Structure, Function and Dynamic of Pekarangan Agrobiodiversity In the Upper Stream of Kalibekasi Watershed, Bogor District.

STRUKTUR, FUNGSI DAN DINAMIKA
KEANEKARAGAMAN HAYATI PERTANIAN
PADA PEKARANGAN DI HULU DAS KALIBEKASI,
KABUPATEN BOGOR

NAHDA KANARA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Struktur, Fungsi dan
Dinamika Keanekaragaman Hayati Pertanian pada Pekarangan di Hulu DAS
Kalibekasi, Kabupaten Bogor” adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Mei 2012

Nahda Kanara
A451090051

ABSTRACT
NAHDA KANARA. Structure, Function and Dynamic of Pekarangan
Agrobiodiversity In the Upper Stream of Kalibekasi Watershed, Bogor District.
Under supervision of HADI SUSILO ARIFIN, NURHAYATI H.S. ARIFIN, and
SYARTINILIA
Indonesian typical home garden, “pekarangan”, has several ecological potentials
of agrobiodiversity. Nevertheless, pekarangan management in Indonesia is facing
several problems, such as decreasing plot size, decreasing plant species for
production function, but increasing number of ornamental plants for aesthetic
function. The objectives of this research are to propose recommendations on
agrobiodiversity conservation in pekarangan by analyze the structure, function
and spatial dynamic of pekarangan agrobiodiversity in the upper stream of
Kalibekasi watershed. This research was conducted in Cimandala, Landeuh and

Leuwijambe hamlets which represented the upper part, the middle part and the
lower part of the upper stream of Kalibekasi Watershed, respectively, and Sentul
City as the urbanized area for comparison. There are 48 samples of pekarangan
were observed and analyzed. It was found that pekarangan in the rural area of the
upper stream of Kalibekasi watershed have larger space in front yard and one of
side yard, but smaller in back yard with multilayer plants. The main function of
pekarangan in rural area is a media for production, but in urban area are for microclimatic amelioration and aesthetic function. The numbers of Margalef index and
Shannon-Wiener index show that the upper part has the highest plant diversity.
While, the values of Sørensen coefficient indicate that the middle part is the
transition place of species similarity of the upper and the lower part. The proposed
recommendation is to hold and maintain pekarangan with high diversity of plants
and livestocks, which householders get benefit from the product.
Keywords:
urbanization

agroecological

zone,

conservation,


multispecies

system,

RINGKASAN
NAHDA KANARA. Struktur, Fungsi dan Dinamika Keanekaragaman Hayati
Pertanian pada Pekarangan di Hulu DAS Kalibekasi, Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN, NURHAYATI H.S. ARIFIN, and
SYARTINILIA
Pekarangan adalah typical home garden di Indonesia yang memiliki
beberapa manfaat ekologi yang potensial sebagai sistem keragaman hayati
pertanian. Namun, manajemen pekarangan di Indonesia menghadapi beberapa
kendala, yaitu penurunan ukuran plot pekarangan, menurunnya spesies tanaman
produksi namun meningkatnya tanaman hias untuk fungsi estetika. Tujuan dari
penelitian ini adalah menyusun rekomendasi pola pekarangan untuk konservasi
keragaman hayati di hulu DAS Kalibekasi, berdasarkan: 1) analisis struktur
pekarangan di hulu DAS Kalibekasi; 2) analisis fungsi pekarangan di hulu DAS
Kalibekasi; 3) analisis dinamika keragaman hayati pekarangan atas-tengah-bawah
di hulu DAS Kalibekasi.

Penelitian ini dilaksanakan di kampung Cimandala, Landeuh dan
Leuwijambe, , yang merepresentasikan daerah atas, tengah dan bawah dari daerah
perdesaan hulu DAS Kalibekasi serta perumahan Sentul City sebagai daerah
pembanding kota. Keempat lokasi ini berada di Kecamatan Babakan Madang,
Kabupaten Bogor. Data didapatkan dari total 48 sampel pekarangan melalui
observasi, wawancara dan studi pustaka. Analisis yang dilakukan adalah: 1)
analisis struktur pekarangan meliputi luas pekarangan; tata ruang pekarangan;
jenis tanaman dengan menggunakan Summed Dominance Ratio (Kehlenbeck,
2007) dan menginventarisasi ternak; letak tanaman, kandang dan kolam; dan
strata tanaman berdasarkan lima kelas ketinggian tanaman (10 m;) (Arifin, 1998); 2) analisis fungsi pekarangan meliputi fungsi
ruang pekarangan; fungsi tanaman berdasarkan delapan fungsi tanaman, yaitu
penghasil pati; buah; sayuran; bumbu; obat; industri; hias; dan penghasil manfaat
lainnya (Arifin, 1998); dan fungsi jasa lingkungan; serta 3) analisis
keanekaragaman hayati pekarangan meliputi dinamika berdasarkan zona DAS
(atas-tengah-bawah) serta dinamika berdasarkan tingkat urbanisasi dengan
membandingkan nilai indeks kekayaan dan keragaman spesies tanaman (Margalef
dan Shanon-Wiener index) dan indeks similaritas (Sorensen index) spesies
tanaman. Rekomendasi konservasi keanekaragaman hayati di pekarangan disusun
dengan metode SWOT melalui penentuan faktor internal kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness) serta faktor eksternal peluang (opportunity) dan acaman

(threat) berdasarkan hasil pengamatan dan analisis struktur, fungsi dan dinamika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekarangan di daerah perdesaan
memiliki ukuran luas yang lebih besar di bagian depan dan di salah satu bagian
samping pekarangan namun lebih sempit di bagian belakang dan di bagian
samping lainnya. Struktur tanaman yang ditemukan di pekarangan adalah
multilayer dengan jumlah spesies paling banyak terdapat di strata pertama (600 m dpl), tengah (300-600 m dpl) dan bawah
(