BAGAIMANAKAH BATASAN KEBEBASAN BERPENDAPAT DI MEDIA SOSIAL

BAGAIMANAKAH BATASAN KEBEBASAN BERPENDAPAT DI MEDIA
SOSIAL ?
Media sosial saat ini menjadi tempat yang efektif untuk
mengutarakan pendapat secara bebas mengekspresikan berbagai
macam bentuk keluh kesah masyarakat luas, dan menjadi suatu hal
yang pasti sudah dimiliki oleh setiap orang pada zaman modern
seperti sekarang ini. Media sosial berperan sebagai suatu wadah
untuk memungkinkan masyarakat luas mengeluarkan pendapat nya
baik yang positif maupun negatif. Kita sebagai pengguna internet
atau media sosial disebut juga netizen haruslah memahami betul
setiap perbuatan akan menimbulkan akibat hukum serta implikasi
sosialnya, seperti misalnya berpendapat atau mengeluarkan
pendapat yang berbau negatif di media sosial akan berakibat hukum
contohnya banyak kasus yang terjadi yang berkaitan dengan media
sosial seperti netizen yang mengeluarkan kata-kata kasar terhadap
pihak lain sehingga menimbulkan rasa ketidaksenangan atas pihak
yang merasa dirugikan tersebut sehingga berujung pada hukuman
pidana. Maka dari itu kita sebagai netizen yang baik harus memahami
betul kata-kata yang akan kita keluarkan di hadapan publik jadilah
netizen yang baik yang mengeluarkan pendapat secara bebas dan
bertanggung-jawab.

Di Indonesia kebebasan berpendapat di media sosial masih menjadi
suatu hal yang membingungkan karena belum ada hukum yang jelas
mengatur tentang kebebasan berpendapat khususnya di media
sosial. Maka dari itu kebebasan berpendapat di media sosial masih
dikatakan bebas tetapi terikat. Bebas dan terikat disini mempunyai
arti bahwa setiap netizen berhak dan bebas mengeluarkan pendapat
mereka di media sosial selama tidak ada orang yang merasa dirugikan
atas itu. Tetapi apabila orang tersebut merasa dirugikan orang
tersebut bisa mengajukan pengaduan atas pencemaran nama baik,

sehingga dalam hal ini hak berpendapat kita dibatasi. Padahal
pendapat kita sebagai masyarakat luas bisa menjadi social control
apalagi untuk membahas mengenai kinerja pemerintahan. Tetapi
dalam hal ini apabila sudah berhubungan dengan pemerintah
masyarakat seakan dibungkam untuk berpendapat terutama pada
zaman era orde baru, saat itu setiap masyarakat dilarang mengkritik
setiap kinerja pemerintahan. Dan hal itu jelas sudah melanggar HAM
yaitu kebebasan berpendapat.