Kondisi  politik  yang  terjadi  di  Indonesia  ternyata  turut  mewarnai corak pemikiran Gus Dur. Sampai terpilih sebagai seorang presiden, Gus Dur
tetap  aktif  dalam  kegiatan  advokasi  masyarakat  dan  menjabat  ketua  umum Forum  Demokrasi.  Sebagai  seorang  aktivis,  Gus  Dur  sudah  lama  terlibat
dalam  perjuangan  demokrasi  di  Tanah  Air.  Ia  merupakan  satu  dari  sedikit tokoh nasional yang begitu gigih mendorong proses demokratisasi dari bawah
grass  root.  Sumbangan  terpenting  Gus  Dur  adalah  kerja-kerja pemberdayaan  masyarakat  di  lapisan  bawah  melalui  berbagai  instrumen
sosial,  terutama  lembaga  pendidikan  pesantren  dan  lembaga  sosial ekonomi. Gus Dur menggunakan pendekatan cultural politics dalam meretas
jalan demokrasi yang bertumpu pada perkuatan lembaga-lembaga sosial non- negara yang ada di masyarakat.
3. Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi  ekonomi  bangsa  Indonesia  menjelang  abad  XXI  atau  akhir abad  XX,  mengalami  goncangan  yang  begitu  dasyat  diawali  oleh  krisis
moneter. Inilah awal dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang  memegang  kekuasaan  saat  itu.  Roda  perputaran  ekonomi  hanya
dikuasai  oleh  segelintir  konglomerat  yang  dekat  dengan  penguasa. Kemakmuran  ekonomi  yang  tidak  diimbangi  dengan  keterbukaan  semasa
rezim  Orde  Baru  ternyata  menimbulkan  kerusuhan  yang  cenderung  meluas. Sebab  itu  kata  Amin  Rais,  untuk  mencapai  keadilan  yang  utuh  tidak  bisa
kalau  hanya  sekedar  mengandalkan  keadilan  hukum  tanpa  mengandalkan keadilan sosial dan keadilan ekonomi.
140
Pelajaran  paling  pahit  dari  pengalaman  ekonomi  bangsa  Indonesia adalah munculkan praktik-praktik kezaliman sosial. Kesalahan dalam politik
ekonomi  dan  pembangunan  selama  dua  dasawarsa  terakhir,  telah  berujung
140
Amin  Rais,  Cakrawala  Islam  Antara  Cita  dan  Fakta,  Cet  V  Bandung:  Mizan, 1994, h. 61.
pada hancurnya kedaulatan rakyat dan negara ditambah lagi dengan kuatnya tekanan  dari  dunia  luar.  Oleh  karena  itu  muncul  gerakan  reformasi  yang
dipelopori  mahasiswa  dengan  komitmen  membangun  Indonesia  baru  yang berkeadilan.  Demi  harapan  itu  semua  pembangunan  ekonomi  Indonesia
berubah  dari  pola  dan  orientasi  yang  terlalu  lebar  membuka  kerawanan terhadap  kedaulatan  rakyat  kepada  pola  dan  orientasi  ekonomi  kerakyatan
yang patriotik. Gus  Dur  juga  menyadari  akan  hal  tersebut,  karena  secara  realitas
perputaran  ekonomi  sangat  berpihak  kepada  kaum  yang  kuat  dan menghimpit  kaum  lemah.  Menurut  Gus  Dur,  runtuhnya  bangunan  ekonomi
bangsa  hanya akan mengantarkan Indonesia kepada  status kemiskinan yang berkepanjangan.  Dalam  kaitan  itu,  Gus  Dur  dengan  lantang  menyuarakan
perlunya pemerataan ekonomi bagi seluruh rakyat dalam rangka terwujudnya keadilan  sosial  secara  nyata.  Dengan  konsisten  Gus  Dur  menolak  segala
bentuk ketidakadilan dan kezaliman.
B. Latar Belakang Internal