THE INFLUENCE OF USING WIRELESS MEDIUM AS A BACKBONE ON THE NETWORK INFRASTRUCTURE LAN AND WLAN. STUDY CASE ON NETWORK OF KAMPUS - A POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN TANJUNG KARANG. PENGARUH IMPLEMENTASI WLAN SEBAGAI BACKBONE DALAM JARINGAN INFRA

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF USING WIRELESS MEDIUM AS A BACKBONE ON THE NETWORK INFRASTRUCTURE LAN AND WLAN. STUDY CASE ON NETWORK OF KAMPUS - A POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN TANJUNG KARANG.

Oleh BUDI UTAMA

Chosing the correct transmission media on establishing data communication network is very important to guarantee the succeed of need fulfillment of

organization’s system. Basically, wireless medium is a long distanced transmission media that used to replaced guided media that used only for point-to-point transmission because of the losses on it. The use of wireless medium as backbone on network infrastructure of Kampus – A Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang obviously can influence the performances of the network. Impacts that seen along research shows that wireless medium can demote performance of throughput on whole network down to -75% and increase delay up to 44 times on network infrastructure of Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang Kampus – A.


(2)

ABSTRAK

PENGARUH IMPLEMENTASI WLAN SEBAGAI BACKBONE DALAM JARINGAN INFRASTRUKTUR LAN DAN WLAN.

STUDI KASUS JARINGAN KAMPUS – A POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN TANJUNGKARANG.

Oleh BUDI UTAMA

Pemilihan media transmisi yang tepat dalam membangun jaringan komunikasi data sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan pemenuhan kebutuhan akan sistem suatu organisasi. Media transmisi wireless (nirkabel) pada dasarnya merupakan media transmisi jarak jauh pengganti media wired (kabel) yang hanya dipergunakan untuk transmisi point-to-point dikarenakan banyaknya rugi-rugi yang terjadi didalamnya. Penggunaan media transmisi nirkabel sebagai backbone pada jaringan infrastruktur LAN dan WLAN Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang Kampus – A ternyata dapat mempengaruhi kinerja jaringan tersebut secara keseluruhan. Dampak yang terlihat sepanjang penelitian kemudian menunjukkan bahwa media transmisi nirkabel yang digunakan sebagai backbone dapat menurunkan kinerja throughput seluruh jaringan sampai dengan -75% dan meningkatkan delay sampai 44 kali lipat jaringan infrastruktur LAN dan WLAN Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang Kampus – A.


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perencanaan strategis pada sistem dan teknologi informasi yang tepat amat diperlukan untuk menjamin keberhasilan suatu organisasi dalam memenuhi kebutuhan akan sistem dan teknologi informasi yang paling tepat untuk saat ini dan masa yang akan datang.

Pembangunan sistem informasi yang tidak terencana dengan baik, akan menimbulkan dampak berupa penurunan performansi dari sistem informasi itu sendiri. Jika informasi yang dihasilkan dari pengolahan data yang ada tidak dapat dipercaya, berarti sistem yang bersangkutan tidak dapat dipergunakan dalam organisasi, karena dapat membahayakan dalam proses pengambilan keputusan bagi manajemen.

Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang merupakan salah satu Institusi Pendidikan Tinggi Negeri yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan vokasi (penguasaan keahlian terapan tertentu), sekaligus sebagai motivator dan dinamisator perkembangan otonomi daerah di propinsi Lampung. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai institusi pendidikan, tuntutan kebutuhan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi cenderung meningkat guna meningkatkan kinerja dan hasil kerja, sehingga pihak


(4)

manajemen memandang perlu untuk membangun suatu sistem Local Area Network dan Wireless Local Area Network terpadu di setiap level manajemen dan antara satu sistem dengan sistem yang lainnya saling terintegrasi sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dalam mengambil keputusan. Selain itu dengan adanya LAN terpadu ini diharapkan dapat membangun manajemen yang transparan dan mampu menyediakan informasi penting bagi identitas di dalam maupun di luar sistem. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang baik agar sistem teknologi informasi ini nantinya akan mampu meningkatkan kinerja Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang.

Dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut, penulis bekerja sama dengan tenaga ahli dari PT. TigaSatu Mandiri Prima yang membangun infrastruktur fisik Local Area Network (LAN) dan Wireless Local Area Network (WLAN) Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang ini, khususnya di Kampus – A, dimana tenaga-tenaga ahli tersebut adalah staf yang pernah bekerja di BBS UNILANET.

Namun, seperti halnya teknologi lainnya, pembangunan infrastruktur ini membutuhkan perencanaan yang baik dengan memperhatikan beberapa faktor. Dimana hal tersebut akan dipelajari dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat ditentukan faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan saat mengembangkan infrastruktur fisik Local Area Network (LAN) dan Wireless Local Area Network (WLAN) Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang di Kampus


(5)

3

komunikasi data lokal secara khususnya dan online secara umumnya melalui pengukuran performansi pada jaringan tersebut.

B. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengukuran untuk mendapatkan unjuk kerja topologi fisik dalam infrastruktur LAN dan WLAN Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang Kampus – A melalui pengukuran throughput dan delay.

2. Mengetahui pengaruh dari penggabungan kanal wired(kabel) dan

wireless(nirkabel) terhadap throughput dan delay dalam jaringan melalui uji performansi pada kanal.

C. Manfaat Tugas Akhir

Manfaat yang akan diperoleh pada tugas akhir ini adalah memberikan gambaran dan referensi kepada PT. TigaSatu Mandiri Prima dan Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang dalam melakukan analisis dan optimasi pengembangan jaringan LAN dan WLAN Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang Kampus – A berdasarkan bentuk topologi fisik dan pengujian performansi pada jaringan tersebut.

D. Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya difokuskan pada pengujian dan pengukuran unjuk kerja topologi fisik LAN dan WLAN Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan


(6)

Tanjungkarang pada Kampus – A, serta pengaruh dari rancang bangun tersebut terhadap throughput dan delay transmisi data dalam jaringan.

2. Pemilihan devices dan software yang digunakan dalam pengukuran menyesuaikan dari kondisi di lapangan.

3. Tidak membahas sistem operasi dan manajemen bandwidth dalam jaringan yang telah dibangun.

4. Pengujian difokuskan pada protokol transmisi TCP dikarenakan seluruh peralatan transmisi pada jaringan Poltekkes di setting dalam protokol TCP.

E. Rumusan Masalah

Mengacu pada permasalahan yang ada maka perumusan masalah difokuskan pada aspek berikut:

1. Seberapa handal jaringan LAN dan WLAN Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang pada Kampus – A dalam mentransmisikan data. 2. Seberapa besar pengaruh kanal nirkabel terhadap transmisi data di dalam

jaringan LAN dan WLAN Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang pada Kampus – A.

F. Hipotesis

Penggabungan jaringan kabel dan jaringan nirkabel dalam jaringan lokal dapat mempengaruhi secara negatif throughput dan delay transmisi data di dalam jaringan Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang.


(7)

5

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang dipergunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang dan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas teori-teori yang mendukung penelitian ini diantaranya mengenai Jaringan Lokal, Topologi Jaringan, Medium Transmisi, Bandwidth, Delay dan Throughput.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat hasil dari pengerjaan penelitian ini dan membahas hasil yang didapat dari penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan beserta saran-saran yang penulis berikan.


(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Jaringan Lokal

1. Jaringan Lokal Kabel (Local Area Network)

Jaringan lokal kabel atau yang biasa disebut dengan Local Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer yang mencakup suatu wilayah kecil, seperti jaringan perkantoran, kampus atau sekolah.

Seorang engineer membutuhkan dua macam perangkat ketika membangun jaringan lokal kabel ini, yaitu perangkat keras (peripheral) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang dimaksud disini mencakup: Network Interface Card (NIC), hub, dan kabel UTP/STP. Sedangkan perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sistem operasi jaringan, yang digunakan jika jaringan tersebut terhubung ke internet. Masing-masing dari perangkat ini selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Network Interface Card

Network Interface Card (NIC) adalah kartu/papan elektronik yang ditanamkan pada setiap user’s device (dalam hal ini dapat berupa PC atau laptop). Terdapat dua jenis NIC yang beredar di pasaran, yaitu NIC fisik (seperti NIC ethernet dan token ring), dan NIC logis (seperti dial-up adapter). Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut MAC address, yang dapat bersifat statis atau dapat diubah oleh user. Di dalam jaringan lokal, NIC ini berfungsi


(9)

7 untuk mengubah aliran data paralel pada device PC atau laptop menjadi bentuk serial sehingga dapat ditransmisikan di dalam media/kanal jaringan. b. Kabel

Kabel merupakan komponen penting dalam jaringan. Di dalam jaringan lokal, kabel merupakan media yang mengalirkan data di jaringan, kecuali jika kita menggunakan jaringan tanpa kabel (wireless/nirkabel). Ada tiga jenis kabel yang biasanya digunakan untuk jaringan lokal, yaitu kabel UTP/STP, coaxial, dan serat optik.

c. Hub/Konsentrator

Hub merupakan sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lainnya. Hub memiliki 4-24 port plus 1 buah port untuk ke server atau ke hub lain. Pengadaan hub pada jaringan memungkinkan pengguna untuk berbagi (share) jalur yang sama.

2. Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Network)

Pada dasarnya prinsip kerja pada jaringan lokal nirkabel sama dengan jaringan yang menggunakan ethernet card atau jaringan kabel, perbedaan utama diantara keduanya ada pada media transmisinya, yaitu melalui udara, sedangkan pada jaringan Ethernet card menggunakan media transmisi kabel. Perangkat utama dalam jaringan lokal nirkabel ini adalah access point yang bekerja sebagai base station. Access point pada jaringan lokal nirkabel difungsikan sebagai hub yang menghubungkan beberapa komputer dengan perangkat wireless adapter atau USB wireless adapter didalamnya. Wireless adapter sendiri merupakan perangkat pengganti NIC yang dibutuhkan user untuk bisa terhubung dengan access point.


(10)

Access point yang dihubungkan pada switch akan mentransmisikan frekuensi radio (2,4 GHz) ke area sekitarnya sesuai dengan kekuatan daya dari pemancar yang dimiliki oleh access point tersebut yang nantinya akan terhubung ke beberapa laptop seperti layaknya perangkat hub.

Pada pengembangan jaringan, perangkat nirkabel seperti access point (AP) kemudian dapat difungsikan sebagai perangkat penunjang jaringan point-to-point di luar ruangan maupun jaringan point-to-multipoint pada aplikasi bridge. Dua buah atau lebih dari perangkat nirkabel jenis AP dibutuhkan untuk membentuk suatu bridge pada jaringan nirkabel.

B. Topologi Jaringan

Topologi jaringan (network topology) merupakan studi mengenai pengaturan atau pemetaan dari elemen—elemen (jalur sinyal, simpul, dan sebagainya) sebuah jaringan, khususnya interkoneksi fisik/real dan logika/virtual antar simpul dalam sistem komunikasi terutama sistem komunikasi data [Marselina Tando, 2006].

Untuk membentuk sebuah topologi, jaringan dibagi menjadi dua tipe: 1. Jaringan Peer-to-peer/Workgroup/point-to-point

a. Setiap device komunikasi yang terhubung dapat berkomunkasi secara langsung tanpa melalui komputer perantara.

b. Setiap device yang terhubung mampu untuk bekerja sendiri.

c. Keamanan jaringan diatur atau dikontrol oleh masing-masing komputer/device.


(11)

9

Gambar 1. Jaringan peer-to-peer

2. Jaringan Client-Server

a. Terdapat server yamg melayani setiap komputer/device di jaringan yang disebut client.

b. Ada kemungkinan lebih dari satu server yang tersedia pada jaringan.


(12)

Pengaturan atau pemetaan dari elemen-elemen sebuah jaringan memungkinkan terjadinya kombinasi antara beberapa topologi dasar tertentu sehingga membentuk lebih banyak lagi topologi-topologi yang lebih kompleks (topologi hibrid). Beberapa topologi dasar yang paling umum antara lain sebagai berikut:

1. Bus (linier, liniear bus)

Gambar 3. Topologi bus

2. Bintang (star)

Gambar 4. Topologi bintang

3. Cincin (ring)


(13)

11 4. Mesh

a. Mesh terhubung sebagian (biasa dikenal sebagai “mesh” saja)

Gambar 6. Topologi mesh

b. Mesh terhubung penuh

Gambar 7. Topologi mesh terhubung penuh

5. Pohon

Gambar 8. Topologi pohon

6. Campuran (hybrid)


(14)

Ada tiga kategori dasar dalam topologi jaringan, sebagai berikut: 1. Topologi fisik

Topologi fisik mengarah kepada layout pemetaan simpul-simpul dari sebuah jaringan dan koneksi fisik, diantaranya seperti tata letak kawat, kabel, lokasi simpul, dan interkoneksi antara simpul serta penempatan peralatan di dalam sistem. Dapat dikatakan bahwa topologi fisik jaringan adalah konfigurasi semua device baik workstation maupun server, peralatan serta kabel dalam suatu jaringan.

2. Topologi sinyal

Merupakan pemetaan koneksi aktual antara simpul-simpul dalam jaringan yang didapatkan dari jalur yang diambil sinyal pada saat sedang berpropagasi antar simpul.

3. Topologi logika/virtual

Topologi logika merupakan pemetaan dari koneksi yang terlihat antar simpul dalam jaringan, yang ditentukan melalui jalur yang akan diambil oleh data saat

berjalan diantara simpul. Istilah “topologi sinyal” sering dianggap memiliki arti

yang sama dengan istilah “topologi logika”. Beberapa kerancuan dapat terjadi dari penyamarataan istilah ini karena menurut definisi, istilah “topologi logika”

menunjuk pada jalur-jalur yang bisa diambil oleh data saat berpropagasi melalui simpul-simpul dalam jaringan, sedangkan istilah “topologi sinyal” umumnya menunjuk pada jalur sebenarnya yang diambil oleh sinyal saat sedang berpropagasi antar simpul.

Jaringan area lokal (local area network) merupakan salah satu contoh dari jaringan yang menunjukkan topologi fisik dan topologi logika. Sembarang simpul


(15)

13 dalam LAN akan memiliki satu atau lebih dugaan arah ke satu atau lebih simpul lain dalam jaringan komunikasi, dan pemetaan jalur sinyal dan simpul ini ke dalam gambar akan menghasilkan sebuah geometris (tampilan hubungan node dan link) yang menentukan topologi fisik dari jaringan tersebut. Selain itu, pemetaan dari aliran data antar simpul dalam jaringan menentukan topologi logika dari jaringan.

C. Media Transmisi

Media transmisi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yakni: 1. Guided media (media terpandu)

2. Unguided media (media tidak terpandu)

1. Guided Media (media terpandu)

Media transmisi yang terpandu maksudnya adalah media yang mampu mentransmisikan besaran-besaran fisik lewat materialnya. Contoh: kabel twisted pair, kabel coaxial, dan serat optik.

a. Twisted pair

Kabel twisted pair terdiri atas dua jenis, yaitu shielded twisted pair (STP) dan unshielded twisted pair (UTP).

Kabel twisted pair terdiri atas dua pasang kawat yang berpilin. Twisted pair lebih tipis, lebih mudah putus, dan mengalami gangguan lain sewaktu kabel terpuntir atau kusut. Keunggulan dari kabel twisted pair adalah dampaknya terhadap jaringan secara keseluruhan, apabila sebagian kabel twisted pair rusak, tidak seluruh jaringan terhenti, sebagaimana yang mungkin terjadi pada coaxial.


(16)

i. Shielded twisted pair (STP)

Gambar 10. Kabel STP

Kabel STP mengkombinasikan teknik-teknik perlindungan dan antisipasi tekukan kabel. STP yang diperuntukkan bagi instalasi jaringan ethernet memiliki ketahanan terhadap interferensi elektromagnetik dari luar dan frekuensi radio tanpa harus meningkatkan ukuran fisik kabel, dan ini merupakan salah satu keunggulan dari STP.

Tidak seperti kabel coaxial, lapisan pelindung kabel STP yang berbahan logam bukan bagian dari sirkuit data, karena itu perlu di-ground pada setiap ujungnya. Jika tidak tepat, dapat menyebabkan masalah karena pelindung dapat bekerja sebagai layaknya antena, menghisap sinyal-sinyal elektrik dari sekitarnya. Berikut ini beberapa ciri khas dari kabel STP:

a. Kecepatan dan keluaran: 10-100 Mbps

b. Biaya rata-rata per node: sedikit lebih mahal dibandingkan UTP dan coaxial


(17)

15 ii. Unshielded twisted pair (UTP)

Gambar 11. Kabel UTP

Unshielded twisted-pair atau kabel UTP adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, jenis ini tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan, tapi tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.

Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut.


(18)

Tabel 1. Kategori kabel twisted pair

Kategori Kegunaan

Category 1 (Cat1) Kualitas suara analog

Category 2 (Cat2) Transmisi suara digital hingga 4 Mb/s Category 3 (Cat3) Transmisi data digital hingga 10 Mb/s Category 4 (Cat4) Transmisi data digital hingga 16 Mb/s Category 5 (Cat5) Transmisi data digital hingga 100 Mb/s Enhanced Category 5 (Cat5e) Transmisi data digital hingga 250 Mb/s Category 6 (Cat6)

Category 7 (Cat7)

b. Kabel coaxial

Gambar 12. Kabel Coaxial

Kabel coaxial atau popular disebut “coax” terdiri atas konduktor silindris melingkar yang mengelilingi sebuah kabel tembaga inti yang konduktif. Untuk jaringan LAN, kabel coaxial dapat digunakan sebagai penguat untuk komunikasi jarak yang lebih jauh antara dua node network, bila dibandingkan dengan kabel STP atau UTP. Kabel coaxial merupakan teknologi yang sudah lama dikenal untuk berbagai tipe komunikasi data sejak bertahun-tahun, baik di jaringan rumah, kampus, maupun perusahaan. Berikut ini beberapa ciri khas dari kabel coaxial:

 Kecepatan dan keluaran: 10-100 Mbps

 Biaya rata-rata per node: murah

 Panjang kabel maksimum: 200m (disarankan 180m) Untuk thin-coaxial dan 500m untuk thick-coaxial.


(19)

17 c. Kabel serat optik

Kabel serat optik merupakan media networking yang mampu digunakan untuk transmisi-transmisi modulasi. Jika dibandingkan media-media lain, serat optik memiliki harga lebih mahal tapi cukup tahan terhadap interferensi elektromagnetik dan mampu beroperasi dengan kecepatan dan kapasitas data yang tinggi. Kabel serat optik dapat mentrasmisikan puluhan juta bit digital per detik pada link optik yang beroperasi dalam sebuah jaringan komersial. Ini sudah cukup untuk mengantarkan ribuan panggilan telepon.

Beberapa keunggulan kabel serat optik:

 Kecepatan: jaringan-jaringan serat optik beroperasi pada kecepatan tinggi, mencapai gigabits per second

 Bandwidth: serat optik mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar.

 Jarak: sinyal-sinyal dapat ditransmisikan lebih jauh tanpa

memerlukan perlakuan “refresh” atau “diperkuat”.

 Resistansi: daya tahan kuat terhadap interferensi elektromagnetik yang dihasilkan perangkat-perangkat elektronik seperti radio, motor, atau bahkan kabel-kabel transmisi lain di sekelilingnya.


(20)

TABEL 2. Karakteristik titik-ke-titik media terpandu Rentang frekuensi Atenuasi khusus Delay khusus Jarak repeater Twisted pair (dengan loading)

0 – 3,5 kHz 0,2 dB/km @ 1kHz

50 µs/Km 2 km

Twisted pair (kabel multipair)

0 – 1 MHz 3 dB/km @ 1kHz

5 µs/Km 2 km

Coaxial 0 – 500 MHz 7 dB/km @ 10kHz

4 µs/Km 1 – 9 km Fiber Optic 180 – 370

THz

0,2 – 0,5 dB/km

5 µs/Km 40 km

TABEL 3. Perbandingan jenis kabel Karakteristik Thinnet Thicknet Twisted

Pair

Fiber Optic

Biaya/harga Lebih mahal dari twisted Lebih mahal dari thinnet Paling murah Paling mahal Jangkauan 185 meter 500 meter 100 meter 2000 meter Transmisi 10 Mbps 10 Mbps 0,1 Gbps > 1 Gbps Fleksibilitas Cukup

fleksibel Kurang fleksibel Paling fleksibel Tidak fleksibel Kemudahan instalasi

Mudah Mudah Sangat

mudah

Sulit Resistensi

terhadap inferensi

Baik Baik Rentan Tidak

terpengaruh

2. Unguided Media (Media Tidak Terpandu)

Media tidak terpandu (unguided media) mentransmisikan gelombang elektromagnetik tanpa menggunakan konduktor fisik seperti media kabel. Contoh sederhana adalah gelombang radio seperti microwave, wireless mobile dan sebagainya. Media ini memerlukan transmitter dan receiver untuk


(21)

19 transmisi dan penerimaan. Ada dua jenis transmisi yang menggunakan media tidak terpandu ini, yaitu:

Point-to-point (directional) yaitu dimana pancaran transmisi terfokus pada satu arah.

Broadcast (omnidirectional) yaitu dimana pancaran transmisi terpancar ke segala arah dan dapat diterima oleh banyak antena

Gelombang radio merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Di dalam sistem transmisi gelombang radio antara dua Base Station (BS) diperhitungkan rugi-rugi (Loss) yang terjadi didalamnya, baik itu rugi-rugi yang disebabkan peralatan, manmade, ataupun rugi-rugi yang disebabkan oleh perubahan alam. Rugi-rugi yang disebabkan peralatan terjadi akibat kesalahan setting sehingga menghasilkan intermodulasi noise pada sinyal yang ditransmisikan. Rugi-rugi ini juga termasuk dalam rugi-rugi akibat kesalahan manusia (manmade).

Gambar 13. Transmisi antara dua access point

Transmitter Filter Filter Receiver

System loss


(22)

Total loss merupakan rasio daya yang keluar dari pemancar dan daya pada input penerima atau daya yang diterima pada penerima. System loss merupakan rasio daya yang masuk ke dalam terminal sistem antena pemancar sampai daya yang terdapat pada terminal sistem antena penerima. Power loss antara pemancar dan penerima nantinya akan menentukan apakah sinyal yang diterima akan bermanfaat atau tidak. Dalam praktiknya, Power loss ini dipengaruhi oleh beberapa hal:

Transmission loss yang berupa pantulan, refraksi, difraksi, dan fading.

 Saluran transmisi antara Base Station dan Subscriber Station.

 Keandalan peralatan transmisi.

D. Bandwidth

Bandwidth dalam sistem komunikasi digital merupakan kecepatan bit maksimum yang logis dalam jaringan dan dinyatakan dalam satuan bit/sec. Pada umumnya bandwidth digunakan sebagai istilah yang dipakai untuk mengukur aliran data digital.

Dalam jaringan LAN, penggunaan bandwidth bergantung pada tipe medium dan alat yang digunakan, umumnya semakin tinggi bandwidth yang ditawarkan oleh sebuah medium, semakin besar kecepatan bit dalam jaringan tersebut. Hal ini memungkinkan bagi jaringan untuk komunikasi video antar user atau mentransmisikan data ukuran besar dalam waktu singkat.


(23)

21 E. Throughput

Selain bandwidth terdapat juga istilah lain yaitu throughput yang merupakan kecepatan bit aktual saat transmisi terjadi. Throughput banyak dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

- Peralatan

- Topologi jaringan - Jumlah user - Kondisi alam - Dan lain-lain.

F. Delay

Delay merupakan salah satu bagian dari jaringan untuk mengukur performansi dari jaringan tersebut. Delay pada sebuah jaringan menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sedikit data untuk mengalir di dalam jaringan dari satu komputer ke komputer lainnya, diukur dalam satuan detik atau pecahannya. Meskipun user hanya perduli tentang delay total jaringan, seorang engineer perlu melakukan pengukuran yang lebih tepat. Dengan demikian, engineer akan memberikan informasi delay maksimum dan rata-rata dari suatu jaringan.

Delay terbagi menjadi beberapa bagian:

Processing delay, waktu yang diperlukan router untuk memroses header paket.

Queuing delay, waktu packet-routing duduk di antrian

Transmission delay, waktu yang diperlukan untuk mendorong paket bit ke link.


(24)

Propagation delay, waktu yang diperlukan bagi sinyal untuk mengalir melalui media transmisi.

Pada penulisan ini, penelitian difokuskan pada gabungan transmission delay dan propagation delay dalam media transmisi jaringan.


(25)

III. METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Dua unit laptop, dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Transmitter, ACER Aspire 5622WLCi dengan spesifikasi Intel Core 2 Duo 1,66GHz, RAM 256 DDR2 dan OS Windows XP – SP3.

b. Receiver, ACER Aspire 4315 dengan spesifikasi Intel Celeron 2,13 GHz, RAM 512MB dan OS Windows XP – SP3.

2. Jaringan LAN dan WLAN

Jaringan yang akan diukur, diukur pada beberapa titik di Jurusan yang telah ditentukan.

4. Kabel STP (Shielded Twisted Pair) mode straight sepanjang 1 meter. Digunakan untuk menghubungkan komputer transmitter dan receiver ke titik-titik pengamatan di tiap Jurusan.

5. Software penguji performansi kanal jaringan. Ada dua software yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Eththrough – Ethernet Throughput Utility, dan D-ITG 2.6. Kedua software ini digunakan untuk membangkitkan dan mengirimkan paket data sebagai penghasil trafik pada


(26)

jaringan LAN dan WLAN di Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang Kampus – A yang akan diamati.

6. Software NTP (Network Time Protocol)

Perangkat lunak ini untuk sinkronisasi waktu antara komputer server dan computer client.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian di Politeknik Kesehatan Dinas Kesehatan Tanjungkarang Kampus-A yang beralamat di jalan Soekarno-Hatta No.1 Hajimena, Bandar Lampung. Penelitian di lokasi berupa pengamatan, pengujian , dan pengambilan data dilakukan selama tiga minggu, yang terhitung dari minggu ke-1 bulan Januari 2010 sampai dengan minggu ke-3 bulan Januari 2010.

Tabel 4. Jadwal penelitian Aktivitas

Oktober 2009

November 2009

Desember 2009

Januari 2010

Februari 2010

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Studi Literatur

Pembuatan Proposal

Seminar I

Pembangunan jaringan

Pencarian software penguji

Pengujian software

Pengujian Throughput

pada kanal yang ditentukan

Pengujian Delay

pada kanal yang ditentukan

Penulisan Laporan

Seminar II

Laporan Final


(27)

25

C. Metode Penelitian

Tahapan yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah studi literatur, pencarian software penguji performansi kanal jaringan, pengujian performansi kanal jaringan, dan penulisan laporan.

1. Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk mempelajari berbagai sumber referensi dan teori (buku dan internet) yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun literatur yang dipelajari adalah yang berkaitan dengan: topologi fisik jaringan, pembangunan jaringan kabel dan nirkabel, dan perhitungan throughput pada kanal jaringan serta pencarian software yang akan digunakan sebagai alat pengambilan data dan pengujian media transmisi.

2. Pencarian Software Pengukur Performansi Kanal Jaringan

Setelah melakukan studi literatur maka dilanjutkan dengan pencarian dan pengujian alat dan bahan (hardware dan software) yang dibutuhkan pada penelitian ini. Pencarian software dilakukan berdasarkan pada informasi yang didapat dari berbagai sumber.

Software-software yang berhasil didapatkan antara lain MRTG, PRTG, SolarWinds-NetFlow-Configurator, Look@LAN, Eththrough, dan D-ITG 2.6.

Software- software tersebut diujikan pada jaringan yang lebih sederhana untuk mengetahui cara pemakaian dan akurasi pengukuran dari software tersebut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan media kabel STP


(28)

mode cross, lalu dilakukan uji transmisi end-to-end dengan menggunakan dua laptop yang tehubung pada kabel STP tersebut. Dari hasil pengujian dipilih software Eththrough dan D-ITG. Kedua software ini dipilih karena tidak memerlukan proses penginstalan, mudah digunakan, telah diujikan ulang pada jaringan Poltekkes dan bisa diandalkan untuk pengukuran performansi jaringan.

3. Pengujian Performansi Kanal Jaringan

Pengujian performansi kanal jaringan dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh terhadap throughput dan delay dari rancangan topologi fisik dalam infrastruktur LAN dan WLAN Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang Kampus – A. Pengujian ini sendiri merupakan pengujian berupa transmisi end-to-end yang akan dilakukan pada titik-titik media transmisi yang telah ditentukan.

Selain itu pengujian juga akan dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penggabungan media transmisi kabel dan nirkabel terhadap throughput dan delay pada media transmisi lainnya dalam jaringan infrastruktur LAN dan WLAN Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang Kampus – A. Pada bagian ini pengujian akan dilakukan dua tahap. Pengujian tahap pertama akan difokuskan pada pengujian throughput. Sedangkan pengujian tahap kedua akan dilakukan untuk membandingkan throughput dari hasil kedua software dan mendapatkan besar delay transmisi untuk besaran paket data yang telah ditentukan.


(29)

27

4. Penulisan Laporan

Dalam tahap ini dilakukan penulisan laporan secara lengkap tentang penelitian yang mencakup tinjauan pustaka secara detail dan proses pengujian jaringan infrastruktur ini

D. Skenario Pengamatan dan Pengukuran di Lapangan

Skenario pengamatan dan pengukuran ini berisi asumsi dan tahapan-tahapan dalam pengukuran trafik yang akan dilakukan. Pada pengamatan dan pengukuran ini akan diambil data trafik dari 3 tempat yang berbeda yaitu Jurusan Kebidanan, Jurusan Keperawatan dan Jurusan Teknik Gigi. Ketiga tempat ini diasumsikan dapat mewakili seluruh kawasan intranet Poltekkes Kampus - A dengan alasan:

1. Karena dari segi pemakaian fasilitas yang disediakan ketiga tempat tersebut adalah LAN untuk jaringan pada Jurusan dan WLAN yang difungsikan sebagai backbone penghubung LAN Jurusan ke tower di Rektorat.

2. Ketiga tempat tersebut terdapat banyak user yang memanfaatkan fasilitas yang disediakan LAN dan Hot-Spot (WLAN) untuk transmisi data. 3. Dari pengamatan aktifitas trafik yang telah dilakukan, ketiga tempat ini

diasumsikan merupakan titik-titik yang paling banyak aktifitasnya dibanding Jurusan lainnya terutama pada jam sibuk.


(30)

1. Pengamatan dan Pengukuran Media Transmisi Wired

Pada skenario pengamatan dan pengukuran media transmisi kabel ini terdapat beberapa asumsi dan tahapan pengukuran yang akan dilakukan antara lain:

 Ada jaringan nirkabel yang terhubung dengan jaringan kabel yang akan diteliti.

 Koneksi antar titik pengukuran yang terhubung tidak putus

 Kondisi listrik stabil dan tidak terputus di setiap tempat pengukuran.

 Apabila ketiga syarat diatas dapat dipenuhi maka melakukan setting alamat IP secara manual dan melakukan tes koneksi dengan melakukan ping untuk menghubungi komputer tujuan dan memastikan bahwa koneksi benar-benar terhubung.

 Apabila koneksi sudah terhubung maka selanjutnya melakukan sinkronisasi waktu antara laptop pengirim dan laptop penerima. Sinkronisasi dilakukan menggunakan perangkat lunak NTP (Network Time Protocol). Ini dilakukan agar terdapat kesinkronan atau kesamaan waktu antara komputer pengirim dan komputer penerima sehingga nilai parameter QoS yang didapatkan bernilai positif.

 Sinkronisasi berhasil dilakukan maka komputer pengirim dapat me-remote komputer penerima agar memudahkan pengambilan data.

 Setelah semua langkah diatas berhasil dilakukan maka dilanjutkan dengan pengiriman paket data melalui bantuan perangkat lunak Eththrough dan D.ITG2.6.1d (Distribution Internet Traffic Generator).

 Pengiriman dilakukan dengan tipe paket TCP dan paket yang dikirimkan berukuran mulai dari kapasitas 512 Byte, 1024 Byte, dan


(31)

29

64 KByte yang didapat dari pengaturan besaran paket pada software D-ITG.

 Hasil dari pentransmisian dapat dilihat hasilnya pada komputer yang menjadi tujuannya.

2. Pengamatan dan Pengukuran Media Transmisi Nirkabel

Pengamatan dan pengukuran untuk media transmisi nirkabel dilakukan tidak jauh berbeda seperti pengamatan yang dilakukan pada media transmisi kabel. Berikut ini adalah tahapan-tahapannya:

 Ada jaringan kabel yang terhubung dengan jaringan nirkabelyang akan diteliti.

 Koneksi antar titik pengukuran yang terhubung tidak putus

 Kondisi listrik stabil di setiap tempat pengukuran.

 Apabila ketiga syarat diatas dapat dipenuhi maka melakukan setting alamat IP secara manual dan melakukan tes koneksi dengan melakukan ping untuk menghubungi komputer tujuan dan memastikan bahwa koneksi benar-benar terhubung.

 Apabila koneksi sudah terhubung maka selanjutnya melakukan sinkronisasi waktu antara laptop pengirim dan laptop penerima. Sinkronisasi dilakukan menggunakan perangkat lunak NTP (Network Time Protocol). Ini dilakukan agar terdapat kesinkronan atau kesamaan waktu antara komputer pengirim dan komputer penerima sehingga nilai parameter QoS yang didapatkan bernilai positif.


(32)

 Sinkronisasi berhasil dilakukan maka komputer pengirim dapat me-remote komputer penerima agar memudahkan pengambilan data.

 Setelah semua langkah diatas berhasil dilakukan maka dilanjutkan dengan pengiriman paket data melalui bantuan perangkat lunak Eththrough dan D.ITG2.6.1d (Distribution Internet Traffic Generator).

 Pengiriman dilakukan dengan tipe paket TCP dan paket yang dikirimkan berukuran mulai dari 512 Byte, 1024 Byte, dan 64 KByte.

 Hasil dari pentransmisian dapat dilihat hasilnya pada komputer yang menjadi tujuannya.

3. Pengamatan dan Pengukuran Gabungan Media Transmisi Wired dan Wireless

Pengamatan dan pengukuran untuk gabungan media transmisi kabel dan nirkabel dilakukan tidak jauh berbeda seperti pengamatan yang dilakukan sebelumnya.

Berikut ini adalah tahapan-tahapannya:

 Koneksi antar titik pengukuran yang terhubung tidak putus

 Kondisi listrik stabil di setiap tempat pengukuran.

 Apabila kedua syarat diatas dapat dipenuhi maka melakukan setting alamat IP secara manual dan melakukan tes koneksi dengan melakukan ping untuk menghubungi komputer tujuan dan memastikan bahwa koneksi benar-benar terhubung.

 Apabila koneksi sudah terhubung maka selanjutnya melakukan sinkronisasi waktu antara laptop pengirim dan laptop penerima.


(33)

31

Sinkronisasi dilakukan menggunakan perangkat lunak NTP (Network Time Protocol). Ini dilakukan agar terdapat kesinkronan atau kesamaan waktu antara komputer pengirim dan komputer penerima sehingga nilai parameter QoS yang didapatkan bernilai positif.

 Sinkronisasi berhasil dilakukan maka komputer pengirim dapat me-remote komputer penerima agar memudahkan pengambilan data.

 Setelah semua langkah diatas berhasil dilakukan maka dilanjutkan dengan pengiriman paket data melalui bantuan perangkat lunak Eththrough dan D.ITG2.6.1d (Distribution Internet Traffic Generator).

 Pengiriman dilakukan dengan tipe paket TCP dan paket yang dikirimkan berukuran mulai dari 512 Byte, 1024 Byte, dan 64 KByte.

 Hasil dari pentransmisian dapat dilihat pada komputer yang menjadi tujuannya.


(34)

4. Diagram Alir Penelitian

start

Studi literatur

Penentuan software

Pengujian software

Pengujian berhasil

Tidak

Ya

Pengujian Throughput pada kanal jaringan

Pengujian berhasil

Tidak

Ya

Pengujian Delay pada kanal jaringan

Pengujian berhasil

INPUT Ya


(35)

33

Gambar 14. Diagram alir penelitian Pengolahan data

Selesai Pelaporan


(36)

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kanal backbone nirkabel (wireless) terhadap transmisi data dalam suatu jaringan yang menggunakan kanal kabel (wired).

Penelitian dilakukan adalah dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran langsung di lokasi. Dalam hal ini lokasi yang dipilih adalah Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Departemen Kesehatan Tanjung Karang, Kampus – A. Lokasi ini dipilih karena infrastruktur jaringan Poltekkes baru selesai dibangun pada akhir bulan November 2009, menggunakan infrastruktur gabungan LAN dan WLAN, dan belum terhubung ke jaringan Internet saat itu. Alasan-alasan inilah yang membuat jaringan Poltekkes dijadikan lokasi untuk meneliti pengaruh WLAN terhadap LAN didalam jaringan secara umumnya dan jaringan Poltekkes itu sendiri secara khususnya.

A. Jaringan Infrastruktur Poltekkes Kampus – A

Secara garis besar, jaringan infrastruktur Poltekkes Kampus – A merupakan jaringan komunikasi data yang mengadopsi beberapa topologi star dengan menggabungkan infrastruktur LAN dan WLAN didalamnya. WLAN dalam jaringan ini dipergunakan sebagai kanal backbone untuk menghubungkan beberapa titik lokasi jaringan yang terhubung secara LAN dengan topologi


(37)

35 fisik star. Berikut ini merupakan tampilan dari topologi jaringan infrastruktur LAN dan WLAN Poltekkes Kampus – A.

Gambar 15. Tampilan topologi infrastruktur jaringan LAN dan WLAN Poltekkes Kampus - A

Peralatan yang digunakan dalam jaringan infrastruktur LAN dan WLAN Poltekkes Kampus – A merupakan peralatan yang biasa dipergunakan oleh para Pengembang dalam membangun jaringan LAN dan WLAN, yaitu kabel twisted pair (wired), network switch, dan bridge wireless. Hanya saja untuk kanal wired, jaringan infrastruktur LAN di Poltekkes Kampus – A menggunakan kabel twisted pair jenis Shielded Twisted Pair (STP). Media jenis ini secara fisik sedikit lebih kaku dari jenis UTP sehingga tidak mengalami perubahan posisi setelah instalasi serta ketahanannya terhadap


(38)

interferensi elektromagnetik dan frekuensi radio dari luar medium sangat baik.

Sedangkan untuk kanal nirkabel, pihak Poltekkes menggunakan Bridge tipe ECB-3220 Standar 802.11b/g dengan protokol media akses Carrier Sense Multiple Access (CSMA) with Collision Avoidance (CA). CSMA/CA memiliki ciri khas “mendengarkan” saluran untuk jumlah waktu yang telah ditentukan untuk memeriksa aktivitas apapun di saluran sebelum mentransmisikan paket data (carrier sense), ketika kanal dirasakan sedang sibuk, maka bridge akan “menunggu” dalam waktu interval acak sampai kanal benar-benar dalam keadaan idle, kemudian barulah bridge mengirimkan paket data kedalam kanal sehingga tidak terjadi tabrakan antar paket (Collision Avoidance).

B. Pengukuran Trafik Didalam Jaringan

Pengukuran trafik didalam jaringan LAN dan WLAN Poltekkes Kampus – A dilakukan untuk mengetahui performansi dari jaringan yang telah dibangun sekaligus mengetahui pengaruh jaringan WLAN terhadap jaringan LAN di lokasi tersebut. Metode yang dilakukan untuk mengukur trafik didalam jaringan ini ialah dengan melakukan komunikasi data end-to-end dengan menggunakan dua buah laptop. Dimana satu laptop sebagai receiver akan diposisikan pada satu titik yaitu tower utama, sedangkan laptop yang lain sebagai transmitter akan dipindah-pindah sesuai dengan posisi titik pengukuran yang telah ditentukan.

Pengukuran trafik dalam jaringan LAN dan WLAN ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap 1 dilakukan untuk mengetahui throughput maksimum dari


(39)

37 masing-masing jenis media transmisi (kabel, nirkabel, dan gabungan kabel + nirkabel). Sedangkan Tahap 2 dilakukan untuk mengetahui delay atau waktu yg dibutuhkan untuk mentransmisikan paket data, dimana ukuran besar paket-paket data tersebut divariasikan ( 512 Byte, 1024 Byte, dan 64 Kbyte) untuk mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.

Pengukuran dilakukan pada titik-titik tertentu yang diperkirakan akan mengalami beban trafik terbesar pada saat jam sibuk, yaitu perpustakaan (nirkabel) dan asrama (kabel) untuk Jurusan Kebidanan, admin jurusan (nirkabel) dan asrama (kabel) untuk Jurusan Keperawatan, serta admin jurusan (nirkabel) dan laboratorium komputer (kabel) untuk Jurusan Teknik Gigi. Berikut ini merupakan denah titik-titik lokasi dilakukannya pengukuran.

Gambar 16. Denah titik-titik lokasi dilakukannya pengukuran

Keperawatan

Kebidanan

Teknik Gigi


(40)

1. Pengukuran Tahap 1

Pengukuran tahap 1 dilakukan untuk mengetahui throughput maksimum dari masing-masing media transmisi. Dalam tahap 1 ini juga dilakukan pengukuran pada saat kedua media transmisi digabungkan untuk melihat pengaruh penggabungan terhadap throughput jaringan.

Pada pengukuran tahap 1 ini digunakan software Eththrough-Ethernet Throughput Utility. Software ini dapat membaca throughput maksimum dari media transmisi yang digunakan saat Eththrough mentransmisikan paket ke receiver.

Berikut ini hasil pengamatan pengukuran tahap 1:

Jurusan Kebidanan

Tabel 5. Pengukuran kabel Jurusan Kebidanan

Test time counter ( s ) time display ( ms ) Byte received counter Throughput ( Byte ) MByte/sec Mbit/sec

1 10,03 9.953 100.245.660 10,072 80,575

2 10,04 9.953 100.933.660 10,141 81,128

3 10,02 9.907 101.518.260 10,247 81,977

4 10,05 9.969 99.976.800 10,029 80,230

5 10,02 9.953 98.831.600 9,930 79,439

6 10 9.859 95.846.860 9,722 77,774

7 10,05 9.937 97.153.000 9,777 78,215

8 10,05 10.000 96.707.800 9,671 77,366

9 10,03 9.953 96.979.400 9,744 77,950

10 10,02 9.906 98.518.060 9,945 79,562

11 10,04 9.953 95.355.460 9,581 76,645

12 10,03 9.953 97.343.460 9,780 78,243

13 10,04 9.937 97.969.200 9,859 78,872

14 10 9.953 97.603.860 9,806 78,452

15 10,03 9.922 95.641.000 9,639 77,114

16 10,01 10.000 97.053.600 9,705 77,643

17 10,03 10.000 96.934.600 9,693 77,548

18 10,04 9.938 98.554.460 9,917 79,335

19 10,05 9.984 95.368.060 9,552 76,417


(41)

39

Throughput ( Mbps )

72,000 74,000 76,000 78,000 80,000 82,000 84,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Urutan pengambilan sampel

T

h

ro

u

g

h

p

u

t

Throughput ( Mbps )

Gambar 17. Grafik throughput kabel Jurusan Kebidanan

Grafik diatas merupakan hasil pengukuran throughput untuk media transmisi kabel pada Jurusan Kebidanan. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 20 (dua puluh) kali untuk mendapatkan hasil data yang akurat. Masing-masing sampel diambil dalam durasi waktu lebih kurang 10 detik. Variasi nilai throughput yang muncul disebabkan sulitnya mengatur sinkronisasi pewaktuan dari stopwatch dengan software Eththrough secara pas untuk setiap pengambilan sampel. Akan tetapi, dari hasil pengamatan dilapangan, pengambilan sampel, dan perhitungan didapat bahwa rata-rata throughput media kabel pada Jurusan Kebidanan adalah 78,669 Mbps.


(42)

Tabel 6. Pengukuran nirkabel Jurusan Kebidanan

Test time counter ( s ) time display ( ms ) Byte received counter Throughput ( Byte ) MByte/sec Mbit/sec

1 10,16 10.072 26.749.772 2,656 21,247

2 10,16 10.062 28.967.824 2,879 23,031

3 10,18 10.078 25.634.160 2,544 20,349

4 10,13 10.025 24.094.008 2,403 19,227

5 10,16 10.015 13.450.912 1,343 10,745

6 10,03 9.953 16.279.776 1,636 13,085

7 10,08 10.078 20.796.112 2,064 16,508

8 10,07 10.000 20.722.464 2,072 16,578

9 10,1 10.031 16.050.952 1,600 12,801

10 10,19 10.094 20.054.440 1,987 15,894

11 10,13 10.066 21.017.548 2,088 16,704

12 10,04 9.969 29.183.592 2,927 23,419

13 10,06 10.015 29.174.616 2,913 23,305

14 10,01 9.938 21.677.164 2,181 17,450

15 10,18 10.078 27.626.492 2,741 21,930

16 10,06 9.969 22.814.740 2,289 18,309

17 10 9.922 26.764.500 2,697 21,580

18 10,06 9.922 24.154.212 2,434 19,475

19 10 9.812 23.263.200 2,371 18,967

20 10,15 10.094 27.083.968 2,683 21,465

Throughput ( Mbps )

0,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Urutan pengambilan sampel

T h ro u g h p u t

Throughput ( Mbps )

Gambar 18. Grafik throughput nirkabel Jurusan Kebidanan

Grafik diatas merupakan hasil pengukuran throughput untuk media transmisi nirkabel pada Jurusan Kebidanan. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 20 (dua puluh) kali sama seperti pengambilan pada media kabel untuk mendapatkan hasil data


(43)

41 yang akurat. Masing-masing sampel juga diambil dalam waktu lebih kurang 10 detik. Variasi nilai throughput yang muncul selain disebabkan sulitnya mengatur sinkronisasi timing dari stopwatch dengan software Eththrough, tapi juga disebabkan oleh kelemahan kanal nirkabel itu sendiri terhadap alam.

Dari hasil pengamatan dilapangan, pengambilan sampel, dan perhitungan didapat bahwa rata-rata throughput media nirkabel pada Jurusan Kebidanan adalah 16,582 Mbps.

Perbandingan Throughput nirkabel dan kabel Jurusan Kebidanan

0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Urutan Pengambilan sampel

T

h

ro

u

g

h

p

u

t

media nirkabel media kabel

Gambar 19. Grafik perbandingan throughput kabel terhadap nirkabel Jurusan Kebidanan

Grafik diatas merupakan perbandingan throughput media transmisi kabel terhadap media transmisi nirkabel di Jurusan Kebidanan. Media tansmisi nirkabel pada Jurusan Kebidanan merupakan kanal transmisi backbone yang berfungsi menghubungkan jaringan LAN Jurusan Kebidanan terhadap jaringan Poltekkes secara keseluruhan.


(44)

Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa throughput atau kecepatan aktual transmisi pada media nirkabel hanya sebesar 1/4 (seperempat)

kali throughput media kabel. Bukan itu saja, dari grafik cukup terlihat jelas throughput pada media nirkabel tidak selalu pada nilai konstan dan mudah berubah; perlu diketahui bahwa rentang waktu pengambilan setiap sampel tidak mencapai lebih dari 2 menit. Hal ini dikarenakan media transmisi nirkabel memang rentan terhadap masalah pointing yang tidak akurat, serta kondisi, pengaruh, dan perubahan alam sekitarnya, collision, dan interferensi medan elektromagnetik dari sekitar, dan juga pengaruh dari peralatan yang digunakan.

Tabel 7. Pengukuran kabel + nirkabel Jurusan Kebidanan

Test time counter ( s ) time display ( ms ) Byte received counter Throughput ( Byte ) MByte/sec Mbit/sec

1 10,01 9.906 21.163.372 2,136 17,091

2 10 9.922 20.727.392 2,089 16,712

3 10 9.938 20.548.780 2,068 16,542

4 10,01 9.906 20.047.816 2,024 16,190

5 10 9.937 20.354.740 2,048 16,387

6 10 9.938 20.749.852 2,088 16,703

7 10,03 9.984 21.038.708 2,107 16,858

8 10,04 9.985 20.061.408 2,009 16,073

9 10,01 9.922 16.899.904 1,703 13,626

10 10,03 9.907 17.910.744 1,808 14,463

11 10,02 9.938 15.194.880 1,529 12,232

12 10,04 9.984 17.892.072 1,792 14,337

13 10,02 9.985 15.962.760 1,599 12,789

14 10 9.968 19.826.408 1,989 15,912

15 10,05 9.922 19.842.948 2,000 15,999

16 10,05 9.984 17.523.716 1,755 14,041

17 10,04 9.922 23.678.388 2,386 19,092

18 10,04 9.969 21.523.352 2,159 17,272

19 10,06 10.000 25.800.992 2,580 20,641


(45)

43

Throughput ( Mbps )

0,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Urutan pengambilan sampel

T

h

ro

u

g

h

p

u

t

Throughput ( Mbps )

Gambar 20. Grafik throughput kabel + nirkabel Jurusan Kebidanan

Grafik diatas merupakan hasil pengukuran throughput untuk transmisi data dengan menggabungkan media transmisi kabel dan nirkabel pada Jurusan Kebidanan. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 20 (dua puluh) kali untuk mendapatkan hasil data yang akurat. Masing-masing sampel diambil dalam waktu lebih kurang 10 detik.

Dari hasil pengamatan dilapangan, pengambilan sampel, dan perhitungan didapat bahwa rata-rata throughput gabungan media kabel + nirkabel pada Jurusan Kebidanan adalah 16,582 Mbps. Dari data ini, terlihat jelas bahwa kecepatan transmisi data pada jaringan LAN dan WLAN di Jurusan Kebidanan mengikuti throughput dari media transmisi nirkabel. Dari data ini pula membuktikan hipotesis bahwa benar media transmisi nirkabel dapat mempengaruhi throughput jaringan LAN dan WLAN secara keseluruhan di Jurusan Kebidanan.


(46)

Jurusan Keperawatan

Tabel 8. Pengukuran kabel Jurusan Keperawatan

Test time counter ( s ) time display ( ms ) Byte received counter Throughput ( Byte ) MByte/sec Mbit/sec

1 10,03 10.125 117.313.000 11,586 92,692

2 10,06 10.031 111.046.652 11,070 88,563

3 10,03 9.969 110.821.252 11,117 88,933

4 10,03 9.954 110.591.652 11,110 88,882

5 10,05 10.000 111.237.052 11,124 88,990

6 10,02 9.922 110.693.800 11,156 89,251

7 10,01 9.938 110.476.852 11,117 88,933

8 10,01 9.937 110.644.800 11,135 89,077

9 10,05 9.953 111.125.000 11,165 89,320

10 10,02 9.953 110.537.052 11,106 88,847

11 10,01 9.922 110.138.000 11,100 88,803

12 10,02 10.000 111.048.000 11,105 88,838

13 10,04 9.969 111.050.800 11,140 89,117

14 10,04 9.953 110.478.252 11,100 88,800

15 10,01 9.953 110.647.600 11,117 88,936

16 10,01 9.938 110.405.400 11,109 88,875

17 10,02 9.937 110.236.000 11,093 88,748

18 10 9.906 110.436.252 11,148 89,187

19 10 9.922 109.951.800 11,082 88,653

20 10 9.922 110.553.852 11,142 89,138

Throughput ( Mbps )

86,000 87,000 88,000 89,000 90,000 91,000 92,000 93,000 94,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Urutan pengambilan sampel

T h ro u g h p u t

Throughput ( Mbps )


(47)

45 Grafik diatas merupakan hasil pengukuran throughput untuk media transmisi kabel pada Jurusan Keperawatan. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 20 (dua puluh) kali untuk mendapatkan hasil data yang akurat. Masing-masing sampel diambil dalam waktu lebih kurang 10 detik. Variasi nilai throughput yang muncul disebabkan sulitnya mengatur sinkronisasi timing dari stopwatch dengan software Eththrough secara pas untuk setiap pengambilan sampel. Akan tetapi, dari hasil pengamatan dilapangan, pengambilan sampel, dan perhitungan didapat bahwa rata-rata throughput media kabel pada Jurusan Keperawatan adalah 89,129 Mbps.

Tabel 9. Pengukuran nirkabel Jurusan Keperawatan

Test time counter ( s ) time display ( ms ) Byte received counter Throughput ( Byte ) MByte/sec Mbit/sec

1 10,2 10.110 24.327.924 2,406 19,251

2 10,16 10.078 28.087.768 2,787 22,296

3 10,16 10.078 25.561.120 2,536 20,291

4 10,13 10.047 23.444.636 2,333 18,668

5 10,16 10.094 23.781.800 2,356 18,848

6 10,08 10.015 22.618.400 2,258 18,068

7 10,16 10.063 24.220.596 2,407 19,255

8 10,08 10.115 25.169.444 2,488 19,907

9 10,11 10.025 23.908.868 2,385 19,079

10 10,16 10.094 24.711.380 2,448 19,585

11 10,12 10.016 24.205.660 2,417 19,334

12 10,15 10.062 21.975.712 2,184 17,472

13 10,11 10.047 25.876.592 2,576 20,604

14 10,12 10.000 23.302.396 2,330 18,642

15 10,05 9.938 23.728.016 2,388 19,101

16 10,11 10.032 24.502.660 2,442 19,540

17 10,03 9.953 24.410.128 2,453 19,620

18 10,16 10.047 26.491.548 2,637 21,094

19 10,11 10.047 24.529.576 2,441 19,532


(48)

Throughput ( Mbps )

0,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Urutan pengambilan sampel

T

h

ro

u

g

h

p

u

t

Throughput ( Mbps )

Gambar 22. Grafik throughput nirkabel Jurusan Keperawatan

Grafik diatas merupakan hasil pengukuran throughput untuk media transmisi nirkabel pada Jurusan Keperawatan. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 20 (dua puluh) kali sama seperti pengambilan pada media kabel untuk mendapatkan hasil data yang akurat. Masing-masing sampel diambil dalam waktu lebih kurang 10 detik. Variasi nilai throughput yang muncul selain disebabkan sulitnya mengatur sinkronisasi timing dari stopwatch dengan software Eththrough tapi juga disebabkan oleh kelemahan kanal nirkabel itu sendiri terhadap alam.

Dari hasil pengamatan dilapangan ,pengambilan sampel dan perhitungan didapat bahwa rata-rata throughput media nirkabel pada Jurusan Keperawatan adalah 19,485 Mbps.


(49)

47

Perbandingan Throughput nirkabel dan kabel Jurusan Keperawatan

0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Urutan Pengambilan sampel

T

h

ro

u

g

h

p

u

t

media nirkabel media kabel

Gambar 23. Grafik perbandingan throughput kabel terhadap nirkabel Jurusan Keperawatan

Grafik diatas merupakan perbandingan throughput media transmisi kabel terhadap media transmisi nirkabel di Jurusan Keperawatan. Media tansmisi nirkabel pada Jurusan Keperawatan merupakan kanal transmisi backbone yang berfungsi menghubungkan jaringan LAN Jurusan Keperawatan terhadap jaringan Poltekkes secara keseluruhan.

Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa throughput atau kecepatan aktual transmisi pada media nirkabel Jurusan Keperawatan hanya sebesar hampir 1/4 (seperempat) kali throughput media kabel seperti

yang terjadi pada Jurusan Kebidanan. Selain dikarenakan Bandwidth dari media nirkabel yang hanya sebesar 54 Mbps, juga dikarenakan media transmisi nirkabel memang rentan terhadap masalah-masalah yang muncul disekitarnya menyebabkan throughput kanal nirkabel tidak maksimum mendekati nilai bandwidth.


(50)

Tabel 10. Pengukuran kabel + nirkabel Jurusan Keperawatan Test time counter ( s ) time display ( ms ) Byte received counter Throughput

( Byte ) MByte/sec Mbit/sec

1 10,16 10.078 21.111.944 2,095 16,759

2 10,04 9.985 22.280.488 2,231 17,851

3 10,14 10.063 21.804.084 2,167 17,334

4 10,1 10.031 21.360.764 2,129 17,036

5 10,05 9.985 21.775.888 2,181 17,447

6 10,04 9.985 21.666.336 2,170 17,359

7 10,07 10.000 20.890.976 2,089 16,713

8 10,07 9.984 20.719.616 2,075 16,602

9 10,05 9.969 18.788.848 1,885 15,078

10 10,05 10.000 21.200.712 2,120 16,961

11 10,09 10.016 19.796.884 1,977 15,812

12 10,02 9.968 15.723.784 1,577 12,619

13 10,16 10.031 19.224.068 1,916 15,332

14 10,06 9.969 19.942.912 2,000 16,004

15 10,03 9.969 18.854.068 1,891 15,130

16 10,12 10.047 19.882.608 1,979 15,832

17 10,02 9.937 17.391.448 1,750 14,001

18 10,05 10.016 18.666.760 1,864 14,910

19 10,05 10.015 19.422.220 1,939 15,515

20 10,02 9.907 17.498.620 1,766 14,130

Throughput ( Mbps )

0,000 5,000 10,000 15,000 20,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Urutan pengambilan sampel

T h ro u g h p u t

Throughput ( Mbps )

Gambar 24. Grafik throughput kabel + nirkabel Jurusan Keperawatan Grafik diatas merupakan hasil pengukuran throughput untuk transmisi data dengan menggabungkan media transmisi kabel dan nirkabel pada Jurusan Keperawatan. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 20 (dua puluh) kali untuk


(51)

49 mendapatkan hasil data yang akurat. Masing-masing sampel diambil dalam waktu lebih kurang 10 detik.

Dari hasil pengamatan dilapangan, pengambilan sampel, dan perhitungan didapat bahwa rata-rata throughput gabungan media kabel + nirkabel pada Jurusan Keperawatan adalah 15,921 Mbps. Dari data ini, terlihat jelas bahwa kecepatan transmisi data pada jaringan LAN dan WLAN di Jurusan Keperawatan mengikuti throughput dari media transmisi nirkabel. Dari data ini pula membuktikan hipotesis bahwa benar media transmisi nirkabel dapat mempengaruhi throughput jaringan LAN dan WLAN secara keseluruhan di Jurusan Keperawatan.

Jurusan Teknik Gigi

Tabel 11. Pengukuran kabel Jurusan Teknik Gigi

Test time counter ( s ) time display ( ms ) Byte received counter Throughput ( Byte ) MByte/sec Mbit/sec

1 10,03 9.906 115.932.600 11,703 93,626

2 10,03 9.937 115.287.304 11,602 92,815

3 10,04 9.985 110.930.712 11,110 88,878

4 10,03 10.000 111.481.896 11,148 89,186

5 10,02 9.907 110.559.712 11,160 89,278

6 10,02 9.938 110.728.800 11,142 89,136

7 10,03 9.953 110.885.600 11,141 89,127

8 10,03 9.969 110.911.060 11,126 89,005

9 10,04 9.985 111.133.400 11,130 89,040

10 10,05 9.984 111.174.000 11,135 89,082

11 10,05 10.000 111.298.600 11,130 89,039

12 10,04 9.953 110.979.400 11,150 89,203

13 10,03 9.938 110.350.852 11,104 88,831

14 10,05 9.954 110.271.052 11,078 88,625

15 10,04 9.937 110.566.400 11,127 89,014

16 10,03 9.922 110.852.000 11,172 89,379

17 10,04 9.968 110.650.400 11,101 88,804

18 10,01 9.891 110.041.452 11,125 89,003

19 10,05 9.953 110.665.800 11,119 88,951


(52)

Throughput ( Mbps )

86,000 87,000 88,000 89,000 90,000 91,000 92,000 93,000 94,000 95,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Urutan pengambilan sampel

T

h

ro

u

g

h

p

u

t

Throughput ( Mbps )

Gambar 25. Grafik throughput kabel Jurusan Teknik Gigi Grafik diatas merupakan hasil pengukuran throughput untuk media transmisi kabel pada Jurusan Teknik Gigi. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 20 (dua puluh) kali untuk mendapatkan hasil data yang akurat. Masing-masing sampel diambil dalam waktu lebih kurang 10 detik. Variasi nilai throughput yang muncul disebabkan sulitnya mengatur sinkronisasi timing dari stopwatch dengan software Eththrough secara pas untuk setiap pengambilan sampel. Akan tetapi, dari hasil pengamatan dilapangan , pengambilan sampel, dan perhitungan didapat bahwa rata-rata throughput media kabel pada Jurusan Teknik Gigi adalah 89,449 Mbps.


(53)

51 Tabel 12. Pengukuran nirkabel Jurusan Teknik Gigi

Test time counter ( s ) time display ( ms ) Byte received counter Throughput ( Byte ) MByte/sec Mbit/sec

1 10,12 10.031 16.770.600 1,672 13,375

2 10,06 10.016 15.722.860 1,570 12,558

3 10,09 10.000 20.638.800 2,064 16,511

4 10,11 10.041 17.741.788 1,767 14,135

5 10,13 10.015 17.963.400 1,794 14,349

6 10,06 9.937 17.230.696 1,734 13,872

7 10,19 10.109 18.921.536 1,872 14,974

8 10,12 10.000 20.596.800 2,060 16,477

9 10,05 9.937 19.350.048 1,947 15,578

10 10,08 9.953 18.519.200 1,861 14,885

11 10,15 10.032 13.532.452 1,349 10,791

12 10,16 10.062 19.800.048 1,968 15,742

13 10,11 10.003 20.750.656 2,074 16,596

14 10,13 10.078 18.528.912 1,839 14,708

15 10,09 10.016 18.012.400 1,798 14,387

16 10,13 10.031 22.261.984 2,219 17,755

17 10,13 10.016 16.514.400 1,649 13,190

18 10,06 9.985 22.423.872 2,246 17,966

19 10,18 10.078 18.926.004 1,878 15,024

20 10,18 10.078 21.969.508 2,180 17,440

Throughput ( Mbps )

0,000 5,000 10,000 15,000 20,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Urutan pengambilan sampel

T h ro u g h p u t

Throughput ( Mbps )

Gambar 26. Grafik throughput nirkabel Jurusan Teknik Gigi

Grafik diatas merupakan hasil pengukuran throughput untuk media transmisi nirkabel pada Jurusan Teknik Gigi. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 20 (dua puluh) kali sama seperti pengambilan pada media kabel untuk mendapatkan hasil data


(54)

yang akurat. Masing-masing sampel diambil dalam waktu lebih kurang 10 detik. Variasi nilai throughput yang muncul selain disebabkan sulitnya mengatur sinkronisasi timing dari stopwatch dengan software Eththrough tapi juga disebabkan oleh kelemahan kanal nirkabel itu sendiri terhadap alam.

Dari hasil pengamatan dilapangan ,pengambilan sampel dan perhitungan didapat bahwa rata-rata throughput media nirkabel pada Jurusan Teknik Gigi adalah 15,016 Mbps.

Perbandingan Throughput nirkabel dan kabel Jurusan Teknik Gigi

0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Urutan Pengambilan sampel

T

h

ro

u

g

h

p

u

t

(

M

b

p

s

)

media nirkabel media kabel

Gambar 27. Grafik perbandingan throughput kabel terhadap nirkabel Jurusan Teknik Gigi

Grafik diatas merupakan perbandingan throughput media transmisi kabel terhadap media transmisi nirkabel di Jurusan Teknik Gigi. Media tansmisi nirkabel pada Jurusan Teknik Gigi merupakan kanal transmisi backbone yang berfungsi menghubungkan jaringan LAN Jurusan Teknik Gigi terhadap jaringan Poltekkes secara keseluruhan.


(55)

53 Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa throughput atau kecepatan aktual transmisi pada media nirkabel hanya sebesar hampir 1/4

(seperempat) kali throughput media kabel. Selain dikarenakan Bandwidth dari media nirkabel yang hanya sebesar 54 Mbps, juga dikarenakan media transmisi nirkabel memang rentan terhadap masalah-masalah yang muncul disekitarnya menyebabkan throughput kanal nirkabel tidak maksimum mendekati nilai bandwidth.

Tabel 13. Pengukuran kabel + nirkabel Jurusan Teknik Gigi Test time counter ( s ) time display ( ms ) Byte received counter Throughput

( Byte ) MByte/sec Mbit/sec

1 10,14 10.031 16.868.000 1,682 13,453

2 10,07 10.000 11.139.132 1,114 8,911

3 10,12 9.953 12.996.296 1,306 10,446

4 10,11 10.015 17.383.296 1,736 13,886

5 10,03 9.954 20.320.984 2,041 16,332

6 10,06 10.016 17.037.000 1,701 13,608

7 10,04 9.937 25.897.020 2,606 20,849

8 10,15 10.031 22.962.680 2,289 18,313

9 10,18 10.140 19.272.400 1,901 15,205

10 10,11 9.984 24.665.336 2,470 19,764

11 10,1 10.015 16.115.952 1,609 12,873

12 10,16 10.109 23.039.600 2,279 18,233

13 10,05 9.984 21.148.452 2,118 16,946

14 10,2 10.078 16.562.380 1,643 13,147

15 10,13 10.016 22.737.376 2,270 18,161

16 10,03 9.954 21.517.712 2,162 17,294

17 10,01 9.938 18.602.032 1,872 14,974

18 10,01 9.906 19.082.800 1,926 15,411

19 10,01 9.953 18.719.060 1,881 15,046


(56)

Throughput ( Mbps )

0,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Urutan pengambilan sampel

T

h

ro

u

g

h

p

u

t

Throughput ( Mbps )

Gambar 28. Grafik throughput kabel + nirkabel Jurusan Teknik Gigi

Grafik diatas merupakan hasil pengukuran throughput untuk transmisi data dengan menggabungkan media transmisi kabel dan nirkabel pada Jurusan Teknik Gigi. Pengukuran dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 20 (dua puluh) kali untuk mendapatkan hasil data yang akurat. Masing-masing sampel diambil dalam waktu lebih kurang 10 detik.

Dari hasil pengamatan dilapangan, pengambilan sampel, dan perhitungan didapat bahwa rata-rata throughput gabungan media kabel + nirkabel pada Jurusan Teknik Gigi adalah 15,921 Mbps. Dari data ini, terlihat jelas bahwa kecepatan transmisi data pada jaringan LAN dan WLAN di Jurusan Teknik Gigi mengikuti throughput dari media transmisi nirkabel. Dari data ini pula membuktikan hipotesis bahwa benar media transmisi nirkabel dapat mempengaruhi throughput jaringan LAN dan WLAN secara keseluruhan di Jurusan Teknik Gigi.


(57)

55 2. Pengukuran Tahap 2

Pengukuran tahap 2 dilakukan untuk mengetahui delay dari masing-masing media transmisi. Pengukuran tahap 2 ini dianggap perlu karena penelitian ini membutuhkan data akurat yang tidak hanya berasal dari pengukuran satu jenis software saja, tapi juga dari jenis software yang lain. Untuk itulah pada pengukuran tahap 2 ini digunakan software D-ITG 2.6 dengan Graphic User Interface (GUI). D-ITG ini dipakai dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih mendetail dengan memvariasikan besar paket data (512 Byte, 1024 Byte, 64KB) yang dikirimkan dalam media transmisi. Selain itu dengan D-ITG ini akan dilakukan juga pengukuran untuk melihat lagi throughput dari masing-masing media transmisi.

Dalam pengukuran tahap 2 ini dilakukan pengukuran pada saat kedua media transmisi digabungkan untuk melihat pengaruh penggabungan terhadap throughput jaringan dan delay dalam mengirimkan paket data. Berikut ini hasil pengamatan dan pengukuran tahap 2:

2.1. Media Kabel

1,42 1,44 1,46 1,48 1,5 1,52 1,54

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan sampel

de

la

y

(

s

e

c

)

Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi


(58)

4,085 4,09 4,095 4,1 4,105 4,11 4,115 4,12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan data

throu

gh

pu

t

(M

bp

s

)

Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi

Gambar 30. Perbandingan throughput paket 512 Byte untuk 3 jurusan Grafik-grafik diatas merupakan grafik perbandingan delay dan throughput pada 3 Jurusan untuk data paket sebesar 512 Byte. Pada grafik delay, tampak bahwa delay pengiriman paket data untuk masing-masing Jurusan lebih stabil. Sedangkan pada grafik throughput, terlihat bahwa nilai throughput pada ketiga Jurusan rata-rata tidak berada pada nilai tetap. Sayang sekali pada software D-ITG ini tidak bisa didapatkan berapa besar nilai maksimum dan minimum dari throughput ketiga Jurusan ini. Akan tetapi variasi besar throughput media kabel dari masing-masing Jurusan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kongesti dan collision (tabrakan antar paket).


(59)

57 0 0,5 1 1,5 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan sampel

de la y ( s e c ) Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi

Gambar 31. Perbandingan delay paket 1024 Byte untuk 3 jurusan

8,16 8,17 8,18 8,19 8,2 8,21 8,22 8,23 8,24

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan data

throu gh pu t (M bp s ) Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi

Gambar 32. Perbandingan throughput paket 1024 Byte untuk 3 jurusan Grafik-grafik diatas merupakan grafik perbandingan delay dan throughput pada 3 Jurusan untuk data paket sebesar 1024 Byte. Pada grafik delay, tampak bahwa delay pengiriman paket data untuk masing-masing Jurusan lebih stabil. Pada gambar grafik ini juga terlihat bahwa besar paket mempengaruhi besar delay untuk mentransmisikan paket data tersebut. Dimana besar delay untuk transmisi paket data 1024 Byte lebih rendah bila dibandingkan


(60)

dengan delay transmisi paket data 512 Byte pada media transmisi kabel ini.

Sedangkan pada grafik throughput, terlihat bahwa nilai throughput pada ketiga Jurusan rata-rata tidak berada pada nilai tetap. Software D-ITG yang tidak bisa mendapatkan berapa besar nilai maksimum dan minimum dari throughput ketiga Jurusan cukup menyulitkan untuk mendapatkan data yang akurat. Dari grafik ini terlihat besar paket data juga mempengaruhi throughput. Variasi besar throughput media kabel dari masing-masing Jurusan ini bisa disebabkan oleh faktor kongesti dan collision (tabrakan antar paket).

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan sampel

D

e

la

y

(

s

e

c

)

Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi


(61)

59

Throughput 64 KB

93,4 93,45 93,5 93,55 93,6 93,65 93,7 93,75 93,8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan sampel

T h ro u g h p u t (M b p s ) Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi

Gambar 34. Perbandingan throughput paket 64 KByte untuk 3 jurusan Grafik-grafik diatas merupakan grafik perbandingan delay dan throughput pada 3 Jurusan untuk data paket sebesar 64 KByte. Paket data 64Kbyte merupakan besar maksimum paket yang bisa dibangkitkan oleh software D-ITG ini. Pada grafik delay, tampak bahwa besar delay pengiriman paket data untuk masing-masing Jurusan lebih stabil. Pada gambar grafik ini juga terlihat bahwa besar paket mempengaruhi besar delay yang dibutuhkan untuk mentransmisikan paket data. Dimana delay transmisi paket data 64 KByte ternyata lebih rendah bila dibandingkan dengan delay untuk transmisi paket data 1024 Byte pada media transmisi kabel ini. Sedangkan pada grafik throughput, terlihat bahwa nilai throughput pada ketiga Jurusan rata-rata tidak berada pada nilai tetap. Software D-ITG yang tidak bisa mendapatkan berapa besar nilai maksimum dan minimum dari throughput ketiga Jurusan cukup menyulitkan untuk mendapatkan data yang akurat. Dari grafik ini terlihat besar paket data juga mempengaruhi throughput. Variasi besar throughput


(62)

media kabel dari masing-masing Jurusan ini juga bisa disebabkan oleh faktor kongesti dan collision (tabrakan antar paket).

2.2. Media Nirkabel

0 0,5 1 1,5 2 2,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan data

de la y ( s e c ) Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi

Gambar 35. Perbandingan delay paket 512 Byte untuk 3 jurusan

3,7 3,8 3,9 4 4,1 4,2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan data

throu gh pu t ( M bp s ) Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi

Gambar 36. Perbandingan throughput paket 512 Byte untuk 3 jurusan Grafik-grafik diatas merupakan grafik perbandingan delay dan throughput pada 3 Jurusan dengan menggunakan media transmsi nirkabel. Besar data yang digunakan pertama kali ialah sebesar 512 Byte.


(63)

61 Pada gambar grafik terlihat bahwa delay dan throughput untuk ketiga Jurusan bersifat stabil sepanjang 10 kali pengambilan sampel. Dapat dikatakan bahwa pada Paket data 512 Byte tidak memberikan pengaruh tertentu terhadap delay transmisi dan troughput media transmisi. 2,23 2,24 2,25 2,26 2,27 2,28 2,29 2,3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan data

de la y ( s e c ) Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi

Gambar 37. Perbandingan delay paket 1024 Byte untuk 3 jurusan

8,17 8,18 8,19 8,2 8,21 8,22 8,23 8,24

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan data

throu gh pu t ( M bp s ) Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi

Gambar 38. Perbandingan throughput paket 1024 Byte untuk 3 jurusan Grafik-grafik diatas merupakan grafik perbandingan delay dan throughput pada 3 Jurusan dengan menggunakan media transmsi


(64)

nirkabel yang sama. Besar data yang digunakan kali ini ialah sebesar 1024 Byte.

Pada gambar grafik terlihat bahwa delay dan throughput untuk ketiga Jurusan mulai bersifat tidak konstan sepanjang 10 kali pengambilan sampel. Dari pengamatan ini dapat dikatakan bahwa Paket data sebesar 1024 Byte cukup mempengaruhi delay transmisi dan troughput media transmisi. Dari grafik delay, jelas terlihat delay untuk mentransmisikan paket data 1024 Byte lebih besar dibandingkan transmisi paket data 512 Byte. Walaupun dari data pengambilan sampel tidak terjadi drop paket, tapi besarnya delay bisa disebabkan oleh kongesti atau antrian serta loss yang terjadi antara dua antena sepanjang transmisi data Sedangkan pada grafik throughput, nilai rata-rata throughput dari tiap pengambilan sampel tidaklah sama. Perubahan nilai rata-rata throughput dari tiap sampel bisa terjadi akibat loss yang muncul dalam transmisi.

2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan data

de

la

y

(

s

e

c

)

Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi


(65)

63

64 KB

0 5 10 15 20 25 30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

urutan pengambilan sampel

throu

gh

pu

t

(M

bp

s

)

Kebidanan Keperawatan Teknik Gigi

Gambar 40. Perbandingan throughput paket 64 KByte untuk 3 jurusan Grafik-grafik diatas merupakan grafik perbandingan delay dan throughput pada 3 Jurusan dengan menggunakan media transmsi nirkabel yang sama. Besar data yang digunakan kali ini ialah sebesar 64 KByte. Alasan dipakainya besar paket 64Kbyte ialah untuk melihat throughput dan delay maksimum dari media nirkabel pada ketiga Jurusan melalui software D-ITG.

Pada gambar grafik terlihat bahwa delay dan throughput untuk ketiga Jurusan bersifat tidak konstan sepanjang 10 kali pengambilan sampel. Jika paket sebesar 1024 Byte memberikan pengaruh delay terhadap transmsi, maka bisa dipastikan hal yang sama akan terjadi pada paket data yang lebih besar dari itu. Dari pengamatan ini dapat dikatakan bahwa Paket data 64 KByte memberikan pengaruh terhadap delay transmisi dan troughput media transmisi nirkabel. Dari grafik delay, jelas terlihat delay untuk mentransmisikan paket data 64 KByte lebih besar dibandingkan delay untuk transmisi paket data 1024 Byte. Hanya saja besar delay untuk mentransmisikan paket data 64 Kbyte sedikit lebih rendah dibandingkan delay untuk


(1)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kategori kabel twisted pair ... 15

2. Karakteristik titik-ke-titik media terpandu ... 17

3. Perbandingan jenis kabel ... 18

4. Jadwal penelitian ... 23

5. Pengukuran wired Jurusan Kebidanan ... 37

6. Pengukuran wireless Jurusan Kebidanan ... 39

7. Pengukuran wired + wireless Jurusan Kebidanan ... 41

8. Pengukuran wired Jurusan Keperawatan ... 43

9. Pengukuran wireless Jurusan Keperawatan ... 44

10. Pengukuran wired + wireless Jurusan Keperawatan ... 47

11. Pengukuran wired Jurusan Teknik Gigi ... 48

12. Pengukuran wireless Jurusan Teknik Gigi ... 50


(2)

Jaringan Lokal Kabel (Local Area Network)

Jaringan local kabel atau yang biasa disebut dengan Local Area Network (LAN) merupakan jaringan computer yang mencakup suatu wilayah kecil, seperti jaringan perkantoran, kampus atau sekolah.

Seorang engineer membutuhkan dua macam perangkat ketika membangun jaringan local kabel ini, yaitu perangkat keras (peripheral) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang dimaksud disini mencakup: Network Interface Card (NIC), hub, dan kabel UTP/STP. Sedangkan perangkat lunak dibutuhkan adalah system operasi jaringan, yang digunakan jika jaringan tersebut terhubung ke internet. Masing-masing dari perangkat ini selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Network Interface Card

Network Interface Card (NIC) adalah kartu/papan elektronik yang ditanamkan pada setiap user’s device (dalam hal ini dapat berupa PC atau laptop). Terdapat dua jenis NIC yang beredar dipasaran, yaitu NIC fisik (seperti NIC ethernet dan token ring), dan NIC logis (seperti dial-up adapter). Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut MAC address, yang dapat bersifat statis atau dapat diubah oleh user. Didalam jaringan lokal, NIC ini berfungsi untuk mengubah aliran data paralel pada device PC atau laptop menjadi bentuk serial sehingga dapat ditransmisikan di dalam media/kanal jaringan.

b. Kabel

Kabel merupakan komponen penting dalam jaringan. Di dalam jaringan lokal, kabel merupakan media yang mengalirkan data di jaringan, kecuali jika kita


(3)

menggunakan jaringan tanpa kabel (wireless/nirkabel). Ada tiga jenis kabel yang biasanya digunakan untuk jaringan lokal, yaitu kabel UTP/STP, coaxial, dan serat optik.

c. Hub/Konsentrator

Hub merupakan sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lainnya. Hub memiliki 4-24 port plus 1 buah port untuk ke server atau ke hub lain. Pengadaan hub pada jaringan memungkinkan pengguna untuk berbagi (share) jalur yang sama.

2. Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Network)

Pada dasarnya prinsip kerja pada jaringan local nirkabel sama dengan jaringan yang menggunakan ethernet card atau jaringan kabel, perbedaan utama diantara keduanya ada pada media transmisinya, yaitu melalui udara, sedangkan pada jaringan Ethernet card menggunakan media transmisi kabel. Perangkat utama dalam jaringan lokal nirkabel ini adalah access point yang bekerja sebagai base station. Access point pada jaringan lokal nirkabel difungsikan sebagai hub yang menghubungkan beberapa computer dengan perangkat wireless adapter atau USB wireless adapter didalamnya. Wireless adapter sendiri merupakan perangkat pengganti NIC yang dibutuhkan user untuk bisa terhubung dengan access point.

Access point yang dihubungkan pada switch akan mentransmisikan frekuensi radio (2,4 GHz) ke area sekitarnya sesuai dengan kekuatan daya dari pemancar yang dimiliki oleh access point tersebut yang nantinya akan terhubung ke beberapa laptop seperti layaknya perangkat hub.

Pada pengembangan jaringan, perangkat nirkabel seperti access point (AP) kemudian dapat difungsikan sebagai perangkat penunjang jaringan point-to-point di luar


(4)

ruangan maupun jaringan point-to-multipoint pada aplikasi bridge. Dua buah atau lebih dari perangkat nirkabel jenis AP dibutuhkan untuk membentuk suatu bridge pada jaringan nirkabel.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya yang tiada henti penulis bisa menyelesaikan laporan Skrispsi ini dengan baik.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Implementasi WLAN sebagai Backbone Dalam Jaringan Infrastruktur LAN dan WLAN. Studi Kasus Jaringan Kampus – A Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjungkarang” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T) di Universitas Lampung.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih atas segala kerja sama dan dukungannya kepada:

1. Ibu DR. Lusmelia Afriani selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung.

2. Bapak Ir. Abdul Haris M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

3. Ibu Herlinawati S.T, M.T, selaku Pembimbing Utama atas kesediaanya untuk memberikan topik, diskusi, bimbingan, saran dan koreksi yang telah diberikan selama ini.

4. Bapak Helmy Fitriawan S.T., M.Sc., Dr.Eng, selaku Pembimbing Pendamping atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, saran dan koreksi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Sofiati Agustine, S.T., M.T. selaku Penguji Utama pada skripsi ini, terima kasih saran dan masukan pada seminar proposal dan hasil terdahulu. 6. Bapak Misfa Susanto S.T, M.Sc., atas motivasi yang selalu membangun. 7. Senior Kak Meizano, selaku pembimbing di lapangan atas ilmu, kesediaan

waktu dan bimbingannya selama masa kerja praktik sampai dengan skripsi ini selesai.


(6)

8. Rekan dari PT. TigaSatu Mandiri Prima, Mas Sony, sebagai pembimbing lapangan, yang ikut mensupport terselesaikannya skripsi ini.

9. Pihak Politeknik Kesehatan, Bu El, atas bantuannya dalam pembuatan skripsi ini.

10. My family, Mama dan ayuk, atas ke-“cerewet”-annya.

11. Teman-teman penghuni Laboratorium (Apartemen) dan Member of Last Telecommunication, Wahyudin S.T, Fadhil Hamdani, Gema Hasan, Feri Tarigan S.T, Al Ihsan S.T., Edy, Tonggo, Robby “Aghi”, Arif, Mellisa, Fitri, Titien, Haldy F Lukman.

12. Teman-teman dari tim sukses Nyengnyong 2010, Bapak Dhani, Wiwik, Hisan Rasif, Lioty, Fauzi, Mahar.

13. Siska, atas penyediaan butiq-nya sebagai tempat nongkrong pengganti apartemen.

14. Mumu, atas kesedian telinganya mendengarkan keluh kesah penulis selama skripsi ini dibuat.

15. Asisten-asisten muda apartemen Telkom, Kikiw Prakitiw, April, Tia, Niken, Chipie, Andi, Edi, Fajar, yang ikut meramaikan apartemen Telkom. 16. Dan semua teman-teman yang kenal kepada penulis yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya. Harapan penulis dari skripsi ini adalah dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, Amin.

Bandar Lampung, Maret 2010 Penulis