Pendugaan Bobot Badan dan Perbandingan Ukuran serta Bentuk Tubuh pada Babi Lokal Bali

PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN PERBANDINGAN
UKURAN SERTA BENTUK TUBUH PADA
BABI LOKAL BALI

SKRIPSI
I GEDE ADITYA INDRA PENGESTIKA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

RINGKASAN
I Gede Aditya Indra P. 2010. Pendugaan Bobot Badan dan Perbandingan Ukuran
serta Bentuk Tubuh pada Babi Lokal Bali. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi
dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Rini H. Mulyono, M. Si.
Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS.
Peran ternak babi untuk menopang ketahanan pangan pada daerah dan
sebagai pelengkap sosial budaya pada masyarakat tertentu di Indonesia
mengindikasikan bahwa babi memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

Informasi dasar morfometrik mengenai ternak babi dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan potensi sebagai ternak pedaging. Penentuan ukuran dan bentuk babi
serta jarak ketidakserupaan morfometrik antara kelompok babi penting dalam
program seleksi pembibitan babi dan pendugaan bobot badan berdasarkan
pengukuran linier permukaan tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menduga bobot badan babi lokal Bali
berdasarkan pengamatan ukuran tubuh linier yang meliputi tinggi pinggul (X1),
tinggi pundak (X2), panjang badan (X3), lebar dada (X4), lingkar dada (X5), dalam
dada (X6), lingkar pergelangan kaki (X7), panjang rump (X8) dan lebar pinggul (X9),
melalui pendekatan analisis regresi komponen utama. Babi lokal yang digunakan
berasal dari Kabupaten Singaraja, Klungkung dan Gianyar. Berdasarkan pengamatan
ukuran linier tubuh, dapat juga ditentukan skor ukuran dan bentuk pada setiap
individu yang diamati melalui pendekatan analisis komponen utama sehingga dapat
dibedakan ukuran dan bentuk dari berbagai kelompok babi lokal di pulau Bali
berdasarkan diagram kerumunan yang dibentuk.
Penelitian ini menggunakan 114 ekor babi lokal Bali (39 jantan dan 75
betina) yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok Kabupaten Klungkung
(13 jantan dan 25 betina), kelompok Kabupaten Gianyar (13 jantan dan 25 betina)
dan kelompok Kabupaten Singaraja (13 jantan dan 25 betina). Babi yang diamati
dalam kondisi dewasa tubuh.

Data dianalisis menggunakan T2-Hotteling untuk menguji perbedaan vektor
rataan dari dua kelompok babi yang diamati. Hasil T2-Hotteling menunjukkan bahwa
tidak ditemukan perbedaan ukuran-ukuran tubuh babi jantan antara kelompok
Gianyar dan Klungkung serta antara Singaraja dan Gianyar. Hal yang sangat berbeda
(P