PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA INDIVIDU MELALUI PEMEDIASIAN,SELF EFFICACY

PENGARUIT KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN LOCAS OF CONTROL
TERHADAP KINERJA INDIVIDIJ MELALUI PEMEDIASIAN,STZF

EFFICACY

Denny Kumala Jaya

Tri Maryati
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRACT
This research aim to test performance which influenced by ability, Motivatio4 and Locus of
co_ntrol with variabel Self Efficacy as mediasi. population in this research is empioyees Edukatif
in University of Ahrnad Dahlan (uAD) with nunber of samples or data amount whicir processed is
103 kuisioner. In uris rcsearch data analyzn applies SEM ( smctural Equation Modeling) with
help of program Sofware AMos 60 for windows. This research proves that ability of inJl-uential
positive and not significant to self efficacy, motivation inlluential positive and significant to self
effrcacy, locus of control influential pnsitive and not signif,cant to self efficacy a-nd self effrcacy
inllue_ntial positive and significant to performance, ability of influential positive indirect and not

significart to perforrnance as mediasi by self efficacy, motivation influential positive indirect and

significant to performance as mediasi by self efficacy, locus of control influential positive indirect
and significant to perfornrance in mediasi by self efficacy. Analysis from result, strow that model

goodness of fit tested at research of approximant overall of can furill criterion level fit. which
the
result have be€n solvent of confinnation the factor from a concept through empirical ind.icatorss
and able to measue inlluence between factors based on the existing theory.

Keywrd: ubility, notivdion, locus o! control,self effu:aq4 perlormance

I,ATAR BEI,,AKANG MA SALAH
L.{engelola sumber Daya Manusia (sDI\{) merupakan hal yang penting dalam pencapaian
keberhasilan perusahaan, besar atau kecilnya perusahaan, dan apapun jenis industri yang

dijalankannya. Sekararrg ini perusahaan yang lebih efektif dalam mengelola sDM-nya maka
akan semakin mungkin perusahaan itu mencapai tujuannya. Manajemen sumber Daya
Manusia (MSDM) tengah menghad api tantangan baru, seiring dengan perubahan lingkungan
eksternal dan lingkungan internal yang semakin dinamis, seperti terlihat sekarang sifat
karyawan-karyawan yang semakin beraneka ragam, perubahan peraturan, perubahan
struktural organisasi, serta perubahan teknologi. Dengan adanya cfui tenaga kerja yang

semakin beraneka ragam perlu reposisi cara mengelola tenaga kerja atau organisasi, sehingga
mendorong pergeseran fungsi MSDM secara signifikan dengan nemberikan perhatian yang
semakin besar terhadap mengelola keanekaragaman (Thomas dan EIly,l996).

Persepsi akan kernampuan diri (Ability'1 seseorang merupakan pemikiran te6aik yang
dapat mempengaruhi aktifitas, tugas serta situasi dalam organisasi. Beberapa faktor yang juga
berpengaruh terhadao komponen kinerja Individual dengan dasar mengetahui bagaimana
Jaya danlviaryadl Pcngziruh Kernarnpuzrn,

Moti'asi, dan zoc

us

ofc'ontrol rahadap Kinerja Irdividu
melalui Pemediasian Self Eflicacy

individu yang

ada tersebut bekerja termasuk


di dalamnya

(l)

kemampuan individual untuk
melakukan pekerjaan tersebut (2) tingkat usaha yang dicurahkan, dan (3) dukungan dari

organisasi/motivasi, (McKinsey & Company, 1998 dalam Kinicki & Robert, 2003).
Sedangkan individu dengan motivasi tinggi berkeinginan untuk melakukan sesuatu lebih baik
atau lebih efisien dari pada yang telah dilakukan sebelumnya, dengan demikian seseorang
dengan motivasi tinggi akan sangat lebih senang untuk menetapkan sendiri tujuan terhadap
hasil kerjanya (Philip & Gully,1997). Diungkapkan bahwa penentuan tingkat tujuan yang
lebih tinggi akan menuntun pada kinerja yang lebih tinggi pul4 tentu saja setelah dikontrol
oleh variabel kemampuan, self efficacy, dan perbedaan faktor individu lainnya.

Berkaitan dengan pribadi individu dan self fficacy sebagai alat pengontrol dalam
penentuan tujuan yang lebih tinggi maka setiap individu harus benar-benar menyadari bahwa
saat ini semakin dibutuhkan orang-orang yang mampu dan memiliki kinerja yang baik. serta
tidak dapat dipungkiri juga bahwa untuk dapat membentuk SDM yang mempunyai kinerja
yang baik dibutuhkan proses pembentukan dan pengembangan sDM yang berkualitas dalam

organisasi. oleh sebab itu maka wadah pendidikan formal seperti sekolah dan perguruan
tinggi sebagai wadah untuk mencerdaskan bangsa perlu didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk dapat menjawab masalah serta tantangan yang akan
dihadapi dimasa yang akan datang yang pastinya akan lebih kompetetif Dalam hal ini dosen
sebagai salah satu pendukung proses pembelajaran bermutu dituntut dan diharapkan selalu

mengambil kesempatan untuk semakin mengembangkan kreatifitas dan mewujudkan gagasan
inovatifnya dibidang utama pekerjaannya, yaitu l) bidang pengajaran, 2) bidang penelitian,
dan 3) bidang pengabdian masyarakat. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
dosen tersebut baik berdasarkan kompetensi yang ad4 atau juga karakter masing-masing
individunya. Namun yang menjadi masalah justru berkaitan dengan tugas para pelaku atau
motivator dalam proses pembelajaran ini agar lebih bermutu, yang mana masih terlihat zon
apresiatif seperti rendahnya minat dosen melakukan penelitian ilmiah, dengan masih
sedikitnya penelitian yang dihasilkan atau masih dibawah standar yang diharapkan yaitu satu
tahun satu hasil penelitian, juga masih rendah pula di dalam bidang pengabdian masyarakat,
dari 100 responden yang diteliti sekitar 20%o dosen melakukan tugasnya, sedangkan sisanya
belum sesuai dengan standar yang diharapkan (Jurnal Hery Sutanto, 2004). Selanjutnya
bagaiman cara mendorong agar dosen menjalankan perannya dengan baik, sehingga apa yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya bisa dijalankan dengan baik dan sesuai dengan yang
mereka dan orang lain harapkan.


Dari uraian di atas maka perlu diteliti lebih mendalam faktor-faktor yang menyebabkan
kinerja dosen rendah. Dalam penelitian ini dibatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
diantaranya kemampuan diri (ability), motivasi (motivation), locus oJ control dan self eficaqt.

TINJAUAN PUSTAKA
Kemampuan didefinisikan sebagai kapasitas individu dalam menyelesaikan tugas dalam
suatu pekerjaan dan pencapaian tujuan (Robbin, 2001). Semua orang pada hakekatnya
memiliki kemampuan yang tersusun berdasarkan dua perangkat faktor; yaitu kemampuan
intelektual (kecerdasan) dan kemampuan fisik. Kecerdasan manusia terutama telah dipelajari

No.l, Vol.2, Oktober 2010 I JBTI

antara kemampuan mental dengan
melalui pendekatan empiris, dengan menguji hubungan
psikolog pelopor charles Spearman
perilaku manusia. Berdasarkan prls"dur empiris tersebul
mengusulkanpadatahun]rg2Tbahwasem|laprestasikogttitifditentukanberdasarkandua
asan) adalah
jenis kemampuan tersebut

kemampuan yang diperlukan
:"^O-l,t-l
.tuutu
penting untuk
kemampuan mental Sedangk a
lan dan yang
rn"tumlun pekerjaan-pekerj aan yang unik ya
lebih terbakukan dengan sukses'

tadi menjadi tiga yaitu kemampuan kerja
Robbins (1996), menambahkan dua kemampuan
ada kesesuaiaan antara
ktnetia seseorang yang tinggi dapat dicapai bila
(the abitrtie;-iob
tersebut
pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki individu
yang diperlukan untuk hasil kerja yang
Kemampuan intelektual seseorang atau fisik
dapat tergantung pada_ persyaratan


ft)

memadai pada suatu pekerjaan yang ditanganinya
k"mu",puan yang diminta dari pekerjaan t*

ril:11;,iffii]T,"JJH#1;?Jj:Jtri:
pekerjaannya'

sar mereka akan gagal dalam
efektifitas pencapaian tujuan organisasi yang
n mengalami keputusasaan karena kepuasan
kemampuan yang terbatas dari diri serta
kerja yang mereka harapkan tertutupi oleh syarat
sebagai bentuk yang tetap dan
pekerjaannya. Setiap orang t"tundung suatu kecerdasan
di-identikan
Lonririt"n iari individu
melakukan p
yang dipelajari, yang
amPuan indi

utur' firit icibson,
phillips dan Gully' 1997) Dengan
.e.preairci self-efficacy (Thomas&Mathew, 1994 dalam

itu,
mem
dtk

tingkatkemampuantinggiindividuakanmempersepsikandiridenganmemilikikemampuan
yang tinggi dalam menyelesaikan tugas dan tujr an tertentu
Moli|'dtion(motivasi)merupakandoronganuntukdapatmenguatkanarahperilakukerja
Seseorang(Gibson,1996)'Motivasiialahkeinginanuntukberusahasekuattenagauntuk
/ditentukan oleh kemampuan upaya untuk
mencapai tujuan organisasi yang dikondisi can
1996). Motivasi secara umum herkaitan
memenuhi sesuatu kebutuhun ir;iuia,rut. (Robbins,
supaya dapat merepleksikan
dengan usaha untuk memenuhi semua tujuan organisasional
pekerjaan Dalam batasan atau defenisi
perhatian kita pada perilaku yang berkaitan dengan

tujuan organisasi' dan kebutuhan'
tersebut terdapat tiga elemen kunci yaitu usaha,

Seperti hal-nya

dalam

si'

pelipatgandaan kinerja organisaisi

perusahaantidakhanyadilaerasnamundiperlukankerjayanglebih
motivasi

erpenuhi dengan meningkatkan
cerdas, selain itu
pada kinerja organisasi atau perusahaan
karyawan yang secara signifikan Uerfengarutt
peningkatan kinerja akan membawa
Namun yang perlu ditana"mkan lagi bahwa dengan

potensi yang besar melalui motivasi'
dampak positifb agi karyawanuntuk menumbuhkan
kemampuan yang dimilikinya untuk
Setf-efficacy rterupakan keyakir'an inrlividu terhadap
mencapai hasil kinerja yang diinginkan
melakukan serangkaian tindakan, dalam rangka
aspek kognis' sosial'
1997) Self effcacy merupakan suatu generatif dimana

kekayaan

(Bandura,

dan
Jaya danMaryatil Pengaruh KetrampualL Motrvasr'

l-^ ''ffJl,ii
Fif#: W#,tffi:IU

emosional dan perilaku harus diatur dan diarahkan secara efektif untuk berbagai macam

tujuan. Ada perbedaan yang jelas bagi individu antara hanya memiliki aspek-aspek tersebut,
atau yang mampu memadukan semuanya kedalam bidang tindakan yang tepat serta
melakukanya dengan baik pada situasi yang penuh kesulitan. Hal ini nampak karena manusia
sering mengalami kegagalan dalam melakukan sesuatu secara optimal meskipun mereka
mengetahui benar apa yang seharusnya mereka lakukan dan memiliki kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukannya. Menurut Panjeras (2000), perilaku seseorang dapat
diprediksi dengan melihat bagaimana keyakinan orang tersebut mengenai kemampuannya
sendiri. Keyakinan tersebut dapat membantu menentukan apa yang hendak dilakukan individu
itu dengan segala pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Ketika menentukan tujuan
tertentu, individu yang memiliki self fficacy tinggi akan mencurahkan semua perhatiannya
dan ketika menghadapi hambatan dan kesulitan dalam pencapaian tujuan tersebut ia akan
berusaha agar mampu bertahan lebih lama dan berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya.
Setiap individu bervariasi dalam banyaknya kewajiban pribadi yang mereka tanggung
untuk setiap perilaku mereka serta konsekuensinya. Locus of control merupakan suatu
dimensi kepribadian yang mengkaitkan hasil berdasarkan tindakan seseorang (internal locus)
dan lingkungan yang ada di luar dari kendali seseorang (eksternal locus) (J. Rotter, 1990
dalam Kinicki & Robert 2003). Berdasarkan kedua kelompok atau ciri acuan keberhasilan
yang berbeda yaitu internal locus dan eksternal locus ini sehingga menghasilkan pola perilaku
yang berbeda pula

Locus oJ contrc.tl mentpakan suatu dimensi kepribadian yang mengkaitkan hasil
berdasarkan tindakan seseorang (internal locus) dan lingkungan yang ada di luar dari kendali
seseorang (ekslennl loctts) (J. Rotter, 1990). Dan berdasarkan pernyataan Bandura & Wood
(1989), menyatakan bahwa seseorang dengan locus of control internal akan memiliki sef
efficacy yang lebih tinggi dibandingkan individu dengan pengendalian dari luar.
Penentuan keyakinan atau kepercayaan diri (Sef fficacy) yang tinggi diketahui dapat
menuntun seseorang untuk meningkatkan kinerjanya dalam menyelesaikan tugas dengan
efektif. Self efJicacy menunjukan penggunaan yang luas dan merupakan pendugaan yang baik
bagi kinerja dan perilaku (Mitchell, 1992) sehingga self efficacy dapat untuk menentukan
bagaimana usaha yang dilakukan orang untuk melaksanakan tugasnya termasuk didalamnya
waktu yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, juga lebih jauh
disebutkan bahwa orang dengan pertimbangan self efficacy yang kuat mampu menggunakan
usaha terbaiknya untuk mengatasi hambatan dan menghasikan keluaran yang baik pula
(Bandura & Scunk, 1981)
Penelitian yang dilakukan oleh Hery Sutanto (2004), dengan judul "studi empiris perbaikan
kinerja individu melalui pemediasian self fficacl' Dengan hasil penelitian. pengaruh ability
terhadap self fficacy, terdapat pengaruh yang positif. Dapat dikatakan semakin tinggi abilily
seseorang ,maka semakin tinggi juga self ef{icacy-nya. Terdapat pengaruh positif antara
n otit)a,\i dengan ,self eficacy. Menyatakan berpengaruh positif antara ktcus of atntrol
terhadap sef eficacy. Terdapat pengaruh positif pula antara sef efficacy dengan kinerja.

No.l, Vol.2, Oktober 2010 | JBTI

Hipotesis

l.

Variabel ability berpengunh positif dan signifikan terhadap sef fficacy (semakin tinggi
ability sesorang maka semakin tinggi pula self fficacy-nya).

2.

Variabel Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap self efficacy (semakin
tinggi motivasi sesorang maka semakin tinggi pula self eflicacy-lya.

3.

Variabel locus oJ control berpengaruh positif dan signifikan terhadap self fficacy
(semakin tinggi locus of control sesorang maka semakin tinggi prlJa self fficacy-nya)

4. H4: Variabel

self fficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individu
(semakin tinggi self fficacy sesorang maka semakin tinggi pula kinerja individu-nya).

5.

II5a: Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan

dan positif antara

abilily terhadap

kinerj a yang dimediasi oleh self efficacy.

II5b:

Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan dan positif antara motivasi
terhadap kinerja yang dimediasi oleh self fficacy.

H5c: Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan dan positifantara locus of control
terhadap kinerja yang dimediasi oleh self fficacy.

METODE PENELITIAN
Obj ek penelitiannya

di Perguruan Tinggi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD),
dan yang menjadi subjek penelitiannya adalah para karyawan edukatif atau dosen yang
mengajar di Perguruan Tinggi UAD Yogyakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah sebanyak 145 respoden.

Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Kinerja Individu merupakan hasil kerja yang telah dicapai seseorang berdasarkan tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing baik hasil tersebut dalam kategori baik atau tidak. Dengan
indikator variabel adalah efektifitas, efisien, dan kompetensi dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan, serta tanggung jawab dan penentuan sasaran dari suatu pekerjaan. Dimensi
tersebut ditekankan untuk mengetahui perilaku karyawan dalam menyelesaikan tanggung
jawabnya dalam organisasi.

Abilily

atau Kemampuan didefinisikan sebagai kapasitas individu dalam menyelesaikan
tugas dalam suatu pekerjaan dan pencapaian tujuan (Robbin,2001). Dengan tiga perangkat
faktor yaitu (1) kemampuan intelektual (kecerdasan): pemahaman angka, kemampuan
percakapan, kecepatan mempersepsi, dan logika, (2) kemampuan fisik: stamina yang fit,
ketahanan tubuh, (3) kemampuan kerja: jenis pekerjaan.

Molivalion atau motivasi merupakan dorongan untuk dapat menguatkan arah perilaku kerja
seseorang (Gibson, 1996). Motivasi ialah keinginan untuk berusaha sekuat tenaga untuk
mencapai tujuan organisasi yang dikondisiakan /ditentukan oleh kemampuan upaya untuk
memenuhi sesuatu kebutuhan individual. (Robbins,1996). Motivasi secara umum berkaitan
dengan usaha untuk memenuhi semua tujuan organisasional supaya dapat merepleksikan
Jaya danMaryatil Pengaruh Kemampuan, Motivasi, dan Zocus

ofcontrol

terbadap Kinerja Individu

melalui Pemediasial

Se

lf Efli cacy

perhatian kita pada perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap individu mempunyai
karakteristik masing-masing yang berupa minat dan sikap. Minat membuat individu senang
akan objek, situasi, atau ide tertentu, yang mana hal tersebut diikuti oleh perasaan senang dan
kecenderungan untuk mencapai objek yang akan disenangi(As'ad,i991) Sedangkan sikap
(Gibson,et.al,1992) yaitu merupakan kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisir
melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap individu terhadap
orang lain, objek dan situasi yang berhubungan dengannya. Banyak indikator yang telah
berkembang untuk mempengaruhi motivasi kerja seseorang namun secara umum terdapat dua
dimensi motivasi yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal, yang memiliki indikator
masing-masing seperti karakteristik individu yang membutukan motivasi berbeda tiap+iap
individu, kemudian karakteristik pekerjaan dan karakleristik situasi kerja yang mana
keduanya memiliki ciri tersendiri dalam mempengaruhi motivasi seseorang (Potter dan
Milles,(1990) dalam Hery Sutanto (2004)).

Locus

of control

merupakan suatu dimensi kepribadian yang mengkaitkan hasil

berdasarkan tindakan seseorang (internal locus) dan lingkungan yang ada di luar dari kendali
seseorang (eksternal /ocas) (J.Rotter, 1990). Variabel ini menekankan hubungan dengan (l)

tingkat persepsi atas prestasi dengan kerja keras dan ketekunan, (2) tingkat kepercayaan diri
terhadap pekerjaan dan hubungan dengan orang lain, (3) tingkat kepercayaan atas prestasi
yang diraih dengan nasib baik.

Self-eficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk
melakukan serangkaian tindakan, dalam rangka mencapai hasil kinerja yang diinginkan
(Bandura, 1997). Self eficacy mempunyai peran utama dalam proses pengaturan pencapaian
kinerja yang sudah ditetapkan (Bandura dan Wood, 1989) yaitu; (l) keyakinan akan
kemampuan belajar dan memahami, (2) keyakinan menggunakan keterampilan, (3) keyakinan
menyelesaikan pekerjaan, Tedapat sumber informasi utama dalam self efficacy yang
digunakan oleh individu ketika membuat pertimbangan pencapaiank kinerja. Dalam penelitian
ini terdapat tiga dimensi dalam self fficacy, (l) besaran tugas (Magnitude) menunjuk pada
tingkat kesulitan dari tugas individu yang diyakini mampu dilaksanakan, (2) kekuatan
(strenglh) berkaitanm dengan kepastian besarnya tugas tersebut kuat atau lemah, (3) keadaan
umum (Generaly) menunjukan penyimpangan tingkat harapan dari keadaan yang terjadi
secara umum.

Uji validitas adatah pengujian dengan tujuan menguji ketepatan dalam pcnggunaan suatu
alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pengujiannya dilakukan
dengan menggun akanfactor analysls dengan bantuan program SPSS 12 Oft;r Windows, untuk
menentukan item pertanyaan mana saja yang valid untuk dijadikan ukuran dari suatu variabel
yang diteliti. Standar item pertanyaan dikatakan valid dengan memperhatikan nllai loading
factor-nya, jika nilai loading Jactor diatas 0,4 maka pertanyaan tesebut dikatakan valid
sehingga dapat dikatakan item pertanyaan tersebut layak untuk digunakan sebagai instrumen
untuk mengukur data penelitian.
Metode analisis data yang dipakai adalah metode kuantitatif yaitu metode analisis yang
menggunakan bantuan stastistik dalam memecahkan masalah. Struclural eclualiott ntodeling
(SEM) merupakan gabungan dari dua metode statistik yang terpisah yaitu analisis faktor
(factor analysis) yang dikembangkan di ilmu psikologi dan psikometri dan model persamaan
simultan yang dikembangkan di ekonometrika. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

No.1, Vol.2, Oktober 2010 IJBTI

model analisis structural equation ntodeling (SEM) atau model persamaan struktural. SEl.1
merupakan teknik analisis multivariat yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan
antar variabel kompleks baik secara recursive (hubungan timbal balik) maupun nonrecursive
untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model.

Ganbar

1

S truc tur al Equat ion Mode

I

Palh Diagram pengaruh kemampuan(AB), Motivasi (MO), Locus of Control (LO) terhadap
Kinerja (KI) melalui Self Eficacy (SE)

IHSIL DAN PEMBAIIASAN
Hasil pengujian dengan menggunakan metode 52,4.1 ditunjukan pada gambar 4.1
dibawah ini.

Chi-square=530.579
Probability= 000

ClrltUDF=3.537
df=150
GFI=.662
RMSEA=.'158
AGFI= 572

TLI=.463
NFI=.458
PNFI=.402
PGFI= 523

Gambar 2

Hasil Pengukuran Struc lural Equat ion Mode I (SEAI)Sebelum Dimod ifi kasi
Jaya danMaryatil Penganrh Kemampuar; Motivasi, dan Z ocus

ofControl talndap Kinerja Individu
nelalui Pemediasian Self EfJicacy

Tabel I
Goodness Of Fit Index sebelum Dimodillkasi

Abolute Fit Meusured
Likelihood chi square

530 579

CMIN/DF
GFI

3.530

Diharapkan kecil
0.90

Kurang baik

RMSF,4

0158

< 0.08

Baik

0.572

Kurang baik

0.463

> 0.90
> 0.90

0 458

>080

Kurang baik

I nc re me ntal Fit M eas ures
AGFI
TI,T

NFI

Kurang baik
Kurang baik

Kurang baik

Sumber: Data Lampiran

Berdasarkan hasil pengukuran Goodne,ss Ftt Lnlex di atas dapat disirnpulkan bahwa model
Iidak rtt dengan melihat nilai chi-square-nya sebesar 530,579 dan nilai probabilitas=0,00O
(dalam diagram jalur, Gambar 4.1), Sehingga kriteria fit yang lainnya belum sesuai dengan
yang diharapkan kecuali nilai RMSEA yang sudah memenuhi standar yang diharapkan. Begitu

pula dengan hasil analisa dari incremental ft measures dan porsimonius fit measured yang
masih belum memenuhi kriteria fit yang diharapkan Berdasarkan diagram jalur diatas dapat
dilihat pada tabel 4 5 berikut mengenai hasil sebelum model dirnodifikasi:
T abel 2

Default Model Sebelum Dimodifikasi

Keterangrn
Chi Square
Deg'ee of Freedom

Probobility leyel

5

(ifl

30.5 79

150

0 000

Dari tabel di atas dapat disirnpulkan bahwa tingkat probabilrtas adalah signifikan yaitu
sebesar 0,000 (pl,9d) dan taraf signifikan yang jauh
lebih kecil dibawah 5% (0,002-0,105) sehingga memiliki pengaruh yang signifikan.
Dengan demikian maka hipotesis 5c dapat diterima.
Berdasarkan pada hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini diatas maka dapat
digunakan untuk mengetahui beberapa pengaruh langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Bardasarkan data-data di atas

untuk hipotesis 2, 4, 5b dan 5c terbukti sedangkan untuk hipotesis 1, 3 dan 5a tidak terbukti.
Berdasarkan hasil analisis data responden tentang kemampuan menunjukan tingkat
kemampuan dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta adalah termasuk dalam kategori
yang cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari rata-nta jawaban responden mengenai
kemampuan (ability) dengan tata-rata nilai 6,12. Untuk analisis data responden tentang
motivasi menunjukan tingkat motivasi dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta adalah
termasuk dalam kategori sedang artinya tingkat pengaruh motivasinya tidak rendah dan tidak
juga tinggi, hal ini dapat dilihat dari rata-rata jawaban responden mengenai motivasi dengan
rala-rata nilai 5,72. Sedangkan untuk data responden mengenai locus of control, self efficacy,
dan kinerja termasuk dalam penilaian atau kategori yang cukup rendah atau dibawah rata-rala
dengan nilai masing-masing yaitu 5,81; 5,98; dan 5,95 .
Dalam hal ini dimensi atau alat ukur yang digunakan peneliti adalah untuk menentukan
item pertanyaan sebagai tolak ukur pengukuran jawaban responden berdasarkan dimensi dari
masing-masing variabel sebagai acuan pertanyaan yang diberikan. Seperti variabel
kemampuan dengan indikator atau dimensi (l)kemampuan intelektual (kecerdasan), (2)
kemampuan fisik, (3) kemampuan kerja./kecocokan terhadap pekerjaan (Robbins) Kemudian
variabel motivasi dengan indikator karakteristik individu yang membutukan motivasi berbeda
tiap{iap individu, kemudian karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja yang mana
keduanya memiliki ciri tersendiri dalam mempengaruhi motivasi seseorang (Potter dan
Milles, (1990) dalam Hery Sutanto (2004). Variabel locus oJ control dengan dimensi (l)
tingkat persepsi atas prestasi dengan kerja keras dan ketekunan, (2) tingkat kepercayaan diri
terhadap pekerjaan dan hubungan dengan orang lain, (3) tingkat kepercayaan atas prestasi
yang diraih dengan nasib baik. Kemudian variabel self efficacy dengan indikator (l)

No.l, vol.2, Okrob€r 2010 | JBTI