Centre for East Asian Studies (CEAS) HI FISIP:Mulai Diskusi Hingga Belajar Diplomasi

Centre for East Asian Studies (CEAS) HI FISIP:Mulai Diskusi Hingga Belajar Diplomasi
Sunday, 10 October 2010 04:05 - Last Updated Sunday, 10 October 2010 04:10

Asia Timur merupakan salah satu objek kajian jurusan Hubungan Internasional (HI)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP). Bagi sebagian mahasiswa HI, kajian
tentang Asia Timur adalah objek yang menarik untuk dipelajari. Sadar akan hal tersebut,
UMM mendirikan Centre for East Asian Studies (CEAS). Pusat kajian HI UMM ini menjadi
wadah bagi mahasiswa untuk memperdalam kajian tentang Asia Timur.

Banyaknya mahasiswa yang berminat mengkaji Asia Timur menjadi dorongan utama bagi
Tonny Dian Effendi dan Victor Pradhitama serta beberapa dosen lain untuk membuat pusat
kajian tentang Asia Timur di jurusan HI FISIP 2008 silam. Oleh karenanya, keduanya kemudian
mendirikan pusat kajian HI yang diberi nama CEAS.

Dyah Estu Kurniawati, Kepala Jurusan HI menegaskan, banyaknya mahasiswa yang
mempunyai minat untuk mengkaji Asia timur (East Asian) memang menjadi alasan utama
didirikannya CEAS
. Hingga saat ini,
keberadaan CEAS sangat mendukung perkembangan jurusan HI, oleh karenanya jurusan
secara penuh mendukung baik dari sisi moril maupun materiil. Kami akan mendukung setiap
kegiatan baik yang sifatnya akademik maupun non-akademik, jelas wanita asal Lamongan

tersebut
.

Berhasil mendirikan CEAS, Victor Pradhitama, Sekretaris CEAS juga berharap akan ada
keseimbangan antara pusat kajian Asia Timur dengan Timur Tengah. Pasalnya, beberapa
mahasiswa juga ada yang berminat untuk mengkaji Timur Tengah. Keberhasilan CEAS
diharapkan bisa diikuti oleh peminat kajian yang lain, ujarnya.

1/4

Centre for East Asian Studies (CEAS) HI FISIP:Mulai Diskusi Hingga Belajar Diplomasi
Sunday, 10 October 2010 04:05 - Last Updated Sunday, 10 October 2010 04:10

Lebih Fokus pada Budaya

Sejak awal berdirinya, CEAS banyak mengkaji berbagai nilai budaya, sosial serta pendidikan
Negara-negara Asia Timur seprti China, Jepang, Korea Utara dan Korea Selatan. Pengkajian
menitikberatkan pada budaya, sosial, politik dan pendidikan. Akan tetapi pendidikan tidak dikaji
secara khusus, yang dikaji hanya bagaimana pendidikan ikut membangun budaya, ujar Victor.


Dipilihnya budaya sebagai kajian utama dikarenakan hingga saat ini budaya masih menjadi
daya tarik terbesar bagi mahasiswa. Yang penting mahasiswa senang dulu. Setelah itu baru
mengkaji hal lain. Hal ini mengingat sebagian mahasiswa justru tertarik pada budaya Asia
Timur karena awalnya senang menonton film atau China atau Jepang, paparnya.

Ungkapan Victor diamini Vicky Angelina, salah satu mahasiswi yang menaruh perhatian pada
kajian Asia Timur. Mahasiswi semester delapan HI FISIP tersebut mengaku ingin focus
mengkaji Asia Timur, khususnya China. Hal ini lantaran China yang dulunya merupakan negara
komunis bisa maju dalam waktu singkat. Pasti ada hal menarik yang bisa kita pelajari dari
negara tersebut (China.Red), tandasnya.

Lebih lanjut, wanita asal Malang tersebut berharap, dengan adanya CEAS peluang beasiswa
luar negeri dapat terbuka lebih lebar. Saya berharap nanti ada informasi-informasi beasiswa ke
negara-negara di Asia Timur, ucapnya.

Senada dengan Vicky, Ferry Fadly, salah satu anggota CEAS berharap dengan adanya pusat
studi tersebut peluang untuk belajar di luar negeri terbuka lebih lebar. Tak cukup itu, mahasiswa
HI tersbut juga berharap CEAS bisa menghasilkan karya-karya yang dapat dinikmati oleh
mahasiswa HI khususnya dan mahasiswa UMM umumnya.


Kegiatan yang Menyenangkan

2/4

Centre for East Asian Studies (CEAS) HI FISIP:Mulai Diskusi Hingga Belajar Diplomasi
Sunday, 10 October 2010 04:05 - Last Updated Sunday, 10 October 2010 04:10

Sebagai pusat studi yang konsen pada Asia Timur, CEAS pernah mengadakan kunjungan ke
Kongres Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya. Tak hanya kunjungan, CEAS juga pernah
menyelenggarakan pameran budaya internasional. Pameran budaya juga pernah dibarengkan
dengan acara HI Fiesta, sebuah acara tahunan jurusan HI. Dalam acara pameran semua boleh
menikmati dan ikut dalam kegiatan tersebut. Tidak terbatas pada anggota yang mendaftar di
CEAS, ungkap Victor . Pameran budaya terakhir yang digelar oleh CEAS bertempat di
kampus I UMM, tambahnya.

Selain beberapa kegiatan di atas, kegiatan lain yang pernah dilakukan pusat kajian tersebut
adalah seminar internasional yang mendatangkan Konjen Jepang dan China di Aula BAU
UMM. Kegiatan-kegiatan berupa kajian juga sering dilaksanakan, seperti diskusi-diskusi seputar
budaya, sosial dan politik Asia Timur. Terkadang juga mendatangkan Konjen dari
negara-negara Asia Timur. Kajian atau diskusi ini dilaksanakan secara berkala seminggu sekali.


Vicky yang telah tercataat sebagai anggota tetap di pusat studi tersebut merasa bersyukur
dengan adanya CEAS. Pasalnya, di usianya yang masih terbilang muda, CEAS telah banyak
menyelenggarakan berbagai kegiatan. Ada diskusi, talkshow dan banyak lagi, kata Vicky.

Secara garis besar, pusat kajian tersebut telah banyak memberikan kemudahan kepada
mahasiswa HI untuk menambah wawasan tentang Asia Timur. Selain itu CEAS juga membantu
mahasiswa untuk mengembangkan ilmu yang didapat dari kuliah. Saya mendapat wawasan
lebih dengan adanya pusat studi ini, ujar Vicky.

Menurut Ferry Fadly, mahasiswa semester empat HI, CEAS tidak hanya memberikan wahana
diskusi-diskusi saja. Lebih dari itu CEAS juga mengajari bagaimana metode meneliti dan
menulis yang baik. Tentunya tentang penelitian yang terkait dengan Asia Timur, ucapnya.
Mahasiswa asal Kalimantan Timur itu mengaku telah dua kali mengadakan penelitian bersama
CEAS. Tentang nasionalisme dan penjualan pulau-pulau, ungkapnya.

Ferry yang juga sudah resmi menjadi anggota CEAS tersebut mengaku paham dasar-dasar
bahasa Mandarin. Hal ini bukan lain karena, meski tidak secara resmi membuka kursus bahasa
Mandarin, tapi CEAS menfasilitasi mahasiswa untuk belajar bahasa Mandarin dan bahasa
Inggris.


3/4

Centre for East Asian Studies (CEAS) HI FISIP:Mulai Diskusi Hingga Belajar Diplomasi
Sunday, 10 October 2010 04:05 - Last Updated Sunday, 10 October 2010 04:10

Tak cukup pada kajian dan diskusi saja, komunitas belajar yang biasanya dikenal dengan
diskusi-diskusi dan penelitian tersebut juga mempunyai Vocal Group CEAS yang kualitasnya
tidak perlu lagi diragukan.
Vocal Group CEAS
bahkan pernah tampil di Malang Town Square (Matos)
dalam acara Pameran Kesehatan Gizi November 2009 lalu.

Terbuka untuk yang lain

Sejak awal berdirinya CEAS masih melakukan rekruitmen sebanyak satu kali. Proses
pendaftaran untuk menjadi anggota CEAS tidak terlalu sulit. Cukup mendaftarkan diri saat
rekruitmen. Proses rekruitmen pun tidak se-formal acara seminar dan diklat-diklat yang lain.
Proses rekruitmen hanya diawali dengan out bond di lapangan terbuka, dan dilanjutkan dengan
pemberian materi kepada mahasiswa tentang Asia Timur.


Menurut Victro, keanggotaan CEAS tidak tertutup untuk mahasiswa HI, akan tetapi terbuka
untuk mahasiswa UMM yang lain juga. Meski demikian, mahasiswa HI tetap menjadi bidikan
utama pusat kajian ini. Hal tersebut lantaran fokus kajian CEAS lebih mendukung peminatan
mata kuliah di Jurusan HI. Kalau ada mahasiswa selain HI yang mau ikut, monggo, ujar pria
asal Lumajang tersebut mempersilahkan. CEAS.
rjb ®Bestari edisi 261

 

4/4