46
Sumber daya; Sekolah harus mempunyai Fleksibilitas dalam mengatur
semua sumber daya sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain pembiayaan operasionaladministrasi, pengelolaan keuangan harus ditujukan untuk:
a. Memperkuat sekolah dalam menentukan dan mengalokasikan dana sesuai
dengan skala prioritas yang telah ditetapkan untuk proses peningkatan mutu.
b. Pemisahan antara biaya yang bersifat akademis dari proses pengadaannya.
c. Pengurangan kebutuhan birokrasi pusat. Pertanggung jawaban accountability; sekolah dituntut untuk memiliki
akuntabilitas baik kepada masarakat maupun pemerintah. Hal ini merupakan perpaduan antara komitment terhadap standar keberhasilan dan harapantuntutan
orang tuamasarakat.Accountability bertujuan untuk meyakinkan bahwa dana masarakat dipergunakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan dan jika mungkin untuk meyakinkan informasi mengenai apa yang sudah dikerjakan.
Kurikulum; Betdasarkan kurikulum standar yang telah ditentukan secara nasional, sekolah bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum baik dari
standar materi content dan proses penyampaiannya. Materi trsebut ada manfaat dan relevansinya terhadap siswa, sekolah harus menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan melibatkan semua indera dan lapisan otak serta menciptakan tantangan agar siswa tumbuh dan berkembang secara intelektual dengan menguasai
ilmu pengetahuan, terampil, memiliki sikap arif dan bijaksana, karakter dan memiliki kematangan emosional.
Personil sekolah; sekolah bertanggung jawab dan terlibat dalam proses rekrutmen dalam arti penentuan jenis guru yang diperlukan dan pembinaan
struktural staf sekolah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan stap lainnya. Sementara itu pembinaan kepala profesional dalam rangka pembangunan
kapasitaskemampuan kepala sekolah dan pembinaan keterampilan guru dalam
47
mengimplementasikan kurikulum termasuk staf kependidikan lainnya dilakukan secara terus menerus atas inisiatif sekolah.
33
Barbara B.Seels dan Rita C. Richey Teknologi Pembelajaran mengatakan, perlu dipersoalkan bahwa teknologi pembelajaran dapat mencerminkan pertumbuhan
dan keragaman dalam kawasan, serta dapat diharapkan menjadi pencetus kreativitas dan perubahan lebih lanjut berubah secara cepat sehingga profesional guru sesuai
harapan dan perkembangan teknologi.
34
Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, dimaksudkan bahwa kepala harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga ke
pendidikan dalam setiap kegiatan di sekolah partisipatif. Dalam hal ini kepala sekolah bisa berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas mupakat, asas
kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas keakraban, dan asas integritas.
Asas tujuan, bertolak dari anggapan bahwa kebutuhan tenaga ke pendidikan
akan harga dirinya mungkin dicapai dengan turut menyumbang pada suatu tujuan yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan kesempatan bagi kepala sekolah selaku
pemimpin untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Kepala sekolah harus berusaha menyampaikan tujuan-tujuan kepada seluruh tenaga kependidikan yang ada di
sekolah, agar mereka dapat memahami dan melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Kemampuan untuk menyampaikan dan menanamkan tujuan
merupakan seni yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.
Asas keunggulan, bertolak dari anggapan bahwa setiap tenaga ke pendidikan
membutuhkan kenyamanan serta harus memperoleh kepuasan dan memperoleh penghargaan pribadi. Kepuasan mengandung makna penerimaan keadaan seperti
adanya, sehingga ketidakpuasan merupakan sumber motivasi yang dapat menggerakkan tenaga ke pendidikan untuk menutupi ketidakpuasan tersebut dan
33
Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan Bandung: Alfabeta, 2009, h. 307
34
Barbara B. Seels, Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran Jakarta: Universitas Negeri 1994, h. 125
48
mencapai kepuasan yang diinginkan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus berusaha
untuk mengembangkan budaya kerja dan ketidakpuasan kreatif. Asas mupakat,
dalam hal ini kepala sekolah harus mampu menghimpun gagasan bersama serta membangkitkan tenaga kependidikan untuk berpikir kreatif
dalam melaksanakan tugasnya.
Asas kesatuan, dalam hal ini kepala sekolah harus menyadari bahwa tenaga
kependidikan tidak ingin dipisahkan dari tanggung jawabnya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus berusaha untuk menjadikan tenaga kependidikan sebagai
pengurus upaya-upaya sekolah. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa kepemilikan pada tenaga ke pendidikan terhadap sekolah tempat mereka
melaksanakan tugas.
Asas persatuan, kepala sekolah harus mendorong para tenaga ke pendidikan
untuk meningkatkan profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Hal ini dapat dilakukan
misalnya dengan sistem imbalan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan oleh bawahan.
Asas empirisme , kepala sekolah harus mampu bertindak berdasarkan atas
nilai dan angka-angka yang menunjukkan prestasi para tenaga ke pendidikan, karena data yang memuat semua komponen sekolah memegang peranan yang sangat penting.
Asas keakraban , kepala sekolah harus berupaya menjaga keakraban dengan
para tenaga kependidikan, agar tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan lancar. Hal ini dimungkinkan karena keakraban akan mendorong berkembangnya saling percaya dan
kesediaan untuk berkorban di antara para tenaga kependidikan.
Asas integritas , kepala sekolah harus memandang bahwa peran
kepemimpinannya merupakan suatu komponen kekuasaan untuk menciptakan dan memobilisasi energi seluruh tenaga ke pendidikan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Integritas merupakan kejujuran dan upaya mencapai suatu langkah tindakan yang telah ditetapkan secara bertanggung
jawab dan konsisten.
49
Sesuai dengan yang ditetapkan dalam penilaian kinerja kepala sekolah, kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas ke
pemimpinannya dengan baik, yang diwujudkan dalam kemampuan menyusun program sekolah, organisasi personalia, memberdayakan tenaga kependidikan, dan
mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal. Kemampuan menyusun program sekolah harus diwujudkan dalam: 1
pengembangan program jangka panjang, baik program akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu lebih dari lima tahun; 2
pengembangan program jangka menengah, baik program akademis maupun nonakademis, yang dituangkan dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun; 3
pengembangan program jangka pendek, baik program akademis maupun non akademis, yang dituangkan dalam kurun waktu satu tahun program tahunan,
termasuk pengembangan rencana anggaran pendapatan belanja sekolah RAPBS dan Anggaran Biaya Sekolah ABS. Dalam pada itu, kepala sekolah harus memiliki
mekanisme yang jelas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program secara periodik, sistemik, dan sistematik.
Kemampuan menyusun organisasi personalia sekolah harus diwujudkan dalam pengembangan susunan personalia sekolah, pengembangan susunan personalia
pendukung, seperti pengelola laboratorium, perpustakaan, dan pusat sumber belajar PSB, serta penyusunan kepanitiaan untuk kegiatan temporer, seperti panitia
penerimaan peserta didik baru PSB, panitia ujian, dan panitia peringatan hari-hari besar keagamaan.
Kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah harus diwujudkan dalam pemberian arahan secara dinamis, pengkoordinasian tenaga ke
pendidikan dalam pelaksanaan tugas, pemberian hadiah reward bagi mereka yang berprestasi, dan pemberian hukuman punishment bagi yang kurang disiplin dalam
melaksanakan tugas. Kemampuan mendayagunakan sumber daya sekolah, yang harus diwujudkan
dalam pendayagunaan serta perawatan sarana dan prasana sekolah, pencatatan
50
berbagi kinerja tenaga kependidikan, dan pengembangan program peningkatan profesionalisme.
35
Kepala sekolah yang profesional harus mampu mengatur administrasi sesuai harapan sehingga operasional sekolah berjalan dengan baik.
2. Kepala Sekolah sebagai Administrator