Sistem Pengelolaan Lingkungan Berbasis Konsep Ecoliving Dalam Pengembangan Permukiman Berkelanjutan

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BERBASIS KONSEP ECOLIVING DALAM PENGEMBANGAN
PEMUKIMAN BERKELANJUTAN
(Studi Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya)

MAYRIANTI ANNISA ANWAR

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ABSTRACT
MAYRIANTI ANNISA ANWAR. Environmental Management System Based on
Ecoliving Concept in Sustainable Development of Housing Area (Case Study :
Jambangan Village, Surabaya). Under direction of ARIS MUNANDAR, and ASEP
SAEFUDDIN.
Environmental management system based on Ecoliving concept in sustainable
development of housing area has been carried out on Jambangan Village, Surabaya. The
objectives of this study were to analyze the proportion of open green space in community
and household level; to analyze waste management with 3R (reduce, reuse, recycle) and
composting concepts in community; to evaluate the participatory in environment

management system ; and to know the correlation between ecoliving with the proportion of
open green space in community and household level, waste management with 3R (reduce,
reuse, recycle) and composting concepts in community, and the participatory in environment
management system. The research method was using random sampling and analyzed with
chi-square and principal component analysis. The result shown Jambangan Village on the
good level of ecoliving (53%) with a some variety factors that impact of the process such as
marital, age, education, income, jobs, members of family, status of house. The positive
factors are women, age above 45 years, low education and low income, household wife. The
environmental management system has been worked properly and gives Jambangan
Villages more clean then before and should have more external education to support the
activities, so the community can continue the program to sustain for the future.
Keyword : Reuse, Reduce, Recycle, Ecoliving

RINGKASAN

MAYRIANTI ANNISA ANWAR. Sistem Pengelolaan Lingkungan Berbasis
Konsep Ecoliving dalam Pengembangan Permukiman Berkelanjutan (Studi
Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya). Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR, dan
ASEP SAEFUDDIN.


Konsep pembangunan berkelanjutan diterapkan diberbagai negara yang
bertujuan untuk mengintegrasikan pembangunan sosial-budaya dan pembangunan
lingkungan hidup ke dalam arus utama pembangunan nasional agar kedua aspek
tersebut mendapat perhatian yang sama bobotnya dengan aspek ekonomi. Sistem
pengelolaan lingkungan berbasis konsep Ecoliving dalam pengembangan permukiman
berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk menerapkan konsep pembangunan
berkelanjutan.

Konsep ini merupakan suatu konsep yang dapat mengurangi

kerusakan lingkungan kita yang teridentifikasi dengan kegiatan pengurangan limbah
(3R concepts), hemat energi, menggunakan bahan ramah lingkungan, mendaur ulang
material, memperhatikan ruang terbuka hijau (RTH) dengan didukung peran serta
masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan ruang terbuka hijau

pada skala rumah dan komunitas, menganalisis sistem pengolahan sampah dengan
penerapan

reuse, recycle, reduce (3R) di masyarakat, mengevaluasi partisipasi


masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan, dan mengetahui level kehidupan
ramah lingkungan (ecoliving) dengan melihat keterkaitan ketersediaan ruang terbuka
hijau (RTH), pengelolaan sampah dengan konsep 3R, dan partisipasi masyarakat
dalam pengembangan pemukiman berkelanjutan.
Metode yang digunakan adalah sampel acak yang dianalisis dengan chikuadrat dan analisis komponen utama (PCA). Metode ini digunakan untuk
mengukur keterhubungan antara karakteristik rumah tangga (kelamin, umur,
pendidikan, marital, jumlah anggota keluarga, status kepemilikan rumah, luas
halaman, pekerjaan, dan pendapatan) dengan indikator ketersediaan ruang terbuka
hijau (RTH), pengelolaan sampah dengan konsep 3R, dan partisipasi masyarakat
dalam pengembangan pemukiman berkelanjutan. Adapun indikator RTH adalah

fungsi RTH, luas area, jumlah jenis tanaman, prioritas rth, penerapan TOGA.
Indikator pengelolaan sampah dengan 3R adalah jumlah sampah per hari, yang
menangani sampah di rumah sebelum dibuang, pengetahuan tentang 3R, pemilahan,
pelaksanaan reduce, pelaksanaan reuse, pelaksanaan recycle. Indikator partisipasi
masyarakat adalah perencanaan dan pengambilan keputusan, pelaksanaan,
pengembangan sumberdaya manusia, pengembangan kegiatan.
Hasil analisis chi-kuadrat menunjukkan bahwa Desa Jambangan telah
mengarah kepada permukiman yang berkelanjutan dengan melihat kemampuan

menerapkan konsep ecoliving yang signifikan (53%).

Beberapa indkator yang

mempengaruh juga menunjukkan bahwa sudah terjadi pengelolaan lingkungan
dengan level partisipasi masyarakat yang baik (59%), pengelolaan sampah yang baik
(78%), dan kualitas RTH yang sedang (34%). Analisis komponen utama (PCA)
menunjukkan bahwa terdapat dua karateristik yang mempengaruhi terciptanya
permukiman yang berkelanjutan yaitu karakter kota dan desa, dimana secara positif
bahwa dalam hal ini pengelolaan lingkungan cenderung lebih dapat diterapkan pada
level masyarakat pedesaan dibanding dengan masyarakat modern atau perkotaan.
Hal ini disebabkan karena kemampuan masyarakat pedesaan yang lebih peduli
terhadap lingkungan dan ilmu yang dapat diberikan dapat ditangkap dan diterapkan
secara langsung.
Penyuluhan dan pelatihan terhadap pengelolaan lingkungan masih tetap
diperlukan guna mendukung keberlanjutan masyarakat dalam menerapkan konsep
ecoliving dan tetap diperlukannya pengembangan sarana, kelembagaan, SDM.
Keyword : reuse, reduce, recycle, ecoliving

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI


Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Sistem Pengelolaan Lingkungan
Berbasis Konsep Ecoliving dalam Pengembangan Permukiman Berkelanjutan (Studi
Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya) adalah karya saya denga arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2007

Mayrianti Annisa Anwar
NRP P052050051

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2007
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-NYA sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian dilakukan Juli
2006 sampai Agustus 2007 dengan judul ” Sistem Pengelolaan Lingkungan Berbasis
Konsep Ecoliving dalam Pengembangan Permukiman Berkelanjutan (Studi Kasus :
di Desa Jambangan, Surabaya) ”.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
1. Prof.Dr.Ir. Sjafrida Manuwoto, M.Sc, Dekan SPs IPB periode 1998 – 2006
yang telah memberi ijin untuk melanjutkan studi.
2. Prof.Dr.Ir. Khairil A. Notodiputro, MS., Dr.Ir. Drajat Martianto, MSi.,
Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc., Dr.Ir. Naresworo Nugroho, MS., selaku
pimpinan SPs-IPB yang telah mendukung studi.
3. Dr.Ir. Aris Munandar, MS, Dr.Ir. Asep Saefuddin, M.Sc, selaku dosen yang
membimbing.
4. Prof.Dr.Ir. Hadi Susilo Arifin selaku penguji luar pada ujian tesis.

5. Dr.Ir. Surjono H. Sutjahjo dan Dr.Ir. Etty Riani, selaku pimpinan PSL
beserta staf,
6. Ayah, ibu, wan iip dan keluarga, wan dei dan keluarga, riri, uwo, dan
seseorang yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah memberi
dukungan, dorongan, do’a dan kasih sayangnya.
7. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan yang tidak bisa disebutkan satu per satu dan teman-teman
Sekolah Pascasarjana terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
8. Beasiswa BPPS, PT Astragraphia (Fuji Xerox) yang telah memberikan
bantuan pendidikan dan bantuan penelitian dalam menyelesaikan studi.
9. Teman-teman di Surabaya terutama Desa Jambangan, PT Pilot Cakrabuana,
Pemda Lingkungan Hidup, Rujak Cingur Sedati.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2007
Mayrianti Annisa Anwar

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BERBASIS KONSEP ECOLIVING DALAM PENGEMBANGAN
PEMUKIMAN BERKELANJUTAN
(Studi Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya)


MAYRIANTI ANNISA ANWAR

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 1979 dari ayah Eddie
Aswardi Anwar dan ibu Hariati Anwar. Penulis merupakan putri ketiga dari empat
bersaudara.
Tahun 1997 penulis lulus dari SMU Lab School Jakarta dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis
memilih Program Studi Arsitektur Pertamanan, Jurusan Budidaya Pertanian,

Fakultas Pertanian, lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2005, penulis diterima di
Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan pada Program
Pascasarjana IPB.
Selama mengikuti program S2, penulis bekerja sebagai staf Sekolah
Pascasarjana dan asisten dosen, Wakil Bendahara Forum Wacana IPB, anggota
Himpunan Mahasiswa Ecologica.

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BERBASIS KONSEP ECOLIVING DALAM PENGEMBANGAN
PEMUKIMAN BERKELANJUTAN
(Studi Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya)

MAYRIANTI ANNISA ANWAR

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ABSTRACT
MAYRIANTI ANNISA ANWAR. Environmental Management System Based on

Ecoliving Concept in Sustainable Development of Housing Area (Case Study :
Jambangan Village, Surabaya). Under direction of ARIS MUNANDAR, and ASEP
SAEFUDDIN.
Environmental management system based on Ecoliving concept in sustainable
development of housing area has been carried out on Jambangan Village, Surabaya. The
objectives of this study were to analyze the proportion of open green space in community
and household level; to analyze waste management with 3R (reduce, reuse, recycle) and
composting concepts in community; to evaluate the participatory in environment
management system ; and to know the correlation between ecoliving with the proportion of
open green space in community and household level, waste management with 3R (reduce,
reuse, recycle) and composting concepts in community, and the participatory in environment
management system. The research method was using random sampling and analyzed with
chi-square and principal component analysis. The result shown Jambangan Village on the
good level of ecoliving (53%) with a some variety factors that impact of the process such as
marital, age, education, income, jobs, members of family, status of house. The positive
factors are women, age above 45 years, low education and low income, household wife. The
environmental management system has been worked properly and gives Jambangan
Villages more clean then before and should have more external education to support the
activities, so the community can continue the program to sustain for the future.
Keyword : Reuse, Reduce, Recycle, Ecoliving


RINGKASAN

MAYRIANTI ANNISA ANWAR. Sistem Pengelolaan Lingkungan Berbasis
Konsep Ecoliving dalam Pengembangan Permukiman Berkelanjutan (Studi
Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya). Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR, dan
ASEP SAEFUDDIN.

Konsep pembangunan berkelanjutan diterapkan diberbagai negara yang
bertujuan untuk mengintegrasikan pembangunan sosial-budaya dan pembangunan
lingkungan hidup ke dalam arus utama pembangunan nasional agar kedua aspek
tersebut mendapat perhatian yang sama bobotnya dengan aspek ekonomi. Sistem
pengelolaan lingkungan berbasis konsep Ecoliving dalam pengembangan permukiman
berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk menerapkan konsep pembangunan
berkelanjutan.

Konsep ini merupakan suatu konsep yang dapat mengurangi

kerusakan lingkungan kita yang teridentifikasi dengan kegiatan pengurangan limbah
(3R concepts), hemat energi, menggunakan bahan ramah lingkungan, mendaur ulang
material, memperhatikan ruang terbuka hijau (RTH) dengan didukung peran serta
masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan ruang terbuka hijau

pada skala rumah dan komunitas, menganalisis sistem pengolahan sampah dengan
penerapan

reuse, recycle, reduce (3R) di masyarakat, mengevaluasi partisipasi

masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan, dan mengetahui level kehidupan
ramah lingkungan (ecoliving) dengan melihat keterkaitan ketersediaan ruang terbuka
hijau (RTH), pengelolaan sampah dengan konsep 3R, dan partisipasi masyarakat
dalam pengembangan pemukiman berkelanjutan.
Metode yang digunakan adalah sampel acak yang dianalisis dengan chikuadrat dan analisis komponen utama (PCA). Metode ini digunakan untuk
mengukur keterhubungan antara karakteristik rumah tangga (kelamin, umur,
pendidikan, marital, jumlah anggota keluarga, status kepemilikan rumah, luas
halaman, pekerjaan, dan pendapatan) dengan indikator ketersediaan ruang terbuka
hijau (RTH), pengelolaan sampah dengan konsep 3R, dan partisipasi masyarakat
dalam pengembangan pemukiman berkelanjutan. Adapun indikator RTH adalah

fungsi RTH, luas area, jumlah jenis tanaman, prioritas rth, penerapan TOGA.
Indikator pengelolaan sampah dengan 3R adalah jumlah sampah per hari, yang
menangani sampah di rumah sebelum dibuang, pengetahuan tentang 3R, pemilahan,
pelaksanaan reduce, pelaksanaan reuse, pelaksanaan recycle. Indikator partisipasi
masyarakat adalah perencanaan dan pengambilan keputusan, pelaksanaan,
pengembangan sumberdaya manusia, pengembangan kegiatan.
Hasil analisis chi-kuadrat menunjukkan bahwa Desa Jambangan telah
mengarah kepada permukiman yang berkelanjutan dengan melihat kemampuan
menerapkan konsep ecoliving yang signifikan (53%).

Beberapa indkator yang

mempengaruh juga menunjukkan bahwa sudah terjadi pengelolaan lingkungan
dengan level partisipasi masyarakat yang baik (59%), pengelolaan sampah yang baik
(78%), dan kualitas RTH yang sedang (34%). Analisis komponen utama (PCA)
menunjukkan bahwa terdapat dua karateristik yang mempengaruhi terciptanya
permukiman yang berkelanjutan yaitu karakter kota dan desa, dimana secara positif
bahwa dalam hal ini pengelolaan lingkungan cenderung lebih dapat diterapkan pada
level masyarakat pedesaan dibanding dengan masyarakat modern atau perkotaan.
Hal ini disebabkan karena kemampuan masyarakat pedesaan yang lebih peduli
terhadap lingkungan dan ilmu yang dapat diberikan dapat ditangkap dan diterapkan
secara langsung.
Penyuluhan dan pelatihan terhadap pengelolaan lingkungan masih tetap
diperlukan guna mendukung keberlanjutan masyarakat dalam menerapkan konsep
ecoliving dan tetap diperlukannya pengembangan sarana, kelembagaan, SDM.
Keyword : reuse, reduce, recycle, ecoliving

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Sistem Pengelolaan Lingkungan
Berbasis Konsep Ecoliving dalam Pengembangan Permukiman Berkelanjutan (Studi
Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya) adalah karya saya denga arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2007

Mayrianti Annisa Anwar
NRP P052050051

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2007
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-NYA sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian dilakukan Juli
2006 sampai Agustus 2007 dengan judul ” Sistem Pengelolaan Lingkungan Berbasis
Konsep Ecoliving dalam Pengembangan Permukiman Berkelanjutan (Studi Kasus :
di Desa Jambangan, Surabaya) ”.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
1. Prof.Dr.Ir. Sjafrida Manuwoto, M.Sc, Dekan SPs IPB periode 1998 – 2006
yang telah memberi ijin untuk melanjutkan studi.
2. Prof.Dr.Ir. Khairil A. Notodiputro, MS., Dr.Ir. Drajat Martianto, MSi.,
Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc., Dr.Ir. Naresworo Nugroho, MS., selaku
pimpinan SPs-IPB yang telah mendukung studi.
3. Dr.Ir. Aris Munandar, MS, Dr.Ir. Asep Saefuddin, M.Sc, selaku dosen yang
membimbing.
4. Prof.Dr.Ir. Hadi Susilo Arifin selaku penguji luar pada ujian tesis.
5. Dr.Ir. Surjono H. Sutjahjo dan Dr.Ir. Etty Riani, selaku pimpinan PSL
beserta staf,
6. Ayah, ibu, wan iip dan keluarga, wan dei dan keluarga, riri, uwo, dan
seseorang yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah memberi
dukungan, dorongan, do’a dan kasih sayangnya.
7. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan yang tidak bisa disebutkan satu per satu dan teman-teman
Sekolah Pascasarjana terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
8. Beasiswa BPPS, PT Astragraphia (Fuji Xerox) yang telah memberikan
bantuan pendidikan dan bantuan penelitian dalam menyelesaikan studi.
9. Teman-teman di Surabaya terutama Desa Jambangan, PT Pilot Cakrabuana,
Pemda Lingkungan Hidup, Rujak Cingur Sedati.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2007
Mayrianti Annisa Anwar

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BERBASIS KONSEP ECOLIVING DALAM PENGEMBANGAN
PEMUKIMAN BERKELANJUTAN
(Studi Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya)

MAYRIANTI ANNISA ANWAR

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 1979 dari ayah Eddie
Aswardi Anwar dan ibu Hariati Anwar. Penulis merupakan putri ketiga dari empat
bersaudara.
Tahun 1997 penulis lulus dari SMU Lab School Jakarta dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis
memilih Program Studi Arsitektur Pertamanan, Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2005, penulis diterima di
Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan pada Program
Pascasarjana IPB.
Selama mengikuti program S2, penulis bekerja sebagai staf Sekolah
Pascasarjana dan asisten dosen, Wakil Bendahara Forum Wacana IPB, anggota
Himpunan Mahasiswa Ecologica.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.....................................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................

xii

I. PENDAHULUAN ..............................................................................................

1

1.1. Latar Belakang ...........................................................................................

1

1.2. Tujuan Penelitian .......................................................................................

5

1.3. Kerangka Pemikiran...................................................................................

6

1.4. Perumusan Masalah ...................................................................................

9

1.5. Manfaat Penelitian .....................................................................................

12

1.6. Hipotesis.....................................................................................................

12

II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................

13

2.1. Pembangunan Berkelanjutan......................................................................

13

2.2. Pembangunan Berwawasan Lingkungan ...................................................

13

2.3. Kehidupan Ramah Lingkungam (Ecoliving) ............................................

14

2.3.1. Pengertian.......................................................................................

14

2.3.2. Aspek Ekologis ..............................................................................

15

2.3.3. Aspek Sosial..................................................................................

15

2.3.4. Aspek Spritual................................................................................

16

2.4. Pemukiman Berkelanjutan .........................................................................

16

2.5. Pengertian Lingkungan Domestik..............................................................

19

2.5.1 Konsep 3R (Reduce, Recycle, Reuse) ............................................

21

2.5.2. Kompos ..........................................................................................

23

2.6. Ruang Terbuka Hijau .................................................................................

23

2.7. Partisipasi Masyarakat ...............................................................................

24

III. METODE PENELITIAN....................................................................................

27

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................

27

3.2. Rancangan Penelitian .................................................................................

28

3.2.1. Persiapan ........................................................................................

28

3.2.2. Pengumpulan Data .........................................................................

30

3.2.3. Pengolahan Data ............................................................................

31

3.2.3.1.Analisis Startistik dengan uji Chi Kuadrat – χ2..................

31

3.2.3.2.Analisis Komponen Utama ................................................

33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................

35

4.1. Kondisi Umum Desa Jambangan ...............................................................

35

4.2. Partisipasi Masyarakat ...............................................................................

35

4.2.1. Tingkat Partisipasi dalam Pengelolaan Lingkungan ......................

38

4.3.. Pengelolaan Lingkungan Domestik ...........................................................

43

4.3.1. Penggunaan Konsep 3R .................................................................

45

4.3.2. Kompos ..........................................................................................

54

4.4. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau ...........................................................

57

4.4.1. Fungsi RTH....................................................................................

57

4.4.2. Luas Area .......................................................................................

59

4.4.3. Jumlah dan Jenis Tanaman.............................................................

60

4.4.4. Prioritas RTH .................................................................................

61

4.4.5. Penerapan TOGA ...........................................................................

61

4.4.6. Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau..................................

62

4.5. Tingkat Ecoliving .......................................................................................

62

4.6. Analisis Komponen Utama ........................................................................

63

V. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................

67

5.1. Kesimpulan ................................................................................................

67

5.2. Saran

.....................................................................................................

67

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

68

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Hubungan Karakteristik Rumah Tangga Berdasarkan Faktor Pendukung
Tingkat Partisipasi Masyarakat

38

2. Tempat Penampungan Lingkungan Sebelum Dijual

46

3. Harga Standar Per Kilo Beberapa Jenis Lingkungan Kering dan Basah

49

4. Hubungan Karateristik Rumah Tangga dengan Indikator pengelolaan
Lingkungan 3R

52

5. Fungsi RTH berdasarkan Tingkat Ruang Terbuka Hijau

58

6. Luas Area berdasarkan Tingkat Ruang Terbuka Hijau

59

7. Jumlah Jenis Tanaman berdasarkan Tingkat Ruang Terbuka Hijau

60

8. Prioritas RTH berdasarkan Tingkat Ruang Terbuka Hijau

61

9. Penerapan TOGA berdasarkan Tingkat Ruang Terbuka Hijau

62

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Konsep 3R...................................................................................................

7

2. Kerangka Pemikiran ...................................................................................

9

3. Kerangka Pemukiman Berkelanjutan ..........................................................

19

4. Hirarki Pengolahan Lingkungan Domestik .................................................

21

5. Tahapan Partisipasi Masyarakat ..................................................................

26

6. Peta Lokasi Penelitian .......................................................................... ......

27

7. Bagan Alir Kerja Penelitian .......................................................................

29

8. Partisipasi dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan ....................

39

9. Partisipasi dalam Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan...........................

40

10. Partisipasi dalam Pengembangan SDM .....................................................

40

11. Partisipasi dalam Pengembangan Kegiatan .........................................

41

12. Tingkat Partisipasi Masyarakat .................................................................

42

13. Penyuluhan yang Diberikan oleh PEMDA LH mengenai Pengelolaan
Lingkungan (a) Penyuluhan mengenai Ruang Terbuka Hijau (b) .............

42

14. Diskusi dengan para kader (a), pertemuan warga mengenai
pengelolaan lingkungan (b) .......................................................................

42

15. Tingkat Pengelolaan Lingkungan ........................................................... ..

45

16. Lingkungan kertas dan kardus (a), Lingkungan plastik (b) .......................

47

17. Produk Hasil Penerapan 3R berasal dari gelas aqua (a), sedotan aqua (b),
plastik kresek (c), minuman kaleng (d), minuman plastik (e),
bungkus detergen (f dan (g) .......................................................................

48

18. Tingkat Pengelolaan Lingkungan dengan 3R ...........................................

51

19. Diagram alir pengolahan Lingkungan di Desa Jambangan .......................

53

20. Pengelolaan Lingkungan dengan Kompos.................................................

56

21. Komposter TAKAKURA (a) , AEROB Skala Rumah Tangga (b) ............

56

22. Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau..............................................

62

23. Tingkat Ecoliving .......................................................................................

63

24. Hasil Analisis Komponen Utama ...............................................................

64

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2002 ..........................

72

2. Hasil Analisis Komponen Utama 3R ................................................... ....

86

3. Hasil Analisis Komponen Utama Partisipasi Masyarakat ........................

86

4. Hasil Analisis Komponen Utama Ruang Terbuka Hijau (RTH) ..............

86

5. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengelolaan Sampah
Terhadap Jumlah Sampah Per Hari yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan ...........................................................................

86

6. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengelolaan Sampah
Terhadap Pemilah yang Dilaksanakan dalam Pengelolaan Lingkungan .. 87
7. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengelolaan Sampah
Terhadap Pengetahuan 3R yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan............................................................................ 87
8. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengelolaan Sampah
Terhadap Pemilahan yang Dilaksanakan dalam Pengelolaan
Lingkungan ................................................................................................ 87
9. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengelolaan Sampah
Terhadap Pelaksanaan Reduce yang Dilaksanakan dalam Pengelolaan
Lingkungan ................................................................................................ 87
10. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengelolaan Sampah
Terhadap Pelaksanaan Reusee yang Dilaksanakan dalam Pengelolaan
Lingkungan ................................................................................................ 88
11. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengelolaan Sampah
Terhadap Pelaksanaan Recycle yang Dilaksanakan dalam Pengelolaan
Lingkungan ................................................................................................ 88
12. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengelolaan Sampah
Terhadap Pengelolaan Lingkungan Organik yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan............................................................................ 88
13. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengelolaan Sampah
Terhadap Jumlah Kompos yang Dihasilkan yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan ............................................................................ 88

14. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Partisipasi Masyarakat
Terhadap Banyaknya Program yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan ..........................................................................

89

15. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Partisipasi Masyarakat
Terhadap Kesediaan Menghadiri Rapat yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan .........................................................................

89

16. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Partisipasi Masyarakat
Terhadap Kesediaan Menjadi Kader Lingkungan yang Dilaksanakan
dalam Pengelolaan Lingkungan ...............................................................

89

17. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Partisipasi Masyarakat
Terhadap Perlunya Penyuluhan yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan ..........................................................................

89

18. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Terhadap Fungsi RTH yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan .........................................................................

90

19. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Terhadap Luas Area yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan ..........................................................................

90

20. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Terhadap Jumlah Jenis Tanaman yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan .......................................................................... 90
21. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Terhadap Prioritas RTH yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan ........................................................................... 90
22. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Terhadap Penerapan TOGA yang Dilaksanakan dalam
Pengelolaan Lingkungan .......................................................................... 91
23. Hasil Analisis Komponen Utama Terhadap Karakteristik
Rumah Tangga ........................................................................................

91

‫ وأ ﺴ آ ﺎ أ ﺴ اﷲ‬,‫اﻟﺪ ﺎ‬

‫ﺎ ﺁ ﺎك اﷲ اﻟﺪار ا ﺧﺮة وﻻ ﺲ ﺼ ﻚ‬
‫اﻟ ﺴﺪ‬

‫اﻷرض إن اﷲ ﻻ‬

‫وا ﻎ‬

‫إﻟ ﻚ وﻻ ﻎ اﻟ ﺴﺎد‬

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(al-Qashash/28/77)

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang
tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas
kehidupannya.

Selain itu, sumberdaya alam dan lingkungan merupakan suatu

ekosistem yang kompleks untuk memenuhi kebutuhan hidup selama kondisi yang
ada tetap stabil dan baik. Kebutuhan hidup tersebut tidak akan bisa dipenuhi apabila
keadaan sumberdaya alam dan lingkungan rusak dan tidak dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan. Rusaknya sumberdaya alam dan lingkungan dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti pemanfaatan dan pengelolaan SDA dan lingkungan
yang tidak arif karena kurangnya kesadaran terhadap lingkungan, kebutuhan akan
barang yang meningkat (konsumtif), dan supremasi hukum yang kurang kuat dalam
menjaga keberlanjutan SDA dan lingkungan.
Konsep pembangunan berkelanjutan diterapkan di berbagai negara yang
bertujuan untuk mengintegrasikan pembangunan sosial-budaya dan pembangunan
lingkungan hidup ke dalam arus utama pembangunan nasional agar kedua aspek
tersebut mendapat perhatian yang sama bobotnya dengan aspek ekonomi (Keraf,
2002).

Indonesia sebagai negara berkembang banyak merasakan ketimpangan

antara kebutuhan ekonomi dengan kebutuhan sosial-budaya dan lingkungan yang
menyebabkan negara dan masyarakat membayar mahal bukan hanya dalam hitungan
nilai finansial melainkan juga dalam bentuk kehancuran kekayaan sosial-budaya dan
kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Dampak yang timbul dari

kehancuran tersebut adalah: a) terjadinya kemiskinan yang semakin mendalam; b)
timbulnya berbagai penyakit yang terkait langsung dengan penurunan mutu
kehidupan dampak dari berbagai pencemaran lingkungan hidup; c) kehancuran
sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang membawa pengaruh langsung
bagi kehancuran budaya masyarakat di sekitarnya.

Salah satu usaha yang bisa dicapai untuk mengatasi kehancuran kekayaan
sosial-budaya dan kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah dengan
mengembangkan pola hidup atau konsep kehidupan yang ramah lingkungan
(ecoliving). Konsep ini merupakan suatu konsep yang dapat mengurangi kerusakan
lingkungan kita yang teridentifikasi dengan kegiatan pengurangan limbah (3R
concepts), hemat energi, menggunakan bahan ramah lingkungan, mendaur ulang
material, memperhatikan ruang terbuka hijau (RTH) dengan didukung peran serta
masyarakat Dari beberapa aspek tersebut dalam penelitian ini hanya melihat tiga
aspek pendukung yaitu penerapan 3R, ketersediaan RTH, dan partisipasi
masyarakat.

Seperti halnya persampahan yang pengolahannya masih terlalu

tergantung pada teknologi yang canggih padahal teknologi saja tidak cukup untuk
menyelesaikan masalah sampah. Pengelolaan sampah ini sangat berhubungan erat
dengan gaya hidup konsumtif masyarakat.

Masyarakat harus dapat mengelola

sampah dengan baik agar terciptanya lingkungan yang bersih di samping tugas
pemerintah tetap dalam koridornya.
Partisipasi masyarakat sangatlah dibutuhkan untuk memilah sampah rumah
tangga sebelum dibawa ke penampungan atau TPA/Landfill. Sampah yang ada
setidaknya dapat diproses ulang (daur ulang) agar semua limbah yang dibuang dapat
menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan alam, sehingga dapat mengurangi
tekanan terhadap sumberdaya alam.
Jumlah sampah tergantung dari jumlah penduduk dan tingkat timbulan
sampah (waste generation).

Tingkat timbulan sampah juga akan meningkat

sebanyak lima kali lipat sebagian akibat dari berubahnya pola konsumsi karena
meningkatnya kesejahteraan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ada tiga asumsi
dalam pengelolaan sampah yaitu a) meminimisasi sampah yang harus dijadikan
perioritas utama, b) sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat
dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, dan c) industri-industri harus
mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang
produk tersebut.

Berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan maka strategi pengelolaan
sampah harus dimulai dari sumber sampah sampai tempat pembuangan akhir.
Terdapat empat komponen yang menentukan keberhasilan pengelolaan sampah.
Pertama, minimasi limbah, yaitu upaya mengurangi jumlah sampah baik dari proses
produksi industri maupun rumah tangga.

Kedua, daur ulang dan pembuatan

kompos, yaitu pemanfaatan sampah baik organik maupun anorganik yang masih
bernilai untuk didaur ulang atau dijadikan kompos. Ketiga, peningkatan pelayanan
umum. Tidak seluruh sampah dapat didaur ulang atau dijadikan kompos, selalu saja
ada sebagian sampah yang tetap harus dibuang.

Karena itu, pelayanan umum

diperlukan untuk mengelola sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan. Keempat,
meningkatkan pengolahan dan pembuangan sampah yang akrab lingkungan, yaitu
usaha pengelolaan tempat pembuangan akhir secara benar tanpa mengakibatkan
terjadinya pencemaran lingkungan.
Kegiatan pencegahan sampah dari sumber dimulai dengan kegiatan
pemisahan sampah.

Meskipun kegiatan ini tidak secara langsung mengurangi

timbulan sampah, namun dapat membantu proses pengurangan sampah pada hierarki
pengelolaan berikutnya. Pemisahan sampah merupakan bagian penting dalam
hierarki pengelolaan sampah karena dapat menentukan keberhasilan hierarki
pengelolaan sampah berikutnya, misalnya pemisahan antara sampah organik dan
anorganik. Sampah organik selanjutnya akan dimanfaatkan untuk menjadi kompos
dan sampah anorganik dapat dimanfaatkan/didaur ulang atau diolah lebih lanjut.
Usaha yang dapat dilakukan dalam mengatasi sampah yang ada dapat
dilakukan dengan tehnik/konsep 3R (reduce, reuse, recycle) oleh sumber sampah.
Reduce adalah meminimalkan jumlah sampah yang timbul, misalnya dengan tidak
menggunakan barang sekali pakai atau mengurangi semaksimal mungkin kegiatan
yang akan menghasilkan banyak sampah, seperti mengurangi konsumsi barang yang
dikemas secara berlebihan. Kegiatan mereduksi sampah tidak mungkin bisa
menghilangkan sampah secara keseluruhan, tetapi secara teoritis aktivitas ini akan
mampu mengurangi, sampah dalam jumlah yang nyata. Reuse adalah menggunakan
barang yang sifatnya tidak sekali pakai atau Disamping mengurangi sampah,

kegiatan ini merupakan penghematan. Barang atau bahan yang telah digunakan dan
masih bisa digunakan tidak dibuang menjadi sampah tetapi digunakan kembali,
untuk itu biasanya dilakukan pemilihan penggunaan barang atau bahan yang dapat
digunakan secara berulang-ulang dengan tanpa proses yang rumit. Seperti
penggunaan botol kaca sebagai pengganti botol plastik, menggunakan gelas dan
piring kaca atau keramik sebagai pengganti gelas dan piring styrofoam,
menggunakan produk isi ulang (refill).

Recycle adalah mendaur ulang sampah

menjadi bahan baku dalam pembuatan kompos dan produk daur ulang atau daur
ulang merupakan kegiatan pemanfaatan kembali suatu barang/produk namun masih
perlu kegiatan/proses tambahan. Misalnya pemanfaatan kertas daur ulang yang
berasal dari kertas-kertas bekas. Kertas-kertas bekas tersebut hares diproses terlebih
dahulu menjadi bubur kertas sebelum akhirnya menghasilkan kertas daur ulang.
Kegiatan daur ulang pun dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
memisahkan barang-barang bekas yang masih bias dimanfaatkan kembali seperti
kaleng, botol, koran bekas, dsb.
Melalui 3R maka jumlah sampah yang harus dibuang ke lokasi pembuangan
akhir akan menyusut karena hanya serupa sampah sisa. Usaha recycle hanya bisa
berjalan bila sumber sampah bersedia untuk melakukan pemilihan pada sampah,
yaitu memisahkan antara sampah yang berupa bahan organik dan anorganik.
Sampah organik dapat dijadikan kompos, sedangkan sampah anorganik dapat
dijadikan bahan baku produk daur ulang.

Suatu bentuk partisipasi masyarakat

sangat diperlukan untuk dapat mengolah sistem tersebut karena setiap mahluk hidup
adalah produsen sampah makanya harus diciptakan keseimbangan antara socio
engineering yang lebih top down dengan pemberdayaan masyarakat.
Seiring dengan pengolahan sampah dengan konsep 3R perlu juga
diperhatikan ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) yang cukup guna terciptanya
ecoliving seperti terdapatnya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) atau taman atau
kebun sayuran. Ruang terbuka hijau adalah ruang kota yang berfungsi sebagai
kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi
kota, kawasan hijau permakaman, kawasan hijau pertanian, kawasan hijau jalur

hijau, dan kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau pemanfaatannya lebih
bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun
budidaya tanaman. Ruang terbuka hijau adalah suatu ruang yang digunakan untuk
lahan bervegetasi meliputi lahan pertanian dan lahan yang bervegetasi lainnya
berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air di dalam tanah. RTH mempunyai
beberapa manfaat yaitu a) mengurangi emisi karbon dioksida, b) menghasilkan
oksigen, c) menjernihkan udara, d) mengatur iklim mikro, e) mengurangi
kebisingan, f) menjaga kesuburan tanah, g) menjaga ketersedian air, h)
mempertahankan keragaman biologi, i) mempunyai nilai lebih secara rekreasi,
budaya dan sosial. RTH dapat meningkatkan lingkungan perumahan lebih baik,
meningkatnya kesehatan, dan kulitas kehidupan lingkungan sekitar
Terkait dengan kajian konsep ecoliving yang memanfaatkan sumberdaya
alam untuk pelestarian lingkungan ini ada beberapa pertanyaan yang ingin dijawab.
Pertama, apakah partisipasi masyarakat telah berjalan dengan baik dan mendukung
pengelolaan lingkungan yang baik? Kedua, bagaimana pengelolaan limbah padat
tersebut dalam keseharian dan apakah konsep 3R (reuse, recycle, reduce) telah
diimplementasikan dalam pengelolaan limbah padat tersebut sehingga meningkatkan
kualitas RTH? Ketiga, bagaimana dengan ketersediaan RTH yang ada di sekitar
pemukiman? Keempat, apakah ada hubungan antara pengelolaan limbah padat
rumah tangga dengan faktor sosial, ekonomi dan ekologi?
1.2. Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi partisipasi masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan.
2. Menganalisis sistem pengolahan sampah dengan penerapan 3R (Reuse,
Recycle, Reduce) di masyarakat.
3. Menganalisis ketersediaan Ruang Terbuka Hijau pada skala rumah dan
komunitas.
4. Mengetahui tingkat kehidupan ramah lingkungan (ecoliving) dengan melihat
keterkaitan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), pengelolaan sampah
dengan konsep 3R, dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan
pemukiman berkelanjutan.

1.3. Kerangka Pemikiran
Permasalahan lingkungan sangat kompleks akhir-akhir ini yang dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan secara hebat.

Seperti lemahnya kesadaran

masyarakat terhadap lingkungan, pengelolaan SDA yang tidak bijak, penggunaan
barang yang tidak ramah lingkungan, pola produksi dan konsimtif yang
berlebihan,serta lemahnya hukum dan kebijakkan mengenai lingkungan merupakan
beberapa permasalah lingkungan.

Hal ini menyebabkan beberapa kerusakan

lingkungan seperti kenaikan tingkat polusi, limbah industri maupun domestik,
menurunnya sanitasi dan kualitas lingkungan, serta menurunnya tingkat ketersediaan
ruang terbuka hijau. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu cara yang dapat memperbaiki
kerusakan lingkungan tersebut dengan mengelola lingkungan dengan arif dan
bijaksana.

Salah satu cara adalah menggunakan konsep kehidupan ramah

lingkungan yang dapat menjadikan lingkungan lebih baik seperti terciptanya rumah
yang sehat, lingkungan nyaman, meningkatkan kesejahteraan, mengurangi polusi,
meningkatkan kesehatan, meningkatnya kualitas lingkungan, kualitas SDA.
Oleh sebab itu diperlukan suatu pengolahan limbah yang dapat mengurangi
permasalahan pencemaran tersebut. Pengolahan limbah dapat dilakukan secara
recyle, reuse, reduce atau yang sering dikenal dengan konsep 3R yang mempunyai
tujuan untuk mencapai kestabilan dalam pola konsumsi dan produksi dengan aspek
pendukung seperti akses informasi, pasar dan jaringan, kebijakkan dan strategi
dalam pembangunan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 (EPA USA, 2001).
Apabila ini dilaksanakan oleh masyarakat maka akan membentuk suatu pemukiman
atau lingkungan menjadi lebih baik seperti terciptanya rumah yang sehat, lingkungan
nyaman, meningkatkan kesejahteraan, mengurangi polusi, meningkatkan kesehatan,
meningkatnya kualitas lingkungan, kualitas SDA. Konsep ini juga harus diikuti
dengan pengadaan barang/produk, penggunaan, disain produk yang semuanya
bersifat ramah lingkungan sesuai dengan ISO 14001.

Keberlanjutan
dalam berproduksi
berkonsumsi

3R CONCEPT

Akses
Informasi
Kerjasama regional

Pengembangan dalam
kebijakkan dan strategi
Komitmen dalam
pembangunan

3R
Jaringan
dan kreasi pasar

Keberlanjutan
dalam

Penerapan
Implementasi

Gambar 1 Konsep 3R
Pengolahan limbah atau sampah sangat berhubungan dengan gaya hidup
yang konsumtif ini dikarenakan konsumen yang menggunakan produk yang
dihasilkan dari suatu industri akan menyebabkan beragamnya hasil limbah. Dalam
pengelolaannya diperlukan pengetahuan yang cukup agar limbah atau sampah
tersebut dapat diolah dengan baik, dapat bernilai ekonomi yang kembali ke
masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumber daya
alam.

Untuk mencapai hal tersebut maka pengolahan limbah dapat dilakukan

pemilahan sampah, dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal agar limbah
tersebut tidak tercampur.
Apabila limbah tercampur maka sampah yang masih dapat digunakan akan
rusak, bahan-bahan organik dapat mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa
didaur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Peningkatan
alur limbah (material balance) yang berasal dari produk-produk sintetis dan produkproduk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang akan menyulitkan proses
pengolahan limbah tersebut. Selain pengolahan limbah tersebut juga perlu didukung
oleh kemampuan pemerintah dalam menentukkan kebijakkan pengelolaan sampah.

Dalam hal ini terdapat lima aspek yang dapat ditinjau yaitu menyangkut perangkat
undang-undang, kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek teknologi, dan aspek
peranserta masyarakat baik dari sisi ekonomi, sosial, dan ekologi. Apabila konsep
3R dan penerapan kelima aspek tersebut dilaksanakan maka diharapkan dapat
tercipta kehidupan yang ramah lingkungan secara berkelanjutan
Pencemaran terjadi dimana-mana baik skala industri maupun rumah tangga.
Pemikiran tentang kehidupan yang lebih baik, sehat jasmani dan rohani, dan
terciptanya lingkungan yang baik merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks
karena konsep ini sangatlah tidak mudah.
Masalah pencemaran yang ada merupakan suatu faktor yang akan terus ada
apabila tidak terjadi perubahan pola pikir dan kehidupan menuju ke yang lebih baik
dan ramah lingkungan. Kegiatan rumah tangga atau pemukiman merupakan salah
satu awal pengendalian lingkungan dan merupakan faktor penentu baik atau
tidaknya lingkungan. Penerapan pemukiman yang ramah lingkungan dapat dilihat
dari konsep masyarakat dalam menciptakan suatu ruang kehidupan yang sehat,
nyaman, dan ramah lingkungan atau dapat disebut sebagai disain pemukiman yang
berwawasan lingkungan (Soemarwoto, 2004).
Dalam suatu disain pemukiman yang berwawasan lingkungan diperlukan
sumber daya manusia yang menggerakkan dan memanfaatkannya secara optimal.
Karakter (perilaku, sikap dan tindakan) setiap orang untuk menciptakan kehidupan
ramah lingkungan (ecoliving) sangatlah berbeda dan tergantung pada kondisi sosial
dan budaya yang ada.
Tanpa disadari penggunaan barang-barang yang dikonsumsi dan diproduksi
akan menguras sumber daya alam yang ada dan merusak lingkungan.

Konsep

kehidupan yang ramah lingkungan (ecoliving) ini dapat diterapkan sehari-hari baik
dalam penggunaan bahan/material ramah lingkungan, penggunaan kembali barangbarang yang masih dapat reuse, reduce, dan recycle. (Seo, 2001). Untuk mengetahui
pengolahan limbah dalam penerapan konsep ramah lingkungan (ecoliving) di
masyarakat maka digunakan pendekatan komunitas (community based management)
dengan melihat kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Walaupun pendekatan ini bersifat subyektif, artinya keputusan subjektif dari
individu
atau kelompok, tetapi hal ini cukup berarti sebagai evaluasi terhadap kemampuan
masyarakat untuk berkembang dan secara aktif diharapkan dapat merencanakan dan
meneruskan keberlanjutan untuk mencapai hasil yang optimal (Gambar 2).
Persoalan yang dihadapi
1. Lemahnya kesadaran
lingkungan
2. Pengelolaan SDA yang
tidak bijak
3. Penggunaan barang tidak
ramah lingkungan
4. Pola produksi dan
konsumsi yang eksesif
5. Hukum yang kurang kuat

KERUSAKAN LINGKUNGAN
Pencemaran Lingkungan
Limbah
Domestik

Kualitas
RTH

Sanitasi

Polusi

Penilaian

1. Mengevaluasi partisipasi masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan.
2. Menganalisis sistem pengolahan sampah dengan penerapan 3R (Reuse,
Recycle, Reduce) di masyarakat.
3. Menganalisis ketersediaan Ruang Terbuka Hijau pada skala rumah dan
komunitas.
4. Mengetahui tingkat kehidupan ramah lingkungan (ecoliving) dengan
melihat keterkaitan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), pengelolaan
sampah dengan konsep 3R, dan partisipasi masyarakat dalam
pengembangan pemukiman berkelanjutan.

Pengelolaan Lingkungan berbasis
Ecoliving
Gambar 2 Kerangka Pemikiran