumah atau dari komplek perumahan.

2. Sampah sejenis sampah rumah tangga

Yaitu sampah rumah tangga yang berasal bukan dari rumah tangga dan lingkungan rumah tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar, pusat perdagangan, kantor, sekolah, rumah sakit, rumah makan, hotel, terminal, pelabuhan, industri, taman kota, dan lainnya.


(34)

3. Sampah Spesifik

Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga yang karena sifat, konsentrasi/atau jumlahnya memerlukan penanganan khusu, meliputi sampah yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun seperti batere bekas, bekas toner, dan sebagainya), sampah yang mengandung limbah B3 (sampah medis), sampah akibat bencana, puing bongkaran, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, sampah yang timbul secara periodik (sampah hasil kerja bakti).

Mekanisme pengelolaan sampah dalam UU No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah meliputi kegiatan-kegiatan berikut:

1. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak dari produsen sampah (rumah tangga, pasar dan lainnya), menggunakan ulang sampah dari sumbernya dan/atau di tempat pengolahan. Pengurangan sampah akan diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri, kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah ini adalah:

a. Menetapkan sasaran pengurangan sampah

b. Mengembangkan teknologi bersih dan label produk

c. Menggunakan bahan produksi yang dapat di daur ulang atau digunakan ulang

d. Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang

e. Mengembangkan kesadaran program guna ulang atau daur ulang

2. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penangan sampah yang mencakup penilaian (pengelompokan dan pemisahan sampah dari sumber sampah menurut jenis dan sifatnya). Pengumpulan (pemindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari sumber, TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu), pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk, komposisi, karakteristik dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemrosesan aktif kegiatan


(35)

pengolahan sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat dikembalikan ke media lingkungan).

Dalam perencanaan pengolahan sampah, Undang-Undang Pengelolaan Sampah mengharapkan pemerintah kota/kabupaten dapat membentuk semacam forum pengelolaan sampah skala kota/kabupaten atau provinsi. Forum ini beranggotakan masyarakat secara umum, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, organisasi lingkungan/persampahan, pakar, badan usaha lainnya.

Hal-hal yang dapat difasilitasi forum adalah memberikan usul, pertimbangan dan saran terhadap kinerja pengolahan sampah, membantu merumuskan kebijakan pengolahan sampah, memberikan saran yang dapat menyelesaikan sengketa persampahan. Sampai saat ini, belum ada kebijakan nasional mengenai persampahan itu sendiri masih bersifat sosialisasi. Melihat di prkotaan penanganan pengelolaan sampah sudah sangat mendesak, diharapkan UU No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dapat di implementasikan.

Untuk pengelolaan sampah spesifik baik B3 (bahan berbahaya dan beracun) dan sampah medis yang bersifat infektius mengenai pengelolaannya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Peraturan Pemerintah No.85 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan beracun.

7. Kegiatan-kegiatan dalam Mengatasi Masalah Sampah

Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh perkembangan kota adalah karena pencemaran oleh berbagai buangan, limbah, kotoran industri. Disamping itu jumlah dan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi makin menambah masalah lingkungan ini, terutama pencemaran oleh limbah dan sampah, yang mana setiap orang diperkirakan membuang sampah sekitar 2 sampai 4 kilogram setiap hari, disamping limbah lainnya. Sedangkan kota


(36)

tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk menangani masalah tersebut karena kurangnya modal, tenaga terampil, tenaga pemikir dan fasilitas lainnya.

Menurut Nainggolan dan Safrudin, terdapat tiga jenis teknologi yang saat ini banyak diterapkan dalam pengelolaan sampah, yaitu:

a. Pengomposan Sampah

Pengomposan merupakan salah satu cara dalam mengolah bahan padatan organik untuk menjadi kompos yang secara nasional ketersediaan bahan organik dalam sampah kota cukup melimpah yaitu antara 70-80 persen. Akan tetapi, sebagian besar sampah kota belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai kompos. Pada dasarnya pengomposan merupakan proses degradasi materi organik menjadi stabil melalui reaksi biologis mikroorganisme dalam kondisi yang terkendali. Teknologi pengomposan sampah yang dilakukan saat ini sangat beragam ditinjau dari segi teknologi maupun kapasitas produksinya antara lain: pengomposan dengan cara aerobik, pengomposan dengan cara semi aerobik, pengomposan dengan reaktor cacing, dan pengomposan dengan menggunakan additive.

Kompos sebenarnya mempunyai nilai pasar, akan tetapi studi BPP Teknologi pada tahun 1990 menemukan bahwa hanya 4 persen dari pedagang tanaman hias yang menjual kompos karena kompos ini kurang populer pada masyarakat. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah ini dapat digunakan untuk: menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian; menggemburkan kembali lahan pertamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, reklamasi pantai, pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, mengurangi pupuk kimia. b. Pembakaran Sampah

Teknologi pembakaran sampah dalam skala besar atau skala kota dilakukan di instalasi pembakaran yang disebut juga dengan incinerator. Dengan teknologi ini, pengurangan sampah dapat mencapai 80 persen dari sampah yang masuk, sehingga hanya sekitar 20 persen yang


(37)

merupakan sisa pembakaran yang harus dibuang ke TPA. Sisa pembakaran ini relatif stabil dan tidak dapat membusuk lagi, sehingga lebih mudah penanganannya. Keberhasilan penerapan teknologi pembakaran sampah sangat tergantung dari sifat fisik dan kimia sampah serta kemampuan dana maupun manajemen dari Pemerintah Daerah. Pemanfaatan sisa abu hasil pembakaran ini dapat digunakan antara lain: sebagai pengganti tanah penutup lahan TPA, pasca penambangan; sebagai tanah urug; sebagai campuran bahan konstruksi (batako, paving block, dsb); dan sebagai campuran kompos.

c. Daur Ulang Sampah

Kegiatan daur ulang sampah sudah dimulai sejak beberapa tahun terakhir ini yang dilakukan oleh sektor informal. Para pemungut barang bekas yang disebut pula dengan pemulung, melaksanakan kegiatan pemungutan sampah dihampir seluruh subsistem pengelolaan sampah. Komponen sampah yang mempunyai nilai tinggi untuk dimanfaatkan kembali, berdasarkan penelitian BPP Teknologi tahun 1990, adalah sampah kertas, logam dan gelas.

Beberapa pemanfaatan sampah kering yang dapat dihasilkan dari pengolahan sampah untuk daur ulang dan mempunyai nilai ekonomis antara lain :

1. Sampah Kertas. Jenis kertas bekas serta produk daur ulang yang dapat dihasilkan dari hasil pengolahan kertas.

2. Sampah Plastik. Pada umumnya sampah plastik sebagian besar dapat diolah menjadi produk baru berupa alat rumah tangga seperti ember, bak tali plastik; digunakan kembali seperti pembungkus, pot tanaman, tempat bumbu; dan sebagai bahan industri daur ulang seperti pellet, biji plastik.

3. Logam. Logam yang dihasilkan dari sampah kota dapat dimanfaatkan antara lain: digunakan kembali seperti kaleng susu; dijadikan produk baru, seperti tutup botol kecap, mainan; dan sebagai bahan tambahan atau bahan baku industri seperti industri logam.


(38)

4. Bahan lain. Bahan lain seperti, gelas, karet mempunyai prosentase yang cukup kecil dalam komponen sampah kecuali pada kasus tertentu. Oleh karena itu dalam skala kecil tidak ekonomis untuk diolah.7

Dalam menangani sampah ini perlu kebijaksanaan yang tepat, baik berupa perangkat lunak maupun perangkat keras yang mendukung dan menjangkau masyarakat.

a. Pengaturan dan penyediaan fasilitas

Demi kelancaran proses penangan dan pemanfaatan sampah, maka perlu pengaturan dan penyediaan fasilitas yang memadai. Pengaturan disini meliputi pengaturan perumahan penduduk, pasar, dan daerah industri dengan jalan-jalan yang memadai sehingga memudahkan lalu lintas armada sampah, pengaturan tempat pengumpulan, penimbunan dan pembuangan sampah. b. Pengumpulan sampah menurut jenisnya

Penangan sampah di Indonesia umumnya dilaksanakan oleh pemerintah daerah, yang mana armada angkutan sampah mengambilnya dari tempat-tempat penampungan sementara (bak dan tong sampah), kemudian membuanganya penimbunan tanpa membedakan jenisnya. Bila industri pengolahan sampah telah berkembang, seperti perusahaan khusus pengolahan sampah plastik, sisa kaca, logam bekas, perusahaan kompos, maka pengaturan pengumpulan sampah menurut jenisnya perlu dilakukan. Pengelolaan Sampah secara Umum :

a. Secara teknik operasional, pengelolaan sampah kota mulai dari sumber sampah sampai akhir.

b. Kegiatan 3R dimulai dari sumber sampah, dan dilakukan secara sistematis dalam alur perjalanan sampah dari sumber sampah menuju ke TPA.

c. Reduksi (R1) sampah merupakan upaya yang dilakukan baik oleh produsen maupun konsumen, dengan tujuan utama agar terbentuknya sampah semaksimal mungkin dihindari atau diminimalkan.

7

Wulan Tri Eka, “Evaluasi program pengelolaan sampah berbasis masyarakat (Studi Kasus: Pengelolaan sampah terpadu Gerakan Peduli Lingkungan Perumahan Podok Pekayon


(39)

d. Kegiatan R2 dan R3 dilakukan pada setiap level dalam perjalanan sampah menuju pemerosesan akhir.

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi. Menurut Pangestu dalam Pratiwi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi seseorang adalah :

a. Faktor internal dari individu yang mencakup ciri-ciri atau karakteristik individu yang meliputi: umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, luas lahan garapan, pendapatan, pengalaman berusaha, dan kosmopolitan.

b. Faktor eksternal yang merupakan faktor diluar karakteristik individu yang meliputi hubungan antara pengelola dengan masyarakat, kebutuhan masyarakat, pelayanan pengelola, dan kegiatan penyuluhan.

Selain faktor pendukung terdapat pula faktor penghambat partisipasi masyarakat. Menurut Nasdian, faktor penghambat partisipasi antara lain adalah masalah struktural. Masalah struktural mengalahkan masyarakat lapisan bawah terhadap interest pribadi akibat aparatur pemerintah yang lebih kuat. Faktor lain yang menghambat partisipasi adalah budaya yang tumbuh dalam masyarakat, yakni sikap masyarakat yang pasrah terhadap nasib dan terlalu tergantung kepada pemimpin sehingga masyarakat menjadi kurang kreatif. Budaya tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiata pembangunan. Menurut Slamet partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi faktor-faktor yang mendukungnya, yaitu:

a. Adanya kesempatan, yaitu adanya suasana atau kondisi lingkungan yang disadari oleh orang tersebut bahwa dia berpeluang untuk berpartisipasi.


(40)

b. Adanya kemauan, yaitu adanya sesuatu yang mendorong atau menumbuhkan minat dan sikap mereka untuk termotivasi berpartisipasi, misalnya berupa manfaat yang dapat dirasakan atas partisipasinya tersebut. c. Adanya kemampuan, yaitu adanya kesadaran atau keyakinan pada dirinya bahwa dia mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi, bisa berupa pikiran, tenaga, waktu, atau sarana dan material lainnya.

Menurut Sahidu dalam Suhendar bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan untuk berpartisipasi adalah motif harapan, needs, rewards, dan penguasaan informasi. Faktor yang memberikan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi adalah pengaturan dan pelayanan, kelembagaan, struktur, dan stratifikasi sosial, budaya lokal, kepemimpinan, sarana, dan prasarana. Faktor yang mendorong adalah pendidikan, modal, dan pengalaman yang dimiliki.8

9. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menurut Undang-undang no. 32 tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ini terdiri dari 3 hal yaitu : pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan lingkungan hidup.

Menurut Syafrudin, ia mengemukakan salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah melaksanakan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat, seperti meminimasi limbah dan melakukan 5 R (Reuse, Recycling, Recovery, Replacing dan Refilling). Kedua program tersebut bisa dimulai dari sumber timbulan sampah hingga ke lokasi TPA.

Seluruh sub sistem didalam sistem harus dipandang sebagi suatu sistem yang memerlukan keterpaduan didalam pelaksanaannya. Sistem pengelolaan

8


(41)

sampah terpadu (Integrated Solid Waste management) didefinisikan sebagai pemilihan dan penerapan program teknologi dan manajemen untuk mencapai sistem yang tinggi, dengan hirarki sebagai berikut.

1. Source Reduction, yaitu proses minimalis sampah di sumber dalam hal kuantitas timbulan sampah dan kualitas timbulan sampah, terutama reduksi sampah berbahaya.

2. Recyclling, yaitu proses daur ulang yang berfungsi untuk mereduksi kebutuhan sumber daya dan reduksi kuantitas sampah ke TPA.

3. Waste Transformation, yaitu proses perubahan fisik, kimia, dan biologis perubahan sampah. Dimana ketiga komponen itu akan menentukan : a. Perubahan tingkat efisiensi yang diperlukan di dalam sistem

pengelolaan.

b. Perlunya proses reduce, reuse, dan recycle sampah.

c. Proses yang dapat menghasilkan barang lain yang bermanfaat seperti pengomposan.

d. Landfilling, sebagai akhir dari suatu pengelolaan sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali.

Pemilihan dan penerapan teknologi dalam kontek ini tentunya dilakukan sehingga terpilih teknologi tepat guna. Di dalam operasional sistem pengelolaan sampah, pendekatan yang tepat adalah pendekatan sistem pemanfaatan terpadu (Integrated Material Recovery-IMR). Pada masyarakat yang mengandalkan TPA sebagai akhir pengelolaan limbahnya, strategi pendekatan IMR ini tepat untuk diterapkan. Kesadaran masyarakat untuk menerapkan konsep ini akan memicu timbulnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat disamping kegiatan yang berusaha untuk meminimasi sampah. Mengingat konsep IMR pada dasarnya adalah memanfaatkan kembali sampah yang masih berpotensi untuk di daur ulang, di setiap langkah operasi yaitu mulai dari pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Sistem IMR akan meningkatkan perolehan berbagai bahan yang bernilai ekonomi dan dapat dipasarkan, bukan menghambat kemampuan yang ada.


(42)

a. Kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan sampah

Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pengelolaan sampah, ada beberapa yang harus dilakukan, seperti :

1. Persiapan

a. Penyediaan wadah sampah 3 jenis (kertas, plastik dan logam/kaca) b. Pembentukan organisasi

c. Sosialisasi 2. Pewadahan

a. Wadah individual, berupa kantong plastik/karung untuk 3 jenis sampah kering (plastik, kertas, logam/kaca)

b. Gentong untuk sampah organik (composter)

c. Wadah komunal (tong) 3 unit untuk 3 jenis sampah kering (plastik, kertas dan logam/kaca)

3. Pengumpulan

Gerobak mengumpulkan sampah kering dari wadah komunal ke TPS (depo) setiap minggu.

b. Komponen pokok dalam Pengelolaan Masalah Sampah Mandiri dan Produktif Berbasis Masyarakat

1. Ada orang lokal (dalam) yang mau menjadi Perintis, Penggerak, dan Pengabdi Masyarakat dalam pengelolaan sampah.

2. Adanya komitmen kuat dari masyarakat, tokoh masyarakat dan pemerintah untuk melaksanakan dan mendukung program.

3. Ada wadah “Tim Pengelola Sampah Kampung”.

4. Ada pihak yang mau membeli sampah dan atau produk daur ulangnya. 5. Minimal ada tenaga pengangkut. Akan lebih baik jika ada tenaga penyortir

dan pengepak.

6. Ada fasilitas pendukung (gerobak, tempat pemisahan, bak kompos, dan TPS).


(43)

c. Manfaat dan Sasaran Akhir Program 3R

Manfaat :

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara benar mulai dari sumbernya.

2. Membangun kebiasaan dalam mengurangi, memilah dan mendaur ulang sampah.

3. Meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan. 4. Manfaatkan sampah sebagai sunber daya. 5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sasaran Akhir Program 3R :

1. Terciptanya lingkungan yang berkualitas (bersih dan sehat) 2. Terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi warga

3. Adanya nilai ekonomis yang diperoleh dari pengelolaan sampah.9

B. Penelitian Yang Relevan

Berbagai kebijakan dan program di bidang pelestarian lingkungan hidup terus digulirkan, namun harus kita akui bahwa jumlah pencemaran dan perusakan lingkungan di Indonesia belum dapat ditekan seoptimal mungkin. Diperlukan suatu upaya peningkatan kepedulian atau kesadaran lingkungan yang melibatkan pemerintah, dunia usaha serta masyarakat luas.

Permasalahan lingkungan saat ini ada di berbagai tempat. Permasalahan itu menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah, air, udara, dan suara. Pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia. Pencemaran tanah misalnya, banyak sampah yang tertimbun di tempat sampah, apabila tidak ditangani dengan baik akan menurunkan tingkat kesehatan manusia.

Menurut E. Colink sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi. Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak

9


(44)

berharga untuk maksud biasa, pemakaian rusak, barang yang cacat dalam pembuatan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak.

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup terutama pada sampah di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain : pelestarian udara dan pelestarian tanah, salah satunya dengan kepedulian terhadap pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri.

Penelitian sebelunmya mengenai kepedulian masyarakat terhadap sampah telah banyak dilakukan di berbagai daerah. Beberapa penelitian relevan ini diantaranya :

1. Meningkatkan Kepedulian Kelestarian Hidup melalui Pemilahan Sampah Mandiri. Skripsi yang ditulis oleh Marita Ahdiyana. FISE, Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Tingkat Kedisiplinan Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih Terhadap Lingkungannya, Studi Kasus Pada Masyarakat Banaran Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati Semarang. Skripsi yang ditulis oleh Dewi Masitoh. 2006. Skripsi sosiologi dan antropologi, Fakultas ilmu sosial, Universitas Negeri Semarang.

C. Kerangka Berpikir

Kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah di kelurahan Ciketing Udik Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi ini sangat tergantung pada kesadaran masyarakatnya itu sendiri. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap masalah sampah dapat menyebabkan berbagai macam permasalahan. Hal ini perlu adanya upaya untuk dapat meningkatkan rasa kepedulian dan rasa kesadaran masyarakat terhadap sampah di sekitar lingkungan mereka. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi masyarakat setempat untuk menyadari bahwa perlunya bagi kita meningkatkan rasa peduli kita terhadap lingkungan tempat kita hidup.


(45)

D. Sinopsis

Berdasarkan uraian diatas dapat dituliskan bahwa tingkat kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah berbeda-beda. Salah satunya yang terjadi di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang ini merupakan bagian dari regional Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat.

Penelitian Studi tentang kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kesadaran serta kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah di daerah tersebut. Sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk masyarakat setempat.

Fokus penelitian yang akan diteliti untuk ditemukan jawabannya adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi?


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah.

Penggunaan metode deskriptif kualitatif ini memiliki keunggulan karena masalah yang dikaji tidak sekedar berdasarkan laporan pada suatu kejadian atau fenomena saja melainkan juga dikonfirmasi dengan sumber-sumber lain yang relevan. Berdasarkan tujuan penelitian kualitatif, maka prosedur sampling yang penting adalah bagaimana menemukan informasi kunci (key informant). Orientasi mengenai responden adalah bukan berapa jumlah masyarakat yang di jadikan responden tetapi apakah data yang terkumpul sudah mencukupi atau belum.

Dengan demikian, penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan tentang tingkat kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di pemukiman sekitar TPA Sumur Batu Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi, yang berada pada titik koordinat berada pada 6°20"56"S 106°59'13"E,

dengan luas kelurahan sekitar 568,955 Ha. Penelitian ini dilakukan dengan menyesuaikan kondisi masyarakat sekitar Kelurahan Sumur Batu dan TPA Sumur Batu.


(47)

Gambar 3.1 : Peta Lokasi Penelitian

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai dari tahap perencanaan, persiapan penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiri dengan laporan penelitian. Agar penelitian ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

3. Time Schedule

Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai dari tahap perencanaan, persiapan penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiridengan laporan penelitian. Agar penelitian ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka peneliti membuat jadwal sebagai berikut :


(48)

Tabel 3.1. Time Schedule Penelitian

No Kegiatan Bulan

April Mei Juni Sept Okt Nov

1. Penyusunan √ √ √

2. Observasi √

3. Menentukan dan menentukan instrumen Penelitian

4. Pengumpulan data √

5. Analisis data dan pengolahan data

√ 6. Penyusunan

laporan

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Ida Bagoes Mantra dan Kastro, “populasi ialah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga”.1 Dengan kata lain gambaran keseluruhan jumlah objek penelitian yang akan diteliti dan hal ini didukung oleh pendapat Sugiyono “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasiyang terdiri atas: objek atau subjek yang meliputi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.2 Adapun penelitian ini menggunakan teknik Non-random Sampling, yaitu Accidental Sampling atau sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu

1

Masri Singarimbun, Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survai. (jakarta:LP3ES Indonesia, 2010) h. 152


(49)

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 3 Adapun penelitian ini adalah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu. Teknik ini berdasarkan pada prinsip “ketidaksengajaan” (accidental). Ketidaksengajaan terjadi karena berbagai faktor, seperti kemudahan dan situasi kondisi yang terjadi pada saat itu.4 Peneliti memilih sampling ramdom insidental dikarenakan mudahnya menemui masyarakat disekitar TPA Sumur Batu yang dirasa cocok untuk di wawancarai dan mencari informasi terkait bagaimana kepedulian mereka terhadap pengelolaan sampah.

D. Metode Penelitian

a. Observasi

Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang perlu dilakukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi. Jika hal itu sudah ditemukan, maka peneliti dapat menemukan tema-tema yang akan diteliti.Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian deskriptif ini adalah observasi atau pengamatan, langkah ini digunakan demi melengkapi data dengan survei langsung kemasyarakat lalu mengamati lingkungan Kelurahan Sumur Batu dan kegiatannya. 5

Pengumpulan data dengan menggunakan observasi ini merupakan langkah awal dari dua teknik pengumpulan data selanjtnya dalam penelitian ini.

3

Ibid, h. 119

4

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010), h. 106


(50)

Hubungan antara ketiganya diperlukan dalam pemeriksaan keabsahan data. Karena kevalidan dan keajegan data yang didapatkan dari lapangan sangat ditentukan oleh ketiga teknik pengumpulan data ini.

Salah satu peranan pokok dalam melakukan observasi ialah untuk menemukan interaksi yang kompleks dengan latar belakang sosial yang dialami.

E. Teknik dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi dan Instrument Penelitian

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Dari penelitian berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan beberapa kali muncul, tetapi juga menilai reaksi tersebut, kurang, atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.6

Dalam observasi ini, terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi partisipasi yang fokus pada kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap sampah. Kemudian observasi secara terang-terangan, yakni peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian

6


(51)

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi dilakukan dengan dialog atau tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung bisa dilakukan untuk memperoleh informasi tentang orang yang bersangkutan. Wawancara tidak langsung berarti dilakukan dengan seseorang untuk mendapatkan informasi mengenai pihak lain.7

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan sebagai pendukung dari studi tentang kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang akan dilakukan oleh peneliti. Wawancara akan dilaksanakan kepada masyarakat sekitar TPA Sumur Batu, dan staf Kelurahan Sumur Batu, untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fakta di lapangan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini cukup bermanfaat karena telah tersedia sehingga relatif mudah untuk memperolehnya. Dokumentasi merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin situasi atau kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.8

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam uraian dalam studi penelitian, telah disinggung pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), atau orang (people). Dalam penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.

7

Zuldafrial, Penelitian Kuantitatif, (Pontianak: STAIN Pontianak, 2009), h.4

8


(52)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data kualitatif dalam penelitian ini akan melalui empat kegiatan analisis, yaitu sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Pada awal penelitian, umumnya penelitian dilakukan studi pre-eliminary yang berfungsi untuk verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti itu benar-benar ada. Studi pre-elimentary tersebut sudah termasuk dalam proses pengumpulan data. Pada studi pre-eliminary peneliti sudah melakukan wawancara, observasi, dan lain sebagainya.

2. Reduksi Data

Menurut Sugiyono, teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data yaitu kegiatan pemilihan data. Penyederhanaan data secara transformasi data kasar dan hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun diatur dan diringkas sehingga mudah dipahami. Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian digunakan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.


(53)

4. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi menurut Ulber Silalahi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten selama pengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.9

Penarikan kesimpulan pada tahap akhir analisis data penelitian Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi ini, telah melalui dua proses sebelumnya sehingga kesimpulan tersebut dapat menjawab rumusan masalah penelitian.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data penelitian kualitatif dilakukan dengan teknik berikut :

1. Kredibilitas

Credibility dan transferability atau validitas desain menunjukkan tingkat kejelasan fenomena hasil penelitian sesuai dengan kenyataan. Dalam penelitian kuantitatif validitas ini berkenaan dengan validitas internal atau inferensi kausal, validitas eksternal atau generalisasi, objektivitas atau sesuai kenyataan dan reliabilitas atau keajegan.

a. Perpanjangan keikutsertaan

Melalui teknik ini peneliti dapat menguji ketidak benaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari


(54)

responden, dan membangun kepercayaan subjek sehingga dapat dipastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati atau tidak.

b. Ketekunan pengamatan

Teknik ini digunakan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam sutuasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

c. Triangulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. teknik trianggulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: trianggulasi dengan sumber, metode, penyelidik, dan teori.

Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data ini menunjukkan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data. Pengujian triangulasi dan strategi triangulasi metode dilakukan untuk mencapai ke absahan data dari penelitian deskriptif kualitatif ini dengan credibility, transferability, confirmability. Dalam hal ini, peneliti menggunakan ketiga teknik pengumpulan data diatas yakni studi dokumentasi, wawancara, dan observasi sebagai penguji triangulasi metodenya. Dengan demikian, proses ini akan menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan valisitasnya. Hal ini dilakukan agar penelitian ini menunjukan keajegan penelitian kualitatif pada umumnya.


(1)

Nomor : Un.01 tF .1 1KM.O1 .3Befrit\O1 4 Jakarta, 8

Desember 2014

:-: Permohonan lzin penelitian

Kepada Yth.

Kepala Kelurahan Sumur Batu di

Tempat

Assal amu'alaikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

:NoviPuji Lestari :1 1 10015000092

Jurusan

:Pendidikan llmu pengetahuan Sosial

Semester

:9 (Sembilan)

Judul skripsi :studi

rentang

Kepedurian Masyarakat daram pengeroraan sampah

di Kerurahan sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang menyusun skripsi, dan akan

mengadlkan

p"n"tiLn

(riset)

di

Kelurahan yang bapaUlbu pimpin.

untuk

itu

kami

Tg.hon .

Bapak/rbu

dapat

mengizinkan mahasiswa

tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' al aikum wr.wb.

Pd 1 012 Lamp.

Hal

Nama NIM

Tembusan:

1.

Dekan F|TK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3.

Mahasiswa yang bersangkutan KEMENTERIAN AGAIT'IA UIN JAKARTA

FITK

Jl. k. H. Juanda |,/og'C&t;dd lS4tZ tnbnesia

FoRM

(FR)

No. Dokumen

:

-FITK+RaRD-oB2 Tgl.

Terbit : t

lrrtaret ZO1O

suRATpERMoHmLtnAN


(2)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 tndonesh

FoRM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-O82 Tgl.

Terbit :

1

Maret 2010 No.

Revisi: :

02

1t1 Hal

SURAT

PERMOHONAN IZIN

PENELITIAN

Nomor : Un.01 /F. 1

/Kltl.}1.3lgs.d{ZV

Lamp.

:-Hal

:Permohonan

lzin Penelitiqn

Kepada Yth.

Kepala Kelurahan Sumur Batu di

Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3.

Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta,

8

Desember 2014

Tempat

Assalam u' at aiku m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

:Novi Puji Lestari

NIM

:1110015000092

Jurusan

:Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial

Semester

:9 (Sembilan)

Judul Skripsi :Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang menyusun skripsi,

dan akan

mengadakan penelitian (riset)

di

Kelurihan

yang bapal</lbu pimpin.

Untuk

itu

kami

mohon

Bapak/lbu

dapat

mengizinkan mahasiswa

tersebut

melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' a I a i k u m wr.wb.

Purwanto, M. Pd 24 200801 1 012


(3)

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan/I(onsentrasi

LEMBAR UJI

REFERENSI

Novi Puji Lestari I I 10015000092

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan IP S/Geografi

No. NamaBuku

Paraf

Pembimbing

I

Paraf

Pembimbing

u

BAB

I

1. Budiman, Chandra. Pengantar Kesehatan Linglamgan

Hidup. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. 2006.

{

,V

I

2.

http:/lharianterbit.com//welcom/read/20 I

4/TpA-Sumurbatu-Tak-Mernadai-B ekasi-darurat- S ampah. diakses tanggal 8 Desember 2014

pukul

19.00

i

(/

3.

http://m.energitoday.com/20 I

4//sampah-di-tpa-'

sumurbatu-bantargebans-mengzunung.

Diakses pada

tanggal 8 Desember

2014pukttl 19.21

v

t

,r

BAB

il

I

.

http://id.m.wikipedia.ore/wiki/pemgelolaan-sampah.

diakses tanggal 8 Desember 2014

pukul

20.30.

I,

?

2. Asaad, Ilyas.

Executive

Summary,Perilaku

Masyarakat

Peduli

Linghmgan

Survei

KLH

2012. Kementerian Lingkungan

Hidup Republik

Indonesia. 2013.


(4)

p

3.

Diana Hendrawan, Peran sertd masyarakat dalam pengelolaan sampah, Universitas Trisakti, pustaka

Bank

Melati

Kota Tangerang

fi

,w

k

4.

Wulan

Tri

Eka, Evaluasi program pengelolaan s ampah berb asis masyarakar, Instifut Pertanian

Bogor.2009

U

L

5.

Wulan

Tri

Eka,

Evaluasi program

pengelolaan

sampah berbasis masyarakat,

Institut

pertanian

Bogor.2009

l/

E

6.

Pustaka

Bank

Melati

Bersih,

Tangerang Selatan

Iakarta.2}ll

q/

BAB

m

1.

Masri Singarimbun, Sofian e{fendi,lletode penelitian

Suryai,LP3ES. Hal. 3-6

v

,q

2.

Jonathan Sarwono, metodepenelitian lamntitatif

&

Kualitatif,h.224

1r

a

3.

Suharsimi

Arikunto,

Prosedur Penelitian; Sebuah PendekntanPral*ek, I akarta, Rineka Cipta, 201 0. Hal

198-199

frl

I

4.

.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneiitian;

Sebuah-P endekatanP rakt eh Jakarta, Rineka Cipta, 20 1 0. Hal

2At

t

r

BAB

rV

1.

Bappeda Kota Bekasi,2005

V

x

2.

Profil

kesehatan kota Bekasi

v

//

3.

Bantargebang.bekasikota.go.id/laporan-pemantauan-pengelolaan-tpa-sumur-batu. Diakses pada tanggal

l9

Desemb er 201 4

pukul

12.20

\,

/y


(5)

-pengelolaantpa-bantargebang

Badan

pengelolaan

Lingkungan Hidup Kota Bekasi

0/

,'r

5.

Monografi Kelurahan Sumur Batu

w

,v

6.

Bahrudin

Supardi,

Berbalai

[Jntuk

Bumi,

(Bandun&

Rosdakarya,2AAg)

V

r

7.

Worldpressure.blogspot.inr'observasi-skripsi diakses

pada tanggal23 Desernber2}l4

pukul

10.23

Y

,y

8.

http://www.psikologizone.com/teori-siemund-freud, 065

l

1 598 diaksespada l 7 Desemb er 2Al 4

pukul

10.22

q4)

&

9.

http://sites.eoosle.corn/lsistem

pengelolaan sampini

TPA

wisata edukasi. Diakses pada tanggal 23 Januari

2015

pkl09.00

l,

r

Judul

Skripsi

: Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Cebang Kota Bekasi

Jakarta,5 Februari 2015

Dosen Skripsi

I

Dr. Teuku R.

NIP.

195209

Sodikin. M.Si NIP.


(6)

BIODATA PENULIS

Novi Puji Lestari adalah nama lengkap dari penulis yang biasa

dipanggil Novi. Lahir di Semarang, 13 November 1991, putri dari

pasangan Bapak Riyadi (Alm) dan Ibu Sri Murwani ini

merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Penulis menyelesaikan

pendidikan di SD Negeri 1 Sorogaten Jawa Tengah tahun

1998-2004, SMP Negeri 1 Cileungsi tahun 2004-2007, SMA

Muhammadiyah 1 Cileungsi tahun 2007-2010, dan UIN Syarif

Hidayatulloh Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi tahun 2010-2015. Selama duduk di bangku

perkuliahan, penulis juga aktif di berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan. Penulis juga

senang meluangkan waktunya untuk menekuni hobinya travelling.

Skripsi yang di tulis berjudul

Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan

Sampah di Kelurahan Sumur batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi

dalam

arahan dan bimbingan dari dosen Pembimbing I Dr. Teuku Ramli Zakaria, MA. dan Dosen

Pembimbing II Sodikin, M.Si. semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembacanya.