DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENADAHAN (Studi kasus No. Reg. 244/pid/B(A)/2011 PN.TK)

(1)

ABSTRAK

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENADAHAN

(Studi kasus No. Reg. 244/pid/B(A)/2011 PN.TK)

Oleh Priska Amellia

Kondisi perekonomian negara kita yang sulit saat ini, mengakibatkan timbulnya tindak pidana yang terjadi dalam masyarakat yang dilatarbelakangi karena kebutuhan hidup yang mendesak. Salah satu usaha pencegahannya dan pengendalian tindak pidana itu ialah dengan menggunakan hukum pidana dengan sanksinya yang berupa pidana. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam penjatuhan pidana terhadap anak yang melakukan tindak pidana penadahan dan apakah dampak positif dan negatif dari putusan Hakim berupa pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana penadahan yang dilakukan oleh seorang anak dalam perkara No. Reg. 244/pid/B(A)/2011 PN.TK ?

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Adapun sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari studi lapangan dengan melakukan wawancara terhadap Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Pengacara di Kantor Hukum Yusron Effendi serta Rekan dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan cara memeriksa dan mengkoreksi data, setelah data diolah yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif guna mendapatkan suatu kesimpulan yang memaparkan kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari penelitian.

Hasil penelitian dan pembahasan yang didapat oleh penulis dapat disimpulkan bahwa hal- hal yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam penjatuhan pidana terhadap anak yang melakukan tindak pidana penadahan adalah Hal- hal yang bersifat yuridis yaitu dakwaan Jaksa Penuntut Umum, keterangan terdakwa dan


(2)

saksi, barang bukti yang ditunjukkan dalam persidangan dan pasal- pasal yang terdapat dalam hukum pidana. Hal- hal yang bersifat non yuridis: motif/ latar belakang dari perbuatan terdakwa, akibat dari perbuatan terdakwa, kondisi diri terdakwa, keadaan sosial ekonomi terdakwa dan faktor agama dari terdakwa. Dampak positif dari putusan hakim berupa pemidanaan adalah memberikan efek jera terhadap anak agar tidak mengulang kembali kesalahannya, sedangkan efek negatif bagi anak adalah membuat anak mempelajari hal- hal negatif di dalam penjara yang menyebabkan gangguan mental maupun psikologis anak, anak mendapat perlakuan buruk atau tindak kekerasan dari narapidana lainnya, menjadikan anak terpisah dari keluarga maupun kerabat yang berdampak pada gangguan hubungan keluarga, anak ditolak dalam lingkungan masyarakat karena stigma anak yang pernah menjalani hukuman penjara memiliki perangai buruk, menjadikan masa depan anak menjadi suram.

Saran yang dapat diberikan adalah agar anak nakal yang mendapat sanksi pidana penjara, ditempatkan di lembaga pemasyarakatan anak yang harus terpisah dari orang dewasa dan memperoleh pendidikan dan latihan sesuai dengan bakat dan kemampuannya serta hak lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kepada orang tua untuk selalu mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak agar anak hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.


(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tindak Pidana

Tindak pidana adalah suatu tindakan pada tempat, waktu dan keadaan tertentu yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang, bersifat melawan hukum serta dengan kesalahan, dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab. Melihat dasar asas legalitas pada Pasal 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana menunjukkan hubungan yang erat antara suatu tindak pidana, pidana dan undang-undang yang akan menetapkan perbuatan apa saja yang dapat dikenakan pidana dan pidana apakah yang dapat dikenakan. Dengan memperhatikan keterkaitan antara suatu tindak pidana. pidana seringkali diartikan sebagai suatu hukuman, dengan demikian dikatakan pula bahwa pidana atau hukuman adalah perasaan tidak enak (yakni penderitaan dan perasaan sengsara) yang dijatuhkan oleh hakim dengan vonis kepada orang yang melanggar undang-undang hukum pidana.

Pengertian dari tindak pidana adalah tindakan yang tidak hanya dirumuskan oleh kitab undang-undang hukum pidana sebagai kejahatan atau tindak pidana). Tindak pidana atau yang disebut strafbaar feit merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana (yuridis normatif). Kejahatan atau perbuatan jahat dapat diartikan secara


(4)

yuridis atau kriminologis. Kejahatan atau perbuatan jahat dalam arti yuridis normatif adalah perbuatan yang terwujud in-abstracto dalam peraturan pidana. Sedangkan perbuatan jahat dapat diarti kriminologis adalah perbuatan manusia yang menyalahi norma yang hidup di masyarakat secara konkrit. Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar tersebut (Tri Andrisman, 2009: 70).

Istilah perbuatan pidana adalah perbuatan yang diancam pidana, yang mana larangan itu ditujukan kepada perbuatan yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang, sedangkan ancaman pidana ditujukan kepada orang yang menimbulkan kejadian itu. Antara larangan dan ancaman pidana ada hubungan yang erat oleh karena antara kejadian dan orang yang menimbulkan bukan orang dan orang tidak dapat diancam pidana jika tidak karena kejadian yang ditimbulkan.

Pompe merumuskan tindak pidana adalah suatu pelanggaran kaidah (penggangguan ketertiban hukum) terhadap mana pelaku mempunyai kesalahan untuk mana pemidanaan adalah wajar untuk menyelenggarakan ketertiban hukum dan menjamin kesejahteraan umum (Bambang Purnomo, 1985: 91).

Van Hamel merumuskan tindak pidana adalah kelakuan (Menselijke Gedraging) orang yang dirumuskan dalam undang-undang atau WET yang bersifat melawan, yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan (Tri Andrisman, 2009: 70). Beberapa pandangan pakar diatas, setidaknya dalam pengertian tindak pidana tercakup didalamnya:


(5)

17

a. Tindakan yang sebelumnya telah diatur oleh hukum pidana, tindakan-tindakan tersebut merupakan hal yang dilarang pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana atau undang-undang pidana yang lainnya. Karena pada dasarnya perbuatan itu merugikan dirinya sendiri atau merugikan orang lain.

b. Tindakan itu dapat dihukum atau dijatuhi sanksi pidana oleh negara melalui alat-alatnya. Sehingga perbuatan yang telah dilakukan seseorang dan terbukti telah melanggar peraturan-peraturan hukum akan diberikan hukuman, dan hukuman tersebut diberikan setelah terbukti bahwa seseorang tersebut telah melakukan pelanggaran melalui aparat penegak hukum.

c. Tindakan itu berhubungan dengan kesalahan atau bersifat melawan hukum. d. Pelaku dapat dipertanggungjawabkan, perbuatan pidana yang dilakukan

pelaku harus dipertanggungjawabakan sesuai dengan undang-undang.

Mengetahui adanya tindak pidana, dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan pidana tentang perbuatan-perbuatan yang dilarang dan disertai dengan sanksi. Rumusan tersebut ditentukan beberapa unsur dari tindak pidana yaitu.Menurut Simons, unsur-unsur tindak pidana :

1. Perbuatan manusia 2. Diancam dengan pidana 3. Melawan hukum

4. Dilakukan dengan kesalahan


(6)

Simons juga menyebutkan adanya unsur objektif dan unsur subjektif dari tindak pidana:

a. Unsur- unsur Objektif 1. Perbuatan orang

2. Akibat yang kelihatan dari perbuatan itu. 3. Keadaan- keadaan

4. Sifat dapat dihukum dan sifat melawan hukum

b. Unsur- unsur Subjektif

1. Orang yang mampu bertanggung jawab 2. Adanya kesalahan

B. Pengertian Tindak Pidana Penadahan

Tindak Pidana Penadahan diatur dalam Pasal 480 ayat (1) KUHP yaitu:

“barangsiapa membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan”.

Sedangkan ancaman pidananya terdapat dalam Pasal 482 KUHP yaitu:

“Perbuatan sebagaimana dirumuskan dalam pasal 480, diancam karena penadahan ringan dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah, jika kejahatan dari mana benda tersebut diperoleh adalah salah satu kejahatan yang dirumuskan dalam pasal 364, 373 dan 379”. Tindak pidana yang dijelaskan dalam Pasal 364, 373 dan 379 yaitu pencurian, penggelapan dan perbuatan curang.


(7)

19

Tindak pidana penadahan dibagi dalam dua unsur utama :

1. Unsur subjektif : menarik keuntungan dari sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya diduga bahwa diperoleh dari hasil kejahatan.

2. Unsur objektif meliputi : membeli, menyewa, menukar, gadai, menerima hadia, menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadai, mengangkut, menyimpan, menyembunyikan.

Tindak pidana penadahan telah diatur didalam Bab XXX dari buku II KUHP sebagai tindak pidana pemudahan. Menurut Prof. Satochid Kartanegara, tindak pidana penadahan disebut tindak pidana pemudahan, yakni karena perbuatan menadah telah mendorong orang lain untuk melakukan kejahatan-kejahatan yang meungkin saja tidak akan ia lakukan, seandainya tidak ada orang yang bersedia menerima hasil kejahatan.

Berdasarkan KUHP, penadahan yang kata dasarnya tadah adalah sebutan lain dari persekongkolan atau sekongkol atau pertolongan kejahatan, pertolongan kejahatan bukan berarti membantu melakukan kejahatan melainkan penadahan digolongkan sebagai pemudahan seseorang untuk berbuat kejahatan. Hal ini dikarenakan barang- barang hasil curian biasanya dijual untuk mendapatkan uang.

C. Pengertian Anak

Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin


(8)

dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Menurut John Locke, anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.

Berdasarkan ketentuan umum Undang- Undang Pengadilan Anak (UUPA) Pasal 1 angka (1) terdapat istilah atau pengertian anak yaitu:

“Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.”

Menurut Pasal 1 angka (5) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, pengertian anak adalah :

“Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) Tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya”.

Berdasarkan pendapat- pendapat yang dikemukakan diatas, penulis dapat menyatakan, bahwa pengertian anak menurut hukum adalah seorang anak yang belum mencapai usia 8 (delapan) tahun itu belum dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya walaupun perbuatan tersebut merupakan tindak pidana. Akan tetapi bila si anak tersebut melakukan tindak pidana dalam batas umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun maka ia tetap dapat diajukan ke sidang Pengadilan Anak.


(9)

21

D. Pengertian Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Sanksi Pidana

Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana Penjara terhadap anak Tindak pidana anak merupakan tindak pidana yang khas apabila dibandingkan dengan tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa pada umumnya mengingat sifat-sifat emosional anak masih belum stabil serta masih belum dapat membedakan perbuatan mana yang baik dan yang buruk oleh karena itu perlu ditangani secara khusus dalam rangka memberikan perlindungan dan kesejahteraan anak.

Salah satu aspek yang terkait dalam peranan hakim dalam peradilan pidana adalah terkait dengan jenis-jenis pidana yang dapat dijatuhkan kepada anak , untuk itu hakim dalam memutus perkara pidana anak perlu mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakanginya termasuk masa lalu anak, sehingga dalam hal ini hakim harus benar-benar bijaksana dalam bertindak untuk itu dibutuhkan pengetahuan yang luas dan mendalam bagi seorang hakim agar putusan yang dijatuhkan dapat mecerminkan keadilan, terhindar dari kesewenang-wenangan dan sesuai dengan kebutuhan anak.

Hakim dalam memutus perkara pidana anak selain harus memperhatikan aspek-aspek yuridis yang terdiri dari dakwaan jaksa penuntut umum, keterangan tedakwa dan saksi, barang bukti yang ditunjukkan dalam persidangan serta pasal-pasal yang terdapat dalam hukum pidana juga harus memperhatikan aspek non yuridis sebagai bahan pertimbangan hakim dalam pembuatan suatu keputusan khususnya yang berhubungan dengan pertanggungjawaban pidana, jenis pidana


(10)

dan berat ringannya pidana yang dijatuhkan terhadap anak. Adapun aspek-aspek non yuridis tersebut antara lain adalah:

1. Motif/ latar belakang dari perbutan terdakwa 2. Akibat dari perbuatan terdakwa

3. Kondisi diri terdakwa

4. Keadaan sosial ekonomi terdakwa 5. Faktor agama terdakwa

Aspek- aspek tersebut saling terkait yang membantu hakim untuk menganalisa secara obyektif dan realistis sehingga pemahaman mengenai aspek-aspek non yuridis dalam hubungan dengan tindak pidana anak disamping sangat relevan, juga menjadi penting bagi seorang hakim ketika ia menangani perkara tentang pidana anak, sehingga putusannya akan menjadi lebih adil dan tepat.

Dalam rancangan KUHP Indonesia, sejumlah prinsip dalam penjatuhan pidana telah diatur. Pasal 55 Rancangan KUHP mengatur sejumlah pertimbangan yang wajib digunakan dalam pemidanaan yang juga berlaku dalam penjatuhan pidana terhadap anak, pertimbangan yang dimaksud adalah:

a. Kesalahan pembuat pidana

b. Motif dan tujuan melakukan tindak pidana c. Sikap batin pembuat tindak pidana

d. Apakah tindak pidana dilakukan dengan berencana e. Cara melakukan tindak pidana

f. Sikap dan tindakan pembuat sesudah melakukan tindak pidana g. Riwayat hidup dan keadaan sosial ekonomi pembuat tindak pidana


(11)

23

h. Pengaruh pidana terhadap masa depan pembuat pidana

i. Pengaruh tindak pidana teerhadap korban atau keluarga korban j. Pemaafan dari korban dan/ atau keluarganya dan/ atau

k. Pandangan masyarakat terhadap tindak pidana yang dilakukan.

E. Pengertian Sanksi Pidana

Pelanggaran terhadap norma yang berlaku mengakibatkan si pelanggar menerima sanksi. Sanksi pidana dapat juga disebut dengan hukuman yang berupa pidana (penderitaan) atas apa yang telah dilakukan oleh seseorang karena telah melanggar hukum. Jenis sanksi pidana yang digunakan digunakan dalam konsep KUHP, terdiri dari :

a. Pidana Pokok: 1. Pidana penjara; 2. Pidana tutupan; 3. Pidana pengawasan; 4. Pidana denda; 5. Pidana kerja sosial. b. Pidana Tambahan:

1. pencabutan hak- hak tertentu;

2. perampasan barang- barang tertentu dan tagihan; 3. pengumuman putusan hakim;

4. pembayaran ganti kerugian; 5. pemenuhan kewajiban adat.


(12)

c. Pidana Khusus : pidana mati

Selain itu, terdapat pula sanksi pidana khusus untuk anak yang terdapat dalam Undang- undang Pengadilan Anak Pasal 23 yaitu:

Pasal 23 tentang sanksi pidana:

(1) Pidana yang dapat dijatuhkan kepada Anak Nakal ialah pidana pokok dan pidana tambahan.

(2) Pidana pokok yang dapat dijatuhkan kepada Anak Nakal ialah : a. pidana penjara;

b. pidana kurungan; c. pidana denda; atau d. pidana pengawasan.

(3) Selain pidana pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terhadap Anak Nakal dapat juga dijatuhkan pidana tambahan, berupa perampasan barang-barang tertentu dan atau pembayaran ganti rugi.

(4) Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pembayaran ganti rugi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.


(13)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Dalam membahas permasalahan yang terdapat dalam skripsi ini, penulis melakukan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris guna mendapatkan suatu hasil penelitian yang benar dan objektif.

Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan cara menelaah kaidah-kaidah, teori-teori, konsep-konsep serta peraturan perundang-undangan yang ada dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Pendekatan yang bersifat normatif adalah penelitian dengan data sekunder yang dilakukan dengan mencari data atau sumber yang bersifat teori yang berguna untuk memecahkan masalah melalui studi pustaka yang meliputi buku-buku, peraturan-peraturan, surat-surat keputusan dan dokumen resmi yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pendekatan yuridis empiris yaitu dengan meneliti dan mengumpulkan data primer yang diperoleh secara langsung melalui penelitian terhadap objek penelitian dengan cara observasi dan wawancara dengan responden atau narasumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.


(14)

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan dala penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara dengan para informan dan pihak-pihak yang berwenang dalam rangka penelitian lapangan terutama yang menyangkut pokok bahasan skripsi ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka yang meliputi : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum

yang mengikat. Dalam hal ini contoh dari bahan hukum primer adalah Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP), Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak, Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan- bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu dalam menganalisa serta memahami bahan hukum primer, buku-buku literatur dan hasil penelitian yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang berguna untuk memberikan informasi, petunjuk dan penjelasan terhadap bahan buku primer dan bahan buku sekunder seperti kamus, ensiklopedia dan literatur-literatur ilmu pengetahuan hukum yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas atau diteliti dalam skripsi ini.


(15)

27

C. Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. (Masrisingarimbun dan sofian Efendi, 1989 : 152). Populasi dalam penelitian adalah pihak Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Hakim pada Pengadilan Tinggi I A, Pengacara dan Teoritis. Sedangkan sampel dilakukan berdasarkan metode penentuan sampel yang didasarkan pada pengetahuan dan pemahaman responden terhadap substansi informasi yang dinginkan penulis. Responden yang dianggap dapat mewakili penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Hakim pada Pengadilan Kelas I A Tanjung Karang : 2 (dua) orang 2. Pengacara di Kantor Hukum Yusron Effendi, S.H.

dan Rekan :1 (satu) orang

3. Dosen Hukum Pidana Universitas lampung :1 (satu) orang Jumlah Responden :4 (empat) orang

D. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Studi ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, mempelajari, mengutip, dan merangkum data yang berkaitan dengan permasalahan yang berasal dari bahan-bahan pustaka.


(16)

b. Studi Lapangan

Studi Lapangan ini dimaksudkan untuk menndapatkan data primer, yaitu dengan wawancara dan observasi atau pengamatan yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian.

2. Pengolahan Data

Apabila data terkumpul baik yang diperoleh dari data primer maupun data sekunder, maka akan diolah dengan cara sebagai berikut :

a. Editing, yaitu memeriksa data yang diperoleh untuk segera mengetahui apakah data yang diperoleh itu relevan dan sesuai dengan bahasan. Selanjutnya apabila ada data yang salah akan dilakukan perbaikan dan terhadap data yang kurang lengkap akan diadakan penambahan.

b. Interpretasi, yaitu mengadakan penafsiran terhadap data yang dikumpulkan. c. Sistematika data adalah penyusunan data secara sistematis yaitu sesuai dengan

pokok bahasan sehingga memudahkan analisis data.

Tahap-tahap pengolahan data tersebut bertujuan untuk mempermudah analisis yang nantinya akan mempermudah pengambilan kesimpulan.

E. Analisis Data

Analisis data yang dimaksudkan untuk menyederhanakan data agar mudah dibaca dan dipahami. Analisis data penulis dilakukan dengan cara atau metode Deskritif Analisis Kualitatif yaitu menguraikan data-data yang penulis peroleh dalam penelitian dilapangan dalam bentuk penjelasan kalimat guna mendapatkan


(17)

29

pengertian-pengertian tertentu dalam rangka menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Berdasarkan hasil analisis data tersebut akan ditarik kesimpulan secara induktif, yaitu cara berfikir dan hal-hal yang bersifat umum ke arah yang lebih khusus yang selanjutnya diperbantukan dengan hasil studi kepustakaan.


(18)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Hal- hal yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam penjatuhan pidana terhadap anak yang melakukan tindak pidana penadahan adalah:

1. Hal- hal yang bersifat yuridis:

a) Dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) b) Keterangan terdakwa dan Saksi

c) Barang bukti yang ditunjukkan dalam persidangan d) Pasal- pasal yang terdapat dalam hukum pidana

2. Hal- hal yang bersifat non yuridis:

a) Motif/ latar belakang dari perbuatan terdakwa b) Akibat dari perbuatan terdakwa

c) Kondisi diri terdakwa

d) Keadaan sosial ekonomi terdakwa e) Faktor agama dari terdakwa


(19)

50

Setelah pertimbangan tersebut dilakukan, akhirnya hakim akan menjatuhkan hukuman yang sesuai dengan perbuatan pelaku tindak pidana. Hakim juga mempunyai pertimbangan khusus tentang tindak pidana penadahan, yaitu:

a) Penjatuhan hukuman kepada terdakwa disesuaikan berdasar barang/ benda yang ditadah oleh terdakwa. Barang tersebut bernilai tinggi atau tidak, karena semakin tinggi nilai barang tersebut maka penjatuhan hukuman yang diberikan kepada terdakwa akan berat pula, begitupun sebaliknya jika barang yang ditadah oleh terdakwa bernilai rendah, maka hakim akan mempertimbangkan hukuman kepada terdakwa tidak terlalu berat. Dalam perkara ini, terdakwa melakukan penadahan barang yang tidak bernilai tinggi berupa 1 unit kipas angin, 1 unit televisi 21”, dan sepasang pengeras suara (speaker).

b) Penjatuhan hukuman juga dilihat dari kualitas dari perbuatan terdakwa, ia sebagai pelaku utama atau bukan. Jika terdakwa merupakan pelaku utama atau dalang dari perbuatan tindak pidana, maka iya akan diberikan hukuman yang lebih berat dibanding dengan terdakwa yang bukan pelaku utama. Karena terdakwa bukanlah sebagai pelaku utama dalam perkara ini, maka ia penjatuhan hukuman lebih ringan.

c) Hukuman yang diberikan kepada terdakwa akan lebih berat, jika ia sudah menikmati hasil dari tindak pidana penadahan dibandingkan dengan terdakwa yang belum menikmati hasil tindak pidananya tersebut. Dalam perkara ini, terdakwa belum menikmati hasil dari tindak pidananya.


(20)

2. Dampak positif dan negatif dari putusan hakim berupa pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana penadahan yang dilakukan oleh seorang anak dalam perkara No. Reg. 244/pid/B(A)/2011 PN.TK :

Dampak positif dari pertimbangan hakim dalam mengadili tindak pidana penadahan yang dilakukan oleh anak adalah memberikan efek jera agar anak tidak melakukan kembali kesalahannya. Sedangkan dampak negatifnya adalah:

a) Membuat anak mempelajari hal- hal negatif di dalam penjara yang menyebabkan gangguan mental maupun psikologis anak.

b) Anak mendapat perlakuan buruk atau tindak kekerasan dari narapidana lainnya.

c) Menjadikan anak terpisah dari keluarga maupun kerabat yang berdampak pada gangguan hubungan keluarga.

d) Anak ditolak dalam lingkungan masyarakat karena stigma anak yang pernah menjalani hukuman penjara memiliki peringai buruk.

e) Menjadikan masa depan anak menjadi suram.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan pembahasan penulis menyarankan :

a) Agar anak nakal yang mendapat sanksi pidana penjara, ditempatkan di lembaga pemasyarakatan anak yang harus terpisah dari orang dewasa dan memperoleh pendidikan dan latihan sesuai dengan bakat dan kemampuannya serta hak lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(21)

52

b) Kepada orang tua untuk selalu mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak agar anak hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.


(22)

TINDAK PIDANA PENADAHAN

(Studi kasus No. Reg. 244/pid/B/(A)/2011 PN.TK)

(Skripsi)

Oleh

Priska Amellia

Fakultas Hukum

Universitas Lampung

Bandar Lampung

2012


(23)

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN

SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN

TINDAK PIDANA PENADAHAN

(Studi kasus No. Reg. 244/pid/B/(A)/2011 PN.TK)

Oleh

Priska Amellia

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

Fakultas Hukum

Universitas Lampung

Bandar Lampung

2012


(24)

TINDAK PIDANA PENADAHAN ( Studi kasus No. Reg. 244/pid/B(A)/2011 PN.TK )

Nama Mahasiswa : Priska Amellia

Nomor Pokok Mahasiswa : 0812011244

Bagian : Hukum Pidana

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Sunarto, S.H.,M.H. Diah Gustiniati M, S.H.,M.H. NIP. 19541112 198603 1 003 NIP. 19620817 198703 2 003

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

Diah Gustiniati Maulani, S.H.,M.H. NIP. 19620817 198703 2 003


(25)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Prof. Dr. Sunarto, S.H.,M.H. ______________

Sekretaris/ Anggota :Diah Gustiniati M, S.H.,M.H. ______________

Penguji Utama :Eko Raharjo, S.H.,M.H. _______________

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H.,M.S. NIP. 19621109 198703 1 003


(26)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 19 November 1989, merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Hi. Royan Mustafa dan Ibu Hj. Nurmalayati. Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak- kanak Persit Bandar Lampung diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar Kartika II-5 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2004, Sekolah Menengah Atas Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung diselesaikan tahun 2007. Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi Negeri di Fakultas Hukum Universitas Lampung pada jurusan Hukum Pidana melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).


(27)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini kepada:

Kedua Orang Tua yang sangat kucintai dan Kedua Kakakku serta semua orang yang telah berperan dalam proses pembelajaranku sampai saat ini.


(28)

“Kalau Sudah Komitmen, Harus Konsisten”

“ I know that will change one day because no one knows the future” (Penulis)


(29)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahuwataala, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Dasar Pertimbangan Hakim dalam Penjatuhan Sanksi Pidana terhadap Anak yang Melakukan Tindak Pidana Penadahan ( Studi kasus No. Reg. 244/pid/B(A)/2011 PN.TK )” adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Hukum di Universitas Lampung.

Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam peneyelesaian skripsi ini. Sehubungan dengan itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Ibu Diah Gustiniati Maulani, S.H., M.H. sebagai Ketua Bagian Hukum Pidana dan juga sebagai Pembimbing II yang telah banyak membantu, memberi pengarahan dan saran- saran.

3. Ibu Firganefi,S.H., M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Pidana Universitas lampung.


(30)

ini.

5. Bapak Eko Raharjo, S.H., M.H. dan Ibu Rini Fathonah, S.H., M.H., selaku Pembahas I dan Pembahas II yang telah banyak membantu, memberikan banyak masukan serta saran dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Naek Siregar, S.H., M.Hum sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan membimbing penulis selama menimba ilmu di Fakultas Hukum.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

8. Kepala Badan Kesbang dan Politik Provinsi Lampung, Pengadilan Tinggi Tanjung Karang, Pengadilan Negeri Tanjung Karang, kantor Hukum Yusron Effendi dan Ibu Erna Dewi, S.H.,M.H., yang telah memberikan saran dan pendapat serta bantuan dalam kelancaran penelitian ini.

9. Semua Staf dan Pegawai di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

10. Mama dan Papa serta Keluarga yang selalu memberikan doa,dukungan dan kasih sayangnya.

11. Teman- teman di Fakultas Hukum Universitas Lampung angkatan 2008 yaitu Susiana, Emar, Dum, Ira serta teman- teman lainnya yang telah banyak membantu memberikan dorongan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

12. Teman- teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Unila 2011 dan perangkat Desa Sukaraja, Way Tenong, Lampung Barat.


(31)

13. Sahabat- sahabat: Ikke Meliyanti, Karina Arianti, Ade Utiya Amini, Dwi Oktaria, Ayu Diah dan Ndiph yang selalu memberikan dukungan, saran serta bantuan ( thank you so much).

14. Semua orang yang berada di masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang yang telah memberikan pendewasaan kepada penulis dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


(32)

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SAN WACANA DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ...6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...7

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ...8

E. Sistematika Penulisan ...13

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tindak Pidana ...15

B. Pengertian Tindak Pidana Penadahan ...18

C. Pengertian Anak ...19


(33)

E. Pengertian Sanksi Pidana ...23

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ...25

B. Sumber dan Jenis Data ...26

C. Penentuan Populasi dan Sampel ...27

D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ...27

E. Analisis Data ...28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ...30

B. Hal yang Menjadi Dasar Pertimbangan Hakim dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak yang Melakukan Tindak Pidana Penadahan ...31

C. Dampak Positif dan Negatif dari Pertimbangan Hakim dalam Mengadili Tindak Pidana Penadahan yang Dilakukan oleh Seorang Anak ...43

V.PENUTUP A. Kesimpulan ...49

B. Saran ...51 DAFTAR PUSTAKA


(34)

Andrisman, Tri SH., MH. 2009. Asas-asas dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia. Universitas Lampung. Bandar lampung

Andrisman, Tri SH., MH. 2011. Hukum Peradilan Anak. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Arief, Barda Nawawi. 2002.Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung

Hamzah, Andi.2007.Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.Rineka Cipta. Jakarta Lamintang,Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Citra Aditya Bakti. Bandung Moeljatno. 1987.Asas-asas Hukum Pidana. Bina Aksara. Jakarta

Rahardjo, Satjipto SH. 2000.Ilmu Hukum. PT Citra Aditya Bakti. Bandung Hamzah, Andi SH., 2008,KUHP dan KUHAP. Rineka Cipta. Jakarta Rancangan Undang- Undang (RUU) KUHP

Singaribuan, Masri dan Sofyan effendi. 1989.Metode Penelitian Survey.LP3ES. Jakarta

Soekanto, Soerjono. 1984.Pengantar Penelitian Hukum. Raja Grafindo Persada. Jakarta

________________. 1986.Pengantar Penelitian Hukum.UI. Jakarta

________________. 2001.Penelitian Hukum Normatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Universitas Lampung. 2008.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak


(35)

Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

Media, Tim. 2009.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Media Center http://artikata.com/arti-356902-yuridis.html

http://aswarmohama.blogspot.com/2010/12/tindak-pidana-penadahan.html http://elfamurdiana.blogspot.com/2009/02/artikelku.html

http://fhuk.unand.ac.id/file/2202111229_jurnal-nilma.pdf http://pn-yogyakota.go.id/pnyk/info-hukum.html


(36)

(1)

13. Sahabat- sahabat: Ikke Meliyanti, Karina Arianti, Ade Utiya Amini, Dwi Oktaria, Ayu Diah dan Ndiph yang selalu memberikan dukungan, saran serta bantuan ( thank you so much).

14. Semua orang yang berada di masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang yang telah memberikan pendewasaan kepada penulis dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


(2)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO SAN WACANA DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ...6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...7

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ...8

E. Sistematika Penulisan ...13

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tindak Pidana ...15

B. Pengertian Tindak Pidana Penadahan ...18

C. Pengertian Anak ...19


(3)

E. Pengertian Sanksi Pidana ...23

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ...25

B. Sumber dan Jenis Data ...26

C. Penentuan Populasi dan Sampel ...27

D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ...27

E. Analisis Data ...28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ...30

B. Hal yang Menjadi Dasar Pertimbangan Hakim dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak yang Melakukan Tindak Pidana Penadahan ...31

C. Dampak Positif dan Negatif dari Pertimbangan Hakim dalam Mengadili Tindak Pidana Penadahan yang Dilakukan oleh Seorang Anak ...43

V.PENUTUP A. Kesimpulan ...49

B. Saran ...51 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Andrisman, Tri SH., MH. 2009. Asas-asas dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia. Universitas Lampung. Bandar lampung

Andrisman, Tri SH., MH. 2011. Hukum Peradilan Anak. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Arief, Barda Nawawi. 2002.Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung

Hamzah, Andi.2007.Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.Rineka Cipta. Jakarta Lamintang,Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Citra Aditya Bakti. Bandung Moeljatno. 1987.Asas-asas Hukum Pidana. Bina Aksara. Jakarta

Rahardjo, Satjipto SH. 2000.Ilmu Hukum. PT Citra Aditya Bakti. Bandung Hamzah, Andi SH., 2008,KUHP dan KUHAP. Rineka Cipta. Jakarta Rancangan Undang- Undang (RUU) KUHP

Singaribuan, Masri dan Sofyan effendi. 1989.Metode Penelitian Survey.LP3ES. Jakarta

Soekanto, Soerjono. 1984.Pengantar Penelitian Hukum. Raja Grafindo Persada. Jakarta

________________. 1986.Pengantar Penelitian Hukum.UI. Jakarta

________________. 2001.Penelitian Hukum Normatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Universitas Lampung. 2008.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak


(5)

Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

Media, Tim. 2009.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Media Center http://artikata.com/arti-356902-yuridis.html

http://aswarmohama.blogspot.com/2010/12/tindak-pidana-penadahan.html http://elfamurdiana.blogspot.com/2009/02/artikelku.html

http://fhuk.unand.ac.id/file/2202111229_jurnal-nilma.pdf http://pn-yogyakota.go.id/pnyk/info-hukum.html


(6)

Dokumen yang terkait

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENADAHAN (Studi kasus No. Reg. 244/pid/B(A)/2011 PN.TK)

0 7 36

ANALISIS PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (Studi Perkara Nomor 892/Pid.SUS (A)/2011/ PN.TK)

0 9 60

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN PENGANIAYAAN (Studi Putusan No. 1794/PID.B(A)/2009/PN.TK)

0 14 66

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA INCEST (Studi Putusan No.24/Pid.B/2012/PN.KLD)

3 21 44

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN SANKSI PIDANA TINDAK PIDANA PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN (Studi Kasus Perkara No.39/Pid.B/2010/PN.Mgl)

0 6 43

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PENJATUHAN PIDANA TERHADAP ANAK SEBAGAI PENGGUNA NARKOTIKA

0 3 59

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA DI BAWAH PIDANA MINIMAL KHUSUS TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN TERHADAP ANAK (Studi Perkara Nomor: 168/Pid.B/2013/PN.TK)

0 7 78

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAMMENJATUHKAN PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Putusan Nomor 1303K/PID.SUS/2011)

0 0 15

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN PIDANA MINIMUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (Studi Putusan Nomor: 1218PID.SUS2016PN.TJK) (Jurnal)

0 1 13

ANALISIS SANKSI PIDANA PERINGATAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA

0 0 14